Anda di halaman 1dari 124

3.

MENGANALISIS, MENGEVALUASI SERTA MELAKSANAKAN


PENGAWASAN TERHADAP ANALISIS LIMBAH B3

Disampaikan Oleh:
Anjarwati, S,Si., M. Env

1
4

2
3
……. lanjutan

4
LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA LIMBAH B3

NO ELEMEN KOMPETENSI Langkah Yang Harus Dilakukan

1. Menentukan potensi pelindian sampel limbah 1.1 Menentukan Pengambilan sampel limbah B3
B3 berdasarkan strategi pengambilan sampel.

1.2 Menentukan potensi pelindian limbah B3 dari suatu


sumber berdasarkan hasil uji TCLP.

1.3 Menentukan Kategori bahaya limbah B3 berdasarkan


data LD-50.

2. Mempersiapkan sampel limbah B3 2.1 Menangani Sampel limbah B3 sesuai dengan prosedur.

2.2 Melakukan pemisahan limbah B3 sesuai dengan


karakteristik.

5
…… lanjutan

NO KOMPETENSI Yang Harus Dilakukan

3. Melakukan analisis sampel limbah B3 3.1 Menyiapkan Sampel limbah B3 sesuai prosedur.

3.2 Mengukur sampel limbah B3 sesuai prosedur.

6
….. lanjutan

NO ELEMEN KOMPETENSI Yang Harus Dilakukan

4. Mengevaluasi hasil 4.1 Membandingkan data hasil analisis sampel limbah B3


analisis sampel dengan Baku Mutu Lingkungan hidup (BML) dan/atau
limbah B3 Nilai Ambang Batas (NAB).

4.2 Menggunakan data hasil analisis sampel limbah B3


untuk menentukan metode pengolahan limbah B3.

5. Melaporkan hasil 5.1 Menyusun hasil kegiatan análisis limbah B3 sesuai


kegiatan analisis dengan prosedur.
limbah B3
5.2 Mengkomunikasikan Laporan hasil kegiatan analisis
limbah B3 sesuai prosedur.

7
KONTEKS VARIABEL

8
PERATURAN YANG DIPERLUKAN
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

ASPEK KRITIS
• Ketelitian dan kecermatan dalam melakukan evaluasi hasil analisis limbah B3

9
Agar kita mempunyai
Bagaimana cara kompetensi di bidang
tersebut sesuai unit
melaksanakan kompetensi atau elemen
beberapa poin kompetensinya
tersebut di atas ?

10
Lihat dan pahami Teknik Pengambilan sampel limbah B3 di Materi Pendukung !

11
12
Contoh: Hasil
Analisis
Bahan/Barang yang
diduga limbah B3

Bandingkan dengan
Nilai Ambang
Batasnya, apakah
bahan atau barang
ini termasuk
Limbah B3

Apakah ada
potensi Pelindian ?

13
14
Lihat Lampiran III PP 101/2014
Apakah bahan tersebut diatas
masuk kategori Limbah B3?

15
16
17
18
Identifikasi Zat Pencemar
Pasal 209 PP No. 101 Tahun 2014

19
20
STANDAR
(prosedur kerja yang harus ada di perusahaan/pabrik)

1. Prosedur analisis limbah B3 (Prosedur Pelindian


Karakteristik Beracun dan Uji Toksikologi Lethal Dose-50)

2. Prosedur penyusunan dan pengkomunikasian laporan


analisis karakteristik limbah B3

3. Prosedur penanganan sampel limbah B3

4. Prosedur penyiapan dan pengukuran sampel dan standar

21
22
Laporan
• Lakukan penyusunan laporan dengan Bahasa yang ringkas dan jelas
• Jika perusahaan sudah mempunyai format laporannya, maka ikuti format laporan
tersebut
• Jika diwajibkan untuk memasukkan dalam data base computer, maka masukkan hasil
Analisa limbah B3 sesuai prosedur yang ada
• Komunikasikan laporan yang telah disusun kepada atasan kita atau sesuai dengan
SOP yang telah ada di Perusahaan. Jika diminta untuk presentasi, lakukan presentasi
hasil laporan sesuai prosedur

23
Teknik Sampling Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun

Sumber: Pusdiklat - KLH, 2014


TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta memahami teknik sampling limbah
B3 sesuai prosedur standar sehingga data
Standar
Kompetensi
yang dihasilkan dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan hukum

Menjelaskan cara membuat perencanaan


1 sampling LB
Menguraikan persiapan yang harus
2
Indikator dilakukan untuk sampling LB3
Keberhasilan Menjelaskan prosedur sampling LB3 di
3
lapangan
4 Menjelaskan QA/QC Sampling LB3
RUANG LINGKUP
Pendahuluan
1.

Perencanaan
Sampling
Pelaksanaan
Sampling 4. 2.

5. 3.
Persiapan
QA/QC Sampling
RUANG LINGKUP
Pendahuluan
1.

4. 2.

5. 3.
Pendahuluan
• Salah satu aspek penting dalam Pengelolaan dan Pengawasan Limbah B3
adalah pelaksanaan sampling dan analisis sesuai metoda standar .
• Sampling limbah B3 dan hasil analisis (data) harus dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah maupun hukum .
• Masih terbatasnya SDM baik di daerah maupun di pusat yang memahami
metoda (teknik) sampling Limbah B3 .
• Data yang diperoleh sangat terkait dengan metoda sampling dan analisis .
• Kesimpulan yang diambil sangat tergantung pada kerepresentatifan sampel .
1.Pendahulu
an

2.
Perencanaan
4.
Sampling
Pelaksanaan
Sampling

3. Persiapan
5. QA/QC Sampling
Desain Sampling:
Tujuan
pengambil a. Penentuan lokasi (Peta dll)
an sampel b. Penentuan titik dan jumlah
titik sampling (GPS)
c. Waktu dan frekuensi
Perencanaan pengambilan sampel
Sampling d. Homogenitas sampel
Persiapan Desain e. Pengendalian mutu
peralatan sampling lapangan
f. Penentuan parameter uji
g. Penentuan metode
sampling
h. Biaya pengambilan sampel
Hal Utama yang Ditetapkan Dalam
Perencanaan Sampling

TUJUAN SAMPLING ?

-Penetapan Limbah B3
-Pengecualian Limbah B3
-Penetapan by product
-Pemulihan lingkungan (clean up)
-Penanganan kasus
-Monitoring untuk mendapatkan bukti dipenuhi atau
tidaknya peraturan yang terkait

Sumber: Iyan Suwargana, KLHK


Sumber: Iyan Suwargana, KLHK
RUANG LINGKUP
1.Pendahulu
an

2.
Perencanaan
4.
Sampling
Pelaksanaan
Sampling

3. Persiapan
5. QA/QC Sampling
Persiapan Pengambilan
contoh uji
(Hyperlink ke Tabel 8.2)

• Personil yang kompeten


• Botol sampel, pengawet, label, spidol
• Kotak penyimpan sampel, ice box dll,

• Alat pengambilan contoh uji


• Peralatan penunjang; sepatu boot dll
Persyaratan Alat dan Wadah (1)

Wadah contoh uji bergantung kepada kebutuhan


dan jenis contoh uji
Bahan dasar wadah harus tidak bereaksi dengan
limbah yang menyebabkan kontaminasi, tidak
mudah pecah atau bocor akibat reaksi kimia yang
terjadi dalam limbah.
Untuk limbah B-3 dan tanah digunakan wadah
yang terbuat dari plastik (polietilen, polipropilen,
polikarbonat, teflon, polivinil atau
polimetilpentana) atau gelas.
Persyaratan Alat dan Wadah (2)

Untuk pengujian parameter organik, sebaiknya


limbah disimpan dalam wadah etilen propilen
terflorinasi.

Wadah gelas (putih atau coklat) dapat digunakan


untuk menyimpan berbagai jenis limbah, kecuali
limbah yang mengandung alkali kuat dan asam
hidroflurik
Persyaratan Alat dan Wadah (3)

 Limbah padat/sludge atau cairan dengan kandungan


material tersuspensi tinggi gunakan wadah yang bermulut
agak lebar. Pada wadah gelas dianjurkan penutupnya
terbuat dari bahan teflon. Sedangkan pelapis bagian
dalamnya terbuat dari polietilen.

 Pada limbah jenis gas atau gas yang terlarut dalam cairan
tempatkan contoh uji pada wadah yang bermulut kecil/botol
kedap udara
1.Pendahulu
an

2.
Perencanaan
4.
Sampling
Pelaksanaan
Sampling

3. Persiapan
5. QA/QC Sampling
Pelaksanaan Sampling

Pengambilan

Pelabelan

Pengawetan

Transportasi

Penyimpanan
Dokumentasi Contoh

Contents 1
Teknik Pengambilan Contoh Limbah B3

• Sesaat
• Komposit tempat
• Komposit waktu
• Komposit waktu dan tempat

Metode sampling limbah B3 secara komposit tempat


adalah Pengambilan sampel pada waktu yang relatif
sama dan tempat yang berbeda dengan jumlah
contoh dan cara pengambilan yang sama

Sumber: Iyan Suwargana, KLHK


LOKASI SAMPLING
1. Wadah atau Drum
2. Kolam air (lagoon) dan landfill
3. Timbunan limbah
4. Kantong atau karung
5. Tangki
6. IPAL
7. Dasar sungai/laut,
8. dll
41
1. Wadah atau Drum

Bila limbah homogen, mudah Diambil secara grid 3


dijangkau dan dari satu proses dimensi dan 2 dimensi

Diambil secara vertikal


Bila tidak homogen

Beri nomor dan diambil secara acak


Titik sampling limbah B3 yang tersimpan dalam wadah : Jika limbah yang
dihasilkan berasal dari proses yang berbeda dan tidak homogen, maka
pemilihan wadah harus berdasarkan banyaknya jumlah wadah yang ada.
Wadah/Drum

43
Penentuan jumlah drum
yang diambil acak

Drum limbah
Total drum limbah
yang diambil

2-8 2

9 - 27 3

28 - 64 4

65 - 125 5

126 - 216 6
44
Penentuan jumlah drum
yang diambil acak

Drum limbah
Total drum limbah
yang diambil

217 - 343 7
344 - 512 8
513 - 729 9
730 - 1000 10
1001 - 1331 11
45
2. Tangki
Cara pengambilan sama seperti pada wadah
Bila mobil tanki
atau drum
sebagai wadah maka
Pengambilan contoh uji dengan sistem grid diperlakukan seperti
3 atau 2 dimensi halnya wadah tanki.
Pada tangki tertentu hanya dapat dilakukan Jumlah mobil tangki
pengambilan contoh pada bagian sisinya, diperhitungkan dan
atau hanya pada lubang/kran/valve inspeksi dipilih secara
dan diambil secara acak melalui kran random untuk
inspeksi berdasarkan waktu tertentu. menentukan titik
Bagian tertentu dari limbah dalam tangki sampling
dapat terambil, sehingga dapat mewakili
contoh uji limbah yang berada dalam tangki
tsb.
3. Lagoon & Landfill
Limbah pada lagoon biasanya berupa slurry (semi
padat) atau sludge basah
Limbah pada landfill umumnya padatan
Membuat peta landfill atau lagoon kemudian
membaginya menjadi 2 dimensi & dinomori, setelah
itu dilakukan pengambilan.
Untuk kolam yang limbahnya cair atau slurry metode
pengambilan disarankan sama seperti yang dilakukan
pada tanki.
Peralatan yang cocok untuk pengambilan contoh uji
di landfill dan lagoon adalah auger
47
Grid 3 dimensi untuk pemilihan sel
pengambilan contoh uji

48
4. Karung atau Kantong

Secara grid 3 dimensi dan 2 dimensi


Bila limbah homogen, mudah dijangkau dan dari
satu proses
Bila tidak homogen, diambil secara vertikal
Beri nomor dan diambil secara acak

49
5. Timbunan Limbah

• Luas timbunan dan kemudahan akses merupakan


pertimbangan penting perencanaan strategis
sampling.
• Karena sampling yang ideal bila ada kemudahan
untuk menjangkau semua bagian timbunan
limbah
• Pengambilan contoh uji dapat dibagi menjadi
sistem grid tiga dimensi diberi kode (nomor) dan
dipilih secara acak

50
Timbunan Limbah/Landfill

51
6. IPAL

Limbah B-3 berupa cairan pada IPAL diambil


pada saluran limbah sebelum masuk ke IPAL
(inlet) dan saluran yang keluar dari IPAL (outlet)

Limbah padat yang berasal dari kolam


penampungan atau sedimentasi, cara
pengambilannya dapat dilakukan seperti pada
cara pengambilan contoh uji di lagoon atau
kolam.
52
7. Dasar Sungai/Laut
• Pengambilan sampel sedimen merupakan bagian dari pengambilan sampel
air, karena itu penentuan lokasi dan titik pengambilannya didasarkan kepada
kaidah-kaidah penentuan lokasi dan titik pengambilan sample air.
• Pengambilan sampel sedimen, untuk mengetahui sejauh mana pencemar
didalam air telah mempengaruhi sedimen.
• Untuk mendapatkan sampel yang representatif, dibutuhkan teknis khusus
untuk pengambilan sampel padat atau sedimen
Teknik Sampling Tanah

Kedalaman

METODE
VARIASI tergantung
TEKNIK Type Sampel
SAMPLING (dist&undist)
PERALATAN

Tipe tanah

54
Teknik Sampling Tanah

JENIS TANAH:
Undisturbed soils (sebagai
kontrol)
Mechanically disturbed soils
(tanah tercemar)

55
Pendekatan Sampling Tanah

Sangat penting untuk mendapatkan karakteristik tanah yang akurat

Exploratory/ judgemental sampling

Simple random sampling method

Stratified random sampling method

Sistematic grid sampling method

Composite sampling method


1. Exploratory sampling

Digunakan untuk asesmen tanah secara kualitatif untuk


mengevaluasi dampak yang terlihat
Pengambilan di lokasi dengan jenis tanah disturbance
(terganggu/tercemar)
Penentuan titik pengambilan dilakukan secara
penunjukkan langsung (judgemental sampling)

57
Exploratory Sampling

SITE

Daerah tercemar

Titik sampling

58
Exploratory Sampling

Membutuhkan daerah kontrol minimal 2 titik


sebagai pembanding

Jenis contoh exploratory sampling diantaranya:

Single-industry waste site (komposisi limbah


dan daerah yang tercemar diketahui)
Small waste site (jenis polutan tidak diketahui
tapi daerah tercemar diketahui)
Chemical spills (daerah tercemar diketahui
melalui perubahan warna dan matinya
vegetasi)
59
2. Simple Random Sampling
Metode sampling acak sederhana
memungkinkan kombinasi jumlah contoh dan
titik pengambilan yang memiliki jenis
disturbance atau gangguan yang sama.
Untuk area <0.5 ha jumlah titik pengambilan
adalah 5 – 10 titik
Untuk area >0.5 ha, jumlah titik pengambilan
adalah 25 titik
Lebih dari 25 titik, presisi mulai menurun

60
Simple Random Sampling

Site

Random sampling map


61
3. Stratified Random sampling
Total area dibagi mejadi beberapa strata atau
sub populasi dimana contoh acak diambil di
setiap stara.

Lebih teliti dibanding Random Sampling dimana


dapat menghilangkan variasi kesalahan dalam
pengambilan (sampling error).

Pembuatan strata dapat berdasarkan topografi,


jenis vegetasi, jenis tanah, perkiraan konsentrasi
polutan atau jenis prosedur clean-up yang
berbeda.
62
Stratified Random Sampling

Setiap strata tidak boleh overlap


Dalam merancang
kegiatan sampling
dengan metode Jumlah titik contoh dan jumlah
stratified random contoh setiap strata sama
sampling, harus
dipastikan:
Lokasi pengambilan contoh secara
acak tergambar dalam perencanaan
Stratified Random Sampling

• Click to edit Master text styles


– Second level
• Third level
– Fourth
Stratumlevel
1
» Fifth level

Stratum 2

Stratified Random Sampling Map


64
Stratified Random Sampling
4. Systematic Grid Sampling
Suatu disain dimana titik-titik pengambilan terletak
pada jarak yang sama dengan interval tertentu untuk
dapat menjangkau seluruh populasi contoh yang
diharapkan dan memiliki keteraturan untuk setiap
titiknya.
Penentuan titik pengambilan lebih mudah dibanding
random sampling.
Untuk pengambilan contoh pada titik yang pertama
harus dilakukan secara acak
Metode ini dapat menggantikan metode random dan
stratified sampling, tetapi metode random dan
stratified sampling tidak dapat mewakili metode
systematic or grid sampling
66
Systematic Grid Sampling

SITE

Systematic or Grid sampling map

67
Systematic or Grid Sampling
(lanjutan)

SITE

68
Systematic or Grid sampling map
5. Composite sampling
1 2 3
Digunakan apabila Sejumlah contoh
hanya nilai rata- uji yang diambil Polutan yang
rata dari suatu dari setiap terkandung
unsur dalam tanah populasi diperkirakan
yang diinginkan dicampurkan sama dan stabil
dan dapat menjadi satu dalam contoh uji
mengurangi biaya sebagai
analisis. composite
sample.
Composite Sampling

SITE

70
Metode
Metode yang umum dipakai dalam pengambilan
contoh uji tanah di suatu area adalah dengan
cara pengambilan 5 porsi tanah dalam pola “Z”
seperti pada gambar;
Sample Komposit.

Tanah atau contoh uji dari lima titik sampling


digabung menjadi satu diatas lembaran
aluminium foil. Tanah kemudian diaduk
sampai homogen, kemudian ditata menjadi
bentuk lingkaran A seperti pada gambar:
Peralatan Sampling
Peralatan yang digunakan memegang peranan
1 penting dalam keberhasilan kegiatan pengambilan
dan analisis contoh,

2 Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi


karakteristik polutan tujuan.

3 Dapat fleksibel sesuai kondisi lapangan asalkan


tidak bertentangan dengan tujuan
.
Peralatan Sampling (lanjutan)

4. Kesesuaian alat yang digunakan berperan


penting dalam keberhasilan pengambilan
contoh uji

5. Alat pengambilan yang salah dan tidak


representatif akan mempengaruhi data
hasil analisis contoh
Jenis Peralatan
Sampling Tanah/Limbah B3

75
Galvanized steel sampler Soil pH meter

77
Core sampler
Coring Tube

78
Coliwasa,
untuk limbah cair
dan slurry

Weighted bottle
sampler,
untuk limbah cair
dan slurry
Dipper,
untuk limbah
cair, butiran
dan slurry

Trier,
untuk limbah
padat,sludge,
butiran
Thief,
untuk limbah
padat dan
butiran

Auger,
untuk limbah
berbentuk
pasir atau
granuler Rugged brass auger
Shovel,
untuk limbah
padat, slugde dan
butiran

Eckman grab,
untuk sedimen
dan sludge pada
dasar kolam atau
perairan
Wadah Contoh Uji

Wadah contoh uji bergantung kepada


kebutuhan dan jenis contoh uji

Wadah contoh uji adalah kesesuainnya


dengan sifat limbah.

Bahan dasar wadah harus tidak memiliki


kemampuan untuk bereaksi dengan limbah
yang menyebabkan kontaminasi, tidak
mudah pecah atau bocor akibat reaksi kimia
yang terjadi dalam limbah
Wadah Contoh Uji (lanjutan)

 Untuk limbah B-3 dan tanah digunakan


wadah yang terbuat dari plastik (polietilen,
olipropilen, polikarbonat, teflon, polivinil atau
polimetilpentana) atau gelas.

 Untuk pengujian parameter organik,


sebaiknya limbah disimpan dalam wadah
etilen propilen terflorinasi.

 Wadah gelas (putih atau coklat) dapat


digunakan untuk menyimpan berbagai jenis
limbah, kecuali limbah yang mengandung
alkali kuat dan asam hidroflurik
Volume/Berat Sampel
Volume atau berat contoh uji yang
diambil disesuaikan dengan
kebutuhan analisis.

Sebelum pelaksanaan pengambilan


contoh uji sudah harus diperhitungkan
volume atau berat contoh uji yang akan
diambil, ini berkaitan dengan ukuran atau
jumlah wadah yang akan digunakan

Untuk menghidari terjadinya


kekurangan contoh uji pada saat
analisis dan tidak mungkin dilakukan
sampling kembali.
Pelaksanaan Sampling

Melihat kesesuaian perancanaan


dengan kondisi di lapangan
Menerapkan perencanaan yang telah
dirumuskan
Memodifikasi hal-hal tertentu apabila
ditemui kendala yang tidak terduga,
tetapi masih dalam kerangka
ketetapan yang dipersyaratkan
Penanganan Contoh Uji

 Penanganan dan pengelolaan contoh uji


memegang peranan penting dalam pencapaian
tujuan sampling untuk memantau keberadaan
suatu polutan dilingkungan.

 Salah dalam menangani dan mengelola contoh


uji berakibat hilangnya atau berubahnya
kondisi/karakteristik dan keberadaan suatu
polutan dalam contoh uji
Penanganan Sampel (2)
Contoh uji tanah/sedimen disimpan dalam ruang
pendingin dengan suhu 4oC
Limbah B3 berbentuk cair disesuaikan dengan bahan
pengawet yang digunakan
Analisis contoh di laboratorium disesuaikan dengan
holding time tiap parameter yang diinginkan
Setelah pengambilan contoh dilakukan, contoh harus
diberi label atau tanda yang memuat identifikasi dan
segala informasi di lapangan
Semua data lapangan harus direkam
DATA LAPANGAN.docx
88
1. Penomoran lokasi dan 2.Tanggal dan
titik sampling waktu pengambilan

3. Keterangan singkat
Identifikasi mengenai jenis
contoh
Sampel

5. Pemberian label pada 4. Catatan parameter


wadah termasuk tutupnya lapangan (pH, temp. dll)
RUANG LINGKUP
1.Pendahuluan

2.
Perencanaan
4. Pelaksanaan Sampling
Sampling

3. Persiapan
5. QA/QC Sampling
Jaminan mutu merupakan bagian penting untuk menghasilkan
validitas data

Pengendalian mutu lapangan terdiri dari :

Blanko lapangan
Blanko diperlakukan
Blanko contoh sama dengan contoh
uji (dibuka dilapangan,
Blanko perjalanan
ditambahkan
pengawet, dan
diangkut dengan
Split sampel wadah yang sama)
Sampel duplikat
Serah Terima Sample

.
Merupakan catatan
rangkaian perjalanan
contoh uji mulai
Chain of custody pengambilan contoh uji,
preparasi contoh uji, waktu
dan tanggal penerimaan
contoh uji, kondisi contoh
uji saat diterima.
Chain of Custody
 Petugas Sampling
 Jumlah sampel yang dikirim (volume, jumlah
wadah)
 Tanggal dan waktu pengambilan sampel
 Deskripsi sampel
 Parameter yang akan diuji
 Perlakuan terhadap sampel yang diambil
 Waktu dan tanggal penerimaan
 Tandatangan orang yang membawa dan
menerima sampel
11/23/2022 94
Chain of Custody

 semua informasi
semua  temperatur yang disepakati
kondisi penyimpan antara pembawa
sampel sampel, dan penerina
direkam sampel harus
juga
dituangkan/direkam
abnormalit
dalam Rangkaian
as sampel Pengamanan
bila ada. Sampel.
Penanganan di Laboratorium

Di laboratorium, semua contoh uji sedapat


mungkin harus segera dianalisis.
contoh uji disimpan dalam ruangan
pendingin (cooling room) dengan suhu 4oC.
Waktu penyimpanan contoh uji untuk setiap
parameter bervariasi mulai dari ukuran jam
sampai ukuran bulan sesuai dengan holding
time - nya.
Pengendalian Mutu

Duplikat contoh uji


Split contoh
Latihan

1. Membuat studi kasus pengambilan sampel


LB3 dalam kegiatan Pengawasan LH
2. Memberikan pengarahan tentang kasus dan
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta
yaitu:
a. Membuat Rekaman Data Lapangan
b. Membuat CHAIN of CUSTODY
pengambilan sampel di lapangan
11/23/2022 102
MELAKUKAN PENGAWASAN ANALISIS
LIMBAH B3

103
5

104
105
LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA LIMBAH
B3
NO ELEMEN KOMPETENSI LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN

1. Menentukan penjaminan 1.1 Melakukan inventarisasi bahan pengujian karakteristik


mutu penetapan uji limbah B3.
karakteristik limbah B3
1.2 Melakukan kalibrasi alat pengujian.

1.3 Memeriksa Validasi dari metode pengujian karakteristik


limbah B3.

2. Menentukan pengawasan 2.1 Menentukan Unit kerja dan personil pengawasan uji
mutu penetapan uji karakteristik limbah B3.
karakteristik limbah B3
2.2 Memeriksa kontrol pengawasan mutu uji karakteristik
limbah B3.

106
…… lanjutan

NO ELEMEN KOMPETENSI LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN

3. Melaporkan hasil 3.1 Menyusun hasil pengawasan analisis limbah B3.


pengawasan analisis
limbah B3 3.2 Mengkomunikasikan Laporan hasil pengawasan
analisis limbah B3.

107
Pengelolaan Limbah B3 adalah
kegiatan yang meliputi
pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan,
dan/atau penimbunan.

108
Pengawasan analisis limbah B3 di industri terdiri dari:

 identifikasi limbah B3;


 uji karakteristik limbah B3;
 analisis tingkat pencemaran;
 penjaminan mutu analisis limbah B3; dan
 pengawasan mutu sesuai prosedur

Pengawasan analisis Limbah B3 di industri dilakukan terhadap seluruh rangkaian kegiatan


pengelolaan limbah B3

109
STANDAR
(Metode dan Prosedur yang harus ada di Perusahaan/pabrik)

1. Metode Pengujian karakteristik limbah B3


2. Prosedur Kalibrasi alat pengujian
karakteristik limbah B3
3. Prosedur pemeriksaan kontrol pengawasan
mutu uji karakteristik limbah B3
4. Prosedur diperiksa validasi dari metode
pengujian karakteristik limbah B3
5. Prosedur penyusunan laporan dan
pengkomunikasian hasil analisis karakteristik 110
ASPEK KRITIS

1. Kecermatan dalam pelaksanaan kontrol


pengawasan mutu uji karakteristik
limbah B3.
2. Ketelitian dalam memeriksa validasi dari
metode pengujian karakteristik limbah
B3 diperiksa sesuai prosedur

111
Agar kita mempunyai
kompetensi di bidang
Bagaimana cara tersebut sesuai unit
melaksanakan kompetensi atau elemen
beberapa poin kompetensinya

tersebut di atas ?

112
LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA
LIMBAH B3

1. Melakukan inventarisasi bahan pengujian karakteristik limbah B3


2. Melakukan Kalibrasi alat pengujian
3. Memeriksa validasi dari metode pengujian karakteristik limbah B3
4. Menentukan unit kerja dan personil pengawasan uji karakteristik limbah B3
5. Memeriksa krontrol pengawasan mutu uji karakteristik limbah B3
6. Membuat Laporan pengawasan analisis Limbah B3
7. Mengkomunikasi laporan

No. 1 sd 3, lakukan koordinasi dengan laboratorium pengujinya


No. 4 Tentukan laboratorium penguji yang terakreditasi oleh KAN
No. 5 Lakukan koordinasi dengan laboratorium pengujinya
113
114
115
116
Contoh :
• Metode uji untuk
karakteristik mudah
menyala
• Penanggung jawab
PLB3 harus melakukan
pengawasan terhadap
analisis limbah B3 atau
Memeriksa Validasi
dari metode pengujian
karakteristik limbah
B3
• Apakah pihak
laboratorium
menggunakan metode
yang telah ditetapkan
dalam SNI atau
Permen LHK No. P.55
tahun 2015

117
118
Contoh hasil uji Karakteristik Limbah B3 terhadap bahan/barang yang diduga Limbah B3 dilakukan oleh
laboratorium yang terakreditasi oleh KAN
(perhatikan standard dan metode yang dipakai)

119
120
UJI TOKSIKOLOGI

121
Menyusun Laporan hasil pengawasan analisis limbah B3

1. Menyusun laporan hasil pengawasan analisis limbah B3.


misal: jika pihak pabrik telah punya format baku untuk pembuatan
laporan, maka ikuti sesuai dengan format yang telah ditentukan
perusahaan.

2. Mengkomunikasikan laporan hasil pengawasan analisis limbah B3


sesuai prosedur.
misal: pihak perusahaan mewajibkan laporan dipresentasikan kepada
atasan, maka harus dilakukan presentasi atau pemaparan kepada
atasan

122
Contoh Format Laporan

Hingga saat ini belum ada format baku untuk laporan hasil pengawasan
analisis limbah B3. Jika sudah ada format baku dari perusahaan gunakan
saja format tersebut. Contoh format laporan untuk hasil pengawasan
analisis limbah B3, sbb:

I. Tujuan Pengawasan Analisis Limbah B3.


II. Hasil Pengawasan Analisis Limbah B3
III. Pembahasan Hasil Pengawasan
IV. Kesimpulan dan Saran Tindak

123
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat

124

Anda mungkin juga menyukai