Anda di halaman 1dari 60

TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL RESMI


KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI
SURABAYA PUSAT

IA’NATUL MUKHLISHOH
3308100043
LATAR BELAKANG

Meningkatnya jumlah limbah B3 bengkel

Belum ada peraturan yang mengatur tentang


pengelolaan limbah B3 bengkel secara detail

Sistem pengangkutan limbah B3 bengkel yang


belum diatur dengan jelas
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Berapa jumlah timbulan dan komposisi limbah B3 yang
1
berasal dari bengkel di kawasan Surabaya Pusat?

Mengidentifikasi jumlah timbulan dan komposisi limbah B3


dari bengkel yang ada di Surabaya Pusat?

2 Bagaimana alur penyebaran limbah B3 yang dihasilkan dari


bengkel yang ada di Surabaya Pusat?

Mengidentifikasi alur penyebaran limbah B3 dari bengkel


yang ada di Surabaya Pusat?

Bagaimana pengelolaan di sumber dan evaluasi


3
pengelolaan limbah B3
reduksi, pewadahan, penyimpanan,sementara, pengolahan
disumber serta pengangkutan yang dihasilkan dari bengkel
yang ada di Surabaya Pusat?
Mengidentifikasi pengelolaan di sumber dan Mengevaluasi
pengelolaan limbah B3
reduksi, pewadahan, penyimpanan,sementara, pengolahan
disumber serta pengangkutan yang dihasilkan dari bengkel
yang ada di Surabaya Pusat
RUANG LINGKUP PENELITIAN
• Wilayah studi Surabaya Pusat
• Bengkel yang diteliti adalah bengkel resmi kendaraan
bermotor roda dua
• Limbah yang diteliti : kemasan bekas oli, limbah
oli, aki bekas, sisa onderdil, dan majun
• Identifikasi timbulan, karakteristik, pengelolaan
limbah B3 (reduksi, pewadahan, penyimpanan
sementara, pengolahan di sumber, pengangkutan)
dari bengkel yang ada di Surabaya Pusat
Cont’
• Kuisioner dibagikan untuk semua bengkel resmi
yang ada di wilayah Surabaya Pusat
• Pengelola maupun pemanfaat berada di wilayah
Surabaya
• Evaluasi pengelolaan di sumber meliputi
reduksi, pewadahan, penyimpanan
sementara, pengolahan disumber serta
pengangkutan limbah B3 bengkel
MANFAAT
Bagi pihak bengkel
• Menambah wawasan pemilik bengkel mengenai limbah B3
yang ada di bengkel serta penanganannya.
• Adanya perbaikan untuk pengelolaan limbah B3 yang ada di
bengkel terkait upaya reduksi, pewadahan, penyimpanan
sementara serta pengangkutan yang membutuhkan manifest
untuk limbah B3 bengkel.
• Mengetahui tata cara perijinan untuk pengelolaan limbah B3.
Bagi pemerintah kota
• Dapat digunakan sebagai masukan untuk
perbaikan peraturan mengenai limbah B3
bengkel
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
• Luas wilayah : 14, 78 km2
• Batas wilayah :
Sebelah utara : Kecamatan Pabean Catikan dan
Kecamatan Krembangan
Sebelah Selatan : Kecamatan Wonokromo
Sebelah Timur : Kecamatan Tambaksari dan
Kecamatan Gubeng
Sebelah Barat : Kecamatan Asemrowo dan
Kecamatan Sawahan
PETA DAERAH STUDI
DATA BENGKEL YANG ADA DI SURABAYA PUSAT

• Di Surabaya Pusat terdapat 28 bengkel resmi


yaitu :
Kecamatan Bubutan : 6 bengkel
Kecamatan Genteng : 10 bengkel
Kecamatan Simokerto : 2 bengkel
Kecamatan Tegalsari : 10 bengkel
METODA PENELITIAN

• Tahapan penelitian
• Langkah pengumpulan dan analisis data
LATAR BELAKANG

Kondisi Ideal : Realita


1. Pengelolaan limbah B3 dengan prinsip 1. Limbah bengkel termasuk dalam limbah B3 (Damanhuri, 2010)
cradle to grave (PP no. 18 tahun 1999) 2. Menurut keputusan BAPEDAL no 2 tahun 1998 disebutkan bahwa
2. Setiap penghasil limbah B3 diwajibkan pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam pengawasan limbah B3
mereduksi, mengolah dan menimbun limbah dari usaha bengkel dan pengumpulan pelumas bekas namun belum ada
B3 sesuai dengan ketentuan (Kep.Bapedal GAP Peraturan Daerah yang mengatur pengelolaan limbah bengkel secara
tahun 1995 dan 1998) detail. (Kep.Bapedal nomor Kep-255/BAPEDAL/08/1996)
3. Tata cara pengangkutan dan syarat 3. Proses pengangkutan dari sumber (bengkel) ke pengumpul/
transportasi yang digunakan untuk pemanfaat masih belum diatur secara spesifik. (Keputusan Dirjen
pengangkutan dari sumber ke pihak perhubungan darat tentang penyelenggaraan pengangkutan B3 di darat
pengumpul/pemanfaat no. SK.725/AJ.302/DRJD/2004)

Ide Penelitian
Identifikasi Pengelolaan dan Penyebaran Limbah
B3 Bengkel Resmi Kendaraan Bermotor Roda
Dua di Surabaya Pusat

Perumusan masalah : Tujuan : Manfaat :


1.Berapa jumlah timbulan limbah B3 yang berasal 1. Mengidentifikasi jumlah timbulan limbah B3 dari Manfaat yang diharapkan dari studi ini adalah hasil yang akan
dari bengkel di kawasan Surabaya Pusat? bengkel yang ada di Surabaya Pusat. diperoleh nantinya dapat digunakan sebagai bahan
2.Bagaimana pengelolaan dan alur penyebaran 2. Mengidentifikasi pengelolaan dan alur pertimbangan untuk evaluasi peraturan yang terkait dengan
limbah B3 yang dihasilkan dari bengkel yang ada di penyebaran limbah B3 dari bengkel yang ada di limbah B3 terutama limbah B3 yang berasal dari usaha bengkel.
Surabaya Pusat? Surabaya Pusat. Agar pengelolaan limbah B3 secara jelas diatur dalam peraturan
3.Bagaimana evaluasi pengelolaan limbah B3 dari 3. Mengevaluasi pengelolaan limbah B3 dari dengan rinci, sehingga dapat mengurangi pencemaran yang
bengkel yang ada di Surabaya Pusat ? bengkel yang ada di Surabaya Pusat. disebabkan oleh limbah B3 bengkel tersebut.

Pengumpulan data :
Data yang akan diambil berupa data primer dan
data sekunder. Terdiri dari :
1. Jumlah timbulan dan karakteristik limbah B3
bengkel B
2. Wilayah studi
3. Bengkel resmi
4. Pengambilan sampel

Mengolah dan
menganalisis data

Kesimpulan

Pembuatan laporan
Survey di sumber Survey pengelolaan Survey non penghasil

Metode :
Metode :
Metode : Wawancara dan Penyebaran kuisioner C yang
Pengambilan sampel, penyebaran kuisioner B ke
Survey, Penyebaran kuisioner A ke semua bengkel dibagikan kepada pengumpulan, pemanfaat/
beberapa sampel yang diambil secara acak, wawancara
pengolah

Data yang didapat berupa:


Metode sampling: Data yang didapat:
Gambaran umum pengelolaan limbah B3 di sumber
1. Sampel dilakukan selama 8 hari Pengolahan, pengumpulan dan persebaran
Jumlah timbulan dan karakteristik limbah B3 dari hasil 2. Sampel diambil secara acak sebanyak 9 bengkel untuk Surabaya Pusat limbah B3 bengkel
penyebaran kuisioner 3. Jumlah timbulan dihitung langsung di sumber berdasarkan karakteristiknya
masing-masing
4. Dihitung densitas limbah B3 pada bengkel dengan menggunakan kotak ukuran 40
L lalu diisi dengan limbah B3 hingga penuh, lalu dihentakkan sebanyak 3 kali
dengan jarak 20 cm setelah itu dihitung volume setelah dinaik turunkan dan
dihitung berat limbah B3 tersebut dan akan didapat densitasnya.
5. Untuk limbah cair pengukuran volume menggunakan beaker glass ukuran 1 L ata
0,8 L

Data yang didapat:


Pengelolaan limbah secara spesifik yang meliputi reduksi,
bentuk dan jenis pewadahan, tata cara penyimpanan
sementara, jumlah timbulan, densitas dan komposisi limbah,
gambaran umum transportasi ke pihak pengolah/pemanfaat

Analisa data :
1. Analisa pengelolaan limbah B3 dengan prinsip
cradle to grave
2. Analisis kajian peraturan apakah pengelolaan
sudah sesuai dengan peraturan atau tidak
3. Analisis sebaran dan rute persebaran

Menggambarkan pola persebaran


limbah B3 bengkel dengan map info

Kesimpulan dan saran


PEMBAHASAN
• Identitas bengkel resmi di Surabaya Pusat
Dari 39 bengkel yang terdaftar terdapat 10
bengkel sudah yang tutup, 3 toko sparepart
saja, dan 1 toko yang hanya melayani dealer, dan
terdapat 3 bengkel tambahan yang masih belum
terdaftar, sehingga total bengkel ada 28 bengkel.
Dari 28 bengkel terdapat 9 kuisioner yang ditolak
sehingga total kuisioner yang terisi sebanyak 19
buah.
KATEGORI BENGKEL
Bengkel di Surabaya Pusat dikategorikan menjadi 3 jenis
yaitu bengkel ramai, bengkel sedang dan bengkel sepi.
Bengkel ramai dengan jumlah pelanggan ≥ 30 motor
Bengkel sedang dengan jumlah pelanggan 15 – <30
motor
Bengkel sepi dengan jumlah pelanggan <15 motor
TIMBULAN DAN KOMPOSISI
BENGKEL RAMAI
Komposisi Limbah B3 di Bengkel
Ramai
BENGKEL SEDANG
Komposisi Limbah B3 di Bengkel
Sedang
BENGKEL SEPI
Komposisi Limbah B3 di Bengkel
Sepi
PERBANDINGAN HASIL KUISIONER
DENGAN HASIL SAMPLING
• Bengkel ramai

Dari perbandingan tersebut didapatkan rasio atau


faktor error dari pengisian kuisioner sehingga didapat
faktor error sebesar 4,7%, karena faktor error yang
didapat di bawah 5% sehingga dapat disimpulkan
hasil kuisioner sesuai dengan hasil sampling
• Bengkel sedang

Dari perbandingan tersebut didapatkan faktor error


yaitu sebesar 8,07% sehingga untuk jumlah timbulan
perhari dari setiap bengkel dari hasil kuisioner harus
dikalikan dengan 108,07 % agar didapatkan hasil
yang sama seperti keadaan dilapangan.
• Bengkel Sepi

Dari perbandingan diatas didapat faktor error yaitu 52 %. Hal ini dikarenakan
untuk perkiraan timbulan pada bengkel lebih sulit dilakukan sehingga
pemilik bengkel memperkirakan jumlah timbulan terbesar yang mereka
ketahui, namun pada saat sampling timbulan yang dihasilkan lebih
sedikit, hal tersebut dikarenakan selama sampling terjadi hujan yang
cukup sering sehingga jumlah timbulan yang dihasilkan juga sedikit. Oleh
karena itu untuk data timbulan hasil kuisioner harus dikalikan dengan 52
%
PENGELOLAAN LIMBAH B3
BENGKEL
PEWADAHAN OLI BEKAS

• 1 buah terbuat dari besi &


3 buah dari beton
• 3 bengkel terletak di
depan bengkel & 1 bengkel
di belakang
21%

TANDON
79%
DRUM

Wadah penyimpanan
sementara
PEWADAHAN LIMBAH B3 ONDERDIL

17% 17%

6%
11%
5%

11%
22%
11%

Kardus Bak Plastik Tempat Sampah Ember

Wadah Logam Box Onderdil Kantong Kresek Tidak Ada Wadah


PEWADAHAN MAJUN

• Untuk majun semua bengkel membuang


majun ke tempat sampah bercampur dengan
sampah non B3
PEWADAHAN BOTOL BEKAS
PEWADAHAN AKI BEKAS
• Dari 19 bengkel terdapat 9 bengkel yang tidak
memiliki pewadahan khusus untuk aki
bekas, 8 bengkel menggunakan kardus dan 2
bengkel yang menggunakan keranjang.
PENGUMPULAN DAN PENYIMPANAN

• Pengumpulan limbah B3 dilakukan setiap sore hari


ketika bengkel akan tutup
• Setelah dilakukan pengumpulan limbah akan
disimpan di tempat penyimpanan yang dimiliki oleh
masing – masing bengkel. Untuk tempat
penyimpanan terlihat pada tabel
Penyimpanan Botol Penyimpanan Oli
N Bekas, Bengkel Bekas, Bengkel
Kategori Bengkel
o Di Di
Di luar Di luar
dalam dalam
1 Bengkel Sepi 5 - 5 -
2 Bengkel Sedang 5 4 4 5
3 Bengkel Ramai 2 3 3 2
PENGANGKUTAN

• Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan pick


up. Tidak ada label atau simbol pada kendaraan
pengangkut.
• Pengangkutan ini tidak disertai dengan manifest yang
seharusnya dimiliki oleh pihak penghasil, pengangkut
maupun pihak pengolah/pemanfaat.
• Frekuensi pengangkutan dapat dilihat pada tabel

Frekuensi Pengangkutan, Bengkel


No Kategori Bengkel
<1 bulan sekali 1 Bulan Sekali >1 bulan sekali
1 Bengkel Sepi 0 3 2
2 Bengkel Sedang 2 5 2
3 Bengkel Ramai 3 2 0
TUJUAN PENGANGKUTAN

No. Nama Bengkel Tujuan Pengangkutan Status

1 UD. New Merdeka Ngagel 127 A Pengumpul

2 Pusat Motor I Tidak Diketahui Tidak Diketahui

3 Pandegiling Motor Ngagel 127 A Pengumpul

4 Makmur Motor Tidak Diketahui Tidak Diketahui

5 Taruna Agung Sidoyoso Pemanfaat

6 S.S Saudara Tidak Diketahui Tidak Diketahui

7 Utomo Cipto Motor Kletek, sidoarjo Pemanfaat

8 IJMG Urip Sumoharjo Kletek, sidoarjo Pemanfaat

9 Sumber Bintang Mandiri Tidak Diketahui Tidak Diketahui

10 Duta Motor Tidak Diketahui Tidak Diketahui

11 Subur Jaya Kletek sidoarjo Pemanfaat

12 IJMG Bubutan Suzuki indrapura Pengumpul

13 Yamaha Dupak Sidoyoso 3 no 65 - 67- 69 Pemanfaat

14 Surya Sakti Motor Dukuh kupang Pemanfaat

15 Nusantara Motor Margomulyo Pemanfaat

16 Ramayana UD. Sidoyoso 3 no 65 - 67- 69 Pemanfaat

17 Banyuwangi Motor Ngagel 127 A Pengumpul

18 Toko Kencanasari Margomulyo Pemanfaat

19 SMS motor Kletek, sidoarjo Pemanfaat


PENGOLAHAN/PEMANFAATAN

• Tidak dilakukan pengolahan oleh pihak bengkel


• Pengolahan / pemanfaatan dilakukan oleh pihak non
penghasil limbah B3 bengkel
• Pengolahan/pemanfaatan yang dilakukan oleh pihak
non penghasil dilakukan dengan memurnikan
kembali oli bekas, digunakan sebagai bahan bakar
untuk meleburkan timah, sebagai pelumas untuk
meubel dan untuk proyek.
POLA PENYEBARAN
KAJIAN PERATURAN LIMBAH B3
• PP no.18 tahun 1999
• PP no.85 tahun 1999
• Kep. Bapedal no.1 tahun 1995
• Kep. Bapedal no.2 tahun 1995
• Kep.Bapedal no.5 tahun 1995
• PermenLH no.18 tahun 2009
• Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat no. SK.725/AJ.302/DRJD/2004
ANALISA RANCANGAN PENGELOLAAN LIMBAH
B3 BENGKEL
• Reduksi
• Pewadahan dan pelabelan
• Pengumpulan dan penyimpanan
• Pengangkutan
• Pemanfaatan atau pengolahan
REDUKSI
• Menggunakan kembali onderdil – onderdil bekas yang masih
dapat digunakan kembali.
• Menggunakan oli baru dengan volume yang sesuai dengan
volume motor yang akan diganti olinya, sehingga tidak ada oli
yang tersisa pada kemasan botol.
• Menerapkan sistem K3 untuk menghindari terjadinya ceceran
pelumas atau bahan bakar dari motor sehingga mengurangi
penggunaan majun yang terkontaminasi
Oli bekas

Tampak Depan Tampak Atas


Botol Bekas

Tampang Samping Kiri Tampang Depan Tampang Belakang


Majun Bekas

Tampang Samping Tampang Depan


Aki Bekas dan Onderdil Bekas
Tampang Samping Tampang Samping

Tampang Atas
Tampang Samping Atas
PENYIMPANAN
• Sesuai dengan Kep Bapedal no.1 tahun 1995
1. Ruang penyimpanan limbah B3 bengkel harus terlindung
dari masuknya air hujan
2. Lantai harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak
retak
3. Tempat penyimpanan limbah B3 bengkel ini digunakan label
atau tanda peringatan untuk bahan yang mudah terbakar
yang berguna untuk mencegah terjadinnya kebakaran
4. Ruang penyimpanan limbah B3 bengkel tersebut juga harus
tersedia sistem pendeteksi dan pemadam
kebakaran, persediaan air untuk pemadam api dan hidran
untuk memadamkan api
PENGANGKUTAN

• Untuk oli bekas digunakan kendaraan pengangkut


tangki dengan volume 3 – 4 m3 yang dapat
digunakan untuk menampung 3 – 4 bengkel besar
atau sedang.
• Harus disertai dengan manifest untuk limbah B3
• Sebaiknya memilih jalan arteri yang jauh dari
pemukiman guna menghindari terjadinya bahaya
yang tidak diinginkan
Kendaraan Pengangkut
Tampang Samping Tampang Samping Kanan

Tampang Belakang Tampang Samping Kiri


POLA PENGUMPULAN
PEMANFAATAN

• Pemanfaatan bisa dilakukan dengan 3


cara, reuse, recycle dan recovery
• Limbah oli bekas dapat digunakan sebagai bahan
bakar ataupun diolah kembali menjadi oli yang baru
dengan cara yang sesuai. Untuk limbah botol bekas
dapat digunakan kembali dengan dilebur menjadi
bijih plastik atau dibersihkan dan digunakan kembali
untuk botol oli.
• Onderdil bekas dan aki bekas dapat dilebur
kembali menjadi logam yang dapat digunakan
untuk membentuk aki atau onderdil yang
baru.
• Untuk majun tidak dapat dilakukan pemanfaatan
kembali karena majun yang sudah
terkontaminasi oleh oli bekas tersebut tidak
dapat dikembalikan seperti semula, sehingga
untuk majun pengolahan yang sesuai adalah
dengan proses pembakaran dengan
menggunakan insenerator.
REKOMENDASI
• Menyediakan kemasan limbah B3 bengkel yang kuat, tahan
lama, tidak berkarat, serta memiliki simbol limbah yang
mudah terbakar untuk majun, oli bekas, onderdil bekas, dan
botol bekas. Sedangkan simbol korosif untuk limbah B3 aki
bekas
• Pengurusan surat perijinan penyimpanan sementara yang
ditujukan kepada walikota Surabaya.
Con’t
• Melengkapi beberapa persyaratan untuk pengurusan ijin
penyimpanan sementara UKL/UPL, akte pendirian
perusahaan, surat izin usaha perdagangan, fotokopi asuransi
pengelolaan lingkungan, izin mendirikan bangunan, izin
lokasi, izin gangguan, keterangan mengenai lokasi (nama
tempat/letak, luas, titik koordinat), jenis limbah yang akan
dikelola, jumlah limbah yang akan dikelola, karakteristik
perjenis limbah yang akan dikelola, desain konstruksi tempat
penyimpanan atau pengumpulan, flowsheet lengkap proses
pengelolaan limbah B3, perlengkapan sistem tanggap darurat
dan tata letak saluran drainase.
Con’t
• Mencatat setiap limbah yang dihasilkan atau yang dikirim ke
dalam neraca limbah
• Memiliki manifest untuk setiap limbah B3 yang akan diangkut
• Penggunaan tandon timbun harus dilengkapi dengan liner
yang kedap air untuk mencegah terjadinya pencemaran air
tanah serta fasilitas pendeteksi kebocoran. Penggunaan
tandon timbun juga harus diperiksa setiap 2 bulan sekali
untuk memeriksa sistem perlindungan katodik serta sistem
perlindungan yang lain agar keamanan tandon tetap terjaga
KESIMPULAN
1. Rata – rata timbulan limbah B3 bengkel yang dihasilkan
untuk bengkel ramai 0.664 kg/motor, bengkel sedang 0.645
kg/motor dan bengkel sepi 0.856 kg/motor. Komposisi
limbah B3 bengkel terdiri dari 83 % oli bekas, 10% botol
bekas, 4% aki bekas, 2% onderdil bekas dan 1% majun
2. Alur pengumpulan limbah B3 terdapat 4 bengkel yang
mengirimkan limbah B3 keluar wilayah Surabaya, 10 bengkel
di wilayah Surabaya dan 5 yang tidak diketahui alur
pengumpulannya
3. Pengelolaan limbah B3 bengkel masih belum
sesuai dengan Kep. Kepala Bapedal no.1 tahun
1995 terkait masalah penyimpanan
sementara, Kep. Kepala Bapedal no.2 tahun
mengenai dokumen limbah B3, dan Kep.
Kepala Bapedal no.5 tahun 1995 mengenai
simbol dan label untuk kemasan limbah B3
4. Rekomendasi untuk pengelolaan limbah B3
bengkel yaitu menyediakan wadah untuk
limbah yang mudah terbakar dan korosif yang
dilengkapi dengan simbol dan label. Mengurus
perijinan penyimpanan sementara yang
dilengkapi dengan beberapa persyaratan.
Mencatat setiap limbah yang dihasilkan dan
yang akan diangkut. Menyertakan lembar
manifest pada saat proses pengangkutan
limbah B3
3. Pengelolaan limbah B3 di bengkel yang ada di Surabaya Pusat
memiliki banyak variasi dalam jenis pewadahan yang
digunakan untuk masing – masing limbah B3, belum ada
pelabelan untuk jenis limbah B3, dan untuk aktivitas
pengelolaan limbah B3 di sumber hanya sampai ke
penyimpanan saja, untuk pengangkutan dan pemanfaatan
dilakukan oleh pihak non penghasil limbah B3 bengkel.
Pengelolaan limbah B3 bengkel masih belum sesuai dengan
Kep. Kepala Bapedal no.1 tahun 1995, Kep. Kepala Bapedal
no.2 tahun, dan Kep. Kepala Bapedal no.5 tahun 1995
4. Rekomendasi untuk pengelolaan limbah B3 bengkel
yaitu menyediakan wadah untuk limbah yang mudah
terbakar dan korosif yang dilengkapi dengan simbol
dan label. Mengurus perijinan penyimpanan
sementara kepada Walikota Surabaya yang dilengkapi
dengan beberapa persyaratan. Mencatat setiap
limbah yang dihasilkan dan yang akan diangkut.
Menyertakan lembar manifest pada saat proses
pengangkutan limbah B3
SARAN
• Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menggambarkan jalur yang dilalui untuk proses
transportasi sehingga dapat diketahui jalur yang
efektif untuk pengangkutan limbah B3 bengkel.
• Penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk
bengkel – bengkel kecil yang masih belum terdata
sehingga dapat diketahui bagaimana pengelolaan
dan persebaran yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai