Anda di halaman 1dari 31

MELAKUKAN TINDAKAN K3

TERHADAP BAHAYA DALAM PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

1
7

2
3
4
5
LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA
LIMBAH B3
NO ELEMEN KOMPETENSI Yang Harus Dilakukan
1. Mengidentifikasi bahaya 1.1 Mempergunakan Alat pelindung diri (APD) sesuai prosedur.
dan resiko kecelakaan 1.2 Melakukan identifikasi dampak dari kecelakaan kerja pada saat
kerja pada saat mengelola limbah B3 sesuai potensi bahaya.
mengelola limbah bahan 1.3 Melakukan inventarisasi Material Safety Data Sheet (MSDS) dari
beracun dan berbahaya bahan B3 sesuai bahan yang digunakan.
(B3)

2. Melakukan tindakan 2.1 Memasang alat pengaman pada lokasi berbahaya di area
perbaikan untuk peralatan pengelolaan limbah B3 sesuai kebutuhan.
mengurangi bahaya dan 2.2 Melakukan pengelolaan Bahan atau barang yang berpotensi
resiko kecelakaan kerja menyebabkan kecelakaan kerja di area peralatan pengelolaan
pada saat mengelola limbah B3 sesuai prosedur.
limbah B3

6
…… lanjutan

NO KOMPETENSI Yang Harus Dilakukan

3. Mengendalikan bahaya 3.1 Melaksanakan pengelolaan limbah B3 sesuai prosedur K3.


dan resiko kecelakaan
kerja dalam mengelola 3.2 Melakukan identifikasi peralatan tanggap darurat dalam pengelolaan
limbah B3 limbah B3 sesuai prosedur K3.

3.3 Menggunakan peralatan tanggap darurat dalam pengelolaan limbah B3


sesuai prosedur K3.

3.4 Melaksanakan Tanggap darurat di area pengelolaan limbah B3 sesuai


prosedur.

3.5 Melakukan kerjasama dengan pelayanan kesehatan terdekat sesuai


prosedur.

7
….. lanjutan

NO ELEMEN KOMPETENSI Yang Harus Dilakukan


4. Menangani kecelakaan 4.1 Melakukan sosialisasi pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di
pada pengelolaan area kerja sesuai prosedur.
limbah B3 4.2 Menyiapkan perlengkapan P3Ksesuai kebutuhan.
4.3 Melaksanakan P3K di area kerja sesuai prosedur.
4.4 Menghubungi pelayanan kesehatan terdekat sesuai prosedur.

5. Melaporkan hasil 5.1 Menyusun hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam mengelola limbah
tindakan K3 dalam B3 sesuai prosedur.
mengelola limbah B3 5.2 Mengkomunikasikan Laporan hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam
mengelola limbah B3 sesuai prosedur.

8
KONTEKS VARIABEL

9
10
STANDAR
(prosedur dan instruksi kerja yang harus ada di perusahaan/pabrik)

11
12
PERATURAN YANG DIPERLUKAN

1. Peraturan Pemerintah Nomor101 tahun 2014 Tentang


Pengelolaan Limbah B3
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
penerapan sistem manajemen K3
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor 15 tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja

13
SIKAP KERJA
- Teliti
- Cermat
- Disiplin

ASPEK KRITIS
1. Ketelitian dan kecermatan dalam mengidentifikasi dampak
dari kecelakaan kerja saat mengelola limbah B3
2. Ketepatan dalam menggunakan peralatan tanggap darurat
dalam mengelola limbah B3
3. Ketepatan dalam penanganan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) di area kerja
4. Kesigapan dalam menghubungi pelayanan kesehatan
terdekat
5. Ketelitian dan kecermatan dalam melaksanakan tanggap 14
Agar kita mempunyai
kompetensi di bidang
Bagaimana cara tersebut sesuai unit
melaksanakan kompetensi atau elemen
beberapa poin kompetensinya

tersebut di atas ?

15
 Bahaya (Hazard) adalah sifat-sifat intrinsik dari suatu zat atau proses yang berpotensi dapat menyebabkan kerusakan
atau membahayakan.

 Hal ini termasuk bahan kimia (toksisitas, korosifitas), fisik (daya ledak, listrik, dapat terbakar), biologis (dapat
menginfeksi), dan lain-lain.

 Bahaya (hazard) dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis:


a. Bahaya fisik (Physicalhazards):
meliputi kebisingan, radiasi (pengion, elektro-magnetik atau bukan pengion), temperatur ekstrim, getaran dan
tekanan.

b. Bahaya kimia (Chemical hazards):


melalui banyak cara, bahaya kimia dapat merusak pada kesehatan maupun property. Beberapa dari cara ini
adalah daya ledakan, dapat terbakar, korosif, oksidasi, daya racun, toksisitas, karsinogen.

c. Bahaya biologi (Biological hazards):


terutama melalui reaksi infeksi atau alergi. Bahaya biologi termasuk virus, bakteri, jamur dan organisme
lainnya. Beberapa bahaya biologi seperti AIDS atau Hepatitis B, C secara potensial dapat mengancam
kehidupan.

16
d. Bahaya ergonomi (Biomechanical hazards):
bahaya ini berasal dari desain kerja, layout maupun aktivitas yang buruk. Contoh dari permasalahan ergonomi
meliputi postur tidak netral, manual handling, layout tempat kerja dan desain pekerjaan.

e. Bahaya psikososial (Psychological hazards):


seperti stres, kekerasan di tempat kerja, jam kerja yang panjang, transparansi, akuntabilitas manajemen, promosi,
remunerasi, kurangnya kontrol dalam mengambil keputusan tentang pekerjaan semuanya dapat berkontribusi
terhadap performa kerja yang buruk.

17
Secara umum potensi bahaya dan risiko pada karyawan perkantoran antara lain adalah
sebagai berikut:

a. Bahaya fisik
1) Kebisingan, dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
2) Debu, dapat menyebabkan gangguan pernafasan.
3) Pencahayaan, dapat menyebabkan kelelahan pada mata.
b. Bahaya kimia Cairan pembersih atau furnish yang mengandung solvent, dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan pernafasan.
c. Bahaya biologi
1) Aspergilus, dapat menyebabkan aspergilosis atau infeksi jamur aspergilus.
2) Virus influenza, penularan dari rekan kerja.

18
d. Bahaya biomekanik terkait ergonomi Bahaya ini dapat dibagi sebagai berikut:
1) Bahaya terkait pekerjaan, terdiri dari durasi, frekuensi, beban, urutan pekerjaan, prioritas pekerjaan,
dan postur kerja.
2) Bahaya terkait peralatan, terdiri dari dimensi, bentuk, desain, dan penempatan dari fasilitas yang
digunakan untuk mendukung pekerjaan seperti monitor, CPU, keyboard, mouse, meja gambar, meja
tulis, kursi, telepon, dokumen holder.
3) Bahaya terkait lingkungan atau tempat kerja, yang terdiri dari dimensi, luas, dan layout tempat kerja.

19
e.Bahaya terkait individu atau karyawan, yang terdiri dari pola hidup, status kesehatan dan keluhan otot
rangka yang dirasakan oleh karyawan. Terpajan bahaya-bahaya tersebut dapat menyebabkan gangguan
otot rangka, kelelahan, maupun stres kerja.

f. Bahaya psikososial
1) Beban kerja berlebih
2) Ketidakpuasan kerja
3) Konflik di tempat kerja
4) Kurangnya penghargaan
5) Kurangnya dukungan dari rekan kerja maupun atasan
6) Ketidak jelasan tugas dan tanggung jawab Kondisi-kondisi psikososial di atas dapat menyebabkan
terjadinya stres kerja.

Sumber :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang
Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran

20
Alat Pelindung Diri

21
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) STANDAR

PUSDIKLAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 22


--CONTOH BAJU PELINDUNG DIRI--

Baju tahan asam, basa dan B3 lainnya


Sumber:
http://www.seton.co.uk/setoneurope/catalog/0/20/100007-
1%20200120-2%20300847-3.html

Jaket waterproof, windproof,


bahan “crethable polyester”
Sumber:
http://www.personal-protective-
safetyequipment.co.uk/safety_clothing/h
iviz.htm

Jas Hujan

PUSDIKLAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 23


--CONTOH BAJU PELINDUNG DIRI--
BAJU TAHAN
PANAS BAJU PENGAMAN
UNTUK ANTI RADIASI
BAJU
BAJU ANTI
ANTI API
API
KIMIA DAN VIRUS
MENULAR

PUSDIKLAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 24


Alat Pencuci mata dan
Shower untuk membasuh tubuh dari paparan atau kontaminasi B3

25
Sumber: https://www.google.com/search?
source=hp&ei=NbF7XM6eGMKSwgPHnIa4Aw&q=eye+washer&oq=eyewas&gs_l=psy-
ab.1.2.0l2j0i10j0l3j0i203l4.3636.6975..13886...1.0..0.338.754.5j3-1......0....1..gws-
wiz.....6..35i39j0i131.FM7KZvZtk1A

26
Sumber :https://slideplayer.info/slide/1997726/ 27
https://slideplayer.info/slide/1997726/ 28
Sumber :https://slideplayer.info/slide/1997726/ 29
Sumber :https://slideplayer.info/slide/1997726/ 30
Terima kasih
semoga Bermanfaat

31

Anda mungkin juga menyukai