Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH

KONSEP PRODUK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pemasaran Syariah pada Program


Studi Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Palopo
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
NURDIN BATJO, S.Pt, M.M.

Disusun Oleh :
Kelompo 3:
Hasda (2104030022)
Jismawati (2104030021)
Aulia Tul Muslimah (2104030020)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS


SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PALOPO TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT
yang senantiasa memberikan kesehatan, petunjuk, rezeki dan lain sebagainya,
sehingga sampai saat ini dan seterusnya pemberian tersebut dapat dirasakan
oleh kita semua. Shalawat dan salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kiranya kita dapat berkumpul bersama
beliau di hari kemudian. Penulisan Makalah ini diajukan sebagai Tugas pada
Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Syariah Studi Manajemen Bisnis Syariah
Institut Agama Islam Negeri Palopo.

Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat banyak petunjuk dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Nurdin Batjo, S.Pt, M.M.
2. Teman-teman dari kelas MBS 3 A atas segala perhatian dan dukungannya.

Akhir kata kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
konstruktif demi perbaikan makalah ini di masa mendatang. Harapan kami
semoga Makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Aamiin.
Wassalamu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palopo, 12, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i

BAB I ............................................................................................................................ ii

PEMBAHASAN ........................................................................................................... ii

A. Latar Belakang ................................................................................................... ii

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. ii

C. Tujuan ................................................................................................................ ii

BAB II .......................................................................................................................... iii

PEMBAHASAN .......................................................................................................... iii

A. Pengertian Produk ............................................................................................. iii

B. Klarifikasi Produk ............................................................................................. iv

C. Bauran Produk ................................................................................................... vi

BAB III.......................................................................................................................... x

PENUTUP ..................................................................................................................... x

A. Kesimpulan ........................................................................................................ x

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. xi


BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang
menawarkan kualitas, kinerjaa atau fitur inovasi terbaik. Dimana jika dalam
suatu orgnisasi (perusahaan), Manajer dari organisasi ini berfokus untuk
membuat produk yang unggul dan senantiasa memutakhirkannya. Namun
para manajer ini kadang-kadang terlibat perselingkuhan dalam produk
mereka. Merek melakukan kesalahan yang diditilakan ―jebakan tikus‖, yaitu
mempercayai bahwa jebakakan tikus yang lebih baik akan mengarahkan orang
ke pintu mereka. Suatu produk baru tidak akan sukses jika tidak didukung
oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari produk?
2. Jelaskan klarifikasi produk?
3. Jelaskan bauran produk?

C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka terdapat beberapa tujuan
yang ingin di capai dalam penyusunan makalah ini:
1. Untuk mengetahui pengertian dari produk
2. Untuk mengetahui pejelasan tentang klarifikasi produk
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang bauran produk
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas
sesuatu yang bisa ditawarkan, sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar (Tjiptono, 2002).
Definisi produk menurut Stanton (1997) adalah sebagai berikut:
Sekumpulan atribut yang nyata, didalamnya sudah tercakup warna, harga,
kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta
pengecer mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang mungkin bisa
memuaskan keinginannnya.
Definisi produk menurut Kotler dan Armstrong (2000) adalah sebagai
berikut: Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat
perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
Berdasarkan dua definisi mengenai produk di atas maka dapat
disimpulkan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan
produsen kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan
mampu memberikan kepuasan bagi penggunanya.
Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen
yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci,
konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan, dan
jaminan.1

B. Klarifikasi Produk
Klasifikasi produk adalah suatu pembagian produk yang ada di
pasaran berdasarkan kriteria-kriteria produk tersebut, di mana klasifikasi
produk ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sudut
pandang. Jenis klasifikasi produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok
utama, yaitu:
a. Klasifikasi produk berdasarkan karakteristiknya
Para pelaku bisnis mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristik atau
sifat dari produk tersebut, agar tiap jenis produk memiliki strategi bauran
pemasaran yang sesuai. Klasifikasi produk berdasarkan karakteristik atau
sifatnya, yaitu sebagai berikut :
1. Barang tahan lama (durable goods), yaitu produk yang berwujud
fisiknya tahan lama dan banyak sekali pemakaian. Contoh produk
barang tahan lama adalah mobil, rumah, televisi, lemari es, dan lain
sebagainya.
2. Barang tidak tahan lama (non durable goods), yaitu produk berwujud
yang biasanya dikonsumsikan satu atau beberapa kali. Contoh produk
barang tidak tahan lama adalah sabun, minuman ringan, dan lain
sebagainya.
3. Jasa (service), yaitu layanan yang diberikan perusahaan untuk
memberi kebermanfaatan atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli
oleh pelanggan. Contoh jasa adalah salon kecantikan, bengkel
2
kendaraan, tukang cukur, dan lain sebagainya.

1
http://e-journal.uajy.ac.id/2639/3/2EM16695.pdf
2
https://www.pengadaan.web.id/2021/02/klasifikasi-produk.html
b. Klasifikasi produk berdasarkan tujuan pemakaiannya
Sementara itu klasifikasi produk berdasarkan tujuan atau pemakaian
adalah sebagai berikut:
1. Barang konsumsi
Yaitu produk barang yang dimanfaatkan oleh konsumen akhir (end user)
atau untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Klasifikasi produk barang
konsumsi adalah sebagai berikut :
 Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu produk barang
yang dibeli oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Ciri–ciri dari produk ini adalah konsumen mempunyai pengetahuan luas
tentang produk, produk-produk tersebut dapat dengan mudah diperoleh
atau dibeli, umumnya memiliki harga yang murah, dan dibeli secara
teratur oleh masyarakat. Barang kebutuhan sehari–hari ini dibagi lagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Barang pokok, yaitu barang yang dibeli konsumen secara tetap seperti
beras, minyak, dan sebagainya.
2) Barang implusif, yaitu barang yang dibeli konsumen tanpa
perencanaan atau usaha–usaha meneliti.
3) Barang darurat, yaitu kebutuhan konsumen yang dirasakan sangat
mendesak seperti obat-obatan.
 Barang belanjaan (shopping goods), yaitu produk barang yang umumnya
ketika konsumen ingin membelinya haruslah dilakukan dengan cara
membanding–bandingkannya terlebih dahulu berdasar kesesuaian, mutu,
harga dan modelnya. Contoh dari shopping goods ini adalah barang-
barang yang bersifat oleh-oleh seperti khas oleh-oleh daerah A, kerajinan
daerah B, makanan khas daerah C, dan lain sebagainya.
 Barang khusus (specialty goods), yaitu produk barang yang memiliki ciri
unik dan merek khas dimana kelompok konsumen bersedia berusaha
keras untuk membelinya. Pertimbangan marketingnya biasanya hanya
satu saluran distribusi yang dipergunakan, memiliki shopping center yang
terkenal, dan merek diutamakan. Contoh dari specialty goods adalah
produk mobil mewah, pakaian bermerek, dan lain sebagainya.
 Barang yang tidak dicari (unsought goods), yaitu produk barang dimana
konsumen tidak tahu atau tidak tahu mengenai barangnya, dan pada
umumnya tidak berpikir untuk membelinya.
2. Barang industry
Barang-barang yang diproduksi untuk membuat produksi barang lain.
Klasifikasi produk barang industri adalah sebagai berikut :
 Bahan atau suku cadang (materials and spare part), yaitu produk barang
yang seluruhnya masuk ke dalam produksi barang jadi. Bahan baku ini
umumnya dihasilkan dari alam. Sementara itu suku cadang merupakan
bahan komponen dan suku komponen.
 Barang modal (capital items), yaitu produk barang yang sebagian masuk
ke hasil barang-barang akhir seperti produk instalasi untuk bangunan dan
peralatan tambahan untuk proses produksi di sebuah industri/pabrik.
 Perbekalan dan layanan (supplies and services), yaitu produk barang yang
terdiri dari perbekalan operasional (operating supplies) dan usaha
pelayanan (business services). 3

C. Bauran Produk
Bauran produk istilah lainnya yaitu product mix, ada juga yang
menyebutnya Product Assortment. Pada ilmu pemasaran bauran produk (produk
mix) merupakan salah satu upaya dalam menetapkan strategi pemasaran produk
itu sendiri. Disini anggap saja anda berusaha meraih semua market share atas
produk-produk yang mampu diproduksi atau anda jual. Jika anda mengerti benar
dengan strategi pemasaran produk (STP), maka pastinya anda memahami benar
3
https://www.pengadaan.web.id/2021/02/klasifikasi-produk.html
adanya keterkaitan dengan bauran produk. Mengenai segala sesuatu tentang
produk termasuk semua kebijakan didalamnya adalah bagian dari bauran
pemasaran (marketing mix).4

disebut Bauran produk menurut Kotler dan Keller yang dialihbahaskan oleh Bob
Sabran (2012:16), bauran juga pilihan produk yaitu kumpulan semua produk dan
5
barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu produk.

Bauran produk terdiri dari panjang, lebar, kedalaman dan konsistensi, dimana ke
empat hal tersebut berkaitan erat dengan pembagian kategori untuk semua item
satuan jenis produk yang anda produksi atau jual.

1. Lebar Bauran Produk (width). Terbentang dari kiri ke kanan, yaitu mengacu pada
berapa banyak macam lini produk pada suatu perusahaan yang diproduksi, bisa juga
di jual (perusahaan retail). Jika lini produk yang anda jual hanya gorengan, berarti
lebar bauran produk anda = lini produk. Berbeda halnya jika anda ingin menambah
satu gerobak lain. misalnya jus (disamping gerobak gorengan), maka lebar bauran
produk berjumlah dua, terdiri dari gorengan dan jus, dimana jus mempunyai bagian
lini diantaranya jus apel, jus alpukat, jus strawbery, jus tomat, jus jambu.
2. Panjang Bauran Produk (Length). Berjajar dari atas ke bawah yaitu mengacu pada
jumlah unit produk dalam bauran produknya, merupakan jajaran setiap lini produk
yang nantinya akan dihitung secara keseluruhan.
3. Kedalaman Bauran Produk (Depth). Mudahnya begini, cabang dari setiap item lini
produk, mengacu pada berapa banyak varian yang ditawarkan tiap produk dalam lini
tersebut. Ada beberapa, mungkin semua item pada lini memiliki variasi yang
membedakan satu produk dengan yang lainnya, meskipun bentuknya sama.
Perbedaan ini berpengaruh terhadap target calon pembeli. Pada gehu misalnya,
kemungkinan anda bisa menjual dua variasi, gehu pedas dan gehu biasa, karena tidak
4
https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/
5
http://konsultasiskripsi.com/2021/10/22/bauran-produk-skripsi-dan-tesis-2/
semua pembeli menyukai pedas. Kemudian, pada gehu pedas pun bisa anda
variasikan lagi dengan bumbu rasa keju, rasa ayam, balado dsb (ada penjual gehu
yang seperti itu dekat tempat saya).
4. Konsistensi bauran Produk. Konsisten atau tidak, yaitu mengacu pada seberapa erat
hubungan berbagai lini produk dalam hal penggunaan akhir, persyaratan produksi,
saluran distribusi dan hal lainnya. Semua produk yang dijual adalah makanan dan
minuman untuk konsumsi tubuh. Image pembeli terhadap anda sebagai penjual
terbentuk, yaitu menjual makanan dan minuman. Adakalanya pembeli membeli gehu
pedas pada akhirnya membeli jus sebagai usaha menetralisir rasa pedas di mulut
mereka. Kemudian anda memasarkan / menjualnya berada pada satu tempat. Semua
hal diatas menunjukan bauran produk anda sangat konsisten. Lain halnya jika anda
membuka dealer mobil di belakang ke dua gerobak tadi, di satu sisi anda menjual
makanan dan minuman, sisi lainnya menjual mobil dan kendaraan. Jika demikian
maka bauran produk anda tidak bisa dikatakan konsisten.6

Berikut ini produk di bawah ini.beberapa contoh bauran produk dan lini:

Keterangan : bauran produk —> alat tulis

6
https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/
keterangan : lini produk —> penghapus7

7
https://marketingmixittelkom.wordpress.com/2011/12/18/bauran-produk-lini-produk-hmm/
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Secara
konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu
yang bisa ditawarkan, sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi
dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar (Tjiptono, 2002).
Klasifikasi produk adalah suatu pembagian produk yang ada di
pasaran berdasarkan kriteria-kriteria produk tersebut, di mana klasifikasi
produk ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sudut
pandang. Jenis klasifikasi produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok
utama, yaitu:
a. Klasifikasi produk berdasarkan karakteristiknya
b. Klasifikasi produk berdasarkan tujuan pemakaiannya
Bauran produk menurut Kotler dan Keller yang dialihbahaskan oleh Bob
Sabran (2012:16), bauran juga pilihan produk yaitu kumpulan semua produk
dan barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu produk.
DAFTAR PUSTAKA
http://konsultasiskripsi.com/2021/10/22/bauran-produk-skripsi-dan-tesis-2/
https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/
https://marketingmixittelkom.wordpress.com/2011/12/18/bauran-produk-lini-produk-
hmm/
KATA PENGATAR

Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa


atas karunia dan hidayah-Nya, penyusun bisa selesai tugas makalah ini dengan penuh
keyakinan juga usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini bisa
memberi pelajaran bagi pembaca. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak
dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran yang telah memberikan tugas makalah
kepada penyusun yang bisa memotivasi untuk senantiasa belajar lebih giat dan
menikmati ilmu lebih dalam dan penyusun bisa temukan hal-hal baru yang belum
penyusun pertimbangkan.
Terima kasih juga penyusun sampaikan atas petunjuk yang diberikan, jadi
penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terimah kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya
makalah ini, semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penyusun.
Sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam
penyelesaian makalah ini, penyusun pasti tak luput dari sifat manusiawi yang penuh
khilaf dan salah. Penyusun mengharapkan saran dari semua pihak guna perbaikan
tugas-tugas yang mirip di masayang akan datang.

Palopo, 19 September 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ................................................................................................... xii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiii
BAB I ............................................................................................................................. i
PENDAHULUAN.......................................................................................................... i
A. Latar Belakang .................................................................................................... i
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... i
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ i
BAB II ........................................................................................................................... ii
PEMBAHASAN ........................................................................................................... ii
B. Atribut Produk ....................................................................................................... ii
1. Kemasan............................................................................................................. ii

2. Merek ................................................................................................................ iv

3. Pemberian Label Produk .................................................................................. vii

C. Klasifikasi Produk ................................................................................................. x


1. Produk Retailing ................................................................................................ x

2. Produk Non-Store Retailing.............................................................................xiii

BAB III....................................................................................................................... xvi


PENUTUP .................................................................................................................. xvi
A. Kesimpulan ..................................................................................................... xvi
B. Saran................................................................................................................ xvi
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produk adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses produksi, baik itu
barang maupun jasa yang dapat diperjualbelikan di suatu pasar. Menurut
pendapat lain, definisi produk adalah sebuah substansi yang diproduksi oleh
produsen dan ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan konsumen. Dalam hal ini, suatu produk bisa diperuntukkan untuk
konsumen akhir maupun konsumen antara. Berdasarkan definisinya, maka
dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk dikonsumsi atau dipakai sehingga memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan bagian-bagian atau pokok pembahasan mengenai Atribut
Produk?
2. Menjelaskan pkok pembahasan Klasifikai Produk?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pokok pembahasan mengenai Atribut Produk.
2. Mengetahui pokok pembahasan mengenai Klasifikasi Produk.
BAB II
PEMBAHASAN

B. Atribut Produk
1. Kemasan
a. Definisi Kemasan
Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2006)
menyatakan kata ―kemasan‖ mengimplikasikan hasil akhir proses
mengemas.
Cenadi (2000) menyatakan kemasan dapat didefinisikan sebagai
seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau
kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan
itu sendiri dan label.
b. Fungsi Kemasan
Fungsi Kemasan merupakan faktor penting dalam sebuah usaha.
Nah Kemasan ini dipergunakan untuk melindungi atau dipergunakan
sebagai pengaman produk dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat
merusak produk itu sendiri.
1) Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dari
produsen ke konsumen.
2) Sebagai Pelindung, kemasan di harapkan dapat melindungi produk
yang ada di dalamnya dari berbagai faktor penyebab kerusakan baik
yang disebabkan oleh faktor biologi, kimia maupun fisika.
3) Memudahkan pengiriman dan pendistribusian, dengan pengemasan
yang baik suatu produk akan lebih mudah didistribusikan.
4) Memudahkan penyimpanan, Suatu produk yang telah dikemas
dengan baik akan lebih mudah untuk di simpan. Memudahkan
penghitungan, dengan pengemasan jumlah atau kuantitas produk
lebih mudah di hitung.
c. Jenis-Jenis Kemasan
Menurut Saladin (2007) Jenis kemasan terdiri dari :
1) Kemasan Primer, yaitu wadah yang langsung menyentuh bahan
produk, dalam artian kemasan primer ini menjaga daripada stabilitas
produk yang ada didalamnya. Contonya, mie istasuu saus, kemsaan
obat, keripik, saus dan masih banyak lagi.
2) Kemasan Sekunder, yaitu bahan yang melindungi kemasan primer
dan dibuang bila produk hendak dipakai. Dalam artian kemasan
sekunder tidak ersentuan langsung denga produk. Contonnya, kotak
karton sirup, kaleg atau kardus susu bubuk, dan box styrofoam obat
serta kardus yang berisikan produk dari kemasan primer.
3) Kemasan Tersier atau Pengiriman, yaitu kemasan yang diperlukan
untuk menyimpan, untuk pengiriman atau identifikasi. Kemasan
tersier ini berfungsi untuk melindungi dari pada kemasan primer dan
kemasan sekunder dalam proses pengiriman. Container, peti
kemasan, dan juga Bubble Wrap.
d. Teknik Pengemasan
1) Aluminium Foil Teknik
Pengemasan pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengemas
produk dengan bahan aluminium foil. Bahan ini bisa
meminimalisir masuknya udara dan bakteri sebab bahannya tidak
bisa ditembus matahari. Adanya bakteri bisa menimbulkan
perubahan aroma seperti bau tengik, perubahan tekstur, juga
perubahan rasa pada produk makanan kamu. Hal tersebut bisa
terjadi karena adanya udara atau uap air yang datang dari kemasan,
ataupun karena sealing kemasan yang tidak tertutup rapat. Oleh
karenanya, kamu bisa mengatasi hal ini dengan cara memakai
kemasan berbahan aluminium foil untuk meminimalisir resiko-
resiko tersebut.
2) Teknik Pengemasan Vacuum Bag
Untuk pengusaha yang bergerak di bidang frozen food, sangat
wajib melakukan teknik pengemasan vacuum bag. Sebab
keutamaan dari teknik ini memang ditujukan untuk produk frozen
food yang harus disimpan dalam waktu yang cukup lama. Dengan
menggunakan teknologi vakum, oksigen yang terkandung di dalam
kemasan akan dikeluarkan sehingga tidak ada lagi kandungan
oksigen yang tersisa di dalam kemasan. Setelah melewati proses
vakum, kemasan akan di-sealing menggunakan alat bernama
―Vacuum Sealer‖. Teknik pengemasan ini bisa meminimalisir
kerusakan komposisi gizi dan juga kontaminasi bakteri atas produk
yang ada di dalamnya.
3) Teknik Pengemasan Nitrogen Flushing
Bagi para pengusaha UMKM yang menjual produk makanan
ringan seperti keripik, teknik pengemasan yang bisa kamu lakukan
adalah nitrogen flushing. Melalui teknik ini, oksigen yang ada di
dalam kemasan akan dikeluarkan dan diganti dengan kandungan
nitrogen. Tujuannya adalah untuk menghindari reaksi oksidasi
yang dapat membuat produk makanan cepat rusak dan basi. Selain
itu, adanya kandungan nitrogen dalam kemasan membuat kemasan
kamu menggelembung sehingga bisa menjaga tekstur produk
makanan ringan di dalamnya agar tidak mudah hancur.
2. Merek
a. Definisi Kemasan
Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk,
dimana merek suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk
tersebut. Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu
merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang
dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu
akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan
memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut (Philip Kotler,
2009).
Merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas
suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau
kombinasi keduanya (DR. Buchori Alma, 2000).
b. Fungsi dan Tujuan Merek
1) Sebagai daya pembeda dari suatu produk barang atau jasa.
2) Sebagai tanda untuk mengenali asal barang atau jasa dari produsen
atau pihak mana.
3) Sebagai penentu kualitas dari suatu barng dan jasa.
4) Sebagai sarana promosi.
5) Menggambarkan jaminan kepribadian (individuality) dan reputasi.
Sementara tujuan dari branding sendiri adalah untuk membentuk
persepsi masyarakat, membangun rasa percaya masyarakat kepada brand
dan membangun rasa cinta masyarakat kepada brand. Tujuan branding ini
merupakan salah satu hal yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
Branding yang kuat akan membuat pelanggan lebih percaya dengan
produk dan lebih loyal terhadap perusahaan.
c. Jenis-Jenis Merek
1) Merek Dagang
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang
sejenis lainnya. Contoh Merek dagang : Aqua, SONY, NOKIA, LG,
Sosro, dan lain sebagainya.
2) Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang dimanfaatkan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan jasa sejenis lainnya.
Contoh hak merek jasa, di antaranya adalah KFC, JNE, Hotel
Indonesia, Carrefour, Ramayana Dept Store, Indomaret dan
sebagainya.

3) Merek Kolektif
Merek kolektif merupakan merek yang digunakan pada barang
dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri
umum, dan mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa
sejenis lainnya. Merek koletif umumnya dimiliki oleh asosiasi,
koperasi atau perkumpulan yang anggotanya dapat menggunakan
merek tersebut untuk memasarkan produk mereka. Dengan kata lain,
merek kolektif menekankan pada keanggotaan suatu asosiasi atau
perkumpulan sebagai pihak yang berhak menggunakan merek
tersebut. Asosiasi atau perkumpulan tersebut menentukan
seperangkat kriteria penggunaan merek oleh anggotanya seperti ciri
umum atau kualitas barang atau jasa.
Merek kolektif membutuhkan pengelolaan yang hati-hati dengan
memperhatikan mutu dan kualitas dari produk yang akan
dikeluarkan, produk diharuskan memenuhi standar yang telah
ditentukan secara bersamaan. Hal ini guna menghindari kekecewaan
dan kurang kepercayaan produk dari konsumen.
Tujuan penggunaan merek kolektif adalah untuk menyederhanakan
penyelesaian permintaan pendaftaran. Misalnya, jika sepuluh
penguasa masing-masing memproduksi jenis barang atau jasa, maka
mereka harus mengajukan permintaan pendaftaran untuk melindungi
setiap barang atau jasa yang dimaksud. Masing-masing barang atau
jasa yang diproduksi dan diperdagangkan tersebut mempunyai
karakteristik yang sama, maka dalam hal tersebut dimungkinkan
untuk menggunakan satu merek saja. Terhadap semua jenis barang
atau jasa, cukup diajukan satu permintaan pendaftaran merek untuk
mereka gunakan secara kolektif. Dengan demikian, para pengusaha
tersebut dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga untuk
memproses permintaan pendaftaran.

3. Pemberian Label Produk


a. Pengertian Label Produk
Label Produk adalah salah satu bagian dari sebuah produk yang
berisikan informasi yang perlu dicantumkan dan diketahui bersama-sama
dan umumnya ditempatkan di badan produk dan di packaging produk.
Label terdiri dari keterangan yang direpresentasikan dengan kata-kata
maupun berupa gambar dimana perannya ialah sebagai sumber informasi
mengenai produk tersebut lengkap dengan penjualnya. Label pada produk
umumnya memang berupa nama atau singkatnya merek produk.
b. Tujuan Label Produk
1) Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus
membuka kemasan.
2) Berfungsi sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen
tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh konsumen tentang produk
tersebut, terutama hal-hal yang kasat mata atau tak diketahui secara
fisik.
3) Sarana periklanan bagi produsen.
4) Memberi rasa aman bagi konsumen.
c. Jenis-Jenis Label Produk
1) Label produk (Product Label)
Ini merupakan jenis label yang banyak digunakan. Informasi harus
lengkap, termasuk bahan dasar, bahan tambahan, informasi gizi,
komposisi, kandungan, isi produk, legalitas, hingga tanggal
kedaluwarsa. Ada pula beberapa izin dari dinas yang wajib
ditambahkan, seperti dari BPOM atau sertifikat halal dari MUI. Ada
banyak poin lainnya yang wajib dicantumkan, karenanya
pemanfaatan ruang kemasan produk harus diatur saat membuat
desain label produk makanan.

2) Label Merek (brand label)


Label merek hanya sebuah merek atau logo yang tercantum pada
kemasan produk. Lokasinya bisa dimana saja, begitu pula dengan
dimensinya. Label merek bertujuan untuk menjelaskan siapa
pembuat produk tersebut. Alasan label merek dicantumkan pada
kemasan yaitu label merek ditujukan untuk membuat ciri khas dari
suatu perusahaan agar nampak jelas.
3) Label Tingkat (Grade label)
Jenis ini dimanfaatkan untuk memberi tahu mutu atau tingkat suatu
produk. Misalnya, grade 1, grade 2, dan seterusnya untuk kualitas
produk. Klasifikasi kode yang dipakai bisa berupa apapun, karena
memang tidak ada aturan tertentu.
4) Label Deskriptif (Descriptive label)
Label ini berfungsi menjelaskan suatu produk. Seperti, ―Dibuat
100% dari bahan organik‖ atau ―100% bebas bahan pengawet‖.
Penjelasan dimaksud sangat luas maknanya, bisa ciri-ciri produk
atau cara pemakaian. Jenis label seperti ini sering dijumpai pada
makanan kaleng, tepung bumbu, danlain sebagainya.
d. Ketentuan dan Peraturan Label Produk
1) Nama Produk Pangan
Pada setiap produk pangan terdapat nama produk. Nama produk
pangan tersebut memberikan keterangan mengenai identitas produk
pangan yang menunjukkan sifat dan keadaan produk pangan yang
sebenarnya. Untuk produk pangan yang sudah terdapat dalam
Standar Nasional Indonesia penggunaan nama produk menjadi
bersifat wajib.
2) Keterangan Bahan yang Digunakan dalam Pangan
Keterangan ini diurutkan dari bahan yang paling banyak digunakan
kecuali vitamin, mineral dan zat penambah gizi lainnya. Bahan
tambahan pangan atau pengawet yang digunakan juga harus
dicantumkan. Pernyataan mengenai bahan yang ditambahkan,
diperkaya, atau difortifikasi juga harus dicantumkan selama itu benar
dilakukan pada proses produksi dan tidak menyesatkan.
3) Berat Bersih atau Isi Bersih Pangan
Berat bersih atau isi bersih menerangkan jumlah produk pangan yang
terdapat dalam kemasan produk tersebut. Keterangan tersebut
dinyatakan dalam satuan metrik seperti gram, kilogram, liter atau
mililiter. Untuk produk makanan padat dinyatakan dalam ukuran
berat, produk makanan cair dinyatakan dalam ukuran isi dan produk
makanan semi padat atau kental dinyatakan dalam ukuran isi atau
berat.
4) Nama dan Alamat Pabrik Pangan
Keterangan mengenai nama dan alamat pabrik pada produk pangan
berisi keterangan mengenai nama dan alamat pihak yang
memproduksi, memasukkan dan mengedarkan pangan ke wilayah
Indonesia. Untuk nama kota, kode pos dan Indonesia dicantumkan
pada bagian utama label sedangkan nama dan alamat dicantumkan
dalam bagian informasi.
5) Tanggal Kedeluarsa Pangan
Setiap produk pangan mempunyai keterangan kedaluwarsa yang
tercantum pada label pangan. Keterangan kedaluwarsa yaitu batas
akhir suatu pangan dijamin mutunya sepanjang penyimpanannya
mengikuti petunjuk yang diberikan oleh produsen. Keterangan
kedaluwarsa dicantumkan terpisah dari tulisan ―Baik Digunakan
Sebelum‖ dan disertai dengan petunjuk tempat pencantuman tanggal
kedaluwarsa.
6) Nomor Pendaftaran Pangan
Dalam hal peredaran pangan, pada label pangan tersebut wajib
mencantumkan nomor pendaftaran pangan. Adapun tanda yang
diberikan untuk pangan yang diproduksi baik di dalam negeri
maupun yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia adalah tanda
MD untuk pangan olahan yang diproduksi di dalam negeri dan tanda
ML untuk pangan olahan yang dimasukkan ke dalam wilayah
Indonesia.
7) Kode Produksi Pangan
Kode produksi yang dimaksud adalah kode yang dapat memberikan
penjelasan mengenai riwayat suatu produksi pangan yang diproses
pada kondisi dan waktu yang sama. Kode produksi tersebut disertai
dengan atau tanggal produksi. Tanggal produksi yang dimaksud
adalah tanggal, bulan dan tahun pangan tersebut diolah.
8) Penggunaan atau Penyajian dan Penyimpanan Pangan
Keterangan tentang petunjuk penggunaan dan atau petunjuk
penyimpanan dicantumkan pada pangan olahan yang memerlukan
penyiapan sebelum disajikan atau digunakan. Selain itu, cara
peyimpanan setelah kemasan dibuka juga harus dicantumkan pada
pangan kemasan yang tidak mungkin dikonsumsi dalam satu kali
makan. Kemudian pada pangan yang memerlukan saran penyajian
atau saran penggunaan dapat mencantumkan gambar bahan pangan
lainnya yang sesuai dan disertai dengan tulisan ―saran penyajian‖.

C. Klasifikasi Produk
1. Produk Retailing
a. Pengertian Produk Retailling
Retail adalah suatu penjualan dari sejumlah kecil komoditas
kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis, diambil dari kata
retailer yang berati ―memotong menjadi kecil – kecil‖ (Risch, 1991, p. 2).
Menurut Gilbert, retail adalah ‖semua usaha bisnis yang secara langsung
mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen
akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari
distribusi‖ (2003, p.6).
Retail sendiri diartikan sebagai produk jual jasa kepada konsumen
dalam skala yang kecil atau eceran untuk memenuhi kebutuhan pribadi
atau juga konsumsi konsumen tersebut. Bisa dibilang retail menjual
produknya langsung kepada konsumen bukan kepada bisnis lain. Selain
itu, transaksinya bisa dilakukan di mana saja baik itu di toko fisik atau
online.
b. Jenis-Jenis Produk Retailig
Bisnis retail begitu populer dan memiliki peluang besar di Indonesia.
Sebab, mampu memberi kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan serta memberikan keuntungan finansial bagi produsen dan
penjual. Berikut ini adalah jenis-jenis retail yang dapat diketahui.
1) Berdasarkan produk yang dijual
Jika dilihat dari produk yang dijual, bisnis retail terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu produk retail yang menyediakan barang, menyediakan
layanan atau jasa, dan nonstore retail yang memanfaatkan suatu
media untuk memasarkan produknya.
2) Berdasarkan kepemilikan
Jenis satu ini terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu retail mandiri,
kelompok usaha, dan waralaba. Retail mandiri berjalan secara
independen dan tidak bergantung dengan pihak lain. Retail
kelompok usaha biasanya terdiri dari sebuah kelompok perusahaan
retail yang saling berkaitan dan terhubung di dalam satu manajemen.
Sementara untuk retail waralaba atau sering disebut franchise
merupakan jenis retail yang memasarkan produk serupa dan terdiri
dari perusahaan pusat dan perusahaan turunan.

3) Berdasarkan lokasi penjualan


Jenis retail lokasi penjualan memiliki akses langsung ke jalanan
umum. Ada juga yang merupakan pusat bisnis dan terbentuk dari
beberapa kelompok pengusaha retail. Mereka menyediakan produk
atau layanan di satu bangunan dan kawasan yang sama.

c. Tujuan Produk Retailing


Pada dasarnya, tujuan dari bisnis retail adalah untuk memudahkan
pelanggan dalam membeli produk dengan persediaan cukup dan dikemas
ke dalam ukuran yang lebih kecil. Retail juga menjadi penghubung antara
produsen dan konsumen. Berikut ini adalah beberapa tujuan retail.
1) Memudahkan konsumen
Bisnis retail memudahkan para konsumen tingkat akhir untuk
mendapatkan produk yang dibutuhkan. Tanpa adanya bisnis retail,
konsumen akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Sebab,
harus membelinya ke produsen atau grosir secara langsung dan harus
dalam jumlah banyak
2) Meguntungkan produsen dan grosir
Keberadaan bisnis retail memberi keuntungan bagi produsen dan
grosir. Pihak retail biasanya akan berbelanja stok barang dalam
jumlah besar dari pihak grosir. Nantinya, dana dana yang diperoleh
digunakan kembali untuk modal dan memproduksi barang.
3) Mempromosikan produk secara langsung
Retailer biasanya akan mempromosikan langsung produk yang dijual
kepada para konsumen dengan berbagai cara. Kegiatan ini bertujuan
untuk menciptakan tren produk yang diproduksi dari pihak produsen.
4) Menawarkan harga yang bervariatif
Berbagai jenis barang yang disediakan pihak retailer bisa berasal dari
produsen yang berbeda-beda, sehingga harga yang ditawarkan juga
bervariasi. Ini akan memberikan variasi pasar yang sejalan dengan
meningkatnya kepuasan konsumen.
d. Cara kerja produk retailing
Retailer mengandalkan sistem memasok barang dagangan ke pasar dan ke
konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan proses rantai
pasokan retail. Rantai ini terdiri dari produsen, grosir, retailer, dan
konsumen akhir. Pada setiap langkah terdapat margin keuntungan. Berikut
yang menjadi bagian dari rantai retail.
1) Produsen. Memproduksi barang mentah dengan menggunakan mesin
dan memiliki tenaga kerja.
2) Grosir. Membeli barang jadi dan menjualnya ke retail dalam jumlah
besar.
3) Retailer. Menjual barang dalam jumlah kecil ke pengguna akhir
dengan harga lebih tinggi.
4) Konsumen. Membeli barang dari retail untuk kebutuhan pribadi.

2. Produk Non-Store Retailing


a. Pengertian non-store retailing
Setiap penjualan yang terjadi pada konsumen akhir yang tidak
terjadi melalui saluran ritel tradisional atau melalui ruang ritel fisik dikenal
sebagai ritel Non-Store. Sistem penjualan yang tidak memiliki ruang ritel
sendiri dari tempat menjual barang ke pelanggan. Ini langsung dijual dari
situsnya dan tidak laku via ruang ritel. Makanya, ini dikenal dengan nama
Non Store Retailing.
Jenis dari non store retailing yang merupakan salah satu bentuk
non store retailing tertua adalah tipe penjualan Langsung. Cara terbaik
untuk menggambarkan ini adalah salesman Door to Door yang melakukan
pemasaran atau promosi ke rumah dan kantor untuk menjual produk
mereka. Mereka mungkin juga melakukan aktivitas lain seperti Standees,
promosi , dan lain-lain untuk langsung menjual ke konsumen akhir. Jenis
non store retailing melibatkan keterlibatan manual dan mungkin
melibatkan penggunaan teknik penjualan yang baik dan keterampilan
menjual pribadi seperti bisnis online yang menguntungkan bagi pemula.
b. Jenis-Jenis Produk Non-Store Retailig
1) Direct Selling
Bentuk penjualan direct selling sebenarnya sudah ada sejak zaman
dulu. Bahkan, dimulai dari adanya pedagang keliling yang kemudian
berkembang menjadi industri besar yang menjual produk dari rumah
ke rumah maupun kantor ke kantor. Ada 3 macam direct selling yang
bisa ditemukan yaitu one to one selling, one to many selling, dan
multi-level marketing.
2) Direct Marketing
Direct marketing berawal dari penawaran produk lewat katalog
maupun surat. Namun, setelah berkembangnya zaman, direct
marketing berubah menjadi pemasaran yang mencakup berbagai cara
pemasaran. Misalnya lewat telepon (telemarketing), pemasaran lewat
televisi (home shopping), dan belanja elektronik.
3) Automatic Vending
Automatic vending tergolong sebagai jenis retail yang berkembang
berkat adanya kemajuan teknologi. Umumnya, automatic vending ini
akan diletakkan di tempat-tempat yang strategis atau tempat yang
sering dilewati oleh orang-orang. Tidak dibutuhkan semacam
wiraniaga untuk menjaga automatic vending karena mesin ini
bekerja secara otomatis.
4) Buying Services
Jenis retail satu ini termasuk retail yang melayani konsumen berupa
organisasi-organisasi besar seperti sekolah dan rumah sakit. Anggota
organisasi biasanya akan menjadi anggota jasa pembeli dan berhak
melakukan pembelian dari daftar pengecer yang tersedia.
c. Metode dari produk non-store retailing
1) Telephone and Media Retailers
Dalam kategori ini, pengecer menggunakan kontak via telepon
(telemarketing) dan media periklanan seperti TV, radio, surat kabar,
dan majalah untuk menginformasikan dan membujuk konsumen
untuk membeli produk-produknya Telemarketing atau telephone
marketing kini sering dimanfaatkan untuk memasarkan produk-
produk industri.
2) Vending Machines
Mesin khusus ini banyak dijumpai di bank, pasar swalayan, hotel,
dan kantor-kantor tertentu.
3) Mail Order
Dalam metode ini, penjualan dilakukan melalui pemesanan dengan
menggunakan katalog-katalog tertentu via pos.
4) Direct Selling
Direct selling merupakan penjualan barang-barang konsumsi
langsung ke perorangan, di rumah-rumah maupun di tempat kerja
mereka, melalui transaksi yang diawali dan diselesaikan oleh tenaga
penjualnya. Umumnya barang-barang yang dijual dengan cara ini
adalah kosmetika, ensiklopedia, dan peralatan memasak. Meskipun
demikian, kini semakin banyak jenis barang yang dipasarkan dengan
memanfaatkan direct selling.
5) Electronic Shopping
Ada dua bentuk utama electronic shopping. Bentuk pertama adalah
menggunakan videotex, yaitu sistem 2 arah, di mana perangkat TV
pelanggan dan bank data komputer penjual dihubungkan dengan
kabel atau jalur telepon. Pelayanan videotex berisikan catalog
komputer tentang produk yang ditawarkan produsen, pengecer, bank,
organisasi perjalanan, dan lain-lain. Para konsumen dapat
menggunakan perangkat TV biasa yang dilengkapi dengan papan
ketik (keyboards) khusus yang dihubungkan dengan kabel sistem 2
arah. Bentuk kedua adalah memanfaatkan jaringan Internet
(Cybermarketing) dengan seperangkat peralatan komputer personal
(PC) dan modem.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Produk adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses produksi, baik
itu barang maupun jasa yang dapat diperjualbelikan di suatu pasar. produk
juga merupakan sebuah substansi yang diproduksi oleh produsen dan
ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan
konsumen.
Atribut produk merupakan unsur-unsur yang menjadi
pengembangan atau pembeda pada suatu produk, sehingga memberikan nilai
tambah, manfaat serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan pembelian. Atribut produk dapat berupa fitur, kualitas, harga,
kemasan, merek, garansi dan pelayanan. Atribut produk ini mempunyai
pengaruh besar pada persepsi pembeli terhadap produk. Selain membedakan
suatu produk dengan produk lain, atribut produk juga harus mampu menjadi
suatu daya tarik bagi konsumen. Klasifikasi produk adalah istilah pemasaran
dan bisnis yang mengkategorikan produk berdasarkan bagaimana dan
mengapa konsumen membelinya. Perbedaan ini dapat mengubah cara
perusahaan memasarkan produk mereka dan mempengaruhi aspek penjualan
lainnya, seperti penetapan harga dan distribusi.

B. Saran
Adapun saran yang dapat sampaikan yaitu semoga para pembaca
dapat memahami apa yang disajikan dalam makalah ini. Juga dengan
disusunnya makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis juga dengan senang hati menerima umpan balik atau kritikan
mengenai kekurangan dari makalah ini agar makalh bisa disempurnakan atau
dibuat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/1314/3/2EM16582.pdf
file:///C:/Users/Asus/Downloads/459-Article%20Text-1012-1-10-
20191010.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/kemasan/
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl-hannamaria-
4871-3-bab2--1.pdf
https://kgx.co.id/news/read/6/4-jenis-packing-paket-yang-aman
https://www.supernovadigipack.com/blog/artikel/3-teknik-pengemasan-
agar-produkmu-lebih-tahan-lama
http://repository.uin-suska.ac.id/3542/3/BAB%20II.pdf
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/fungsi-tujuan-dan-
manfaat-branding/
http://www.biztaxreview.com/Fungsi%20&%20Manfaat%20Penting%20
Merek.html
https://greenpermit.id/2021/11/04/merek-jasa-adalah/
http://mitrahaki.com/tentang-haki
merek.html#:~:text=Merek%20Jasa%20adalah%20merek%20yang,Ramayana%20Dept%20Store
%2C%20Carrefour%20dll.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/56302/1/ELI%2
0WIDIASTUTI%20-%20FSH.pdf
https://indonesianchefassociation.com/article/content/jenis-jenis-label-
pada-kemasan-produk
https://sarjanaekonomi.co.id/label-produk/
https://www.mas-software.com/blog/retail-produk-pengertian-klasifikasi
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/mpar/2009/jiunkpe-
ns-s1-2009-35404009-14067-marketing_mix-chapter2.pdf

https://www.ekrut.com/media/retail-adalah
https://dosenekonomi.com/bisnis/peluang-bisnis/pengertian-non-store-
retailing
https://jokowarinoblog.com/apa-itu-retail/
https://dosenekonomi.com/bisnis/peluang-bisnis/pengertian-non-store-
retailing
http://ammarawirausaha.blogspot.com/2010/04/non-store-retailing.html
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, shalawat dan salam
semoga tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW. Berkat karunianya serta
kesehatan dan kelancaran yang senantiasa diberikan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini, terutama pada
rekan-rekan yang senantiasa memberikan dorongan dan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini, semoga Allah SWT membalas dengan ganjaran yang
berlipat ganda, ‖Amiin‖. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Nurdin Badjo, S.Pd., M.M selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Ekonomi
Islam.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir
Alqur’an, yang membahas tentang ―Siklus Hidup Produk‖. Kami menyadari
bahwa masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dalam makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
motivasi bagi siapa saja yang membaca dan memanfaatkannya.

Palopo, 24 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
1.4 Manfaat Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Konsep Dasar Siklus Hidup Produksi 3
2.2 Tahapan Siklus Hidup Produk (PLC) 4
2.3 Karakteristik Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk 7
2.4 Siklus Hidup Produk dan Strategi Pemasaran 9
BAB III PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sama seperti makhluk hidup, sebuah produk juga memiliki siklus hidup atau
disebut juga sebagai product life cycle. Siklus hidup produk berfungsi untuk
mengetahui dan menganalisis sejauh mana produk yang dihasilkan oleh
perusahaan dapat bertahan secara kompetitif di pasaran. Adapun penyebab
produk memiliki siklus hidup adalah karena produk memiliki umur terbatas,
penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang
berbeda bagi penjual.
Tujuan suatu perusahaan perlu mengetahui siklus kehidupan produknya yakni
sebagai faktor untuk memutuskan kapan waktu yang tepat untuk menaikkan
iklan, menurunkan harga, memperluas pasar baru, hingga mendesain ulang
kemasan. Siklus hidup produk perlu diperhatikan bagi setiap perusahaan, karena
konsep siklus hidup produk ini menggambarkan proses suatu produk yang
dipasarkan kepada masyarakat hingga produk tersebut hilang dari pemasaran
dikarenakan kurangnya inovasi serta strategi pemasaran oleh produsen.
Siklus hidup produk juga memainkan peran penting dalam strategi pemasaran.
Bergantung pada tahap produk atau layanan yang bisnis Anda tawarkan, Anda
akan menyempurnakan cara pemasaran yang sesuai untuk membantu
memastikan performa dari hasil yang optimal di setiap tahap. Manfaat dari
konsep siklus hidup produk adalah membantu para pengambil keputusan untuk
memahami dinamika produk dan pasar.dalam hal penggunaannya sebagai alat
perencanaan, konsep daur hidup produk ini akan memperjelas berbagai tantangan
pemasaran yang ada serta alternatif strategi yang bisa diterapkan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar siklus hidup produk?
2. Apa saja tahapan siklus hidup prosuk (PLC)?
3. Apa saja karakteristik tahap-tahap dalam siklus hidup produk?
4. Bagaimana siklus hidup produk dan strategi pemasaran?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan mengenai konsep dasar siklus hidup produk
2. Mendeskripsikan tahapan siklus hidup produk (PLC)
3. Mendeskripsikan karakteristik tahap-tahap dalam siklus hidup produk
4. Mendeskripsikan siklus hidup produk dan strategi pemasaran
1.4. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui seperti konsep dasar siklus hidup produk
2. Mengetahui tahapan siklus hidup produk (PLC)
3. Mengetahui karakteristik tahap-tahap dalam siklus hidup produk
4. Mengetahui siklus hidup produk dan strategi pemasaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Siklus Hidup Produksi


Product Life Cycle (PLC) dikenal juga dengan siklus hidup produk atau daur
hidup produk adalah suatu konsep yang menggambarkan serangkaian perjalanan
atau tahap-tahap yang dilalui suatu produk, mulai dari tahap pengembangan,
pengenalan sampai produk tersebut mengalami penurunan hingga akhirnya keluar
dari pasar.8
Konsep product life cycle pertama kali dikenalkan oleh Levitt pada tahun
1965 dalam artikelnya yang berjudul Exploit The Product Life Cycle. Siklus
hidup produk yang dikelola dengan baik akan membantu pemasar lebih mampu
mempertahankan produk yang menguntungkan dan menghentikan produk-produk
yang tidak menguntungkan.
Product life cycle merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu
produk. Siklus hidup produk yang dikelola dengan baik akan membantu manajer
dalam memastikan bahwa pengenalan, pengubahan dan penghentian produk
dilakukan dengan cara yang tepat.
Berikut definisi dan pengertian product life cycle dari beberapa sumber buku:
Menurut Tjiptono (1998), product life cycle adalah suatu grafik yang
menggambarkan riwayat suatu produk, sejak diperkenalkan ke pasar sampai
dengan ditarik dari pasar. 9

8
Kotler, & Philip. (1998). Maajemen Pemasaran. In P. Kotler, Manajemen Pemasaran (p.
303). Jakarta: Erlangga.
9
Riadi, & Muchlisin. (2020). Product Life Cycle (Pengertian, Tahapan, Karakteristik dan
Strategi). Retrieved from www.kajianpustaka.com:
Menurut Kotler (1988), product life cycle adalah suatu usaha untuk mengenali
tahapan yang berbeda dalam sejarah penjualan produk.
Menurut Canon, Pereault dan McCarthy (2008), product life cycle adalah
menggambarkan tahap-tahap yang dilalui suatu ide produk yang benar-benar baru
dari awal hingga akhir.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001), product life cycle adalah perjalanan
penjualan dan laba suatu produk selama masa hidupnya. Hal tersebut meliputi
lima tahap yang berbeda: pengembangan produk, pengenalan, pertumbuhan,
kedewasaan, dan penurunan.
Menurut Anderson dan Zeithaml (1984), product life cycle adalah suatu
konsep penting yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian tahap dari
suatu produk mulai dari tahap perkenalan (introduction) sampai produk tersebut
mulai mengalami penurunan penjualan hingga akhirnya keluar dari pasar
(decline).

2.2. Tahapan Siklus Hidup Produk (PLC)


Menurut Assauri (2004), siklus daur hidup produk terbagi menjadi empat
tahapan, yaitu: tahap pengenalan (introduction), tahap pengembangan (growth),
tahap pematangan (maturity) dan tahapan penurunan (decline). Ada juga yang
menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan
termination. Selain itu ada menyatakan bahwa tahap-tahap PLC terdiri dari
introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth
(turbulence), maturity (saturation) dan decline (obsolescence). Pendapat lain ada
yang membaginya ke dalam tahap introduction, growth, maturity, saturation dan
decline.

https://www.kajianpustaka.com/2020/03/product-life-cycle-pengertian-tahapan-karakteristik-
dan-strategi.html
Menurut Tjiptono (1998), tahapan siklus daur hidup produk atau product life
cycle (PLC) adalah sebagai berikut:
a. Tahap perkenalan (introduction)
Tahap perkenalan adalah suatu periode pertumbuhan penjualan yang
lambat saat produk itu diperkenalkan di pasar. Ciri-ciri umum tahap ini
adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat
(karena tingginya market resistence), persaingan yang masih relatif kecil,
tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk
dalam pengujian dan pengembangannya, biaya produksi dan pemasaran
sangat tinggi. Barang yang dijual umumnya barang yang betul-betul baru
atau model/bentuk baru dari suatu barang.
Pada tahap ini promosi yang dilakukan harus agresif dan menitik
beratkan pada merek. Promosi ini ditujukan kepada pembeli potensial agar
sadar akan ciri-ciri, penggunaan dan kelebihan dari produk. Kesulitan yang
mungkin terjadi pada tahap ini adalah hanya sedikit penjual yang memiliki
daya dan kemampuan untuk meluncurkan produk baru.harga awal produk
juga tinggi. Kesulitan-kesulitan ini membuat banyak produk gagal pada
tahap perkenalan.
b. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Tahap pertumbuhan adalah suatu periode penerimaan pasar yang cepat
dan peningkatan laba yang besar. Pada tahap ini kurva penjualan dan kurva
laba semakin meningkat, meskipun begitu tahap ini merupakan tahap kritis.
Produk yang sudah dikenal pasar memancing pesaing untuk masuk ke pasar
sehingga persaingan semakin ketat. Perusahaan yang ingin bertahan perlu
memperkuat pasar dan mendorong terjadinya loyalitas merek. Cara yang
umum dilakukan adalah memperluas dan meningkatkan distribusi.
Tahap pertumbuhan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
 Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth), tahap ini melakukan beberapa
bentuk strategi antara lain meliputi penyempurnaan produk
(penambahan karakteristik atau sifat tertentu dan pembuatan model
baru), pengembangan segmen pasar baru, penambahan saluran distribusi
baru, dan pengurangan harga untuk merebut konsumen baru.
 Pertumbuhan Lambat (Slow Growth), pada tahap ini penjualan masih
meningkat, namun dengan pertumbuhan semakin menurun, sebagian
besar difokuskan untuk memperkuat dan mempertahankan posisi pasar
serta membangun kesetiaan konsumen dan penyalur.

c. Tahap kedewasaaan (Maturity)


Tahap kedewasaaan adalah suatu periode penurunan dalam
pertumbuhan penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar
pembeli potensial. Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi
dalam penjualan dan biasanya merupakan tahap terlama dalam product life
cycle. Pada tahap ini kurva penjualan mencapai puncaknya dan mulai
menurun. Tahap ini juga diartikan dengan persaingan yang ketat karena
banyaknya merek yang ada di pasar.
Tahap kedewasaaan dibagi menjadi tiga fase yaitu:
 Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang
disebabkan oleh dewasanya distribusi.
 Stable Maturity, yaitu penjualan menjadi mendatar yang disebabkan
oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba
produk baru yang ditawarkan perusahaan.
 Decaying Maturity, yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen mulai
bergerak ke produk lain atau produk subtitusi.
Pada tahap ini biasanya produsen menggunakan strategi bertahan (defensive
strategy) dan strategi menyerang (offensive strategy). Strategi bertahan
bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga
kelompok produk (product category) dari serangan produk subtitusi. Strategi
ini menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan
menghilangkan kelemahan produk.
d. Tahap Penurunan (Decline)
Tahap Penurunan adalah suatu periode saat penjualan menunjukkan
arah yang menurun dan laba yang menipis. Pada tahap ini penjualan
perusahaan semakin bergerak ke arah penurunan. Penurunan ini antara lain
disebabkan oleh perubahan selera pasar, adanya produk subtitusi dan
perubahan teknologi. Keadaan ini membuat terjadinya persaingan harga,
kelebihan kapasitas dan laba perusahaan menghilang.
Produk yang memasuki tahap ini bukan berarti sudah menguntungkan
lagi. Produk ini tetap dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan
karena dapat memanfaatkan sisa-sisa konsumen yang sudah ditinggalkan
pesaing. Pada tahap ini produk hanya akan memenuhi kebutuhan pasar inti
sehingga konsumen cenderung spesialis.
Pada tahap penurunan ada beberapa alternatif yang harus dilakukan
yaitu:
1. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yang baik.
2. Mengubah produk atau mencari penggunaan atau manfaat baru pada
produk.
3. Mencari pasar baru.
4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian
industri dapat diatasi.
5. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara
meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi
menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia
dan menguntungkan.
2.3. Karakteristik Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk
Menurut Kotler (2007), pada setiap tahap dalam daur hidup produk memiliki
karakteristik tersendiri, yaitu:
a. Pada tahap perkenalan penjualan rendah, biaya per pelanggan yang tinggi,
laba negatif, pelanggan inovator, dan pesaing sedikit.
b. Pada tahap pertumbuhan penjualan meningkat dengan cepat, biaya rata-rata
per pelanggan, laba meningkat, pelanggan pemakai awal, dan pesaing
jumlahnya bertambah.
c. Pada tahap kedewasaan berada di puncak penjualan, biaya per pelanggan
yang rendah, laba tinggi, pelanggan mayoritas tengah, dan jumlah pesaing
stabil mulai menurun.
d. Pada tahap penurunan terjadi penurunan penjualan, biaya per pelanggan
rendah, laba menurun, pelanggan pemakai terlambat, dan pesaing jumlahnya
menurun.
e. Pada setiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda
dalam kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan
mengenali tahap dimana suatu produk sedang berada, atau akan dituju, pihak
manajemen dapat merumuskan rencana dan strategi pemasaran yang tepat.
Adapun tabel di bawah ini menggambarkan karakteristik pada masing-
masing tahapan daur hidup produk.

Tahap dalam PLC


Introduction Growth Matyrity Decline
Penjualan
Penurunan
Penjualan Penjualan rendah meningkat Puncak penjualan
penjualan
dengan cepat
Biaya per
Biaya per Biaya per Biaya per
Biaya konsumen
konsumen tinggi konsumen sedang konsumen rendah
rendah
Laba yang Laba yang
Laba Negatif Laba tinggi
meningkat menurun

Pelanggan Innovators Early adopters Middle majority Leggards

Jumlahnya tetap
Jumlahnya Jumlahnya
Pesaing Sedikit meski mulai
meningkat menurun
menurun

Memaksimumkan Mengurangi
Menciptakan
Tujuan Memaksimumkan laba dan biaya dan
produck awareness
Pemasaran pangsa pasar mempertahankan "memerah"
and trial
pangsa pasar merek tersebut

2.4. Siklus Hidup Produk dan Strategi Pemasaran


Siklus hidup produk membagi dirinya ke sejumlah tahapan evolusi produk,
mulai saat debutnya sampai berakhirnya. Dari setiap tahapannya juga dibarengi
dengan berbagai tantangan dan karakteristiknya masing-masing.
Setiap produk melalui sejumlah tahapan, kemudian siklus hidup produk itulah
yang membaginya ke beberapa tahap dengan karakteristiknya masing-masing.
Secara umum, siklus hidup produk terdiri dari sebagai berikut :
 Pengembangan
 Pengenalan
 Pertumbuhan
 Kematangan
 Penurunan
Penting untuk mengetahui produk yang Anda miliki sudah dalam tahap mana.
Sebab itu akan menentukan setiap strategi mulai dari manajemen penjualan,
pemasaran, hingga pengembangan produk.
Strategi Pemasaran
Konsep siklus daur hidup produk dapat digunakan dalam mengembangkan
strategi pemasaran10. Adapun strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam
setiap tahapan siklus daur hidup produk adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perkenalan (Introduction)
Terdapat empat strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam tahap
perkenalan, yaitu:
1. Strategi peluncuran cepat (rapid-skimming strategy). merupakan
peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi
tinggi. Perusahaan mengenakan harga tinggi untuk memperoleh laba per
unit yang setinggi mungkin. Biaya promosi yang tinggi untuk
meyakinkan pasar tentang manfaat produk walaupun harganya mahal.
Promosi yang tinggi ini juga dapat mempercepat penetrasi pasar.
Strategi ini dapat diterima dengan asumsi sebagian pasar potensial tidak
menyadari produk itu; konsumen telah sadar akan produk dan dapat
membayar harga yang diminta; dan perusahaan menghadapi persaingan
potensial dan bermaksud membangun preferensi merek.
2. Strategi peluncuran lambat (low-skimming strategy). Strategi ini bisa
diterima dengan asumsi: ukuran pasar terbatas; sebagian besar pasar
sadar akan produk itu; pembeli bersedia membayar dengan harga tinggi;
dan persaingan potensial belum mengancam.
3. Strategi penetrasi cepat (rapid-penetration strategy). Strategi ini bisa
diterima bila pasar besar, pasar tidak menyadari kehadiran produk;
sebagian besar pembeli peka terhadap harga; terdapat persaingan
potensial yang kuat; dan biaya produksi per unit turun sejalan dengan
skala produksi dan bertambahnya pengalaman manufaktur.

10
Tjiptono, & Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. In Tjiptono, & Fandy, Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
4. Strategi penetrasi lambat (slow-penetration strategy). perusahaan
percaya permintaan pasar sangat peka terhadap harga tetapi kurang peka
terhadap promosi, strategi ini masuk akal bila pasar besar; pasar sangat
sadar akan produk; pasar peka terhadap harga; dan ada persaingan
potensial.
b. Tahap pertumbuhan (Growth)
Strategi pemasaran yang dapat digunakan pada tahap pertumbuhan yaitu:
1. Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan
keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik.
2. Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk-produk
penyerta (yaitu, produk-produk dengan berbagai ukuran, rasa dan
sebagainya yang melindungi produk utama).
3. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
4. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi baru.
5. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product-awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih
produk (product-preference advertising).
6. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif
terhadap harga di lapisan berikutnya.
c. Tahap kedewasaan (Maturity)
Pada tahap kedewasaan, terdapat beberapa perusahaan yang meninggalkan
produk mereka yang kurang kuat. Mereka memilih untuk
mengkonsentrasikan sumber daya mereka pada produk yang lebih
menguntungkan dan pada produk baru. Strategi pemasaran pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
1. Modifikasi pasar. Perusahaan dapat mencoba memperluas pasar untuk
mereknya yang mapan dengan mengatur dua faktor yang membentuk
volume penjualan, yaitu jumlah pemakai merek dan tingkat pemakaian
per pemakai. Perusahaan dapat mencoba memperluas jumlah pemakai
merek dengan tiga cara, yaitu: mengubah orang yang bukan pemakai,
memasuki segmen pasar baru dan memenangkan pelanggan pesaing.
Volume pemakaian dapat juga ditingkatkan dengan meyakinkan
pemakai merek sekarang untuk meningkatkan pemakaian tahunan merek
tersebut, dengan strategi penggunaan lebih sering, lebih banyak
pemakaian pada saat penggunaan dan penggunaan baru dan lebih
bervariasi.
2. Modifikasi produk. Perusahaan dapat mendorong penjualan dengan
memodifikasi karakteristik produk melalui: 1) Peningkatan kualitas, Hal
ini bertujuan meningkatkan kinerja fungsional produk seperti, daya
tahan, keandalan, kecepatan, rasa, dsb. 2) Peningkatan keistimewaan,
hal ini bertujuan menambah keistimewaan baru seperti, ukuran, berat,
bahan, bahan tambahan, aksesoris. Keanekagunaan, keamanan, atau
kenyamanan produk akan semakin meluas. 3) Peningkatan gaya, hal ini
bertujuan meningkatkan daya tarik estetis suatu produk agar lebih
menarik perhatian konsumen.
3. Modifikasi bauran pemasaran. Perusahaan juga dapat mencoba
mendorong penjualan dengan memodifikasi berbagai elemen bauran
pemasaran, seperti: 1) Memberikan potongan harga, 2) Membuka
saluran distribusi yang lebih luas, 3) Menambah pengeluaran untuk
iklan, 4) Meningkatkan promosi penjualan, dan 5) Meningkatkan
pelayanan.
d. Tahap penurunan (Decline)
Strategi pemasaran yang dapat dilakukan selama masa penurunan adalah:
1. Mengidentifikasi produk lemah.
2. Menentukan strategi pemasaran yang harus segera dilakukan.
3. Keputusan penghentian. (Kotler & Philip, 1998)
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Konsep product life cycle pertama kali dikenalkan oleh Levitt pada tahun
1965 dalam artikelnya yang berjudul Exploit The Product Life Cycle. Siklus
hidup produk yang dikelola dengan baik akan membantu pemasar lebih mampu
mempertahankan produk yang menguntungkan dan menghentikan produk-
produk yang tidak menguntungkan. Product life cycle merupakan konsep yang
penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Menurut Tjiptono (1998), tahapan siklus daur hidup produk atau product life
cycle (PLC) adalah sebagai berikut: 1) Tahap perkenalan, 2) Tahap pertumbuhan,
3) Tahap kedewasaan, 4) Tahap penurunan. Menurut Kotler (2007), pada setiap
tahap dalam daur hidup produk memiliki karakteristik tersendiri.
Siklus hidup produk membagi dirinya ke sejumlah tahapan evolusi produk,
mulai saat debutnya sampai berakhirnya. Dari setiap tahapannya juga dibarengi
dengan berbagai tantangan dan karakteristiknya masing-masing. Konsep siklus
daur hidup produk dapat digunakan dalam mengembangkan strategi pemasaran.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kritik serta saran pembaca demi kepentingan
perbaikan penyusunan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://konsultasiskripsi.com/2021/10/22/bauran-produk-skripsi-dan-tesis-2/
https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/
https://marketingmixittelkom.wordpress.com/2011/12/18/bauran-produk-lini-produk-
hmm/
http://e-journal.uajy.ac.id/1314/3/2EM16582.pdf
file:///C:/Users/Asus/Downloads/459-Article%20Text-1012-1-10-
20191010.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/kemasan/
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl-hannamaria-4871-3-
bab2--1.pdf
https://kgx.co.id/news/read/6/4-jenis-packing-paket-yang-aman
https://www.supernovadigipack.com/blog/artikel/3-teknik-pengemasan-agar-
produkmu-lebih-tahan-lama
http://repository.uin-suska.ac.id/3542/3/BAB%20II.pdf
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/fungsi-tujuan-dan-manfaat-
branding/
http://www.biztaxreview.com/Fungsi%20&%20Manfaat%20Penting%20Mer
ek.html
https://greenpermit.id/2021/11/04/merek-jasa-adalah/
http://mitrahaki.com/tentang-haki
merek.html#:~:text=Merek%20Jasa%20adalah%20merek%20yang,Ramayana%20De
pt%20Store%2C%20Carrefour%20dll.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/56302/1/ELI%20
WIDIASTUTI%20-%20FSH.pdf
https://indonesianchefassociation.com/article/content/jenis-jenis-label-pada-
kemasan-produk
https://sarjanaekonomi.co.id/label-produk/
https://www.mas-software.com/blog/retail-produk-pengertian-klasifikasi
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/mpar/2009/jiunkpe-ns-
s1-2009-35404009-14067-marketing_mix-chapter2.pdf

https://www.ekrut.com/media/retail-adalah
https://dosenekonomi.com/bisnis/peluang-bisnis/pengertian-non-store-
retailing
https://jokowarinoblog.com/apa-itu-retail/
https://dosenekonomi.com/bisnis/peluang-bisnis/pengertian-non-store-
retailing
http://ammarawirausaha.blogspot.com/2010/04/non-store-retailing.html

Anderson, C., & Zeithaml, C.P. (1984). Stage of the Producy Life Cycle Academy of
Management Journal. In C. Anderson, & C. Zeithaml, Stage of the Producy
Life Cycle Academy of Management Journal.

Assauri, & Sofian. (2004). Manajemen Pemasaran. In Assauri, & Sofian, Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.

Cannon, J.P., Perreault, J.W.D, & McCarthy, E.J. (2008). Pemasaran Dasar:
Pendekatan Manajerial Global. In Cannon, P. J. J.P., & E. McCarthy,
Pemasaran Dasar: Pendekatan Manajerial Global. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, & Amstrong. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran. In Kotler, & Amstrong,


Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, & Philip. (1998). Maajemen Pemasaran. In P. Kotler, Manajemen Pemasaran


(p. 303). Jakarta: Erlangga.

Kotler, & Philip. (2007). Manajemen Pemasaran. In Kotler, & Philip, Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Riadi, & Muchlisin. (2020). Product Life Cycle (Pengertian, Tahapan, Karakteristik
dan Strategi). Retrieved from www.kajianpustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2020/03/product-life-cycle-pengertian-
tahapan-karakteristik-dan-strategi.html

Riadi, & Mushlisin. (2020). Pengertian, Tahapan, Karakteristik dan Strategi.


Retrieved from kajianpustaka: www.kajianpustaka.com

Tjiptono, & Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. In Tjiptono, & Fandy, Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai