Anda di halaman 1dari 24

ENDAPAN LOGAM EMAS,

PERAK, DAN TIMAH


Oleh : Kelompok 3
Pipit Purwanto

111.100.076

Aulia Kurnia Hadi

111.100.075

Tubagus Galih K

111.100.031

Anastra Celecia D

111.110.005

Muhammad Ary I

111.120.014

ENDAPAN LOGAM EMAS


A. APA ITU EMAS ?
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan
nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan
univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat,
"malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi
dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin,
fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di
nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di
deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode
ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk
cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius.

B. GENESA EMAS
Emas
terbentuk
dari
proses
magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk
karena proses metasomatisme kontak dan
larutan
hidrotermal,
sedangkan
pengkonsentrasian
secara
mekanis
menghasilkan endapan letakan (placer).
Genesa emas dikatagorikan menjadi dua
yaitu endapan primer dan endapan plaser.

Emas terdapat di alam dalam dua tipe


deposit
Yakni :

1. Sebagai urat (vein) dalam batuan beku, kaya besi dan


berasosiasi dengan urat kuarsa.
2. Endapan atau placer deposit, dimana emas dari batuan
asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai dan
terendapkan karena berat jenis yang tinggi.

Emas native terbentuk karena adanya kegiatan


vulkanisma, bergerak berdasarkan adanya thermal atau
adanya panas di dalam bumi, tempat pembentukan emas
primer, sedangkan sekudernya merupakan hasil transportasi
dari endapan primer umum disebut dengan emas endapan
flaser, sedangkan asosiasi emas atau emas bersamaan hadir
dengan mineral silikat, perak, platina, pirit dan lainnya.

ENDAPAN EMAS PRIMER


Endapan emas epitermal adalah
hasil dari sistem hidrotermal yang
berskala
besar
dari
lingkungan
vulkanik. Dalam suatu sumber panas
magmatik suatu sumber air tanah
dalam, metal dan penurunan sulfur
dan zona zona rekahan yang regas di
kerak bumi bagian atas adalah
material-material yang paling penting.

Endapan Epitermal ini terbagi kepada


dua jenis pelarutan mineral, yaitu
High Sulfidation
Low Sulfidation
Keduanya sama-sama pengendapan
melaui rekahan batuan, namun
jangkauan pengendapan dan sekitaran
vulkanonya berbeda.

(Corbett, 2002)

(Corbett dan Leach, 1996)

Endapan Placer/ Endapan Sekunder /


Endapan alluvial
Emas yang telah terpindahkan dari
tempat asalnya alias telah mengalami
transportasi dan jauh dari ibunya bisa
dikatakan endapan Placer. Endapan ini
terjadi akibat kikisan bisa dari angin
ataupun air. Sehingga emas yang ada
terendap pada suatu tempat. Proses
pengikisan dan pengangkutan ini
berlaku
terus
menerus
sehingga
taburannya berbeda-beda.

Pengendapan plaser dapat berlaku beberapa siklus sehingga deposit


emas berada pada kawasan yang berlainan.

Gambar menunjukkan ilustrasi endapan emas pada dasar sungai.


Kuatnya arus dan material dasar sungai mempengaruhi kelimpahan
pengendapan emas. Karena emas memiliki densiti yang tinggi maka
selalu berada pada lapisan paling bawah.

ENDAPAN LOGAM PERAK


C. APA ITU PERAK ?
Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Ag dan nomor
atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih,
mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik
dan panas tertinggi di seluruh logam dan
terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas.
Logam ini digunakan dalam koin, perhiasan,
peralatan meja, dan fotografi. Perak termasuk
logam mulia seperti emas.

D. GENESA PERAK
Kebanyakan
perak
berasal
dari
cebakan
hidrotermal tipe pengisian ( Fisure filling) pada uraturat (Vein).
Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan
larutan hidrotermal dan sebagian digantikan oleh
mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan
seng (dalam kontak metasomatik atau endapan
skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang
terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya
(urat emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga
terbentuk cebakan perak bersama dengan mineral
asosiasinya.

Larutan hidrotermal yang membawa


logam dapat juga bermigrasi secara lateral
menuju batuan yang permeabel atau
reaktif secara kimia membentuk endapan
blanket-shaped
sulfida,
atau
bahkan
mencapai permukaan dan mengendapkan
perak dan juga air raksa dalam pusat mata
air panas silikaan atau karbonatan, seperti
kadar emas tinggi yang terdapat dalam
beberapa lapangan geotermal aktif yang
terdapat di New Zealand.

AAAAAA

ENDAPAN LOGAM TIMAH


E. APA ITU TIMAH ?
Timah adalah sebuah unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan
nomor atom 50. Timah memiliki dua
kemungkinan bilangan oksidasi, +2
dan +4 yang sedikit lebih stabil. Timah
memiliki 10 isotop stabil, jumlah
terbesar dalam tabel periodik.

F. GENESA TIMAH
Proses pembentukan bijih timah berasal dari
magma cair yang mengandung kasiterit
(SnO2). Intrusi batuan granit kepermukaan
menyebabkan
fase
pneumatolitic
yang
menghasilkan mineral-mineral bijih diantaranya
bijih timah. Mineral ini terakumulasi dan
terasosiasi dalam batuan granit ataupun
batuan lain yang diterobos membentuk veinvein bijih timah primer. Sesuai dengan
namanya, endapan timah sekunder terdiri dari
mineral-mineral bijih kasiterit yang telah
tertransportasi jauh dari sumbernya (endapan
timah primer).

Endapan timah dibagi menjadi 2 jenis,


yaitu :
1. Endapan Timah Primer
Endapan
timah
primer
terbentuk
dari
proses
pneumatolitis. Pada proses ini mineral timah ditransfortasi
dari magma chamber sebagai gas Tinchloride (SnCL4) atau
Tin-flouride (SnF4) yang kemudian bereaksi dengan air
membentuk Tin-oxide (SnO2 ) atau kasiterit dan asam
klorida atau asam flourida seperti reaksi sebagai berikut :
SnCL4(g) + 2H2O(l) -------------------- SnO2(s) + HCL(g)
SnF4(g) + 2H2O(l) ---------------------- SnO2(s) + 4HF(g)
Dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa pada proses ini akan
terbentuk kasiterit sebagai padatan dan asam chloride atau
asam fluoride sebagai gas.

2.Endapan Timah Sekunder


A. Endapan Elluvial
Endapan elluvial adalah endapan bijih timah
yang terjadi akibat pelapukan secara intensif.
Proses ini diikuti dengan disintegrasi batuan
samping dan perpindahan mineral kasiterit
(Sn02)
secara
vertikal
sehingga
terjadi
konsentrasi residual.
Ciri-ciri endapan elluvial adalah sebagai berikut :
Terdapat dekat sekali dengan sumbernya
Tersebar pada batuan sedimen atau batuan
granit yang telah lapuk
Ukuran butir agak besar dan angular

B. Endapan Kollovial
Endapan bijih timah yang terjadi akibat
peluncuran hasil pelapukan endapan bijih
timah primer pada suatu lereng dan
terhenti pada suatu gradien yang agak
mendatar diikuiti dengan pemilahan.
Ciri-cirinya :
Butiran agak besar dengan sudut
runcing
Biasanya terletak pada lereng suatu
lembah

C. Endapan Alluvial
Endapan bijih yang terjadi akibat proses
transportasi sungai, dimana mineral berat
dengan ukuran butiran yang lebih besar
diendapkan dekat dengan sumbernya.
Sedangkan mineral-mineral yang berukuran
lebih kecil diendapkan jauh dari sumbernya.
Ciri-cirinya :
Terdapat di daerah lembah
Mempunyai bentuk butiran yang
membundar

D. Endapan Miencan
Endapan bijih timah yang terjadi
akibat pengendapan yang selektif
secara berulang-ulang pada lapisan
tertentu.
Ciri-cirinya :
Endapan berbentuk lensa-lensa
Bentuk butiran halus dan bundar

E. Endapan Disseminated
Endapan bijih timah yang terjadi akibat
transportasi oleh air hujan. Jarak transportasi
sangat jauh sehingga menyebabkan penyebaran
yang luas tetapi tidak teratur.
Ciri-cirinya :
Tersebar luas, tetapi bentuk dan ukurannya tidak
teratur
Ukuran butir halus karena jarak transportasi jauh
Terdapat pada lapisan pasir atau lempung

DAFTAR PUSTAKA
Soetoto, 1981, Interpretasi Daerah Panas Bumi Dengan
Citra Penginderaan Jauh, Gamindacon Inter Consult,
Jakarta
Adjat Sudrajat, 1995. Indonesia Penghasil Emas Terbesar
Di Dunia, Kompas 26 Desember 1995
Anonim, 1987. Pertambangan Di Indonesia, Dept.
Pertambangan dan Energi, Jakarta
Aryono,S. dan Sudarmo, 1979. Ilmu Bahan Galian, Dept.
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Bateman,A.L, 1956. The Foundation Of Mineral Deposit,
Mc Graw Hill Book Company. New York
Bemmelen, R.W. Van, 1949. The Geology Of Indonesia,
Vol. I A Government Printing Office, The Hague,
Netherland.

Anda mungkin juga menyukai