02 Revisi: 0
DAFTAR AMANDEMEN
DAFTAR ISI
beberapa titik dalam satu lokasi pada waktu yang berbeda, dengan volume
yang sama.
b) Hasil pengujian contoh terpadu menunjukkan rerata dari waktu dan titik yang
berbeda pada suatu lokasi tertentu.
c. Cara pengambilan contoh
Pengambilan contoh dapat dilakukan secara manual atau secara otomatis
tergantung dari keperluan dan fasilitas yang ada.
1. Cara manual
Pengambilan contoh secara manual mudah diatur waktu dan tempatnya, serta
dapat menggunakan bermacam-macam alat sesuai dengan keperluannya.
Keberhasilan pengambilan contoh secara manual sangat tergantung pada
keterampilan petugas yang melaksanakannya.
2. Cara otomatis
Pengambilan contoh cara otomatis sesuai untuk pengambilan contoh gabungan
waktu dan contoh yang diambil rutin secara berulang-ulang dengan
menggunakan peralatan otomatis.
d. Penentuan frekuensi pengambilan contoh
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pengambilan contoh yaitu
perubahan kualitas lingkungan dan waktu pengambilan contoh lingkungan. Untuk
memperoleh data yang baik maka jumlah frekuensi pengambilan contoh
lingkungan pada suatu lokasi perlu ditentukan secara sistematis.
1.5 Perlakuan Contoh Uji di Lapangan
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam perlakuan contoh di lapangan:
a. Pengujian parameter kualitas lingkungan di lapangan
Bila parameter dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan maka
pengujian harus dikerjakan di lapangan.
b. Perlakuan pendahuluan contoh
Perlakuan pendahuluan yang dilakukan terhadap contoh antara lain adalah
penyaringan, ekstraksi dan pengawetan, disesuaikan dengan tujuan dan
parameter yang di analisis.
1.6 Pengendalian Mutu di Lapangan
Pengendalian mutu di lapangan digunakan untuk mengetahui bias yang ditimbulkan
karena kontaminasi, deteriorisasi, maupun perubahan selama pengambilan contoh
hingga analisis di laboratorium. Contoh pengendalian mutu lapangan yang ditetapkan
harus diperlakukan sebagaimana contoh yang diambil dari lapangan.
Tanggal terbit: 22 Februari 2019 9 dari 38
KAN Pd-01.02 Revisi: 0
Berikut ini pengendalian mutu lapangan yang diperlukan dalam pengambilan contoh
lingkungan, penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan:
a. Blanko lapangan (field blank) disederhanakan sesuai dengan Lampiran 1 Point. 9
Blanko lapangan digunakan untuk memberikan informasi tentang keberadaan
kontaminan selama proses pengambilan contoh, penggunaan peralatan lapangan,
bahan pengawet, atau transportasi ke laboratorium. Blanko lapangan dapat dilakukan
salah satu atau lebih halhal dibawah ini, disesuaikan dengan matrik contoh uji:
1. Blanko matrik (matrix blank)
Blanko matrik adalah air bebas analit yang mempunyai matrik hampir sama dengan
contoh yang akan diambil. Dalam beberapa literatur blanko matrik disebut juga blanko
lapangan. Blanko matrik dipaparkan pada lingkungan di lokasi pengambilan contoh
untuk mengetahui kontaminasi selama proses pengambilan contoh secara
keseluruhan. Blanko matrik diawetkan dan diperlakukan sama halnya dengan contoh
yang diambil dari lapangan.
2. Blanko media (sampling media blank)
Blanko media digunakan untuk mendeteksi kontaminasi berkaitan dengan media
yang digunakan untuk pengambilan contoh di lapangan, misalnya peralatan
pengambilan contoh, wadah contoh, penyaring atau filter yang meliputi antara lain:
a) Blanko peralatan (equipment blank)
Blanko peralatan merupakan air bebas analit yang dilewatkan melalui water
sampler sesaat akan dilakukan pengambilan contoh di lapangan. Air yang telah
melewati water sampler tersebut ditampung dalam wadah contoh yang sesuai.
Blanko tersebut diberi identitas khusus dan diperlakukan sama halnya dengan
contoh.
b) Blanko wadah contoh (container blank)
Salah satu wadah contoh yang akan digunakan dalam proses pengambilan contoh
lingkungan diambil secara acak. Wadah yang telah dipilih tersebut diisi dengan air
bebas analit dan dibawa ke lokasi pengambilan contoh. Blanko wadah contoh
tersebut diperlakukan sebagaimana contoh sesungguhnya kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis seperti halnya contoh yang diambil dari lokasi
pengambilan contoh lingkungan.
c) Blanko penyaring (filter blank)
Apabila penyaringan diperlukan dalam proses analisis, maka penggunaan blanko
penyaring harus diterapkan untuk mendeteksi keberadaan kontaminasi yang
berasal dari kertas saring maupun peralatan saring. Untuk analisis air, blanko
Tanggal terbit: 22 Februari 2019 10 dari 38
KAN Pd-01.02 Revisi: 0
penyaring merupakan air bebas analit yang dilewatkan pada filter yang telah dicuci
sesuai prosedur yang ditetapkan. Air yang telah melewati filter tersebut ditampung
pada wadah yang sesuai dan diperlakukan sebagaimana contoh yang akan
dianalisis.
3. Blanko perjalanan (trip blank or transport blank)
Blanko perjalanan diterapkan ketika contoh lingkungan yang diambil mempunyai
sifat mudah menguap. Sekurang-kurangnya satu blanko perjalanan harus disiapkan
untuk setiap jenis contoh yang mudah menguap. Blanko perjalanan merupakan air
bebas analit yang disiapkan di laboratorium. Blanko tersebut dibawa ke lokasi
pengambilan contoh, didiamkan tanpa dibuka selama pengambilan contoh dan
dibawa kembali ke laboratorium sebagaimana contoh sesungguhnya.
b. Contoh kontrol (control sample)
Contoh kontrol adalah contoh yang mempunyai media hampir sama dengan matrik
contoh yang diuji, yang diambil pada waktu bersamaan dengan pengambilan contoh di
dekat lokasi, dimana pengambilan contoh dilakukan. Lokasi pengambilan contoh
kontrol tersebut harus pada area yang diperkirakan tidak terkontaminasi oleh polutan
yang akan di uji sehingga dapat digunakan sebagai base line. Dalam hal ini, contoh
kontrol dikenal juga sebagai site blank, background sample atau matrix sample.
c. Contoh terbelah (split samples)
Contoh terbelah merupakan :
1. replika contoh yang mewakili titik pengambilan contoh pada waktu yang sama
2. diambil dari satu titik pengambilan contoh, selanjutnya dimasukkan ke dalam satu
wadah yang sesuai, kemudian dicampur sehomogen mungkin serta dibagi ke dalam
dua wadah yang telah disiapkan. Kedua contoh tersebut diawetkan (bila diperlukan)
serta mendapat perlakuan sama selama dalam perjalanan maupun preparasi dan
analisis di laboratorium.
3. Digunakan untuk pengecekan kinerja analitik khususnya penentuan presisi. Apabila
nilai presisi yang diperoleh tidak memenuhi batasan yang dapat diterima, maka
tindakan perbaikan dilakukan untuk menemukan akar penyebab masalah.
4. Jika diperlukan, pengambilan contoh dapat diulang pada titik pengambilan contoh
tersebut.
d. Contoh duplikat lapangan (field duplicate sample)
Contoh duplikat lapangan digunakan untuk pengecekan presisi secara keseluruhan
proses pengambilan contoh dan analisis di laboratorium. Contoh duplikat merupakan
contoh independen yang diambil pada waktu yang hampir sama dari titik pengambilan
Tanggal terbit: 22 Februari 2019 11 dari 38
KAN Pd-01.02 Revisi: 0
Penyebab kematian, cedera fatal Segera menguap dalam keadaan Mudah meledak atau
4 meskipun ada pertolongan. normal dan dapat terbakar secara diledakkan, sensitif terhadap
cepat panas dan menarik.
Berakibat serius pada keterpaan singkat, Cair atau padat dapat dinyalakan Mudah meledak tetapi memerlukan
3
meskipun ada pertolongan pada suhu biasa penyebab panas dan tumbukan kuat.
Keterpaan intensif dan terus menerus Perlu sedikit ada pemanasan
2 berakibat serius, kecuali ada sebelum bahan dapat dibakar Mudah meledak tetapi memerlukan
pertolongan penyebab panas dan tumbukan kuat.
Penyebab iritasi atau cedera ringan Dapat dibakar tetapi memerlukan Stabil pada suhu normal, tetapi tidak
1 pemanasan terlebih dahulu meledak
Tidak berbahaya bagi kesehatan Bahan tidak dapat dibakar sama Stabil, tidak reaktif, meskipun
0 meskipun kena panas sekali kena panas atau suhu tinggi.
2. Komunikasi bahaya
a) Memasang sensor bahaya atau alarm di lokasi yang mudah menimbulkan
kebakaran.
b) Memasang simbol lokasi-lokasi tertentu yang berkaitan dengan bahan kimia
beracun dan berbahaya.
c) Contoh komunikasi bahaya karakteristik bahan dan simbol yang terdapat
pada label yang berkaitan dengan K3, seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Karakteristik bahan dan symbol yang terdapat pada label yang
berkaitan dengan K3
1 A Kebakaran karena bahan solid/padat, material organik (kayu, kertas, kain, plastik dan bahan lain yang sejenis)
8. Alarm
9. Petunjuk arah keluar ruangan laboratorium dengan warna hijau
Merupakan tanda yang dapat memberikan informasi bagi pekerja laboratorium
untuk keluar ruangan dengan aman dan selamat ketika ada bahaya di
laboratorium
1 Bahan Mudah Terbakar 1. Suhu ruangan dingin (< 21°C) dan berventilasi.
2. Jauhkan dari sumber api dan sumber panas, t
3. Tersedia alat pemadam kebakaran.
2 Bahan mudah meledak o Suhu ruangan dingin dan berventilasi
o Jauhkan dari panas api
o Hindarkan dari gesekan/tumbukkan mekanis
3 Bahan oksidator 1. Suhu ruangan dingin dan berventilasi
2. Jauhkan dari sumber api dan panas
3. Jauhkan dari bahanbahan cairan mudah terbakar/reduktor
terutama yang mempunyai flash point rendah
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Testing and materials, ASTM D4515-85,(2001), “Standar Partice for
Estimation of Holding Time for water Samples Containing Organic Constituents”,
Philadelphia, PA, USA;
Bartam, Jamie and Richard Balance, editor, 1996, “Water Quality Monitoring – a practical
guide to the desaign and implementation of fresh water quality studies and monitoring
programmes”, published on behalf of UNEP, WHO, TJ Press Ltd, Cornwall;
Bourke, John B; Spittler, Terry D; and Young, Susan J, 1988, “Sample Size Relation to
Analytical Quality Assurance and Quality Control Requirements”, in Principles of
Environmental Sampling, Editor by Lawrence H. Keith, ACS Professional reference Book,
American Chemical Society, USA;
Cowgill, U.M., 1988, “Sampling Waters the Impact of Sample Variability on Planning and
Confidence Levels” in Principles of Environmental sampling, Editor by Lawrence H. Keith,
ACS Professional reference Book, American Chemical Society, USA;
Csuros, Maria, 1994, “Environmental Sampling and Analysis for Technicians”, Lewis
Publishers, USA; Dick, Elie M., 1994, “Water and Wastewater Sampling for Environmental
Analysis” in Environmental
Sampling for Trace Analysis, Editor by Bern Market, VCH Publisher, Germany;
Hadi, Anwar, 2005, “Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025: 2005 – Persyaratan
Umum Kompetensi LaboratoriumPengujian dan Laboratorium Kalibrasi”, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Hutagalung, Horas P., “Penyaringan Contoh Air Laut”, 1997, dalam Metode Analisis Air Laut,
Sedimen dan Biota – Buku 2, Editor Horas P. Hutagalung, Deddy setiapermana, S Hadi
Riyono, Pusat Litbang Oseanologi, LIPI, Jakarta;
Hutagalung, Horas P., Pengambilan dan Pengawetan Contoh Air Laut, 1997, dalam Metode
Analisis Air Laut, Sedimen dan Biota – Buku 2, Editor Horas P. Hutagalung, Deddy
setiapermana, S Hadi Riyono, Pusat Litbang Oseanologi, LIPI, Jakarta;
Keith, Lawrence H., 1990, “Environmental Sampling and Analysis : A Practical Guide”, Lewis
Publishers, USA;
Klapper, H., Rast, W., and Uhlmann, D., 1994, “Guidelines for Sampling freshwater for
Eutrophication Management Prgograms”, in Environmental Sampling for Trace Analysis,
Editor by Bern Market, VCH Publisher, Germany;
Tanggal terbit: 22 Februari 2019 26 dari 38
KAN Pd-01.02 Revisi: 0
Lewis, David. L., 1988, “Assessing and Contolling Sample Contamination”, in Principles of
Environmental sampling, Editor by Lawrence H. Keith, ACS Professional reference Book,
American Chemical Society, USA;
Parr, Jerry; Ballinger, Mark; Callaway, Owen; and Carlberg, Kathy, 1988, “Preservation
Techniques for Organic and Inorganic Compounds in Water Samples”, in Principles of
Environmental sampling, Editor by Lawrence H. Keith, ACS Professional reference Book,
American Chemical Society, USA;
Rump, hans Hermann & Krist, Helmut, 1992, “Laboratory Manual for the Examination of
Water, Wastewater and Soil”, VCH Publisher, Germany;
Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 1060B. Collection of
samples, 2004, 21th edition, American Public Health Association, American Water Works
Association, Water Pollution Control Federation, Washingthon, D.C
SNI 03-7016-2004, Standar Nasional Indonesia, Tata cara pengambilan sampel dalam
rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai ICS 13.060.45 Badan
Standardisasi Nasional
Bahan Diklat Calon Ahli K3 Kimia, Hotel Harris, Jakarta 13 Juni 2006.
American Public Health Association (APHA), American Water Works Association (AWWA),
and Water Enviroment Federation (WEF). (2005). Standard Methods Examination of Water
and Wastewater (23st edition). Washington DC.
Standar Nasional Indonesia, SNI 19-0232-2005, Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia di
udara tempat kerja, ICS 13.040.30, Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Standar Nasional Indonesia, SNI 16-7063-2004, Nilai Ambang Batas (NAB) iklim kerja
(panas), kebisingan, getaran tanganlengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja,
Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per 13/MEN/X/2011 tentang Tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
Lampiran 1
CONTOH
5. Wadah Contoh
5.1 Jumlah wadah contoh yang diperlukan, sebutkan
5.2 Jumlah wadah blanko yang diperlukan, sebutkan
5.3 Jenis wadah, sebutkan
5.4 Ukuran wadah, sebutkan
5.5 Pencucian wadah, sebutkan
Lampiran 2
Lampiran 3
CONTOH
Rekaman Data Pengambilan Contoh Lingkungan
alasan :
(………………………….)
Lampiran 4
CONTOH
Rangkaian Pengamanan Contoh
No. Urut No. kode Jenis Wadah Volume Tipe Pengawetan Batas Maks. Parameter Metode
Lab Contoh Contoh Waktu
Simpan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
… dari.
…..dari
…..dari. ....
……
……….
……….
……….
……… dst
Diserahkan oleh petugas pengambil contoh Diserahkan oleh petugas penerima contoh laboratorium Diserahkan oleh penyelia laboratorium Tanggal :
Tanggal : Jam : Paraf : 1 Tanggal : Jam : Paraf : 3 Jam : Paraf : 5
Diterima oleh petugas penerima contoh Diterima oleh penyelia laboratorium Tanggal : Jam : Diterima oleh analis laboratorium Tanggal : Jam :
laboratorium Tanggal : Jam : Paraf : 2 Paraf : 4 Paraf : 6
Lampiran 5
Contoh Kategori Limbah
Kategori B ( Cyanida )
Kategori D (Mercury)
Catatan
Kategori Komponen
Catatan
Kategori Komponen
Fa : 1. Senyawa dari logam : Mg, Ti, V, Cr, ο Tulis pH dan semua
Logam Berat Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn, Ag, Cd, In, komponen dalam form
Anorganik Sn, Ba, Pb, Bi, Ce, Gd
2. Mengandung sedikit senyawa dari
logam Ge, As, Se, Sr, Y, Zr, La, Sm
Fb : 1. Senyawa dari logam Al, Si, P, Sb, ο Tulis pH dan semua
logam berat Yang Ta, Senyawa chelate, senyawa komponen dalam form.
mengandung komplek
bahan organik 2. Senyawa logam berat yang
mengandung bahan organik, gula,
protein, lemak, ammonia, pelarut
organik
3. Jika mengandung Senyawa Arsen
seperti Cacodyl acid, tulis dalam
form
Kategori H ( Lain-lain )
Catatan:
Pengkategorian limbah dapat juga disesuaikan dengan tujuan pengolahan limbah
berdasarkan acuan.
Lampiran 6
Contoh Diagram Alir Pengumpulan Limbah
Catatan:
Keterangan Da; H; Db; Bb; Ba; Bc; ……………….dan seterusnya dapat dilihat pada
Lampiran 1 Kategori Limbah