KONSEP PRODUK
Disusun Oleh :
Kelompo 3:
Hasda (2104030022)
Jismawati (2104030021)
Aulia Tul Muslimah (2104030020)
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat banyak petunjuk dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Nurdin Batjo, S.Pt, M.M.
2. Teman-teman dari kelas MBS 3 A atas segala perhatian dan dukungannya.
Akhir kata kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
konstruktif demi perbaikan makalah ini di masa mendatang. Harapan kami
semoga Makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Aamiin.
Wassalamu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ ii
PEMBAHASAN ........................................................................................................... ii
C. Tujuan ................................................................................................................ ii
BAB III.......................................................................................................................... x
PENUTUP ..................................................................................................................... x
A. Kesimpulan ........................................................................................................ x
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang
menawarkan kualitas, kinerjaa atau fitur inovasi terbaik. Dimana jika dalam
suatu orgnisasi (perusahaan), Manajer dari organisasi ini berfokus untuk
membuat produk yang unggul dan senantiasa memutakhirkannya. Namun
para manajer ini kadang-kadang terlibat perselingkuhan dalam produk
mereka. Merek melakukan kesalahan yang diditilakan ―jebakan tikus‖, yaitu
mempercayai bahwa jebakakan tikus yang lebih baik akan mengarahkan orang
ke pintu mereka. Suatu produk baru tidak akan sukses jika tidak didukung
oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari produk?
2. Jelaskan klarifikasi produk?
3. Jelaskan bauran produk?
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka terdapat beberapa tujuan
yang ingin di capai dalam penyusunan makalah ini:
1. Untuk mengetahui pengertian dari produk
2. Untuk mengetahui pejelasan tentang klarifikasi produk
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang bauran produk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas
sesuatu yang bisa ditawarkan, sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar (Tjiptono, 2002).
Definisi produk menurut Stanton (1997) adalah sebagai berikut:
Sekumpulan atribut yang nyata, didalamnya sudah tercakup warna, harga,
kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta
pengecer mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang mungkin bisa
memuaskan keinginannnya.
Definisi produk menurut Kotler dan Armstrong (2000) adalah sebagai
berikut: Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat
perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
Berdasarkan dua definisi mengenai produk di atas maka dapat
disimpulkan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan
produsen kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan
mampu memberikan kepuasan bagi penggunanya.
Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen
yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci,
konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan, dan
jaminan.1
B. Klarifikasi Produk
Klasifikasi produk adalah suatu pembagian produk yang ada di
pasaran berdasarkan kriteria-kriteria produk tersebut, di mana klasifikasi
produk ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sudut
pandang. Jenis klasifikasi produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok
utama, yaitu:
a. Klasifikasi produk berdasarkan karakteristiknya
Para pelaku bisnis mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristik atau
sifat dari produk tersebut, agar tiap jenis produk memiliki strategi bauran
pemasaran yang sesuai. Klasifikasi produk berdasarkan karakteristik atau
sifatnya, yaitu sebagai berikut :
1. Barang tahan lama (durable goods), yaitu produk yang berwujud
fisiknya tahan lama dan banyak sekali pemakaian. Contoh produk
barang tahan lama adalah mobil, rumah, televisi, lemari es, dan lain
sebagainya.
2. Barang tidak tahan lama (non durable goods), yaitu produk berwujud
yang biasanya dikonsumsikan satu atau beberapa kali. Contoh produk
barang tidak tahan lama adalah sabun, minuman ringan, dan lain
sebagainya.
3. Jasa (service), yaitu layanan yang diberikan perusahaan untuk
memberi kebermanfaatan atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli
oleh pelanggan. Contoh jasa adalah salon kecantikan, bengkel
2
kendaraan, tukang cukur, dan lain sebagainya.
1
http://e-journal.uajy.ac.id/2639/3/2EM16695.pdf
2
https://www.pengadaan.web.id/2021/02/klasifikasi-produk.html
b. Klasifikasi produk berdasarkan tujuan pemakaiannya
Sementara itu klasifikasi produk berdasarkan tujuan atau pemakaian
adalah sebagai berikut:
1. Barang konsumsi
Yaitu produk barang yang dimanfaatkan oleh konsumen akhir (end user)
atau untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Klasifikasi produk barang
konsumsi adalah sebagai berikut :
Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu produk barang
yang dibeli oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Ciri–ciri dari produk ini adalah konsumen mempunyai pengetahuan luas
tentang produk, produk-produk tersebut dapat dengan mudah diperoleh
atau dibeli, umumnya memiliki harga yang murah, dan dibeli secara
teratur oleh masyarakat. Barang kebutuhan sehari–hari ini dibagi lagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Barang pokok, yaitu barang yang dibeli konsumen secara tetap seperti
beras, minyak, dan sebagainya.
2) Barang implusif, yaitu barang yang dibeli konsumen tanpa
perencanaan atau usaha–usaha meneliti.
3) Barang darurat, yaitu kebutuhan konsumen yang dirasakan sangat
mendesak seperti obat-obatan.
Barang belanjaan (shopping goods), yaitu produk barang yang umumnya
ketika konsumen ingin membelinya haruslah dilakukan dengan cara
membanding–bandingkannya terlebih dahulu berdasar kesesuaian, mutu,
harga dan modelnya. Contoh dari shopping goods ini adalah barang-
barang yang bersifat oleh-oleh seperti khas oleh-oleh daerah A, kerajinan
daerah B, makanan khas daerah C, dan lain sebagainya.
Barang khusus (specialty goods), yaitu produk barang yang memiliki ciri
unik dan merek khas dimana kelompok konsumen bersedia berusaha
keras untuk membelinya. Pertimbangan marketingnya biasanya hanya
satu saluran distribusi yang dipergunakan, memiliki shopping center yang
terkenal, dan merek diutamakan. Contoh dari specialty goods adalah
produk mobil mewah, pakaian bermerek, dan lain sebagainya.
Barang yang tidak dicari (unsought goods), yaitu produk barang dimana
konsumen tidak tahu atau tidak tahu mengenai barangnya, dan pada
umumnya tidak berpikir untuk membelinya.
2. Barang industry
Barang-barang yang diproduksi untuk membuat produksi barang lain.
Klasifikasi produk barang industri adalah sebagai berikut :
Bahan atau suku cadang (materials and spare part), yaitu produk barang
yang seluruhnya masuk ke dalam produksi barang jadi. Bahan baku ini
umumnya dihasilkan dari alam. Sementara itu suku cadang merupakan
bahan komponen dan suku komponen.
Barang modal (capital items), yaitu produk barang yang sebagian masuk
ke hasil barang-barang akhir seperti produk instalasi untuk bangunan dan
peralatan tambahan untuk proses produksi di sebuah industri/pabrik.
Perbekalan dan layanan (supplies and services), yaitu produk barang yang
terdiri dari perbekalan operasional (operating supplies) dan usaha
pelayanan (business services). 3
C. Bauran Produk
Bauran produk istilah lainnya yaitu product mix, ada juga yang
menyebutnya Product Assortment. Pada ilmu pemasaran bauran produk (produk
mix) merupakan salah satu upaya dalam menetapkan strategi pemasaran produk
itu sendiri. Disini anggap saja anda berusaha meraih semua market share atas
produk-produk yang mampu diproduksi atau anda jual. Jika anda mengerti benar
dengan strategi pemasaran produk (STP), maka pastinya anda memahami benar
3
https://www.pengadaan.web.id/2021/02/klasifikasi-produk.html
adanya keterkaitan dengan bauran produk. Mengenai segala sesuatu tentang
produk termasuk semua kebijakan didalamnya adalah bagian dari bauran
pemasaran (marketing mix).4
disebut Bauran produk menurut Kotler dan Keller yang dialihbahaskan oleh Bob
Sabran (2012:16), bauran juga pilihan produk yaitu kumpulan semua produk dan
5
barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu produk.
Bauran produk terdiri dari panjang, lebar, kedalaman dan konsistensi, dimana ke
empat hal tersebut berkaitan erat dengan pembagian kategori untuk semua item
satuan jenis produk yang anda produksi atau jual.
1. Lebar Bauran Produk (width). Terbentang dari kiri ke kanan, yaitu mengacu pada
berapa banyak macam lini produk pada suatu perusahaan yang diproduksi, bisa juga
di jual (perusahaan retail). Jika lini produk yang anda jual hanya gorengan, berarti
lebar bauran produk anda = lini produk. Berbeda halnya jika anda ingin menambah
satu gerobak lain. misalnya jus (disamping gerobak gorengan), maka lebar bauran
produk berjumlah dua, terdiri dari gorengan dan jus, dimana jus mempunyai bagian
lini diantaranya jus apel, jus alpukat, jus strawbery, jus tomat, jus jambu.
2. Panjang Bauran Produk (Length). Berjajar dari atas ke bawah yaitu mengacu pada
jumlah unit produk dalam bauran produknya, merupakan jajaran setiap lini produk
yang nantinya akan dihitung secara keseluruhan.
3. Kedalaman Bauran Produk (Depth). Mudahnya begini, cabang dari setiap item lini
produk, mengacu pada berapa banyak varian yang ditawarkan tiap produk dalam lini
tersebut. Ada beberapa, mungkin semua item pada lini memiliki variasi yang
membedakan satu produk dengan yang lainnya, meskipun bentuknya sama.
Perbedaan ini berpengaruh terhadap target calon pembeli. Pada gehu misalnya,
kemungkinan anda bisa menjual dua variasi, gehu pedas dan gehu biasa, karena tidak
4
https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/
5
http://konsultasiskripsi.com/2021/10/22/bauran-produk-skripsi-dan-tesis-2/
semua pembeli menyukai pedas. Kemudian, pada gehu pedas pun bisa anda
variasikan lagi dengan bumbu rasa keju, rasa ayam, balado dsb (ada penjual gehu
yang seperti itu dekat tempat saya).
4. Konsistensi bauran Produk. Konsisten atau tidak, yaitu mengacu pada seberapa erat
hubungan berbagai lini produk dalam hal penggunaan akhir, persyaratan produksi,
saluran distribusi dan hal lainnya. Semua produk yang dijual adalah makanan dan
minuman untuk konsumsi tubuh. Image pembeli terhadap anda sebagai penjual
terbentuk, yaitu menjual makanan dan minuman. Adakalanya pembeli membeli gehu
pedas pada akhirnya membeli jus sebagai usaha menetralisir rasa pedas di mulut
mereka. Kemudian anda memasarkan / menjualnya berada pada satu tempat. Semua
hal diatas menunjukan bauran produk anda sangat konsisten. Lain halnya jika anda
membuka dealer mobil di belakang ke dua gerobak tadi, di satu sisi anda menjual
makanan dan minuman, sisi lainnya menjual mobil dan kendaraan. Jika demikian
maka bauran produk anda tidak bisa dikatakan konsisten.6
Berikut ini produk di bawah ini.beberapa contoh bauran produk dan lini:
6
https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/
keterangan : lini produk —> penghapus7
7
https://marketingmixittelkom.wordpress.com/2011/12/18/bauran-produk-lini-produk-hmm/
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Secara
konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu
yang bisa ditawarkan, sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi
dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar (Tjiptono, 2002).
Klasifikasi produk adalah suatu pembagian produk yang ada di
pasaran berdasarkan kriteria-kriteria produk tersebut, di mana klasifikasi
produk ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sudut
pandang. Jenis klasifikasi produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok
utama, yaitu:
a. Klasifikasi produk berdasarkan karakteristiknya
b. Klasifikasi produk berdasarkan tujuan pemakaiannya
Bauran produk menurut Kotler dan Keller yang dialihbahaskan oleh Bob
Sabran (2012:16), bauran juga pilihan produk yaitu kumpulan semua produk
dan barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu produk.
DAFTAR PUSTAKA
http://konsultasiskripsi.com/2021/10/22/bauran-produk-skripsi-dan-tesis-2/
https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/
https://marketingmixittelkom.wordpress.com/2011/12/18/bauran-produk-lini-produk-
hmm/
KATA PENGATAR
2. Merek ................................................................................................................ iv
A. Latar Belakang
Produk adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses produksi, baik itu
barang maupun jasa yang dapat diperjualbelikan di suatu pasar. Menurut
pendapat lain, definisi produk adalah sebuah substansi yang diproduksi oleh
produsen dan ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan konsumen. Dalam hal ini, suatu produk bisa diperuntukkan untuk
konsumen akhir maupun konsumen antara. Berdasarkan definisinya, maka
dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk dikonsumsi atau dipakai sehingga memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan bagian-bagian atau pokok pembahasan mengenai Atribut
Produk?
2. Menjelaskan pkok pembahasan Klasifikai Produk?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pokok pembahasan mengenai Atribut Produk.
2. Mengetahui pokok pembahasan mengenai Klasifikasi Produk.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Atribut Produk
1. Kemasan
a. Definisi Kemasan
Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2006)
menyatakan kata ―kemasan‖ mengimplikasikan hasil akhir proses
mengemas.
Cenadi (2000) menyatakan kemasan dapat didefinisikan sebagai
seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau
kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan
itu sendiri dan label.
b. Fungsi Kemasan
Fungsi Kemasan merupakan faktor penting dalam sebuah usaha.
Nah Kemasan ini dipergunakan untuk melindungi atau dipergunakan
sebagai pengaman produk dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat
merusak produk itu sendiri.
1) Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dari
produsen ke konsumen.
2) Sebagai Pelindung, kemasan di harapkan dapat melindungi produk
yang ada di dalamnya dari berbagai faktor penyebab kerusakan baik
yang disebabkan oleh faktor biologi, kimia maupun fisika.
3) Memudahkan pengiriman dan pendistribusian, dengan pengemasan
yang baik suatu produk akan lebih mudah didistribusikan.
4) Memudahkan penyimpanan, Suatu produk yang telah dikemas
dengan baik akan lebih mudah untuk di simpan. Memudahkan
penghitungan, dengan pengemasan jumlah atau kuantitas produk
lebih mudah di hitung.
c. Jenis-Jenis Kemasan
Menurut Saladin (2007) Jenis kemasan terdiri dari :
1) Kemasan Primer, yaitu wadah yang langsung menyentuh bahan
produk, dalam artian kemasan primer ini menjaga daripada stabilitas
produk yang ada didalamnya. Contonya, mie istasuu saus, kemsaan
obat, keripik, saus dan masih banyak lagi.
2) Kemasan Sekunder, yaitu bahan yang melindungi kemasan primer
dan dibuang bila produk hendak dipakai. Dalam artian kemasan
sekunder tidak ersentuan langsung denga produk. Contonnya, kotak
karton sirup, kaleg atau kardus susu bubuk, dan box styrofoam obat
serta kardus yang berisikan produk dari kemasan primer.
3) Kemasan Tersier atau Pengiriman, yaitu kemasan yang diperlukan
untuk menyimpan, untuk pengiriman atau identifikasi. Kemasan
tersier ini berfungsi untuk melindungi dari pada kemasan primer dan
kemasan sekunder dalam proses pengiriman. Container, peti
kemasan, dan juga Bubble Wrap.
d. Teknik Pengemasan
1) Aluminium Foil Teknik
Pengemasan pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengemas
produk dengan bahan aluminium foil. Bahan ini bisa
meminimalisir masuknya udara dan bakteri sebab bahannya tidak
bisa ditembus matahari. Adanya bakteri bisa menimbulkan
perubahan aroma seperti bau tengik, perubahan tekstur, juga
perubahan rasa pada produk makanan kamu. Hal tersebut bisa
terjadi karena adanya udara atau uap air yang datang dari kemasan,
ataupun karena sealing kemasan yang tidak tertutup rapat. Oleh
karenanya, kamu bisa mengatasi hal ini dengan cara memakai
kemasan berbahan aluminium foil untuk meminimalisir resiko-
resiko tersebut.
2) Teknik Pengemasan Vacuum Bag
Untuk pengusaha yang bergerak di bidang frozen food, sangat
wajib melakukan teknik pengemasan vacuum bag. Sebab
keutamaan dari teknik ini memang ditujukan untuk produk frozen
food yang harus disimpan dalam waktu yang cukup lama. Dengan
menggunakan teknologi vakum, oksigen yang terkandung di dalam
kemasan akan dikeluarkan sehingga tidak ada lagi kandungan
oksigen yang tersisa di dalam kemasan. Setelah melewati proses
vakum, kemasan akan di-sealing menggunakan alat bernama
―Vacuum Sealer‖. Teknik pengemasan ini bisa meminimalisir
kerusakan komposisi gizi dan juga kontaminasi bakteri atas produk
yang ada di dalamnya.
3) Teknik Pengemasan Nitrogen Flushing
Bagi para pengusaha UMKM yang menjual produk makanan
ringan seperti keripik, teknik pengemasan yang bisa kamu lakukan
adalah nitrogen flushing. Melalui teknik ini, oksigen yang ada di
dalam kemasan akan dikeluarkan dan diganti dengan kandungan
nitrogen. Tujuannya adalah untuk menghindari reaksi oksidasi
yang dapat membuat produk makanan cepat rusak dan basi. Selain
itu, adanya kandungan nitrogen dalam kemasan membuat kemasan
kamu menggelembung sehingga bisa menjaga tekstur produk
makanan ringan di dalamnya agar tidak mudah hancur.
2. Merek
a. Definisi Kemasan
Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk,
dimana merek suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk
tersebut. Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu
merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang
dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu
akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan
memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut (Philip Kotler,
2009).
Merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas
suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau
kombinasi keduanya (DR. Buchori Alma, 2000).
b. Fungsi dan Tujuan Merek
1) Sebagai daya pembeda dari suatu produk barang atau jasa.
2) Sebagai tanda untuk mengenali asal barang atau jasa dari produsen
atau pihak mana.
3) Sebagai penentu kualitas dari suatu barng dan jasa.
4) Sebagai sarana promosi.
5) Menggambarkan jaminan kepribadian (individuality) dan reputasi.
Sementara tujuan dari branding sendiri adalah untuk membentuk
persepsi masyarakat, membangun rasa percaya masyarakat kepada brand
dan membangun rasa cinta masyarakat kepada brand. Tujuan branding ini
merupakan salah satu hal yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
Branding yang kuat akan membuat pelanggan lebih percaya dengan
produk dan lebih loyal terhadap perusahaan.
c. Jenis-Jenis Merek
1) Merek Dagang
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang
sejenis lainnya. Contoh Merek dagang : Aqua, SONY, NOKIA, LG,
Sosro, dan lain sebagainya.
2) Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang dimanfaatkan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan jasa sejenis lainnya.
Contoh hak merek jasa, di antaranya adalah KFC, JNE, Hotel
Indonesia, Carrefour, Ramayana Dept Store, Indomaret dan
sebagainya.
3) Merek Kolektif
Merek kolektif merupakan merek yang digunakan pada barang
dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri
umum, dan mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa
sejenis lainnya. Merek koletif umumnya dimiliki oleh asosiasi,
koperasi atau perkumpulan yang anggotanya dapat menggunakan
merek tersebut untuk memasarkan produk mereka. Dengan kata lain,
merek kolektif menekankan pada keanggotaan suatu asosiasi atau
perkumpulan sebagai pihak yang berhak menggunakan merek
tersebut. Asosiasi atau perkumpulan tersebut menentukan
seperangkat kriteria penggunaan merek oleh anggotanya seperti ciri
umum atau kualitas barang atau jasa.
Merek kolektif membutuhkan pengelolaan yang hati-hati dengan
memperhatikan mutu dan kualitas dari produk yang akan
dikeluarkan, produk diharuskan memenuhi standar yang telah
ditentukan secara bersamaan. Hal ini guna menghindari kekecewaan
dan kurang kepercayaan produk dari konsumen.
Tujuan penggunaan merek kolektif adalah untuk menyederhanakan
penyelesaian permintaan pendaftaran. Misalnya, jika sepuluh
penguasa masing-masing memproduksi jenis barang atau jasa, maka
mereka harus mengajukan permintaan pendaftaran untuk melindungi
setiap barang atau jasa yang dimaksud. Masing-masing barang atau
jasa yang diproduksi dan diperdagangkan tersebut mempunyai
karakteristik yang sama, maka dalam hal tersebut dimungkinkan
untuk menggunakan satu merek saja. Terhadap semua jenis barang
atau jasa, cukup diajukan satu permintaan pendaftaran merek untuk
mereka gunakan secara kolektif. Dengan demikian, para pengusaha
tersebut dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga untuk
memproses permintaan pendaftaran.
C. Klasifikasi Produk
1. Produk Retailing
a. Pengertian Produk Retailling
Retail adalah suatu penjualan dari sejumlah kecil komoditas
kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis, diambil dari kata
retailer yang berati ―memotong menjadi kecil – kecil‖ (Risch, 1991, p. 2).
Menurut Gilbert, retail adalah ‖semua usaha bisnis yang secara langsung
mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen
akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari
distribusi‖ (2003, p.6).
Retail sendiri diartikan sebagai produk jual jasa kepada konsumen
dalam skala yang kecil atau eceran untuk memenuhi kebutuhan pribadi
atau juga konsumsi konsumen tersebut. Bisa dibilang retail menjual
produknya langsung kepada konsumen bukan kepada bisnis lain. Selain
itu, transaksinya bisa dilakukan di mana saja baik itu di toko fisik atau
online.
b. Jenis-Jenis Produk Retailig
Bisnis retail begitu populer dan memiliki peluang besar di Indonesia.
Sebab, mampu memberi kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan serta memberikan keuntungan finansial bagi produsen dan
penjual. Berikut ini adalah jenis-jenis retail yang dapat diketahui.
1) Berdasarkan produk yang dijual
Jika dilihat dari produk yang dijual, bisnis retail terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu produk retail yang menyediakan barang, menyediakan
layanan atau jasa, dan nonstore retail yang memanfaatkan suatu
media untuk memasarkan produknya.
2) Berdasarkan kepemilikan
Jenis satu ini terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu retail mandiri,
kelompok usaha, dan waralaba. Retail mandiri berjalan secara
independen dan tidak bergantung dengan pihak lain. Retail
kelompok usaha biasanya terdiri dari sebuah kelompok perusahaan
retail yang saling berkaitan dan terhubung di dalam satu manajemen.
Sementara untuk retail waralaba atau sering disebut franchise
merupakan jenis retail yang memasarkan produk serupa dan terdiri
dari perusahaan pusat dan perusahaan turunan.
A. Kesimpulan
Produk adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses produksi, baik
itu barang maupun jasa yang dapat diperjualbelikan di suatu pasar. produk
juga merupakan sebuah substansi yang diproduksi oleh produsen dan
ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan
konsumen.
Atribut produk merupakan unsur-unsur yang menjadi
pengembangan atau pembeda pada suatu produk, sehingga memberikan nilai
tambah, manfaat serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan pembelian. Atribut produk dapat berupa fitur, kualitas, harga,
kemasan, merek, garansi dan pelayanan. Atribut produk ini mempunyai
pengaruh besar pada persepsi pembeli terhadap produk. Selain membedakan
suatu produk dengan produk lain, atribut produk juga harus mampu menjadi
suatu daya tarik bagi konsumen. Klasifikasi produk adalah istilah pemasaran
dan bisnis yang mengkategorikan produk berdasarkan bagaimana dan
mengapa konsumen membelinya. Perbedaan ini dapat mengubah cara
perusahaan memasarkan produk mereka dan mempengaruhi aspek penjualan
lainnya, seperti penetapan harga dan distribusi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat sampaikan yaitu semoga para pembaca
dapat memahami apa yang disajikan dalam makalah ini. Juga dengan
disusunnya makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis juga dengan senang hati menerima umpan balik atau kritikan
mengenai kekurangan dari makalah ini agar makalh bisa disempurnakan atau
dibuat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/1314/3/2EM16582.pdf
file:///C:/Users/Asus/Downloads/459-Article%20Text-1012-1-10-
20191010.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/kemasan/
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl-hannamaria-
4871-3-bab2--1.pdf
https://kgx.co.id/news/read/6/4-jenis-packing-paket-yang-aman
https://www.supernovadigipack.com/blog/artikel/3-teknik-pengemasan-
agar-produkmu-lebih-tahan-lama
http://repository.uin-suska.ac.id/3542/3/BAB%20II.pdf
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/fungsi-tujuan-dan-
manfaat-branding/
http://www.biztaxreview.com/Fungsi%20&%20Manfaat%20Penting%20
Merek.html
https://greenpermit.id/2021/11/04/merek-jasa-adalah/
http://mitrahaki.com/tentang-haki
merek.html#:~:text=Merek%20Jasa%20adalah%20merek%20yang,Ramayana%20Dept%20Store
%2C%20Carrefour%20dll.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/56302/1/ELI%2
0WIDIASTUTI%20-%20FSH.pdf
https://indonesianchefassociation.com/article/content/jenis-jenis-label-
pada-kemasan-produk
https://sarjanaekonomi.co.id/label-produk/
https://www.mas-software.com/blog/retail-produk-pengertian-klasifikasi
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/mpar/2009/jiunkpe-
ns-s1-2009-35404009-14067-marketing_mix-chapter2.pdf
https://www.ekrut.com/media/retail-adalah
https://dosenekonomi.com/bisnis/peluang-bisnis/pengertian-non-store-
retailing
https://jokowarinoblog.com/apa-itu-retail/
https://dosenekonomi.com/bisnis/peluang-bisnis/pengertian-non-store-
retailing
http://ammarawirausaha.blogspot.com/2010/04/non-store-retailing.html
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, shalawat dan salam
semoga tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW. Berkat karunianya serta
kesehatan dan kelancaran yang senantiasa diberikan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini, terutama pada
rekan-rekan yang senantiasa memberikan dorongan dan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini, semoga Allah SWT membalas dengan ganjaran yang
berlipat ganda, ‖Amiin‖. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Nurdin Badjo, S.Pd., M.M selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Ekonomi
Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir
Alqur’an, yang membahas tentang ―Siklus Hidup Produk‖. Kami menyadari
bahwa masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dalam makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
motivasi bagi siapa saja yang membaca dan memanfaatkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
1.4 Manfaat Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Konsep Dasar Siklus Hidup Produksi 3
2.2 Tahapan Siklus Hidup Produk (PLC) 4
2.3 Karakteristik Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk 7
2.4 Siklus Hidup Produk dan Strategi Pemasaran 9
BAB III PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
8
Kotler, & Philip. (1998). Maajemen Pemasaran. In P. Kotler, Manajemen Pemasaran (p.
303). Jakarta: Erlangga.
9
Riadi, & Muchlisin. (2020). Product Life Cycle (Pengertian, Tahapan, Karakteristik dan
Strategi). Retrieved from www.kajianpustaka.com:
Menurut Kotler (1988), product life cycle adalah suatu usaha untuk mengenali
tahapan yang berbeda dalam sejarah penjualan produk.
Menurut Canon, Pereault dan McCarthy (2008), product life cycle adalah
menggambarkan tahap-tahap yang dilalui suatu ide produk yang benar-benar baru
dari awal hingga akhir.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001), product life cycle adalah perjalanan
penjualan dan laba suatu produk selama masa hidupnya. Hal tersebut meliputi
lima tahap yang berbeda: pengembangan produk, pengenalan, pertumbuhan,
kedewasaan, dan penurunan.
Menurut Anderson dan Zeithaml (1984), product life cycle adalah suatu
konsep penting yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian tahap dari
suatu produk mulai dari tahap perkenalan (introduction) sampai produk tersebut
mulai mengalami penurunan penjualan hingga akhirnya keluar dari pasar
(decline).
https://www.kajianpustaka.com/2020/03/product-life-cycle-pengertian-tahapan-karakteristik-
dan-strategi.html
Menurut Tjiptono (1998), tahapan siklus daur hidup produk atau product life
cycle (PLC) adalah sebagai berikut:
a. Tahap perkenalan (introduction)
Tahap perkenalan adalah suatu periode pertumbuhan penjualan yang
lambat saat produk itu diperkenalkan di pasar. Ciri-ciri umum tahap ini
adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat
(karena tingginya market resistence), persaingan yang masih relatif kecil,
tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk
dalam pengujian dan pengembangannya, biaya produksi dan pemasaran
sangat tinggi. Barang yang dijual umumnya barang yang betul-betul baru
atau model/bentuk baru dari suatu barang.
Pada tahap ini promosi yang dilakukan harus agresif dan menitik
beratkan pada merek. Promosi ini ditujukan kepada pembeli potensial agar
sadar akan ciri-ciri, penggunaan dan kelebihan dari produk. Kesulitan yang
mungkin terjadi pada tahap ini adalah hanya sedikit penjual yang memiliki
daya dan kemampuan untuk meluncurkan produk baru.harga awal produk
juga tinggi. Kesulitan-kesulitan ini membuat banyak produk gagal pada
tahap perkenalan.
b. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Tahap pertumbuhan adalah suatu periode penerimaan pasar yang cepat
dan peningkatan laba yang besar. Pada tahap ini kurva penjualan dan kurva
laba semakin meningkat, meskipun begitu tahap ini merupakan tahap kritis.
Produk yang sudah dikenal pasar memancing pesaing untuk masuk ke pasar
sehingga persaingan semakin ketat. Perusahaan yang ingin bertahan perlu
memperkuat pasar dan mendorong terjadinya loyalitas merek. Cara yang
umum dilakukan adalah memperluas dan meningkatkan distribusi.
Tahap pertumbuhan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth), tahap ini melakukan beberapa
bentuk strategi antara lain meliputi penyempurnaan produk
(penambahan karakteristik atau sifat tertentu dan pembuatan model
baru), pengembangan segmen pasar baru, penambahan saluran distribusi
baru, dan pengurangan harga untuk merebut konsumen baru.
Pertumbuhan Lambat (Slow Growth), pada tahap ini penjualan masih
meningkat, namun dengan pertumbuhan semakin menurun, sebagian
besar difokuskan untuk memperkuat dan mempertahankan posisi pasar
serta membangun kesetiaan konsumen dan penyalur.
Jumlahnya tetap
Jumlahnya Jumlahnya
Pesaing Sedikit meski mulai
meningkat menurun
menurun
Memaksimumkan Mengurangi
Menciptakan
Tujuan Memaksimumkan laba dan biaya dan
produck awareness
Pemasaran pangsa pasar mempertahankan "memerah"
and trial
pangsa pasar merek tersebut
10
Tjiptono, & Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. In Tjiptono, & Fandy, Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
4. Strategi penetrasi lambat (slow-penetration strategy). perusahaan
percaya permintaan pasar sangat peka terhadap harga tetapi kurang peka
terhadap promosi, strategi ini masuk akal bila pasar besar; pasar sangat
sadar akan produk; pasar peka terhadap harga; dan ada persaingan
potensial.
b. Tahap pertumbuhan (Growth)
Strategi pemasaran yang dapat digunakan pada tahap pertumbuhan yaitu:
1. Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan
keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik.
2. Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk-produk
penyerta (yaitu, produk-produk dengan berbagai ukuran, rasa dan
sebagainya yang melindungi produk utama).
3. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
4. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi baru.
5. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product-awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih
produk (product-preference advertising).
6. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif
terhadap harga di lapisan berikutnya.
c. Tahap kedewasaan (Maturity)
Pada tahap kedewasaan, terdapat beberapa perusahaan yang meninggalkan
produk mereka yang kurang kuat. Mereka memilih untuk
mengkonsentrasikan sumber daya mereka pada produk yang lebih
menguntungkan dan pada produk baru. Strategi pemasaran pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
1. Modifikasi pasar. Perusahaan dapat mencoba memperluas pasar untuk
mereknya yang mapan dengan mengatur dua faktor yang membentuk
volume penjualan, yaitu jumlah pemakai merek dan tingkat pemakaian
per pemakai. Perusahaan dapat mencoba memperluas jumlah pemakai
merek dengan tiga cara, yaitu: mengubah orang yang bukan pemakai,
memasuki segmen pasar baru dan memenangkan pelanggan pesaing.
Volume pemakaian dapat juga ditingkatkan dengan meyakinkan
pemakai merek sekarang untuk meningkatkan pemakaian tahunan merek
tersebut, dengan strategi penggunaan lebih sering, lebih banyak
pemakaian pada saat penggunaan dan penggunaan baru dan lebih
bervariasi.
2. Modifikasi produk. Perusahaan dapat mendorong penjualan dengan
memodifikasi karakteristik produk melalui: 1) Peningkatan kualitas, Hal
ini bertujuan meningkatkan kinerja fungsional produk seperti, daya
tahan, keandalan, kecepatan, rasa, dsb. 2) Peningkatan keistimewaan,
hal ini bertujuan menambah keistimewaan baru seperti, ukuran, berat,
bahan, bahan tambahan, aksesoris. Keanekagunaan, keamanan, atau
kenyamanan produk akan semakin meluas. 3) Peningkatan gaya, hal ini
bertujuan meningkatkan daya tarik estetis suatu produk agar lebih
menarik perhatian konsumen.
3. Modifikasi bauran pemasaran. Perusahaan juga dapat mencoba
mendorong penjualan dengan memodifikasi berbagai elemen bauran
pemasaran, seperti: 1) Memberikan potongan harga, 2) Membuka
saluran distribusi yang lebih luas, 3) Menambah pengeluaran untuk
iklan, 4) Meningkatkan promosi penjualan, dan 5) Meningkatkan
pelayanan.
d. Tahap penurunan (Decline)
Strategi pemasaran yang dapat dilakukan selama masa penurunan adalah:
1. Mengidentifikasi produk lemah.
2. Menentukan strategi pemasaran yang harus segera dilakukan.
3. Keputusan penghentian. (Kotler & Philip, 1998)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep product life cycle pertama kali dikenalkan oleh Levitt pada tahun
1965 dalam artikelnya yang berjudul Exploit The Product Life Cycle. Siklus
hidup produk yang dikelola dengan baik akan membantu pemasar lebih mampu
mempertahankan produk yang menguntungkan dan menghentikan produk-
produk yang tidak menguntungkan. Product life cycle merupakan konsep yang
penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Menurut Tjiptono (1998), tahapan siklus daur hidup produk atau product life
cycle (PLC) adalah sebagai berikut: 1) Tahap perkenalan, 2) Tahap pertumbuhan,
3) Tahap kedewasaan, 4) Tahap penurunan. Menurut Kotler (2007), pada setiap
tahap dalam daur hidup produk memiliki karakteristik tersendiri.
Siklus hidup produk membagi dirinya ke sejumlah tahapan evolusi produk,
mulai saat debutnya sampai berakhirnya. Dari setiap tahapannya juga dibarengi
dengan berbagai tantangan dan karakteristiknya masing-masing. Konsep siklus
daur hidup produk dapat digunakan dalam mengembangkan strategi pemasaran.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kritik serta saran pembaca demi kepentingan
perbaikan penyusunan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://konsultasiskripsi.com/2021/10/22/bauran-produk-skripsi-dan-tesis-2/
https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/
https://marketingmixittelkom.wordpress.com/2011/12/18/bauran-produk-lini-produk-
hmm/
http://e-journal.uajy.ac.id/1314/3/2EM16582.pdf
file:///C:/Users/Asus/Downloads/459-Article%20Text-1012-1-10-
20191010.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/kemasan/
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl-hannamaria-4871-3-
bab2--1.pdf
https://kgx.co.id/news/read/6/4-jenis-packing-paket-yang-aman
https://www.supernovadigipack.com/blog/artikel/3-teknik-pengemasan-agar-
produkmu-lebih-tahan-lama
http://repository.uin-suska.ac.id/3542/3/BAB%20II.pdf
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/fungsi-tujuan-dan-manfaat-
branding/
http://www.biztaxreview.com/Fungsi%20&%20Manfaat%20Penting%20Mer
ek.html
https://greenpermit.id/2021/11/04/merek-jasa-adalah/
http://mitrahaki.com/tentang-haki
merek.html#:~:text=Merek%20Jasa%20adalah%20merek%20yang,Ramayana%20De
pt%20Store%2C%20Carrefour%20dll.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/56302/1/ELI%20
WIDIASTUTI%20-%20FSH.pdf
https://indonesianchefassociation.com/article/content/jenis-jenis-label-pada-
kemasan-produk
https://sarjanaekonomi.co.id/label-produk/
https://www.mas-software.com/blog/retail-produk-pengertian-klasifikasi
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/mpar/2009/jiunkpe-ns-
s1-2009-35404009-14067-marketing_mix-chapter2.pdf
https://www.ekrut.com/media/retail-adalah
https://dosenekonomi.com/bisnis/peluang-bisnis/pengertian-non-store-
retailing
https://jokowarinoblog.com/apa-itu-retail/
https://dosenekonomi.com/bisnis/peluang-bisnis/pengertian-non-store-
retailing
http://ammarawirausaha.blogspot.com/2010/04/non-store-retailing.html
Anderson, C., & Zeithaml, C.P. (1984). Stage of the Producy Life Cycle Academy of
Management Journal. In C. Anderson, & C. Zeithaml, Stage of the Producy
Life Cycle Academy of Management Journal.
Assauri, & Sofian. (2004). Manajemen Pemasaran. In Assauri, & Sofian, Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.
Cannon, J.P., Perreault, J.W.D, & McCarthy, E.J. (2008). Pemasaran Dasar:
Pendekatan Manajerial Global. In Cannon, P. J. J.P., & E. McCarthy,
Pemasaran Dasar: Pendekatan Manajerial Global. Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, & Philip. (2007). Manajemen Pemasaran. In Kotler, & Philip, Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Riadi, & Muchlisin. (2020). Product Life Cycle (Pengertian, Tahapan, Karakteristik
dan Strategi). Retrieved from www.kajianpustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2020/03/product-life-cycle-pengertian-
tahapan-karakteristik-dan-strategi.html
Tjiptono, & Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. In Tjiptono, & Fandy, Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Andi.