Anda di halaman 1dari 3

Ruaya Ikan Tongkol Krai ( Auxis thazard )

Daerah Penyebaran Ikan Tongkol (Auxis thazard)

Ikan tongkol (Auxis thazard) merupakan ikan golongan pelagis besar yang memiliki sifat
bergerombol, Ikan tongkol biasanya membentuk schooling pada waktu ikan tersebut dalam
keadaan aktif mencari ikan. Menurut Djamal (1994), ikan tongkol lebih aktif mencari makan
pada waktu siang hari daripada malam hari. Ikan tongkol akan banyak muncul bila keadaan
mendung dan hujan rintik – rintik. Ikan tongkol biasannya memakan ikan – ikan kecil seperti
ikan teri dan cumi – cumi..

Jenis ikan tongkol mempunyai daerah penyebaran yang sangat luas, umumnya mendiami
perairan – perairan pantai dan oseanik (Blackburn, 1965). Secara umum distribusi ikan
tongkol dibagi atas dua macam penyebaran, yaitu penyebaran secara horizontal atau
penyebaran menurut lintang dan penyebaran secara vertikal atau penyebaran menurut
kedalaman. Faktor utama yang mempengaruhi penyebaran ikan, yaitu (1) ikan – ikan tersebut
berusaha untuk mencari daerah yang kaya akan makanan, (2) ikan – ikan tersebut berusaha
untuk mencari daerah pemijahan yang sesuai dan (3) karena adanya perubahan beberapa
faktor lingkungan seperti temperature, salinitas dan arus.

Pada umumnya, ruaya ikan dibedakan atas dua macam yaitu amfibiotik dan holobiotik.
Amfibiotik berarti suatu jenis ikan melakukan pergerakan dari perairan tawar menuju lautan
atau dari air laut menuju perairan tawar. Amfibiotik ini dibedakan atas amfidrom (mencari
makan) dan diadrom (memijah). Sementara itu, holobiotik diartikan sebagai pergerakan ikan
di perairan tawar atau di lautan saja. Beberapa kalangan mengasumsikan bahwa jenis
holobiotik bukanlah suatu ruaya karena seluruh hidup ikan dihabiskan di perairan tawar atau
di lautan saja. Akan tetapi, asumsi tersebut dapat dibantah karena sebenarnya holobiotik
adalah jenis ikan yang melakukan pergerakan atau beruaya hanya saja perpindahan yang
dilakukan tidaklah dari air tawar ke air laut atau sebaliknya, tetapi beruaya dari satu lautan ke
lautan lainnya atau dari suatu perairan tawar menuju perairan tawar lain. Dari penjelasan
tersebut maka holobiotik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu potamodrom dan
oseanodrom. Potamodrom adaljah jenis ikan yang hidup dan melakukan ruaya di perairan
darat, sedsangkan oseanodrom merupakan jenis ikan yang hidup dan melakukan ruaya di
lautan (Effendie, 2002).

Terkadang tongkol beruaya untuk melakukan pengungsian terutama jika perairan yang tengah
didiaminya mengalami penurunan kualitas akibat pencemaran atau eksploitasi berlebih (over
exploitation) yang dilakukan oleh manusia. Apabila kualitas suatu perairan menurun maka
sumber pakan bagi tongkol bahkan bagi semua spesies perairan tersebut akan berkurang pula.
Akibatnya tidak banyak individu yang memperoleh makanan sehingga tingkat kematian
tongkoldi perairan tersebut terbilang tinggi. Atau bahkan pencemaran tersebut dapat langsung
mematikan tongkol. Karena itulah untuk meminimalkan tingkat kematian spesiesnya, tongkol
akan mengungsi ke tempat yang kualitas perairannya stabil dengan ketersediaan pakan yang
tinggi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ruaya Ikan tongkol

A.Faktor Eksternal; terdiri atas :

1. Suhu

Fluktuasi suhu dan perubahan geografis merupakan faktor penting yang merangsang dan
menentukan keberadaan ikan. Suhu akan mempengaruhi proses metabolisme, aktifitas
gerakan tubuh, dan berfungsi sebagai stimulus saraf.

2. Salinitas

Ikan cenderung memilih medium dengan salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan osmotik
tubuh mereka masing-masing. Perubahan salinitas akan merangsang ikan cakalang dan jenis
ikan lainnya untuk melakukan migrasi ke tempat yang memiliki salinitas yang sesuai dengan
tekanan osmotik tubuhnya.

3. Intensitas cahaya

Perubahan intensitas cahaya sangat mempengaruhi pola penyebaran ikan, tetapi respon ikan
terhadap perubahan intensitas cahaya dipengaruhi oleh jenis ikan, suhu, dan tingkat
kekeruhan perairan. Ikan cakalang mempunyai kecenderungan membentuk kelompok kecil
pada siang hari dan menyebar pada malam hari.

4. Musim

Musim akan mempengaruhi migrasi vertikal dan horisontal ikan, migrasi diindikasikan
dikontrol oleh suhu dan intensitas cahaya. Ikan pelagis dan ikan demersal mengalami migrasi
musiman horisontal, mereka biasanya menuju ke perairan lebih dangkal atau dekat
permukaan selama musim panas dan menuju perairan lebih dalam pada musim dingin.

5. Matahari

Ikan-ikan pelagis, termasuk cakalang, yang bergerak pada lapisan permukaan diindikasikan
menggunakan matahari sebagai kompas.

6. Pencemaran air limbah

Pencemaran air limbah akan mempengaruhi migrasi ikan, penambahan kualitas air limbah
dapat menyebabkan perubahan pola migrasi ikan.

B. Faktor internal; Terdiri dari :

1. Kematangan gonad

Kematangan gonad diduga merupakan salah satu pendorong bagi ikan untuk melakukan
migrasi. Akan tetapi, ikan cakalang melakukan migrasi sebagai proses untuk pematangan
gonad sehingga mampu memijah.

2. Insting
Semua jenis ikan mampu menemukan kembali daerah asal mereka meskipun sebelumnya
ikan tersebut menetas dan tumbuh di daerah yang sangat jauh dari tempat asalnya dan belum
pernah melewati daerah tersebut. Kemampuan ini diindikasikan merupakan insting yang
dimiliki oleh ikan bahkan oleh semua jenis hewan.

3. Aktifitas renang

Aktifitas renang ikan meningkat pada malam hari, kebanyakan ikan bertulang rawan
(elasmobranch) dan ikan bertulang keras (teleost) lebih aktif berenang pada malam hari
daripada di siang hari.

Pola distribusi, migrasi, daya pulih dan daya adaptasi ikan terhadap perubahan lingkungan
merupakan landasan bagi upaya pelestarian sumberdaya ikan. Informasi tersebut dapat
digunakan untuk menentukan jumlah beban masukan bahan organik maupun anorganik ke
suatu perairan agar tidak melebihi daya adaptasi dan mengganggu siklus hidup suatu jenis
ikan (Musida, 2009).

Anda mungkin juga menyukai