Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI PADA KUDA LAUT (Hippocampus)

DOSEN PEMBIMBING

DISUSUN OLEH

Kelompok 2 :
1. M. Thoriqul H. (141811133030)
2. M. Muslimin (141811133053)
3. Alma Ika Fatmawati (141811133059)
4. M. Giano Fadhilah (141811133072)
5. Fatimah Cahyani (141811133075)
6. Devi Aristanti (141811133093)
7. Tatyana Alya C. (141811133105)

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...


1.2 Tujuan ………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kuda Laut……………………………………………………….

2.2 Siklus Hidup Kuda Laut…………………………………………………….

2.3 Reproduksi Kuda Laut………………………………………………………

2.4 Tipe Telur dan Tipe Larva Kuda Laut………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuda laut tersebar luas, ditemukan diseluruh dunia dihabitat pantai yang
dangkal tropis dan sub tropis, termasuk pada ekosistem padang lamun, dan
terumbu karang. Di Indonesia kuda laut dapat ditemuakan di seluruh perairan
dengan jenis berbeda dalam penyebaran habitatanya (Lourie dan Taufik,
2001).

Kuda laut juga dimanfaatkan sebagai ikan hias akuarium, kuda laut juga
digunakan sebagai bahan baku obat-obatan. Hal ini menyebabkan kuda laut
mempunyai nilai ekonomis tinggi di dalam maupun di luar negeri, sehingga
mendorong terjadinya penangkapan intensif di alam. Kuda laut telah
dimasukkan dalam daftar Appendik II Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) (Foster & Vincent
2004). Kuda laut (genus Hippocampus) jantan memperlihatkan spesialisasi
untuk mengasuh keturunan secara anatomis, tetapi tetap merupakan jenis yang
paling sering bersaing untuk mendapatkan pasangan (Vincent et al. 1992,
Vincent 1994).

Kuda laut jantan menerima dan membuahi telur, lalu mengerami embrio-
embrio di dalam kantung pengeraman di bagian perutnya. Semua spesies kuda
laut memperlihatkan sifat monogami dalam satu siklus perkembangbiakan,
dalam hal ini jantan menerima telur hanya dari seekor betina (Foster &
Vincent 2004). Proses perkembangbiakan kuda laut cukup menarik yaitu
dengan melalui male brooding, betina memindahkan telur-telurnya ke dalam
kantung jantan, telur-telur tersebut terbuahi di dalam kantung pengeraman,
sehingga dapat dikatakan bahwa induk jantan yang mengerami (Lourie et al.
1999).
Pada proses pemindahan atau pemasukan telur ke dalam kantung jantan,
telur dapat masuk seluruhnya atau hanya sebagian saja dan bahkan semua
telur dapat gagal masuk ke dalam kantung jantan. Telur yang tidak masuk
seluruhnya ke dalam kantung jantan dapat terjadi apabila ukuran induk kuda
laut jantan lebih kecil daripada induk betina, sehingga kemampuan kantung
jantan untuk menampung telur sangat bergantung kepada banyaknya jumlah
telur yang dapat diserap.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dari makalah ini adalah untuk mengetahui proses reproduksi
siklus hidup, tipe larva dan telur pada kuda laut.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kuda Laut

Salah satu jenis ikan hias laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
adalah jenis kuda laut atau sering disebut dengan tangkur kuda (Hippocampus
sp.). Dalam sistematik kuda laut termasuk dalam bangsa Syngnathiformes
(Solenichthys) yang dikelompokkan ke dalam kelompok ikan bermulut tabung
(tube mouthed fishes). Disebabkan mulutnya yang panjang, kuda laut menjadi
teradaptasi untuk menghisap dan menyiphon makanan. Kuda laut termasuk ke
dalam suku Syngnathidae, yang terbagi lagi menjadi 2 anak suku yaitu:
Syngnathinae (ikan pipa) dan Hippocampinae (kuda laut). Kelompok ikan pipa
(pipe fishes) biasa hidup di air payau dan air laut, beberapa diantaranya hidup di
air tawar. Kelompok kuda laut (sea horse) hanya hidup di laut, yang terdiri dari 2
marga yaitu : Hippocampus dan Phyllopteryx dengan ±25 jenis (Nelson, 1976).

Klasifikasi kuda laut menurut Burton and Maurice (1983), adalah sebagai
berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Gasterosteiformes
Famili : Syngnathidae
Genus : Hippocampus
Kuda laut memiliki bentuk tubuh yang agak pipih dan melengkung,
sepanjang permukaan perut kasar, mempunyai moncong seperti kepala kuda, ekor
lebih panjang daripada kepala. Kuda laut juga merupakan hewan berkelamin
tunggal yaitu terdiri dari ikan jantan dan betina. Kuda laut jantan memiliki
kantung pengeraman yang terletak dibagian perut, sedangkan pada betina, tidak
mempunyai kantung pengeraman (Alqodri et al., 2003).

2.2 Siklus Hidup Kuda Laut

Kuda laut jantan memiliki kantung perut yang besar dan pembuka seperti
celah di bagian dasar perutnya, yang tidak dilapisi baju zirah. Kuda laut betina
meletakkan telur-telurnya langsung ke dalam kantung perut ini dan kuda laut
jantan membuahi telur saat dijatuhkan. Lapisan dalam kantung perut menjadi
seperti spons dan dipenuhi dengan pembuluh darah, yang penting untuk memberi
makan telur. Satu atau dua bulan kemudian kuda laut jantan melahirkan kembaran
kecil dari dirinya sendiri (Syafiuddin, 2010)

Siklus hidup kuda laut dimulai dari telur yang telah dibuahi dan masuk ke
dalam kantong pengeraman dari induk jantan. Induk kuda laut mengerami
anaknya sekitar 10-12 hari. Telur-telur yng terdapat di dalam kantong pengeraman
akan berkembang menjadi embrio dan menetas pada hari ke-5 dan dia akan tetap
tinggal hingga hari ke-10 dimana waktu itu kuning telurnya telah habis diserap
untuk pertumbuhan larva hingga mencapai bentuk yang sempurna yaitu organ
tubuhnya lengkap seperti kuda laut dewasa. Anak kuda laut kecil atau biasa
disebut juwana dikeluarkan setelah hari ke-10. Juwana tersebut akan tumbuh
menjadi kuda laut dewasa. Kuda laut dewasa akan kembali bereproduksi dengan
melakukan pembuahan secara internal dan kembali menghasilkan telur. (Abidin
dkk., 2008)

Kuda laut termasuk hewan monogami, yaitu hanya memiliki satu pasangan
saja seumur hidupnya. Apabila pasangannya mati, tertangkap, atau hilang, maka
pasangan yang tertinggal akan lebih memilih hidup sendiri, atau apabila
memutuskan untuk memiliki pasangan baru akan menunggu setelah jangka waktu
yang sangat lama. Hal ini menjadi salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan
populasi kuda laut di alam, di samping faktor predasi, mortalitas yang tinggi
akibat infeksi ektoparasit, dan perubahan lingkungan habitatnya. Penangkapan
besar-besaran (eksploitasi) oleh manusia semakin memperburuk kondisi ini
(Syafiuddin, 2010)

2.3 Reproduksi Kuda Laut

Kuda laut jantan maupun betina menggunakan ekornya untuk menggapai


pasangannya dalam pemijahan. Proses pemijahan diawali dengan masuknya sirip
dubur kuda laut betina ke dalam kantong kuda laut jantan. Selanjutnya telur kuda
laut betina disemprotkan ke dalam kantong telur untuk selanjutnya dibuahi oleh
kuda laut jantan. Bila saatnya telur-telur itu menetas, maka larva diasuh dalam
kantong induk jantannya sampai dianggap kuat dan keluar dari kantong. Kuda laut
jantan mengerami telur selama 10-14 hari dalam kantong pengeraman yang
dilengkapi semacam plasenta untuk suplai oksigen (Suharyanto,2008).

2.4 Tipe Telur dan Tipe Larva Kuda Laut

Larva kuda laut yang baru lahir merupakan miniature dari kuda laut
dewasa. Telur kuda laut dierami dalam kantung yang dimiliki oleh kuda laut
jantan. Kuda laut betina menstransferkan telurnya yang kemudian telur tersebut
masuk ke kantung kuda laut jantan. Kemudian kuda laut jantan melepaskan
sperma untuk membuahi telurnya. Pembuahan ini dikenal dengan pembuahan luar
tubuh (fertilisasi eksternal). Suhu optimum perkembangan larva berkisar 25-29 C.
Salinitas yang sesuai untuk larva berkisar 32-35 ppt (Sahulata, 2011).

Larva kuda laut berupa benih yang akan dikeluarkan dari kantong kuda
laut jantan jika sudah dirasa kuat dengan lingkungan tempat tinggalnya.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada kuda laut pengeraman telur dilakukan oleh kuda laut jantan. Kuda laut
betina menstransferkan sel telurnya yang kemudian sel telur tersebut masuk ke
kantung kuda laut jantan. Kemudian kuda laut jantan melepaskan sperma untuk
membuahi telurnya. Lamanya waktu yang diperlukan untuk pemindahan
tergantung dari masing- masing jenis. Biasanya memakan waktu yang singkat
selama 10-30 detik. Proses reproduksi kuda laut sangat unik mereka mengeluarkan
bunyi yang tidak jelas selama musim pemijahan. Selama musim pemijahan, kuda
laut menunjukkan tingkah laku reproduksi yang aneh dan beragam tergantung pada
masing- masing jenis.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Fahirus, W.M., & Gebbie, E. 2008. Studi Tingkah Laku Pemijahan,
Kelahiran, dan Pertumbuhan Kuda Laut Hippocampus kuda Pada
Pemeliharaan Sistem Indoor. Balai Besar Pengembangan Budidaya
Laut Lampung

Alqodri, Anindiastuti dan Dwi Yanti. 2003. Studi Tentang Identifikasi Spesies
Kuda Laut (Hippocampus kuda). Makalah Seminar. BBL
Lampung: Hal 1-11.

Burton, R. dan Maurice. 1983. Sea Horse. Departemen of Icthyology America


Museum of Natural History American.

Foster SJ, Vincent ACJ. 2004. Review paper. Life history and ecology of
seahorse: implycation for conservation and management.
Journal of Fish Biology, 65: 1-61.

Lourie, dan Taufik. 2001. Seahorses (Genus Hippocampus) Of Indonesia. Field


Survey Report. McGill University, Montreal, Canada in
Collaboration with (Yayasan Jari, Mataram).

Nelson, J.S.1976. Fishes of the world. A Wiley-Intersience Publication, John


Wiley & Sons. New York.

Sahulata, Oktavianus, S.Pd, M.Si. 2011. Biologi Ikan Kuda Laut (Hippocampus).
Ambon. Kalam Kudus.

Suharyanto. 2008. Reproduksi Kuda Laut. Jakarta. Penebar Swadaya.

Syafiuddin. 2010. Studi Aspek Fisiologi Reproduksi Perkembangan Ovari dan


Pemijahan Kuda Laut (H. Barbouri) dalam Wadah Budidaya.
Disertai Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Vincent, ACJ. 1994. Operational sex ratios in seahorses. Behaviour, 128: 153-
167.

Vincent ACJ, Ahnesjo I, Berglund A, Rosenqvist G. 1992. Pipefishes and


seahorses: are they all sex-role reversed? Trends in Ecology and
Evolution, 7: 237–241.

Anda mungkin juga menyukai