ANATOMI KEBAKARAN
API DAN KEBAKARAN
Edited by Riyanto
Edited by RiyantoVJ3C3
TEORI API DAN ANATOMI KEBAKARAN
BAHAN BAKAR
• Bisa berbentuk padat, cair atau gas yang bila dipanaskan mengeluarkan uap mudah terbakar.
• Contohnya termasuk kertas, kayu, kardus, cat, minyak, asetilena, dll
OKSIGEN
Biasanya hadir di udara dalam jumlah yang cukup untuk membentuk dan mempertahankan api.
PANAS
Temperatur kritis harus dicapai temperatur kritis harus dicapai untuk pengapian terjadi , tetapi setelah api terbentuk,
biasanya api tersebut akan mempertahankan panasnya sendiri
Panas dapat muncul secara sengaja atau tidak
contoh, pemanas yang ditempatkan terlalu dekat dengan furniture
REAKSI KIMIA BERANTAI.
Serangkaian reaksi yang terjadi secara berurutan. Kebakaran hanya dapat bertahan selama reaksi berantai yang
mandiri ini dibiarkan berlanjut tanpa gangguan.
TEORI API DAN ANATOMI KEBAKARAN
Karakter lain yang mempengaruhi bahaya kebakaran dari bahan-bahan yang dapat terbakar adalah:
Tekanan uap (vapour pressure)
• Tekanan yang diberikan oleh uap pada kondisi setimbang di suatu campuran. Semakin besar tekanan uap berarti
semakin banyak uap yang dapat terbakar di campuran dan hal ini akan meningkatkan bahaya kebakaran.
• Titik nyala (ignition point) - temperatur terendah dari suatu bahan untuk menghasilkan uap yang dapat dipantik.
Semakin rendah titik nyala berarti semakin banyak uap yang dapat dihasilkan pada temperatur tertentu dan
tentunya akan meningkatkan bahaya kebakaran.
• Titik pengapian otomatis (auto ignition point) - temperatur terendah dari suatu bahan untuk terpantik bahan
untuk terpantik tanpa adanya api
• Densitas uap (vapour density) - perbandingan relatif unit berat dari campuran yang dapat terbakar dengan unit
berat dari udara. Jika densitas uap lebih besar dari 1, berarti uap lebih berat dari udara dan akan bergerak di
permukaan tanah. Jika nilai perbandingannya kurang dari 1, maka uap lebih ringan dari udara dan akan melayang
di udara.
TEORI API DAN ANATOMI KEBAKARAN
Panas
Ada empat sumber utama energi panas, yaitu:
1. Kimia
• Beberapa reaksi kimia bersifat eksotermis (melepaskan panas).
• Energi panas dapat menimbulkan kebakaran. bahan yang dapat terpantik secara spontan – acetyline
2. Elektrik
• Energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan arus listrik melalui suatu media, muncul dalam bentuk energi panas.
• Bentuk dasar api dari energi panas elektrik adalah panas elektrik adalah tahanan, percikan api, listrik statis, dan
kilatan.
3. Mekanik
• Energi mekanik secara normal ditimbulkan oleh friksi aatau pengaruh dari suatu aksi. Contoh untuk sumber api jenis
ini adalah perkakas tangan, gerinda, gas buang dari kendaraan, mesin yang berputar, permukaan yang panas, dan
udara tekan
4. Nuklir
• Energi nuklir adalah energi panas yang dilepaskan dari inti atom melalui proses fisi nuklir. Pada beberapa elemen,
energi ini sangat intens. Energi nuklir dapat jutaan kali lebih besar dari energi yang dilepaskan dari reaksi kimia
biasa
TEORI API DAN ANATOMI KEBAKARAN
Oksigen
• Oksigen harus ada di setiap bentuk pembakaran.
• Pada kebakaran yang umumnya terjadi, kandungan oksigen didalam udara, umumnya berkisar 21% dari volum
udara ,sedangkan batas minimum oksigen di atmosfer yang dapat menimbulkan pembakaran adalah 15-16%.
• Jika jumlah oksigen meningkat, intensitas dari kebakaran juga akan meningkat.
• Oksigen yang berlebih dapat menghasilkan pembakaran sempurna yang lebih banyak dari bahan bakar sehingga
mengurangi jumlah asap, gas, dan arang yang dihasilkan.
• Oksigen tidak selalu berasal dari udara. Senyawa kimia tertentu yang dikategorikan sebagai oksidator (oxidizer)
dapat menghasilkan oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran atau meningkatkan intensitas kebakaran.
• Bahan yang terbakar mengalami perubahan fisik dan kimia yang kompleks.
• Selama perubahan tersebut, bahan bertransformasi menjadi bentuk atau kondisi lain, misalnya gas, jilatan api,
asap panas, arang, dan tekanan.
• Sebagian besar produk pembakaran itu sangat berbahaya bagi manusia
TEORI API DAN ANATOMI KEBAKARAN
Berdasarkan teori bidang empat api, terdapat empat proses penyalaan api mulai dari tahap permulaan hingga menjadi
besar
1. Incipien Stage (Tahap Permulaan).
Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api atau panas, tetapi terbentuk partikel pembakaran dalam jumlah
yang signifikan selama periode periode tertentu.
2. Smoldering Stage ( Tahap Membara).
Partikel pembakaran telah bertambah membentuk apa yang kita lihat sebagai asap. Masih belum ada nyala api
atau panas yang signifikan
3. Flame Stage.
Tercapai titik nyala dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap mulai berkurang sedangkan panas meningkat.
4. Heat Stage.
Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap dan gas beracun dalam jumlah besar. Transisi dari flame stage ke
heat stage biasanya sangat cepat seolah-olah menjadi satu dalam fase sendiri
KLASIFIKASI
• NFPA merupakan organisasi teknik dan pendidikan
internasional yang memajukan ilmu pengetahuan dan
metode pencegahan maupun proteksi kebakaran.
Tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan konstruksinya.
KLASIFIKASI
• Ketika flashover tercapai, yang sebelumnya terbakar sebagian mendadak dan serentak terbakar
seluruhnya.
• Jadi flashover adalah kondisi batas dimulainya kebakaran total dalam ruangan.
• Kecepatan pembakaran naik secara cepat sehingga api sukar dikendalikan. Oleh karena itu perkiraan
kapan terjadinya flshover sangat penting dalam pengkajian perilaku kebakaran dalam ruangan
TAHAP-TAHAP KEBAKARAN
Edited by Riyanto
Edited by RiyantoVJ3C3
PENCEGAHAN
KEBAKARAN
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
• adalah semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman
kebakaran dan meliputi perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan harta
kekayaan.
• Pencegahan kebakaran lebih ditekankan kepada usaha-usaha yang memindahkan atau mengurangi
terjadinya kebakaran.
• Penanggulangan lebih ditekankan kepada tindakan-tindakan terhadap kejadian kebakaran, agar korban
menjadi sesedikit mungkin (Suma’mur, 1981)
• Pencegahan kebakaran pada dasarnya dilakukan sebagai upaya untuk menanggulangi kebakaran secara
dini agar tidak meluas.
• Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan sarana pengaman/ keselamatan
bahaya kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
MENANGGULANGI KEBAKARAN
1. Tindakan pencegahan (preventive)
yaitu usaha-usaha pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya kebakaran dengan maksud menekan atau
mengurangi faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kebakaran, antara lain
• Mengadakan penyuluhan-penyuluhan.
• Pengawasan terhadap bahan-bahan bangunan.
• Pengawasan terhadap penyimpanan dan penggunaan barang-barang.
• Pengawasan peralatan yang dapat menimbulkan api
• Pengadaan sarana pemadam kebakaran.
• Pengadaan sarana penyelamatan dan evakuasi.
• Pengadaan sarana pengindra kebakaran.
• Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan (juklak) atau prosedur pelaksana.
• Mengadakan latihan berkala.
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
2. Tindakan represive
yaitu usaha-usaha yang dilakukan setelah terjadi kebakaran dengan maksud evakuasi dan menganalisa
peristiwa kebakaran tersebut untuk mengambil langkah-langkah berikutnya, antara lain:
• Membuat pendataan.
• Menganalisa tindakan-tindakan yang telah dilakukan (kegagalan- kegagalan).
• Menyelidiki faktor-faktor penyebab kebakaran sebagai bahan pengusutan.
3. Tindakan rehabilitasi,
yaitu tindakan pemulihan yang dilakukan setelah terjadinya kebakaran yang dilakukan terhadap suatu
kelompok bangunan setelah dilakukan pemeriksaandan penelitian mengenai tingkat tingkat kehandalan
bangunan gedung tersebut setelah kejadian kebakaran sesuai dengan pedoman teknis yang berlaku.
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pengendalian Kebakaran
Faktor-faktor rencana pengendalian kebakaran
• peralatan pemadam kebakaran yang benar disesuaikan dengan jenis kebakaran
• peralatan pemadam kebakaran diletakkan di pintu keluar bangunan sehingga peralatan tersebut bisa
diakses dari posisi yang aman
• peralatan kebakaran terpasang dengan benar dalam posisi yang tidak terhalang dan ditandai
• pekerja dipilih dan dilatih menggunakan alat pemadam
• alat pemadam kebakaran harus diperiksa setiap minggu untuk memastikan alat tersebut diletakkan
dengan benar dan terisi penuh untuk digunakan.
• Semua pekerja dilatih tentang penggunaan peralatan pemadam kebakaran yang benar dan tentang cara
yang benar memadamkan api yang benar memadamkan api secara aman.
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Proteksi kebakaran pasif adalah suatu teknik desain tempat kerja untuk
membatasi atau menghambat penyebaran api, panas dan gas baik secara
vertikal maupun horizontal dengan mengatur jarak antara bangunan,
memasang dinding pembatas yang tahan api, menutup setiap bukaan
dengan media yang tahan api atau dengan mekanisme tertentu
damper ) o Suppression
retardant )
JALUR EVAKUASI –
Means of escape
• TANGGA DARURAT
• JALUR EVAKUASI
• PETUNJUK ARAH EVAKUASI ( arah
darurat )
• PINTU DARURAT
• PETUNJUK ARAHAN BUKAAN PINTU
DARURAT
• TANDA / PENOMORAN LANTAI
• PRESS FAN ( Smoke Damper )
• ASSEMBLY POINT
SISTIM PROTEKSI PASIF
KETAHANAN STRUKTUR
Agar Konstruksi Bangunan mampu menciptakan Kestabilan Struktur selama terjadi Kebakaran,
sehingga memberi kesempatan pd Penghuni untuk menyelamatkan diri & bagi Petugas Pemadam
Kebakaran untuk melakukan Operasi Pemadaman Kebakaran
Edited by Riyanto
Edited by RiyantoVJ3C3
METODE MEMADAMKAN API
Edited by Riyanto
Edited by RiyantoVJ3C3
APAR
Fire extinguisher
APAR – FIREX
BERDASARKAN KONSTRUKSI
STORAGE PRESSURE TYPE (tersimpan bertekanan) (SPT)
• Memakai gas pendorong bertekanan tercampur bersama media
pemadamnya.
• Gas pendorong yang dipakai adalah Nitrogen (N2).
• Ada indikator tekanan gas
• Amonium phospat
• Kalium sulfat
UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN KELAS A,
B DAN C
APAR – FIREX PEMASANGAN
• Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaan secara berkala dengan jangka waktu tidak
melebihi 5 (lima) tahun sekali dan harus kuat menahan tekanan coba menurut ketentuan selama 30 (tiga
puluh) detik.
• Untuk alat pemadam api jenis busa dan cairan harus tahan terhadap tekanan coba sebesar 20 kg per cm2
• Tabung gas pada alat pemadam api ringan dan tabung bertekanan tetap (stored pressure) harus tahan
terhadap tekanan coba sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya atau sebesar 20 kg per cm2 dengan
pengertian. kedua angka tersebut dipilih yang terbesar untuk dipakai sebagai tekanan coba.
• Untuk alat pemadam api ringan jenis Carbon Dioxida (CO2) harus dilakukan percobaan tekan dengan syarat:
a. percobaan tekan pertama satu setengah kali tekanan kerja;
b. percobaan tekan ulang satu setengah kali tekanan kerja;
c. jarak tidak boleh dari 10 tahun dan untuk percobaan kedua tidak lebih dari 10 tahun dan untuk
percobaan tekan selanjutnya tidak boleh lebih dari 5 tahun.
APAR – FIREX PENGISIAN KEMBALI
1. APAR dengan media asam soda, busa, bahan kimia harus diisi satu tahun
2. APAR dengan media jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus diisi 2 (dua)
tahun sekali
3. APAR dengan media jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen (dry chemical ),
tabung harus diisi 3 (tiga tahun sekali, sedangkan jenis Iainnya diisi selambat-
lambatnya 5 (lima) tahun
STANDAR TEKANAN APAR > 14 KG/CM2 ( dapat mendorong seluruh mediannya dalam
waktu min 8 detik ) . Sisa isi media maksimal 15%
• A = Pemeriksaan 6 bulan sekali
• B = Adalah pemeriksaan 12
bulan
• *) = Pada alat pemadam api
ringan dan jenis botol yang
dipecahkan tidak perlu selalu
mengganti asamnya dengan
syarat bahwa derajat kesamaan
isi botol masih memenuhi syarat,
namun botol tersebut harus
dicek terhadap adanya retak-
retak.
JENIS MEDIA DAN APLIKASI
Jenis media pemadam
Klasifikasi Jenis Material
Air Busa Powder Clean Agent
Bahan padat ( kayu, kertas ….. ) VVV V VV VVV*
A Bahan berharga XX XX VV** VVV
Bahan cair XXX VVV VV VVV
B Bahan gas X X VV VVV
PERSYARATAN TEKNIS
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA
BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
HYDRANT
SISTEM HIDRAN
Jaringan instalasi pipa air
untuk pemadam kebakaran
yang dipasang secara
permanen
Komponen sistem Hidrant
• Sistem persediaan air (45 menit)
• Sistem Pompa (Jockey, Utama &
Cadangan)
• Jaringan pipa
• Kopling outlet / Pilar / Landing valve
• Slang dan nozle
• Sistem kontrol tekanan & aliran
HYDRANT FIRE FIGHTING EQUIPMENT
POMPA
HYDRANT
SISTEM POMPA
Harus tersedia 1 (satu) set pompa
sesuai kebutuhan yang terdiri dari :
• 1 (satu) buah pompa pacu (listrik)
• 1 (satu) buah pompa utama (listrik)
• 1 (satu) buah pompa cadangan (disel
SPESIFIKASI POMPA : HYDRANT PUMP
a. Kemampuan pompa dalam liter permenit
b. Tempat dimana pompa akan dipasang
c. Pompa pacu bekerja secara otomatis dan stop secara otomatis.
d. Pompa utama dan cadangan bekerja secara otomatis dan stop secara
manual.
e. Panjang pemipaan banyaknya belokan dan banyaknya penutup/kran/
valve.
f. Tekanan air pada titik tertinggi/terjauh dari pompa minimal 4,5 kg/cm2
maksimal 7 kg/cm2 .
g. Sumber tenaga listrik cadangan yang dapat bekerja secara otomatis.
CARA MEMEGANG NOZZLE
Tempatkan salah satu bagian tangan sambil memegang bagian ujung nozzle, sementara yang lain
menjepitkan bagian ketiak supaya tidak mudah goyah. Beri sebuah kode ke pihak operator bila Anda
sudah merasa siap.
Nozzleman Commando
Mereka adalah orang yang bertugas untuk Mereka tugasnya memberi komando untuk semua
mengarahkan nozzle ke bagian api. orang ini berada anggota tim.
di bagian paling depan yang menghadapi kebakaran.
Support
Hoseman Mereka tugasnya adalah untuk membersihkan
Mereka adalah orang-orang yang tugasnya tempat terjadinya kebakaran supaya bisa dilewati
menyiapkan dan menggulung selang pemadam dengan mudah oleh petugas.
kebakaran.
Pumpman
Mereka bertugas untuk standby pada ruang pompa.
mempersiapkan dan melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan terhadap pompa.
Valveman
Mereka adalah yang bertugas untuk membuka
bagian air yang terdapat pada bagian hydrant pillar.
PROSEDUR MENGOPERASIKAN FIRE Persiapan untuk Nozzleman
• Letakkan kaki sedikit merenggang, supaya tumpuannya kuat.
HYDRANT Kemudian, persiapkan nozzlenya dengan sebuah pegangan
• Angkatlah selang fire hose sampai yang sempurna.
• Tempatkan salah satu bagian tangan sambil memegang
mendekat dengan cara dipanggul jika bagian ujung nozzle, sementara yang lain menjepitkan
terlalu berat lemparkan selangnya ke bagian ketiak supaya tidak mudah goyah.
• Beri sebuah kode ke pihak operator bila Anda sudah merasa
tempat mendekati api. siap.
• Posisikan selang tidak terbelit – belit Persiapan untuk Aliran Air
• Untuk memberitahukan aliran air dari pembawa nozzle,
yang akan mempengaruhi aliran air maka bisa digunakan kode tangan lurus tepat ke atas.
• Sambunglah selang jika kurang • Untuk kode menghentikan aliran airnya, maka silahkan lipat
siku tangan dengan cara berulang kali.
panjang
• Sambungkan bagian pangkal selang
dengan bagian hydrant pillar