Anda di halaman 1dari 29

PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan


dapat mengetahui dan memahami tentang
pengetahuan perilaku api sehingga dapat
melaksanakan secara cepat, tepat dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat :

1. Menjelaskan tentang perilaku Api


2. Menjelaskan tentang Kerakteristik Bahan Bakar
3. Menjelaskan tentang Fase Kebakaran
4. Menjelaskan tentang klasifikasi kebakaran.
5. Menjelaskan tentang metode pemadaman.
Perbedaan API Api Kecil Jadi Kawan
&
Kebakaran

Api Besar Jadi Lawan


KEBAKARAN
“Suatu resiko dari nyala api yang tidak
dikehendaki, tidak terkendali sehingga
menimbulkan kerugian baik harta benda
maupun jiwa”
Bahan pembentuk api
SEGI 3 KEBAKARAN
(FIRE TRIANGLE)

OKSIGEN
PANAS

BAHAN BAKAR

6
Bahan pembentuk api
OKSIGEN

Dalam udara normal, manusia dapat


bernafas dan bekerja dengan baik, api
akan menyala dengan sempurna jika udara
mengandung konsentrasi Oksigen 21%.

Untuk terjadinya Api maka kandungan


oksigen minimal di udara sebesar 16%
OKSIGEN DAN PEMBAKARAN

< 16 % Oksigen
Tidak mendukung Pembakaran atau
Respirasi / Pernapasan
Bahan pembentuk api

Panas adalah salah satu bentuk energi


yang terjadi karena perpindahan suhu,
terjadi dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah.
PANAS
Panas diperlukan untuk mencapai suhu
penyalaan sehingga dapat mendukung
terjadinya Pembakaran

Listrik Kimia
Nuklir

Mekanis Matahari
a. Tahap Penyalaan Fase Awal
(Incipient)
Pada tahap ini diawali dengan munculnya api
dalam ruangan, misalnya diakibatkan
puntung rokok, peralatan listrik, kompor dll.

-Suhu diatas 38’ C


-Meningkatnyanya
Gas panas
-Udara sekitar 20%
b. Tahap Pertumbuhan ( Growth Period)
 Pada tahap ini api mulai berkembang menjalar ke
bahan-bahan lain di dalam ruangan.
 Udara dalam ruangan masih cukup mensuplai
pembakaran.
 Temperatus ruangan masih relatif tendah dibawah
300-537 derajat celcius.

-Uap super panas


menyala
-Api menjalar
melintas
c. Tahap Pembakaran Penuh ( fully
developed fire)
 Tahap ini terjadi setelah adanya fenomena
flash over, dimana kalor yang dilepaskan
sangat besar.
 Seluruh material dalam ruangan terbakar.
 Suhu mencapai 700-1.200 derajat celcius.

Satu napas dari udara yang sangat panas ini dapat


membakar paru-paru. Selama fase pembakaran penuh
berkembang melalui proses Rollover dan flashover.
FLASHOVER
• Penyalaan Simultan terhadap semua benda yang mudah
menyala di dalam ruangan.
• Tingkat Panas yang tinggi dari lantai hingga langit – langit.
• Temperatur di dalam ruangan bisa mencapai 500 - 600
der.C
Penyebab sebenarnya dari
flashover yaitu penumpukan
uap panas dari api itu sendiri
Saat api terus menyala, semua
isi di area api secara bertahap
dipanaskan hingga mencapai
suhu penyalaannya
d. Tahap Surut (Decay / Hot Smoldering)
 Tahap ini tercapai bila seluruh material sudah habis
terbakar.
 Laju pembakaran mulai menurun.
 Pemadaman tidak langsung.
 Produksi uap banyak (dari kabut air pemadaman).
 Ventilasi harus, tetapi tetap berhati-hati (backdraf)
BACK DRAFT
Masuknya oksigen menyebabkan kobaran api disertai
Ledakan dan api kembali ketahan keadaan mantap
PEMINDAHAN PANAS RADIASI
Gelombang Panas yan bergerak melalui daerah yang
terbakar menuju permukaan benda-benda dihadapanya.
PEMINDAHAN PANAS KONDUKSI
Perpindahan panas dari satu ruangan/Lantai ke ruangan / Lantai
yang melalui bahan Penghantar Panas/logam
KONVEKSI (Convection)
Perambatan Panas Melalui Gelombang Udara
(Pergerakan Udara Panas Naik Keatas)
KLASIFIKASI KEBAKARAN

Menurut NFPA 10 dan Permen PU. 26/2008


1. Kelas A (Pembakaran Benda Padat selain
logam)
2. Kelas B ( Pembakaran Benda Cair dan Gas )
3. Kelas C ( Pembakaran Liastrik )
4. Kelas D ( Pembakaran Benda Logam )
5. Kelas K ( Kebakaran Rumah Tangga/ Lemak
dan Minyak Masakan )
KLASIFIKASI KEBAKARAN

Menurut Permenaker No. 04 Tahun 1980.


1. Kelas A (Benda Padat selain Logam)
2. Kelas B (Bahan Cair dan Gas)
3. Kelas C (Listrik)
4. Kelas D (Logam; Magnesium, Titanium, Lithium,
Calcium, Zinc)
KELAS KEBAKARAN
BAHAN PADAT KECUALI LOGAM

LISTRIK BERTEGANGAN

K LEMAK DAN MINYAK MASAKAN


KEBAKARAN / API KELAS A
Bahan – bahan mudah terbakar antara lain:
• Kayu
• Kertas
• Karet
• Plastik

Metode Pemadaman;
• Pendinginan dengan Air
• Pemadaman dengan Air atau Busa Kelas A
KEBAKARAN / API KELAS B
Bahan – bahan mudah terbakar antara lain:
• Cair.
• Gas.

Metode Pemadaman;
• Penghabatan terhadap rantai reaksi Kimia.
• Penutupan / pelapisan.
• Pemindahan bahan bakar.
• Penurunan temperatur
KEBAKARAN / API KELAS C
Peralatan bertenaga Listrik (bertegangan)
Metode Pemadaman;
• Gunakan alat pemadam yang Non Konduksi.
• Putuskan arus listriknya dan padamkan seperti Api Kelas A atau Api Kelas
B.
KEBAKARAN / API KELAS D
Bahan – bahan Logam Mudah Terbakar
• Magnesium • Lithium
• Titanium • Calcium
• Zirconium • Zinc
• Pottasium

Metode Pemadaman;
Gunakan alat pemadam yang Non Konduksi.
Putuskan arus listriknya dan padamkan seperti Api Kelas
A atau Api Kelas B.
KEBAKARAN / API KELAS K
 Kebakaran cairan
hidrogen rumah
tangga seperti lemak
atau minyak masakan
yang terdapat di dapur
gas.seperti minyak
goreng dan sejenisnya.

 Memiliki titik nyala


lebih tinggi dari
minyak dan
METODE PEMADAMAN

a. Penguraian Bahan Bakar


Menguraikan. / menghilangkan
kontak langsung antara benda
yang dapat terbakar dengan
sumber panas.

b. Isolasi terhadap Udara


Menghalangi kontak langsung
antara benda terbakar dengan
oksigen
Alat & bahan: selimut atau
kain basah, pasir dan busa
METODE PEMADAMAN

c . Pendinginan
Menyerap kalor/ panas sehingga
peningkatan panas menjadi
terganggu akibatnya temperatur
penyulutan tidak tercapai

d. Pemutusan Reaksi
Memutus rantai reaksi pembakaran
hingga reaksi yang diperlukan untuk
pembakaran lanjut terputus.

Alat & bahan:


\ dalam bentuk Gas seperti CO
“ Selamat Bertugas “

Anda mungkin juga menyukai