Anda di halaman 1dari 77

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

UNTUK SMK KESEHATAN KOMPETENSI KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN


DISUSUN OLEH SUSI SUSILAWATI,S.Kep
BAB 1
MEMAHAMI SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN
1. Pengertian sikap
Sikap merupakan bentuk dari sebuah perasaan yakni perasaan yang mendukung atau
memihak (favourable) maupun perasaan yang tidak mendukung pada sebuah objek.
Sebagai seorang asisten tenaga kesehatan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha seorang
peserta didik harus mampu memiliki sikap seorang wirausahawan.
1. Sikap wirausahawan
a. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif
b. Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif
c. Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat
d. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian
e. Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis dan
berani mengambil resiko

2. Perilaku wirausahawan
1) Memiliki rasa percaya diri
a. Teguh pendiriannya
b. Tidak tergantung pada orang lain
c. Berkepribadian yang baik
d. Optimis terhadap pekerjaannya

2) Berorientasi pada tugas dan hasil


a. Haus akan prestasi
b. Berorientasi pada laba / hasil
c. Ketekunan dan ketabahan
d. Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras

3) Pengambil resiko
a. Enerjik dan berinisiatif
b. Kemampuan mengambil resiko
c. Suka pada tantangan

4) Kepemimpinan
a. Bertingkah laku sebagai pemimpin
b. Dapat menanggapi saran-saran dan kritik
c. Dapat bergaul dengan orang lain
5) Keorisinilan
a. Inovatif, kreatif dan fleksibel
b. Serba bisa dan mengetahui berbagai hal
c. Mempunyai banyak sumber kemampuan
d. Berorientasi ke masa depan
e. Memiliki pandangan ke masa depan
f. Optimis memandang masa depan
Seorang wirausahawan selain di tuntut memiliki sikap dan perilaku tersebut diatas, seorang
wirausahawan juga dituntut memiliki keterampilan-keterampilan yang dapat menunjang
keberhasilan.

Latihan soal
1. Jelaskan sikap wirausahan yang harus dimiliki oleh asisten keperawatan?
2. Sebutkan prilaku wirausahawan yang harus dimiliki asisten keperawatan?
3. Sebutkan contoh sikap yang harus di miliki seorang pemimpin perusahaan?
4. Berikan contoh sikap wirausahawan yang berorientasi ke masa depan?
5. Berikan contoh sikap prilaku wirausahawan dalam mengambil keputusan?
BAB II
MENGANALISIS PELUANG USAHA PRODUK BARANG/JASA

Produk adalah segala sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik yang dapat
ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Dalam
menganalisis produk yang dibuatnya, seorang wirausaha dapat mengklasifikasikan jenisnya
ke dalam tiga tingkatan, yaitu:

1. Produk primer, yaitu produk-produk yang mengacu pada penggalian sumber daya
alam.
2. Produk sekunder, yaitu produk yang mengacu pada pengolahan atau pemrosesan
bahan baku menjadi bahan jadi.
3. Produk tersier, yaitu produk yang mengacu pada peralatan dan pelayanan jasa.

Menganalisis bidang produk barang

Produk yang berupa barang dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatannya, karakteristik


atau sifatnya, dan tujuan pemakaiannya.

1. Berdasarkan tingkatan atau levelnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:

a. Inti produk (core product/generie Product), yaitu manfaat atau jasa inti yang
diberikan produk barang tersebut.
b. Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang
dimiliki produk yang berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merek, dan
kemasannya.
c. Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), yaitu
menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.

2. Berdasarkan karakteristik atau sifatnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:

a. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang yang berwujud biasanya bisa
bertahan lama dengan berkali-kali pemakaian.
b. Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi satu atau beberapa kali.
c. Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.

3. Berdasarkan pemakaiannya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:


a. Barang konsumsi (consumer’s goods), yaitu barang yang digunakan oleh konsumen
akhir atau rumah tangga dan tidak untuk di komersilkan.
b. Barang industri (industrial goods), yaitu barang-barang yang diproduksi untuk
membuat barang lain atau menjalankan suatu organisasi dan suatu bisnis.

Menganalisis bidang produk jasa

Jasa adalah produk tidak nyata atau tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat dirasakan ketika
dikonsumsi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bidang usaha jasa, yaitu:

1. Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca di
kejauhan.

2. Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni.

3. Menyebarkan pamflet tentang jasa yang ditawarkan.

4. Mengadakan demonstrasi cara pembuatan barang atau perbaikannya secara menarik.

5. Memberi potongan harga atau harga khusus bagi pelanggan setia.

6. Mempromosikan jasa melalui alat-alat promosi yang tetap.

Jasa merupakan produk yang tidak berwujud dan mempunyai karakteristik sebagai berikut.

a. Intangible, yaitu sifat jasa yang tidak bersifat fisik (walaupun berkaitan dengan
produk fisik) sehingga tidak dapat dilihat atau dirasakan sebelum dibeli.

b. lnsparable, yaitu sifat jasa yang tidak dapat dipisahkan antara proses produksi dan
konsumsi sehingga interaksi antara produsen dan konsumen sangat menentukan.

c. Variable, yaitu sifat jasa yang mempunyai berbagai variasi bentuk, kualitas, dan
sejenisnya, tergantung dari siapa, kapan, dan di mana produk tersebut dihasilkan.

d. Perishible, yaitu sifat jasa yang mudah rusak atau hilang karena
ketidakmampuannya untuk disimpan.

Peluang usaha yang dapat dikembangkan sesuai kompetensi keahlian asisten perawat
salah satunya adalah membuat produk – produk baik makanan maupun minuman yang
mampu mencegah,meringkan dan mengobat penyakit yang di derita oleh pasien,budidaya
tanaman obat keluarga yang merupakan pengembangan dari mapel ilmu kesehatan
masyarakat dalam materi tanaman obat keluarga

Sedangkan peluang usaha yang dapat dikembangkan asisten keperawatan dalam


pelayanan jasa salah satunya adalah :

1. Membuka tempat penitipan anak yang merupakan pengembangan ilmu konsep


dasar keperawatan dalam memahami materi tumbuh kembang
2. Pelayanan jasa dalam pengelolahan limbah medis yang merupakan pengembangan
dari mapel ilmu kesehatan masyarakat dalam pengolahan limbah medis
3. Pelayanan jasa dalam keterampilan pengukuran tekanan darah
4. Pelayanan jasa dalam perawatan kecantikan yang merupakan pengembangan
dalam materi keterampilan dasar keperawatan dalam perawatan rambut dan kuku
5. Pelayanan jasa konsultasi diit pasien sehat pengembangan dari mapel kebutuhan
dasar manusia

Latihan soal
1. Sebutkan contoh peluang usaha produk yang bisa di buat oleh asisten
keperawatan?
2. Sebutkan contoh pelayanan jasa yang dapat dikembangkan oleh asisten
keperawatan?

3. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bidang usaha jasa?

4. Sebutkan produk barang berdasarkan tingkatan atau level?

5. Sebutkan produk barang berdasarkan karakteristik atau sifatnya?


BAB III

MEMAHAMI HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

A. Definisi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

HAKI merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang, sekelompok
orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan mendapatkan
manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan. Istilah HAKI merupakan
terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang
No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade
Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai
hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai
hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).
Istilah HAKI sebelumnya bernama Hak Milik Intelektual yang selama ini digunakan.
Menurut Bambang Kesowo, istilah Hak Milik Intelektual belum menggambarkan unsur-unsur
pokok yang membentuk pengertian Intellectual Property Right, yaitu hak kekayaan dari
kemampuan Intelektual
B. Sejarah HAKI

Di Indonesia, HAKI mulai populer memasuki tahun 2000 – sekarang. Peraturan


perundangan HAKI di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda dengan
diundangkannya: Octrooi Wet No. 136; Staatsblad 1911 No. 313; Industrieel Eigendom
Kolonien 1912; dan Auterswet 1912 Staatsblad 1912 No. 600. Setelah Indonesia merdeka,
Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman No. JS 5/41 tanggal 12 Agustus 1953
dan No. JG 1/2/17 tanggal 29 Agustus 1953 tentang Pendaftaran Sementara Paten.
Pada tahun 1961, Pemerintah RI mengesahkan Undang-undang No. 21 Tahun 1961
tentang Merek. Kemudian pada tahun 1982, Pemerintah juga mengundangkan Undang-
undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta. Di bidang paten, Pemerintah mengundangkan
Undang-undang No. 6 Tahun 1989 tentang Paten yang mulai efektif berlaku tahun 1991. Di
tahun 1992, Pemerintah mengganti Undang-undang No. 21 Tahun 1961 tentang Merek
dengan Undang-undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek.
C. Macam-macam HAKI

Terdapat macam-macam HAKI yang ada di dunia ini, khususnya di Indonesia. Pada
Prinsipnya HAKI dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

1. Hak Cipta

Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. Hak cipta adalah “hak
eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku” (pasal 1
butir 1).

2. Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC:

Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin untuk iti dengan
tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

2) Hak Kekayaan Industri

Hak kekayaan industri terdiri dari:

 Paten (patent)
Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya.

1. Merk (Trademark)
Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
2. Rancangan (Industrial Design)
Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan industri. Rancanangan
industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna,
atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang
mengandung nilai estetika dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi industri dan
kerajinan tangan.

3. Informasi Rahasia (Trade Secret)


Informasi rahasia adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang tidak diketahui oleh
umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga
kerahasiannya oleh pemiliknya.

4. Indikasi Geografi (Geographical Indications)


Indikasi geografi adalah tanda yang menunjukkn asal suatu barang yang karena faktor
geografis (faktor alm atau faktor manusia dan kombinasi dari keduanya telah memberikan
ciri dri kualitas tertentu dari barang yang dihasilkan).

5. Denah Rangkaian (Circuit Layout)


Denah rangkaian yaitu peta (plan) yang memperlihatkan letak dan interkoneksi dari
rangkaian komponen terpadu (integrated circuit), unsur yang berkemampun mengolah
masukan arus listrik menjadi khas dalam arti arus, tegangan, frekuensi, serta prmeter fisik
linnya.

6. Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)

Perlindungan varietas tanamn adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia
tanaman dan atau pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama
kurun waktu tertentu menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan persetujun
kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya.

D. Konsep HAKI

Setiap hak yang termasuk kekayaan intelektual memiliki konsep yang bernama konsep
HAKI. Berikut ini merupakan konsep HAKI:
 Haki kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (UU & wewenang menurut hukum).

 Kekayaan hal-hal yang bersifat ciri yang menjadi milik orang.

 Kekayaan intelektual kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia (karya di
bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra) – dihasilkan atas kemampuan
intelektual pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu dan
biaya untuk memperoleh “produk” baru dengan landasan kegiatan penelitian atau yang
sejenis2.

E. Dasar HAKI Karya Intelektual

Berbagai karya intelektual memiliki dasar-dasar tersendiri. Berikut ini merupakan dasar dari
HAKI Karya Intelektual:

 Hasil suatu pemikiran dan kecerdasan manusia, yang dapat berbentuk penemuan, desain,
seni, karya tulis atau penerapan praktis suatu ide.

 Dapat mengandung nilai ekonomis, dan oleh karena itu dianggap suatu aset komersial.

F. Bentuk (Karya) Kekayaan Intelektual

Terdapat berbagai macam bentuk karya intelektual yang dapat digolongkan ke dalam
bentuk HAKI. Berikut ini merupakan bentuk (karya) kekayaan intelektual:

 Penemuan

 Desain Produk

 Literatur, Seni, Pengetahuan, Software

 Nama dan Merek Usaha

 Know-How & Informasi Rahasia

 Desain Tata Letak IC

 Varietas Baru Tanaman

G. Tujuan Penerapan HAKI

Setiap hak yang digolongkan ke dalam HAKI harus mendapat kekuatan hukum atas
karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HAKI. Berikut ini merupakan
tujuan penerapan HAKI:
1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain

2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan


intelektual

3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha
dan industri di Indonesia.

H. Pengaturan HAKI di Indonesia

Pengaturan HAKI secara pokok (dalam UU) dapat dikatakan telah lengkap dan
memadai. Dikatakan lengkap, karena menjangkau ke-7 jenis HAKI yang telah disebutkan di
atas. Dikatakan memadai, karena dalam kaitannya dengan kondisi dan kebutuhan nasional,
dengan beberapa catatan, tingkat pengaturan tersebut secara substantif setidaknya telah
memenuhi syarat minimal yang ditentukan pada Perjanjian Internasional yang pokok di
bidang HAKI.

Sejalan dengan masuknya Indonesia sebagi anggota WTO/TRIP’s dan diratifikasinya


beberapa konvensi internasional di bidang HAKI sebagaimana dijelaskan pada pengaturan
HAKI di internasional tersebut di atas, maka Indonesia harus menyelaraskan peraturan
perundang-undangan di bidang HAKI. Untuk itu, pada tahun 1997 Pemerintah merevisi
kembali beberapa peraturan perundangan di bidang HAKI, dengan mengundangkan:

 Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun
1982 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Hak
Cipta

 Undang-undang No. 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun
1989 tentang Paten

 Undang-undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 19


Tahun 1992 tentang Merek

Selain ketiga undang-undang tersebut di atas, undang-undang HAKI yang menyangkut ke-7
HAKI antara lain:

1) Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

2) Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten

3) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merk


4) Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

5) Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

6) Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

7) Undang-undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman

Dengan pertimbangan masih perlu dilakukan penyempurnaan terhadap undang-


undang tentang hak cipta, paten, dan merek yang diundangkan tahun 1997, maka ketiga
undang-undang tersebut telah direvisi kembali pada tahun 2001. Selanjutnya telah
diundangkan:

 Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten

 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (khusus mengenai revisi UU tentang
Hak Cipta saat ini masih dalam proses pembahasan di DPR)

I. Lingkup Perlindungan HAKI

HAKI memiliki ruang lingkup untuk mengetahui berbagai jenis hak intelektual yang
dilindungi. Berikut ini merupakan lingkup perlindungan HAKI:

a. Hak Cipta (Copyright)


b. Hak Milik Industri (Industrial Property
c. Paten
d. Paten Sederhana
e. Merek & Indikasi Geografis
f. Desain Industri
g. Rahasia Dagang
h. Desain Tata Letak Sirkit Terpadu
i. Perlindungan Varietas Tanaman Hak Cipta (copyright)
j. Melindungi sebuah karya
k. Hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut Peraturan Perundangundangan yang berlaku.
l. Orang lain berhak membuat karya lain yang fungsinya sama asalkan tidak dibuat
berdasarkan karya orang lain yang memiliki hak cipta. Hak-hak tersebut adalah
sebagai berikut.
1. hak-hak untuk membuat salinan dari ciptaannya tersebut
2. hak untuk membuat produk derivative
3. hak-hak untuk menyerahkan hak-hak tersebut ke pihak lain.
4. Hak cipta berlaku seketika setelah ciptaan tersebut dibuat.
5. Hak cipta tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu.
6. Ciptaan yang dapat dilindungi oleh UU Hak Cipta, diantaranya sebagai berikut:
a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain.
b. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang diwujudkan dengan cara
diucapkan.
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
d. Karya Seni

Hukum Kekayaan Intelektual (HAKI) di bidang hak cipta memberikan sanksi jika terjadi
pelanggaran terhadap tindak pidana di bidang hak cipta yaitu pidana penjara dan/atau
denda, hal ini sesuai dengan ketentuan pidana dan/atau denda dalam UU No. 19 Tahun
2002 tentang Hak Cipta sebagai berikut:

1. Pasal 72 ayat (1) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).

2. Pasal 72 ayat (2) : Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,


mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah).

3. Pasal 72 ayat (3) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak
penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
4. Pasal 72 ayat (4) : Barangsiapa melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar
rupiah).

5. Pasal 72 ayat (5) : Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal
49 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

6. Pasal 72 ayat (6) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau
Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

7. Pasal 72 ayat (7) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

8. Pasal 72 ayat (8) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

9. Pasal 72 ayat (9) : Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

10. Pasal 73 ayat (1) : Ciptaan atau barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta atau
hak terkait serta alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut
dirampas oleh negara untuk dimusnahkan.

11. Pasal 73 ayat (2) : Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di bidang seni dan
bersifat unik, dapat dipertimbangkan untuk tidak dimusnahkan.

Latihan soal

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan HAKI?

2. Sebutkan tujuan penerapan HAKI?

3. Sebutkan macam- macam HAKI?

4. HAKI memiliki ruang lingkup untuk mengetahui berbagai jenis hak intelektual yang
dilindungi. Silahkan sodara sebutkan macam - macam lingkup perlindungan HAKI?
5. Silahkan sodara jelaskan pengaturan HAKI yang sudah ada di Indonesia?
BAB IV
MENGANALISIS KONSEP DESAIN/PROTOTYPE DAN KEMASAN PRODUK
BARANG/JASA
A. Prototype Produk
a. Pengertian
Prototipe produk adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat
penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang
akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan
yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user)
agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan
memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri
mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan
suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan
sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama
seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses
sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai
desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe
seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan
bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir
ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk
menemukan perubahan yang perlu pada produk final.

b. Tahapan-tahapan prototype
a. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan
dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk
aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan
perlindungan terhadap konsumen.
b. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara
keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep
dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep
yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional
dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
c. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model
namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working
model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan
menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
d. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan
kebutuhan rancangan sistem produksi.
e. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh
fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun
pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan
produk dan part-nya.
f. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan
diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi
segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk
tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
g. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk
perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal:
keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear),
pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan
peningkatan program pemasaran.
h. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–
models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan
skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan
dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
i. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun
jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko
responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

1. Kemasan Produk
a. pengertian kemasan produk

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan,
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan
Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas
merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi
utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi
faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh
produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen
berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model
kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk
sejenis dalam pasar yang sama.

b. Fungsi Kemasan Produk

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih
luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi
yaitu:

1. Fungsi Protektif

Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para
konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.

2. Fungsi Promosional

Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan
mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :

1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan,
dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan
memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.

2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,


penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.

3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari
kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali
perusahaan atau merek produk.

4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen
dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain,
yaitu sebagai berikut:

1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau
kesalahan penempatan.

2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah
produk dan memperkuat citra produk.

3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk
dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

C. Tujuan Kemasan Produk

Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:

1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.

2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.

3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama


dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.

4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang,


atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.

5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian.
Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.

6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,


pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.

7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk.

D. Jenis-Jenis Kemasan

Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu,
botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok
kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk
wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.

3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung
selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu
kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus,
makanan kaleng.

2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.

3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu
dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.

2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastik.

2. Sketsa

a. Pengertian Sketsa

Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi atau
sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang
menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya.

Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan
gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar.
Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat
sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya.

Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol
tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan
terlintas dalam benak seseorang. Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat
diungkapkan dalam bentuk visual melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar
termasuk kegiatan mendasar dalam berkarya seni rupa.

Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita
hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan
merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai. Demikian
pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat karya seni rupa
yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.

b. Jenis-Jenis Sketsa

1. Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa
rincian dan tidak selesai.

2. Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan
citra suatu sketsa yang sudah selesai.

3. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya
menunjukan bentuk global.

g. Komposisi Unsur Sketsa

Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus.
Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan
yang tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :

1. Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk
komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi
garis lengkung.

2. Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi
pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan
harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang
pencahayaan.

3. Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garis-
garis yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk
ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan
diagonal.

4. Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam


pengkomposisian warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak
selesai, akan tetapi goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap
terang sehingga sebuah objek dapat diamati dengan cukup jelas.

c. Aturan Dalam Membuat Sketsa

1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun
lengkung secara tipis.
2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam
keadaan tipis
3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis
garis yang diinginkan.

d.Fungsi Atau Manfaat Sketsa

Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema

2. Meminimalisir kesalahan

3. Mempertajam pengamatan

4. Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan

Pada bab ini siswa bisa mengaplikasikan bagaimana cara membuat desain produk yang
dibuat maupun desain iklan dari pelayanan jasa yang di tawarkan.

Latihan pemahaman materi?

1. Buat satu contoh desain kemasan untuk produk yang dibuat


2. Buat satu contoh desain iklan untuk pelayanan jasa
3. Setelah memahami materi tentang tahapan prototype silahkan sodara
sebutkan tahapan-tahapan prototype?
4. Kemasan produk yang menarik merupakan salah satu faktor keberhasilan
penjulana produk. Silahkan sodara sebutkan tujuan pembuatan kemasan
produk?
5. Komposisi Unsur Sketsa memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah
sketsa yang bagus. Silahkan sodara sebutkan macam macam unsur yang
terdapat dalam sketsa?
BAB V

MENGANALISIS PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK


BARANG/JASA

1. Proses Kerja Prototype

a. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan


dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek
hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap
konsumen.

b. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan
dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan
produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat.
Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu
perancangan prototipe rekayasa.

c. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnyaworking model namun


mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model,
dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe
produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.

d. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan
kebutuhan rancangan sistem produksi.

e. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala
sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

f. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan
diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala
bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya
untuk diuji-cobakan kepada umum.

g. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan,
regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran,
siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program
pemasaran.
h. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–
models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala
yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai
dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.

i. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan
sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.

2. Bentuk Prototype

Berdasarkan karakteristiknya prototipe sebuah sistem dapat berupa low fidelity dan high
fidelity. Fidelity mengacu kepada tingkat kerincian sebuah sistem (Walker et al, 2003). Low
fidelity prototype tidak terlalu rinci menggambarkan sistem. Karakteristik dari low fidelity
prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebih menggambarkan
kosep perancangan dan layout dibandingkan dengan model interaksi, tidak memperlihatkan
secara rinci operasional sistem, mendemostrasikan secara umum feel and look dari
antarmuka pengguna dan hanya menggambarkan konsep pendekatan secara umum
(Walker et al, 2003).

Prototipe ini mempunyai interaksi penuh dengan pengguna dimana pengguna dapat
memasukkan data dan berinteraksi dengan dengan sistem, mewakili fungsi-fungsi inti
sehingga dapat mensimulasikan sebagian besar fungsi dari sistem akhir dan mempunyai
penampilan yang sangat mirip dengan produk sebenarnya (Walker et al, 2003).

Fitur yang akan diimplementasikan pada prototipe sistem dapat dibatasi dengan teknik
vertikal atau horizontal. Vertical prototype mengandung fungsi yang detail tetapi hanya untuk
beberapa fitur terpilih, tidak pada keseluruhan fitur sistem. Horizontal prototype mencakup
seluruh fitur antarmuka pengguna namun tanpa fungsi pokok hanya berupa simulasi dan
belum dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya (Walker et al, 2003).

3. Proses Pembuatan Prototype

Proses pembuatan prototipe merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang yang
menggabungkan langkah-langkah siklus pengembangan tradisional. Prototipe dievaluasi
beberapa kali sebelum pemakai akhir menyatakan protipe tersebut diterima. Gambar di
bawah ini mengilustrasikan proses pembuatan prototipe :

Langkah-Langkah Prototyping

a. Analisis Kebutuhan Sistem


Pembangunan sistem informasi memerlukan penyelidikan dan analisis mengenai alasan
timbulnya ide atau gagasan untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi.
Analisis dilakukan untuk melihat berbagai komponen yang dipakai sistem yang sedang
berjalan meliputi hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia.

Analisis juga mendokumentasikan aktivitas sistem informasi meliputi input, pemrosesan,


output, penyimpanan dan pengendalian (O'Brien, 2005). Selanjutnya melakukan studi
kelayakan (feasibility study) untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan pemakai akhir,
kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diusulkan (Mulyanto,
2009).

Analisis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi
mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009).

Analisis kebutuhan sistem harus mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik antara lain :

1) Masukan yang diperlukan sistem (input)

2) Keluaran yang dihasilkan (output)

3) Operasi-operasi yang dilakukan (proses)

4) Sumber data yang ditangani

5) Pengendalian (kontrol)

Spesifikasi Kebutuhan Sistem

Tahap analisis kebutuhan sistem memerlukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan


sistem dengan mendefinisikan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh sistem tersebut
kemudian menentukan kriteria yang harus dipenuhi sistem.

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya, kualitas
informasi yang dihasilkan, efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan validitas dan kehandalan
atau reliabilitas (Mulyanto, 2009).

b. Desain Sistem

Analisis sistem (system analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem untuk
memenuhi kebutuhan informasi pemakai.

Desain sistem (system design) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan
tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi
fungsional.
Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data dan proses dengan tujuan
menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai,
struktur database serta pemrosesan dan prosedur pengendalian (Ioanna et al., 2007).

Desain sistem akan menghasilkan paket software prototipe, produk yang baik sebaiknya
mencakup tujuh bagian :

1) Fitur menu yang cepat dan mudah.

2) Tampilan input dan output.

3) Laporan yang mudah dicetak.

4) Data dictionary yang menyimpan informasi pada setiap field termasuk panjang field,
pengeditan dalam setiap laporan dan format field yang digunakan.

5) Database dengan format dan kunci record yang optimal.

6) Menampilkan query online secara tepat ke data yang tersimpan pada database.

7) Struktur yang sederhana dengan bahasa pemrograman yang mengizinkan pemakai


melakukan pemrosesan khusus, waktu kejadian, prosedur otomatis dan lain-lain.

c. Pengujian Sistem

Paket software prototipe diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-


ulang hingga dapat diterima pemakainya (O'Brien, 2005). Pengujian sistem bertujuan
menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem.

Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009).

Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :

1) Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa komponen
sistem yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.

2) Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.

3) Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.

4) Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara
subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non
fungsional.

5) Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data
simulasi.
6) Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai
akhir pembuatan program.

d. Implementasi

Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap
dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan
membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta
interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi.

4. Alat Perancangan Sistem

Perancangan sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses dan alat
perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data dan diagram
arus sistem. Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram relasi entitas (entity
relationship) dan kamus data (data dictionary).

a. Diagram Aliran Data

Diagram aliran data (data flow diagram/DFD) adalah sebuah alat dokumentasi grafik yang
menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah proses. Diagram ini menunjukkan
aliran proses seluruh sistem kepada pemakai dan dapat diatur detailnya sesuai dengan
kemampuan pemahaman pemakai.

DFD terdiri dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan penyimpanan
data. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang
kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang sedang akan dikerjakan
(Ladjamudin, 2005).

b. Diagram Arus Sistem

Diagram arus sistem (Sistem Flow chart) adalah peralatan yang digunakan untuk
menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran sistem informasi
dan diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran program (Ladjamudin, 2005).

c. Diagram Relasi Entitas

Diagram relasi entitas menunjukkan antar entitas satu dengan yang lain dan bentuk
hubungannya sehingga data tergabung dalam satu kesatuan yang terintegrasi (Ladjamudin,
2005).

c.Kamus Data: Kamus data adalah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke
dalam database (Ladjamudin, 2005).
Latihan soal

1. Buat satu prosedur kerja pembuatan produk makanan atau minuman untuk penderita
penyakit hipertensi
2. Buat sebutkan alat dan prosedur kerja pelayanan jasa perawatan personal hygiene?
BAB VI
MENGANALISIS LEMBAR KERJA/GAMBAR KERJA UNTUK PEMBUATAN
PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

A. Tahapan – Tahapan Dalam Merencanakan Suatu Produk, Tahapan Tersebut Yaitu :

1. Memformulasikan hasil marketing research

Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset
pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat
memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan.
Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang
sudah ada.

Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau
ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan
saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan
produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

 Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya
denga tidak mengabaikan penentuan harga
 Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada
apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
 Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang
berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan
berdasarkan pengalaman.
6. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan

Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus


mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja,
mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk,
desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.

7. Membuat sketsa

Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu
dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan
gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak
menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.

4. Membuat gambar kerja


Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain
Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang
sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan
bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah
gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan
untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK


1. Fungsi Produk

Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal
ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain
produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang
peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk
memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan
maupun segi kuantitas.

2. Standar dan Spesifikasi Desain


 Sambungan – sambungan

Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain disambung dengan
bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat

 Bentuk

Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian
menurut fungsi dan kegunaannya.

 Ukuran

Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk secara
keseluruhan.

 Mutu

Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan
digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila
dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.

 Bahan

Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang
dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan
pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
 Warna

Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan
kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh
perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

3. Tanggung jawab Produk

Tanggung jawab produk merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai
pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk
tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh
perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.

4. Harga dan Volume

Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan
dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang
dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga
desain produknya akan berbeda pula.

5. Prototype

Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.

Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran
mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam
penyusunan terakhir desain produk.

6. Alur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa


a. Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)

Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu
proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah
pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus
dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi
mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat
diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan
agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk
segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur
proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda.
Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis
sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses
produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-
obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-
obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk
tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.

b. Prosedur pengawasan mutu produk

Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan hal-
hal berikut:

 Kerusakan dan Mutu Produk


Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses
pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.

 Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk)


Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja,
yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi.

 Kendali Mutu Terpadu


Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses
produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu.
Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan
(planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti
pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan
mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management) meliputi
berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang
menghasilkan suatu produk yang mutunya harus dikendalikan.

c. Jenis-jenis pengawasan mutu produk

 Pemantauan Mutu Bahan-Bahan


Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini
perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan
di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.

 Pemantauan Proses Produksi


Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-
mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan
produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut
dipantau agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.

 Pemantauan Produk Jadi


Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan
rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah
selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk,
ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan.

Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka
barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar
beroperasi secara akurat.

d. Pemantauan Pengepakan

Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi
sesuai dengan mutu.

e. Pemecahan masalah mutu dengan statistik

Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu
perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik
sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu
diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk
pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention).

Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:

 Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.


 Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya
penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat
memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut.

Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami
penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi,
mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa
terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi).
Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan,
yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.

Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data
sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas
tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan)
atau tidak.

Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan
terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya.
Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak
manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang
direncanakan.

f. Alat kendali mutu

Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan
histogram.

g. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart)


. Pada tahap ini suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk
memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED).

h. Histogram

Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dikumpulkan secara statistik pada berbagai
tahap atau jenjang kegiatan, Bila terdapat penyimpangan, maka akan diketahui berapa
besar penyimpangannya dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu
dibuat suatu tindakan koreksi atau perbaikan.

i. Peranan Komputer
Secara umum komputer dapat digunakan sebagai pengendali kegiatan,terutama pada
perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan.
Tetapi komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam
pengendalian mutu, adalah manusia.

Latihan soal

1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk?


2. Sebutkan Jenis-jenis pengawasan mutu sebuah produk?
3. Buat Diagram Alur Proses Produksi teh celup dari salah satu tanaman obat keluarga?
4. Sebutkan macam – macam Standar dan Spesifikasi Desain?
5. Buat gambar / desain kemasan produk untuk teh celup salah satu tanaman obat
kelaurga yang sodara buat?
BAB VII

MENGANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

A. PENGERTIAN

Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untukperhitungan proses produksi.


Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi
maupun belum téljadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit
dari biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang.
Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu
misalnya penyusutan barang modal.

1) Biaya Produksi

Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses
produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya~biaya ini
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain
sebagainya Biaya produksi ini harus diakumulasi secam cermat untuk kemudian dihitung
dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan
biaya produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh.

Biaya produksi ini di perlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Dalam memproduksi suatu barang
tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang panjang dan terencana dengan baik demi
untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas.

Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah
yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal.
a. Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang
dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara langsung
dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur
jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung
terigu pada roti, pisang pada pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk
koreksi gigi, dll.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang
atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur
jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang berwujud atau penyediaan
jasa. Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru
parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.

c. Biaya Overhead.

Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau penyediaan
jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu diingat dari komponen
biaya tenaga kerja langsung, hanya biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.
Elemen-elemen biaya overhead pabrik

1. Biaya bahan baku tidak langsung


2. Biaya tenaga kerja tidak langsung
3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
5. Biaya listrik dan air pabrik
6. Biaya asuransi pabrik
7. Operasi lain-lain
2) Biaya Non Produksi
Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannyadengan fungsi pengembangan,
pemasar an / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya.
Menurut Ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua kategori yakni biaya
penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi dan pelayanan kepada
pelanggan.Serta yang kedua adalah mengenai administrasi yang melingkupi biaya
pengembangan dan adminitrasi umum .
a.Biaya Penjualan
Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan
barang atau ajasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya mendapatkan pesanan/
pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya gaji tenaga penjual, iklan,
pergudangan, pelayanan, pengiriman dll.
b. Biaya Administrasi
Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi umum
organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran ataupun produksi.
Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen puncak, biaya administrasi, pencetakan
laporan tahunan, akuntansi umum, penelitian dan pengembangan dll. Biaya Penjualan/
pemasaran dan Administrasi adalah biaya yang tidak dapat disimpan atau disebut biaya
periode. Biaya periode yang tidak dapat disimpan dibebankan pada periode dimana biaya
tersebut terjadi. Oleh karena itu tidak satupun dari biaya ini tampak sebagai persediaan
yang dilaporkan pada nareca.

B. JENIS-JENIS BIAYA PRODUKSI

Untuk mempermudah analisis kita dapat mengelompokkan biaya menjadi biaya variabel,
tetap, total, marjinal, dan ratarata.

a. Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel (variabel cost) merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan
besarnya output. Semakin besar biaya output yang dihasilkan semakin besar pula biaya
variabel, dan sebaliknya semakin kecil biaya yang dihasilkan maka semakin sedikit pula
biaya variabel. Misalnya bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi output, tenaga
kerja bagian produksi, staf bagian produksi, energi, untuk menjalankan mesin, dan bahan
bakar.
Perbandingan antara biaya variabel dan jumlah produksi barang menimbulkan tiga corak,
biaya variabel yang bervariasi adalah:

 Biaya proporsional, kenaikan biaya variabel yang dikeluarkan sama dengan jumah
produksi.
 Biaya progresif, kenaikan biaya variabel lebih tinggi disbanding jumlah produksi.
 Biaya Degresif, kenaikan biaya variabel lebih kecil diandingkan dengan jumlah produksi.

b. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang harus ada dalam proses produksi dipengaruhi
oleh besar kecilnya unit barang dan jasa yang diproduksi. Biaya ini biasanya terdiri dari
pembayaran kontrak atas bangunan, pembayaran bunga atas utang, sewa peralatan, gaji
pegawai tetap, dan sebagainya. Biaya-biaya ini harus tetap dikeluarkan meskipun
perusahaan menambah produksi, mengurangi produksi atau bahkan tidak berproduksi sama
sekali karena tidak terpengaruh oleh jumlah produksi. Biaya ini senantiasa konstan selama
proses produksi berlangsung, sehingga apabila digambarkan dalam bentuk grafik akan
terlihat seperti garis lurus mendatar.
c. Biaya Total

Biaya total adalah biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang/jasa.
Biaya total didapat dari menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel, atau:

Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah sebagai berikut:

TC = FC + VC

Keterangan

TC =Total Cost (biaya total)


FC = Fixed Cost (biaya tetap)
VC = Variabel Cost (biaya variabel)

d. Biaya Marjinal
Biaya marjinal adalah konsep biaya terpenting dalam ilmu ekonomi. Biaya marjinal
menunjukkan tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu unit tambahan
output. Katakanlah sebuah perusahaan memproduksi 100 unit bad pasien, dengan
biaya total Rp.100.000.000.- Jika biaya total produksi 101 unit bad pasien adalah Rp.
101.000.000,-, Biaya marjinal produksi bad pasien adalah Rp. 1.000.000.- Untuk 1 unit
tambahan.

e. Biaya Rata-rata (Avrage Cost)

Perhitungan biaya rata-rata sangat diperlukan karena apabila dibandingkan dengan


pendapatan rata-rata suau perusahaan, kita akan mengetahui apakah perusahaan tersebut
mengalami kerugian atau sebaliknya.

Biaya total rata-rata (average total cost) Biaya total rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah
unit yang diproduksi atau:

TC
ATC =

Q
Keterangan: :

ATC = Average Total Cost (biaya total rata-rata)

TC = Total Cost (Biaya total)


Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

f. Biaya tetap rata-rata ( average fixed cost)

Biaya tetap rata-rata atau Average Fixed Cost (AFC) adalah biaya tetap yang dibutuhkan
untuk satuan hasil produksi. Biaya tetap rata-rata diperoleh dengan membagi total jumlah
biaya tetap dengan total jumlah produksi atau:
TFC
ATC =
Q
Keterangan:

AFC = Average Fixed Cost( biaya tetap rat-rata)

TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap)

Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

Semakin banyak barang yang diproduksi, maka akan semakin sedikit proporsi biaya tetap
yang melekat pada barang tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak barang yang
diproduksi, semakin kecil biaya tetap rataratanya.

g.Biaya variabel rata-rata (average variable cost)

Biaya variabel rata-rata atau average variable cost (AVC) adalah biaya variabel untuk tiap
unit yang dihasilkan. Biaya varabel rat-rata diperoleh dengan membagi total biaya variabel
dengan total jumlah produksi atau:
TVC
ATC =
Q
Keterangan

AVC = Average Variable Cost (biaya variabel rata-rata)

TVC = Total Variable Cost (biaya variabel total)

Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

C.HARGA POKOK PRODUKSI

a. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Harga pokok
produksi terdiri atas tiga komponen utama, yaitu :
1. Bahan baku langsung yang meliputi : biaya pembelian bahan, potongan pembelian,
biaya angkut pembelian, biaya penyimpanan, dan lain-lain.
2. Tenaga kerja langsung yang meliputi semua biaya upah karyawan yang terlibat
secara langsung dalam proses pembuatan bahan baku menjadi barang jadi atau
barang yang siap dijual.
3. Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya-biaya diluar dari biaya perolehan biaya
bahan baku langsung dan upah langsung.
Mulyadi (2010:17) menyatakan bahwa metode penentuan harga pokok produksi adalah cara
perhitungan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan
unur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing
dan variabel costing. Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
yang berperilaku variabel maupun tetap, dengan demikian harga pokok produksi menurut
full costing terdiri dari unsur biaya produksi.

Mulyadi ( 2010 : 18 ) menyatakan bahwa variabel costing adalah merupakan metode


penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku varaibel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Harga pokok produksi berfungsi sebagai dasar dalam menentukan harga jual. Untuk
menetapkan harga jual, penting bagi perusahaan untuk mengetahui besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Biaya tersebut sering disebut
sebagai harga pokok produksi.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa harga pokok produksi merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Harga pokok memiliki fungsi
sebagai berikut:

1. Harga pokok sebagai penetapan harga jual. Harga pokok merupakan hal penting
yang perlu diketahui oleh perusahaan karena harga pokok dapat memberikan
pengaruh terhadap penentuan harga jual produk tertentu.
2. Harga pokok sebagai dasar penetapan laba. Apabila perusahaan telah membuat
perhitungan harga pokok maka perusahaan dapat menetapkan laba yang diharapkan
yang akan mempengaruhi tingkat harga jual suatu produk tertentu.
3. Harga pokok sebagai dasar penilaian efisiensi. Harga pokok dapat dijadikan
dasar untuk mengontrol pemakaian bahan, upah dan biaya produksi tidak langsung.
Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan harga pokok standar terlebih dahulu dan
kemudian membandingkan dengan harga pokok yang aktual atau yang sebenarnya
terjadi. Apakah terdapat selisih antara perhitungan kedua harga pokok tersebut,
apabila ada selisih negatif berarti proses produksi yang dilaksanakan belum efisien
dan perusahaan perlu menngetahui penyebab terjadinya selisih tersebut, sehingga
dapat diambil tindakan koreksi untuk memperbaki kesalahan tersebut sedangkan bila
ada selisih positif maka perlu ditelusuri terlebih lanjut atas selisih tersebut apakah
karena perusahaan telah menjalankan proses produksi secara efisien atau
perhitungan harga pokok standar yang kurang tepat.
4. Harga pokok sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan manajemen.
Harga pokok merupakan suatu pedoman penting sekaligus sebagai suatu dasar
untuk pengambilan keputusan khusus perusahaan, misalnya:
 Menetapkan perubahan harga penjualan.
 Menetapkan penyesuaian proses produksi.
 Menetapkan strategi persaingan di pasaran luas.
 Merencanakan ekspansi perusahaan.
 Pengambilan keputusan-keputusan khusus manajemen, seperti apakah akan
membeli atau membuat sendiri suatu suku cadang, apakah menerima suatu
pesanan khusus dengan harga khusus atau tidak.
D. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

Untuk menghitung biaya produksi diperlukan sebuah contoh yang akan disajikan dibawah
ini. Diketahui untuk membuat sebuah model atau prototype produk kusi roda sebanyak 5
unit dibutuhkan biaya sebagai berikut:

 Pembelian bahan baku Rp 500.000


 Diskon pembelian 10 % dari bahan baku
 Ongkos angkut Rp 100. 000.
 Bahan penolong Rp 100. 000
 Biaya tenaga kerja Rp 100. 000 sebanyak 3 orang
 Biaya Sewa gedung Rp 100.000
 Biaya Listrik Rp 50.000

Diminta :

 Hitunglah Biaya Bahan Baku


 Hitunglah Biaya Overhead Pabrik
 Hitunglah Biaya Produksi.
 Hitunglah harga penjualan produk per unit
 Perhitungan biaya bahan baku:
 Pembelian bahan baku 500.000
 Ongkos angkut 100.000

 Potongan pembelian (50.000)


 Pembelian bersih 550.000
 Jadi biaya bahan baku sebesar Rp. 550.000
 Perhitungan biaya overhead pabrik
 Bahan penolong 100.000
 Biaya listrik 100.000
 Biaya sewa gedung 50.000
 BOP 250.000
 Jadi biaya overhead pabrik sebesar Rp. 250.000
 Perhitungan Biaya Produksi
 Biaya Bahan Baku 550.000
 Biaya Overhead Pabrik 250.000
 Biaya Tenaga Kerja Langsung 300.000
 Biaya Produksi 1.100.000

Jadi biaya produksi untuk pembuatan model kursi roda adalah sebesar Rp 1.100.000

Target produksi 5 unit, maka harga pokok produksi satu unit kursi roda adalah Rp. 220.000
Untuk mengambil keuntngan 20 % dari harga produksi maka penjual harus menjual
produknya sebesar Rp.264.000,-/unit

Latihan soal

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya produksi?


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan harga pokok produksi?
3. Sebutkan jenis-jenis biaya produksi?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya tenaga kerja langsung?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya non produksi?
BAB VIII
MENERAPKAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

Prototype Yaitu proses merancang sebuah model dari suatu sistem, bisa dikatakan sebagai
bentuk awal (contoh) atau standar ukuran untuk suatu objek yang akan dikerjakan nanti.
Dengan metode prototyping, pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama
proses dan menentukan hasil yang terbaik.

Menurut Anisya S.Kom., M.Kom., kunci agar model prototipe ini berhasil dengan baik
adalah dengan mendefinisikan aturan mainnya yaitu pengembang dan pelanggan harus
setuju bahwa prtotoype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototipe akan
dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual di rekayasa dengan
kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

B. Langkah Pembuatan Prototype

Adapun langkah-langkah pembuatan prototipe yang bisa dilakukan adalah:

1. Permintaan didasari oleh kebutuhan user


2. Membangung sistem prototype untuk kebutuhan awal
3. Berikan kebebasan pada user untuk menggunakan prototype, sebelumnya bisa
diberikan pelatihan terlebih dahulu khususnya untuk kali pertama. User harus melihat
semua penjur prototype termasuk fungsi dan sifat dari prototipe tersebut
4. Implementasikan perubahan-perubahan yang telah disarankan
5. Biarkan user mencoba kembali setelah perubahan diterapkan dan terus ulangi
sampai user puas dengan hasil prototype tersebut
6. Merancang sistem akhir, jika user dan pengembang telah setuju dengan prototipe

C. Alasan Membuat Prototype

1. Mendapatkan saran yang membangun


2. Para user dapat lebih merasakan dibanding hanya sekedar tulisan dalam dokumen
3. Lebih mudah mendapat ide-ide baru
4. Anggota tim bisa berkomunikasi lebih baik lagi
5. Mendukung pengembang dalam memilih rancangan cadangan
6. Meluaskan pemikiran dalam aspek perancangan
Keuntungan

 Penentuan kebutuhan lebih mudah terealisasi


 Mempersingkat waktu
 End User dapat berpartisipasi dengan aktif
 Pengembang dapat menerima masukan-masukan user dengan lebih terukur
 Dapat membantu mengurangi biaya pengembangan
 Dapat meningkatkan kepuasan user
 Dapat mempersingkat waktu pengembangan
 User dapat mengetahui apa yang diperlukan dan apa yang diharapkan
 Pengembang akan lebih cepat tau perangkat yang diperlukan di waktu yang akan
datang

Kerugian

 Tidak selamanya prototype dapat disesuaikan dengan mudah


 Proses analisis dan perancangan yang terlalu singkat
 Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah

Macam – Macam Contoh Produk Yang Bisa Dikembangkan

1. Produk ini merupakan pengembangan dalam mempraktekan keterampilan membuat


alkes kelas 1 contohnya perban,PKRT contohnya kapas sublimat keterampilan ini
merupakan kolaborasi mapel keterampilan dasar tindakan keperawatan (KDTK) dan
mapel PKK.
2. Macam – macam makanan dan minuman dari tanaman obat keluarga yang
merupakan keterampilan kolaborasi dengan mata pelajaran ilmu kesehatan
masyarkat (IKM)
3. Makanan dan minuman untuk penderita penyakit tertentu yang dalam keterampilan
ini merupakan kolaborasi dengan mata pelajaran ilmu penyakit
4. Makanan dan minuman untuk pendamping ASI dalam keterampilan ini merupakan
kolaborasi dengan mapel KDM
5. Pelayanan jasa dalam perawatan kecantikan yang di kolaborasikan dengan mata
pelajaran keterampilan dasar tindakan keperawatan ( KDTK) damal maeri personal
hygiene.
Latiahan soal

1. Sebutkan langkah - langkah pembuatan prototype?


2. Sebutkan alasan prototype di buat?
3. Sebutkan alat dan prosedur kerja pembuatan produk makanan dan minuman
pendamping ASI
4. Sebutkan alat dan prosedur kerja pembuatan ALKES kelas 1 dan PKRT?
5. Jelaskan prosedur kerja salah satu produk dari tanaman obat keluarga yang bisa
dikembangkan?
BAB IX

MENENTUKAN PENGUJIAN KESESUAIAN FUNGSI PROTOTYPE PRODUK


BARANG/JASA

A. Tujuan

Tujuan menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa adalah untuk
menetapkan elemen baru prototipe untuk mengembangkan produk tsb menjadi lebih baik,
mengetahui pangsa pasar yang diharapkan dari produk prototipe tsb, dll.

4 Kegiatan Pengujian Produk:

1. Pengujian teknis (technical testing) membuat prototipe yang merupakan


approximation produk akhir
2. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing) untuk
menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran
3. Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets),
untuk memberikan gambaran yang praktis tentang pangsa pasar yang diharapkan
dari produk prototipe tsb. Pengujian pasar (test markets), dengan cara perusahaan
tsb menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar terbatas
B. Langkah-Langkah Metode Pengujian Prototipe Barang/Jasa

Pengujian prototipe mengumpulkan respon langsung terhadap deskripsi prototipe produk


dari pelanggan potensial di dalam target pasar. Pengujian prototipe berbeda dengan seleksi
prototipe dalam hal pengumpulan data secara langsung dari pelanggan dan lebih sedikit
mengandalkan penilaian yang dibuat oleh tim pengembang. Pengujian prototipe dapat
meyakinkan bahwa kebutuhan pelanggan telah dipenuhi oleh prototipe produk.

Metode pengujian prototipe produk yang direkomendasikan ada 7,yaitu:

1. Mendefinisikan Maksud dari Pengujian Prototipe

Anggota tim secara eksplit menuliskan pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian.
Pada dasarnya merupakan eksperimen yang artinya adalah penting untuk merancang
eksperimen yang efektif

2. Memilih Populasi Survei

Asumsi yang mendasari mencerminkan target pasar dari sebuah produk. Karena kalau
populasi survei menujukan sikap antusias/tidak antusias terhadap produk terhadap target,
karena itu tim harus memilih populasi survei yang mencerminkan target pasar yang
sebenarnya.
3. Memilih Format Survei

Format survei yang biasa digunakan dalam pengujian prototipe dapat berupa interaksi
langsung(face to face interaction),telepon,lewat surat yang dikirimkan melalui jasa pos,surat
elektronik dan maupun internet.

4. Mengkomunikasikan Prototipe

Pilihan format survei sangat berkaitan dengan bagaimana prototipe akan dikomsumsikan.

Macam – macam cara mengkomuniaksikan prototipe

 Uraian verbal

Berupa paragraf singkat/butir-butir yang berisi ringkasan produk

 Sketsa

Merupakan garis-garis gambar yang menunjukan produk dari garis pandang

 Foto dan gambar


 Storyboar
 Video
 Simulasi
 Multimedia interaktif
 Model fisik
5. Mengukur Prototipe Pelanggan

Sebagian survei pengujian prototipe dimulai dengan mengkomsumsikan prototpe produk


dan kemudian mengukur respon pelanggan. Respon pelanggan biasanya diukur dengan
meminta pelanggan untuk memilih salah satu dari 2/lebih prototipe alternatif,atau dapat
melalui pertanyaan sebagai berikut:

 Pasti membeli
 Kemungkinan akan membeli
 Ragu-ragu antara mungkin dan tidak membeli
 Mungkin tidak membeli
 Pasti akan membeli
6. Menginterprestasikan Hasil

Jika tim tertarik untuk membandingkan dua atau lebih prototipe,interprestasi hasilnya dapat
dilakukan secara langsung
7. Merefleksikan Hasil dan Proses

Manfaat utama dari pengujian prototipe adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan
potensial. Pandangan kualitatif yang dilakukan melalui suatu diskusi terbuka dengan
responden tentang prototipe-prototipe yang diusulkan mungkin merupakan hasil yang paling
penting dari pengujian prototipe,terutama pada awal pengembangan.

Latihan keterampilan

Lakukan pengujian sederhana khasiat produk makanan atau minuman yang di buat sesuai
penyakit yang diderita
BAB X

PROSEDUR CONTOH PRODUK YANG DAPAT DIKEMBANGKAN

1. Keterampilan Membuat Kasa Gulung

Kasa adalah alat yang digunakan untuk membantu membalut luka dan membersihkan luka.
Setelah kasa di lipat, kasa akan di steril tujuannya kasa di streril agar tidak terkontaminasi
kotoran ataupun kuman dan mencegah terjadinya infeksi.

NO LANGKAH YANG DILAKUKAN KETERANGAN


A. Alat
1. Gunting
2. Penggaris
3. Sterilisator
4. Kasa
5. Plastik kemasan
6. Sarung tangan
B. Langkah Kerja
7. Cuci tangan
8. Potong kasa sesuai kebutuhan
9. Lipat / gulung kasa sesuai ketentuan
10. Masukan kasa kedalam alat sterilisator
11. Masukan kasa steril kedalam plastik kemasan
12. Cuci tangan
13. Rapihkan alat
2. Keterampilan Membuat Kapas Sublimat
Kapas sublimat adalah kapas steril yang memiliki fungsi untuk membantu membersihkan
vagina.

NO LANGKAH YANG DILAKUKAN KETERANGAN


A. Alat
1. Gunting
2. Sterilisator
3. Kapas
4. Plastik kemasan
5. Sarung tangan
B. Langkah Kerja
6. Cuci tangan
7. Lepas semua plastik dan kertas kapasnya
8. Rentangkan semua lapisan demi lapisan
kapasnya diatas kertas atau ditempat yang
bersih
9. Potong-potong sesuai selera
10. Kumpulkan potongan-potongan kapasnya , bila
tidak ingin langsung dibulat, simpan di plastik
yang bersih
11. Bulatkan dengan rapi bisa menggunakan lidi,
cotton bud, atau pakai tangan seperi membuat
kue nastar
12. Sterilkan kapas sublimat dengan menggunakan
alat sterilisator
13. Siapkan toples bersih
14. Setelah dingin masukan kapas sublimat
kedalam toples
15. Cuci tangan
16. Rapihkan alat
3. Keterampilan mengolah tanaman toga menjadi teh celup

Tanaman toga atau tanaman obat keluarga merupakan jenis tanaman herbal yang bisa
dibudidayakan sendiri bersama keluarga. Tanaman ini telah dipercaya sejak zaman Mesir
kuno sebagai tanaman yang kaya khasiat dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit
berdasarkan jenisnya.

a. Mengolah teh celup daun sirih

Daun sirih merah memiliki banyak khasiat dalam penyembuhan penyakit.


Kandungan Polevenolad dan Flavonoid yang dimilikinya dapat dijadikan sebagai
penyembuhan kanker, antioksidan, antiseptik, sampai antiiflamasi. Tak hanya
itu, uegenol yang terkandung di dalamnya dapat digunakan untuk meredakan rasa
sakit. Karvakrol yang ada di dalamnya bisa mengatasi bau mulut dan keputihan.

NO LANGKAH YANG DILAKUKAN KETERANGAN


A. Alat
1. Sarung tangan
2. Nampan
3. Kantong teh celup
4. Dus kemasan
B. Langkah Kerja
5. Cuci tangan
6. Cuci daun sirih merah yang cukup tua hingga
bersih,
7. Iris kecil-kecil. Jemur sampai kering
8. Agar rasanya lebih segar, bisa ditambahkan teh
hijau, mint, atau bunga melati kering
9. Masukkan bubuk daun tersebut ke dalam
kantong teh celup
10. Lakukan proses pengemasan

b. Cara mengolah teh celup daun kelor


 Manfaat Daun Kelor
 Menurunkan tekanan darah tinggi
 Mengurangi kolesterol buruk
 Meningkatkan kinerja jantung
 Menurunkan kadar gula dalam darah (mencegah/menyembuhkan diabetes);
Sebagai antioksidan, mengeluarkan racun dlm tubuh;
Anti kanker/tumor
 Mencegah kerusakan hati dan ginjal
 Mengatasi kemandulan;
 Menyembuhkan penyakit splenomegali yaitu terjadinya pembengkakan pada
limpa;
 Mempercepat produksi sel darah merah ( baik diminum untuk ibu2 pasca
kelahiran)
 Memperkuat rahim

NO LANGKAH YANG DILAKUKAN KETERANGAN


A. Alat
1. Sarung tangan
2. Nampan
3. Kantong teh celup
4. Dus kemasan
B. Langkah Kerja
5. Cuci tangan
6. Kumpulkan daun kelor yang masih segar.
7. Tempatkan daun kelor yang sudah dipetik tadi
ke dalam wadah bersih yang sudah disiapkan.
Rendam daun kelor, sekaligus bersihkan dari
kotoran yang mungkin saja menempel pada
daun.
8. Setelah dibersihkan, keringkan daun kelor.
Untuk proses pengeringan ini kita bisa
menjemur daun kelor tersebut. Simpan daun
kelor di tempat yang tidak terkena sinar
matahari secara langsung. Paparan sinar
matahari secara langsung bisa menghilangkan
kandungan gizi yang bermanfaat yang ada pada
daun kelor. Keringkan sampai daun kelor benar
– benar kering dan menjadi seperti layu
sehingga mudah untuk dihancurkan.
9. setelah kering, kita bisa menghancurkan daun
kelor tersebut dengan menumbuk nya sampai
halus
10. Setelah itu, letakkan daun kelor yang sudah
dihaluskan diatas sebuah wadah lalu simpan di
tempat yang sejuk. hal ini bertujuan untuk
menghilankan enzim oksidatif, mencegah daun
kelor menjadi cepat busuk dan juga
menghentikan pertumbuhan jamur.
11. Masukan daun kelor kedalam kantong teh celup
12. Lakukan proses pengemasan
 Membantu meringankan sakit pegal karena asam urat dan rematik
c. Teh celup daun dewa

NO LANGKAH YANG DILAKUKAN KETERANGAN


A. Alat
1. Sarung tangan
2. Nampan
3. Kantong teh celup
4. Dus kemasan
B. Langkah Kerja
5. Cuci tangan
6. Cuci daun dewa hingga bersih.
7. Keringkan daun dewa sampai kering.
8. tumbuk daun dewa hingga halus
9. Masukan daun dewa kedalam kantong teh celup
10. Lakukan proses pengemasan
Daun dewa bisa dijadikan obat untuk menyembuhkan kutil pada kulit. Ekstrak etanol
yang dimilikinya dapat menghambat bahkan mematikan virus herpes. Kelebihan lain
yang dimiliki daun dewa adalah sifatnya antioksidan, antibakteri, dan
antiperadangan. Hal ini menjadikan daun dewa dapat menyembuhkan demam,
diabetes, hipertensi, sakit ginjal, dan rematik. Di samping itu, daun dewa sangat
bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung karena sifat anti hipertensi dan
kardiprotektifnya.

d. Teh celup pegagan

Centella asiatica alias gotu kola atau yang lebih dikenal dengan nama daun pegagan
adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di negara Tiongkok, Indonesia, Jepang, dan
India.

Manfaat:

1. Mempercepat penyembuhan luka


2. Melancarkan aliran darah
3. Menyamarkan stretch marks
4. Meningkatkan fungsi kognitif otak
5. Membantu mengobati penyakit Alzheimer
6. Meredakan kecemasan dan stres
NO LANGKAH YANG DILAKUKAN KETERANGAN
A. Alat
1. Sarung tangan
2. Nampan
3. Kantong teh celup
4. Dus kemasan
B. Langkah Kerja
5. Cuci daun pegagan sampai bersih
6. Jamur daun pegagan sampai kering
7. Tumbuk daun pegagan sampai halus
8. Masukan daun pegagan kedalam kantong teh
celup
9. Lakukan pengemasan

Catatan masih banyak tanaman TOGA yang bisa di jadikan teh celup.
BAB XI

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DALAM BIDANG PELAYANAN / JASA

A. Perawatan kecantikan

Keterampilan ini merupakan pengembangan dengan mapel keterampilan tindakan


keperawatan dalam KD personal hygiene. Yaitu peserta didk dapat di bekali ketermapilan
bagaimana cara melakukan : Perawatan rambut,merapihkan rambut (reebonding dan
catok),FACIAL dan MASAGE

1. Prosedur Perawatan Rambut


 Guru menyampaikan tentang keterampilan perawatan rambut
 Siswa melakukan literasi tentang prosedur perawatan rambut
 Setelah siswa memahami prosedur perawatan rambut guru memberikan demontrasi
prosedur perawatan rambut
 Siswa secara bergantian melakukan praktikum prosedur perawatan rambut

NO PROSEDUR YANG DI LAKUKAN KETERANGAN


A. Persiapan Alat
Handuk
Shampo
Konditioner
Bak cuci rambut
Air mengalir
B. Prosedur Kerja
Basahkan rambut dan oleskan sampo dengan rata
pada bagian rambut
Pijat dengan lembut bagian atas ke dua telinga
sekitar 1 menit
Pijat seperti menggaruk di bagian atas kepala
kemudian lanjutkan pijatan menggaruk dibagian
belakang kepala.
Bilas rambut sambil dipijat lembut
Bilas bagian belakang kepala dengan sedikit
diangkat dan bilas dengan cara pijatan
menggaruk.
1. Oleskan kondisioner dengan pijatan lembut
diseluruh bagian kepala sekitar 1 menit
2. Bilas rambut sampai bersih dan pastikan telinga
dalam keadaan bersih dan kering.
3. Bungkus rambut dengan handuk
4. Sisir rambut
5. Rapihkan rambut

2. Merapihkan rambut (reebonding dan catok


1. Guru menyampaikan tentang keterampilan merapihkan rambut (reebonding dan
catok)
2. Siswa melakukan literasi tentang prosedur merapihkan rambut (reebonding dan
catok)
3. Setelah siswa memahami prosedur perawatan rambut guru memberikan
demontrasi prosedur merapihkan rambut (reebonding dan catok)
4. Siswa secara bergantian melakukan praktikum merapihkan rambut (reebonding
dan catok)

NO PROSEDUR YANG DI LAKUKAN KETERANGAN


A. Persiapan Alat
1. Handuk
2. Shampo
3. Konditioner
4. Bak cuci rambut
5. Air mengalir
6. Obat pelurus step 1
7. Neutralisir step 2
8. Vitamin rambut
9. Catokan rambut
B. Prosedur Kerja
10. Bersihkan rambut dengan shampoo tanpa
conditioner.
11. Keringkan dengan hairdryer rambut sekitar 80 %
kering atau sampai bnr2 kering
12. Bagi rambut menjadi 2-4 bagian tergantung
panjang rambut
13. Ambil sebagian rambut dengan ujung sisir flat
sekitar 3mm / secukupnya untuk diolesi smoothing
Cream selapis demi selapis
14. Oleskan cream smoothing 1/2 cm - 1 cm
Gunakan sisir untuk cat rambut yang ada sikat di
sisi sisir. pemberian cream tidak perlu ditarik
Dengan sisir cukup tarik dengan jari diantara
telunjuk dan jari tengah setelah diberi cream.
Dan lakukan pemberian cream dalam 20 menit.
15. Tunggu sekitar 15-20 menit.
16. Cuci rambut dengan air hangat -tidak panas /
boleh juga air dingin sampai bersih tanpa
shampoo
17. Keringkan lagi dengan hairdryer dan ini harus
betul kering jika tidak akan berpengaruh pada
proses
18. Lakukan pencatokan rambut dengan membagi 4
bagian rambut dan ambil bagian rambut sekitar 2
mm

3. FACIAL
Sebelum melakukan praktikum facial siswa harus memahami jenis kulit wajah yang akan
dilakukan facial
1. Jenis Kulit Wajah
Kulit dapat digolongkan dalam 3 macam jenis yang pokok sebagai berikut.
a. Kulit Berminyak
Pada kulit berminyak kelenjar lemak bekerja berlebihan sehingga kulit kelihatan
mengkilat, tebal, tonus kuat, pori-pori besar serta mudah sekali mendapat gangguan
berupa jerawat (komedo, akne, dan sejenisnya).
b. Kulit Kering
Pada kulit kering, kelenjar lemak bekerja kurang aktif. Kulit kelihatan kusam, tipis,
bersisik, halus, lebih cepat timbul keriput. Lobang pori-pori tidak kelihatan, mudah
mendapat gangguan pelebaran pembuluh darah rambut.
c. Kulit Normal
Kulit tidak berminyak dan tidak kering, sehingga kelihatan segar dan bagus, lobang
pori-pori hampir tidak kelihatan. Pengeluaran kotoran dan penyerapan zat-zat yang
berguna melalui kulit serta peredaran darah berjalan dengan baik, maka jarang sekali
mendapat gangguan jerawat maupun timbulnya cacat-cacat pada kulit muka dan
tonusnya baik.
d. Kulit Campuran
Kulit jenis campuran, yakni bagian tengah muka (sekitar hidung, dagu, dan dahi)
kadang-kadang berminyak atau normal. Sedangkan bagian lain normal atau kering.
Dapat terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering terdapat pada usia 35 tahun ke
atas.

2. Faktor yang Mempengaruhi Jenis Kulit


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan jenis kulit, antara lain sebagai
berikut.
a. Usia
Usia dapat mempengaruhi perubahan jenis kulit seseorang. Suatu contoh, seseorang
yang pada masa anak-anak mempunyai jenis kulit normal setelah remaja kulinya
menjadi berminyak. Demikian pula pada masa muda mempunyai jenis kulit berminyak
setelah tua kulitnya menjadi kering.
Makanan dan Minuman
Perubahan jenis kulit, dapat disebabkan jenis makanan yang dikonsumsi. Misalnya
makanan berlemak, panas, pedas, atau minuman es dapat mengubah kulit dari normal
menjadi berminyak. Sebaliknya makan masam, minuman keras atau beralkohol dapat
mengubah kulit normal menjadi kering.
c. Iklim
Iklim dapat menyebabkan perubahan jenis kulit. Pada iklim panas, kulit bisa berubah
menjadi berminyak, sedangkan pada iklim dingin kulit bisa menjadi kering.

3. Diagnosis Kulit Wajah


Diagnosis kulit wajah bertujuan menentukan jenis kulit dan berguna menentukan cara
perawatan serta memilih kosmetik yang cocok sebagai bahan untuk penata
kecantikan.
a. Fungsi Diagnosis
1) Menentukan tindakan perawatan.
2) Memilih kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit muka.
3) Memilih warna untuk tata rias wajah (make-up) sesuai dengan warna kulit dan waktu.
4) Untuk mengadakan tindakan koreksi (pembentukan atau penambahan), baik
dengan perawatan ataupun dengan riasan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditanyakan untuk menentukan diagnosis
kulit muka, adalah: (1) jenis kulit, (2) tonus dan turgor, (3) pori-pori, (4) lipatan dan
garis-garis kulit, (5) kelainan-kelainan kulit, (6) bentuk muka.
b. Penentuan Tindakan
1) Bahan kosmetik yang dipakai.
2) Perawatan atau pengobatan

Prinsip kerja praktikum facial bersih dan alat yang digunakan steril
PROSEDUR DIAGNOSIS KULIT
NO PROSEDUR YANG DI LAKUKAN KETERANGAN
A. Persiapan Alat
1. Alat yang digunakan dalam melakukan diagnosis
kulit wajah yaitu kaca
pembesar(magnyfying lamp) dan kartu diagnosis.
2. Bahan yang diperlukan dalam melakukan
diagnosis kulit wajah yaitu kosmetika
pembersih yang sesuai dengan jenis kulit dan air
secukupnya. Lena yang
dibutuhkan yaitu selimut putih, handuk kecil, hair
bandow, dan kamisol
3. TAHAP KERJA
4. Siapkan kartu diagnosis (catatan perawatan).
b. Lakukan konsultasi (amanesse)
c. Siapkan klien dalam perawatan.
d. Lakukan pembersihan kulit wajah dengan
kosmetik pembersih.
e. Lakukan diagnosis kulit dengan cara inspeksi
(pengamatan) dan palpasi
(percobaan), meliputi hal-hal sebagai berikut :
Jenis Kulit
a) Kulit normal
b) Kulit berminyak
c) Kulit kering
d) Kulit campuran
5. Tonus dan turgor. Untuk menentukan kendor atau
kencang dengan cara: (1)
tonus, yaitu menekan kulit pipi di bawah tulang
pipi, dan (2) turgor, yaitu
mencubit kulit pipi.
3) Pori-pori. Pori-pori dapat kelihatan atau tidak
tergantung pada jenis kulit
adanya sumbatan dalam kandung rambut dapat
melebarkan pori-pori.
4) Lipatan dan garis-garis kulit. Pada muka atau
leher hampir senantiasa terjadi
pembentukan lipatan dan garis kulit. Pada
umumnya lipatan (kerutan)
dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor sebagai berikut : a)
Kerutan kebiasaan, yaitu
kerutan kebiasaan terdapat pada antara alis,
sekitar mata, lipatan hidung, bibir
(smile- line). b) Kerutan karena usia, yaitu kerutan
karena usia terdapat pada
kening, leher, dan di sekitar mulut.
5) Kelainan Kulit. Kelainan kulit meliputi: (1)
gangguan pigmentasi, (2) gangguan
fungsi kelenjar minyak, (3) gangguan pertandukan
kulit, (4) gangguan
peredaran darah.
6. Catatlah semua hasil diagnosis pada kartu yang
telah tersedia.
7. Informasikan pada
klien tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
hasil diagnosis

MEMILIH KOSMETIKA PERAWATAN KULIT


WAJAH SESUAI JENIS KULIT
Pengertian Kosmetika
Menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 220/ Menkes/ Per/XI/76, tanggal 6
September 1976 menyatakan bahwa: “Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk
digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada,
dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan
maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah
rupa dan tidak termasuk golongan obat”.
Berikut ini adalah kosmetika khusus untuk perawatan kulit wajah tidak bermasalah
untuk sehari-hari maupun secara berkala. Kosmetika perawatan sehari-hari terdiri atas
pembersih, penyegar, dan pelembab. Sedangkan perawatan secara berkala ditambah skin
peeling, masase krim, dan masker
prinsip dalam melakukan prosedur praktek memilih kosmetik sesuai jenis kulit adalah
perhatikan tanggal kadaluarsa atau perubahan warna dan bentuk kosmetik
NO PROSEDUR YANG DI LAKUKAN KETERANGAN
A. Persiapan Bahan
1. Kosmetik pembersih
2. Penyegar
3. Pelembab
4. Peeling cream
5. Massage cream
6. Masker.
B. TAHAP KERJA
Siapkan semua kosmetik untuk perawatan.
1. Kosmetika Pembersih (Cleansing)
Kosmetika pembersih dibedakan menjadi empat
macam bentuk yaitu minyak, krim,
cairan kental (emulsy) dan batang. Kosmetika
pembersih dapat digunakan utuk
perawatan sehari-hari maupun perawatan secara
berkala. Kosmetika pembersih
dibuat dengan bahan-bahan yang dapat
mengangkat kotoran yang bersifat lemak
atau minyak maupun debu, selain itu juga memiliki
sifat dapat menetralkan kembali
kondisi pH kulit yaitu antara 4,5-6. Kosmetika
pembersih untuk jenis kulit
berminyak. Misalnya cleansing milk, sedangkan
untuk jenis kulit kering misalnya
cleansing cream. Setiap produk kosmetik
biasanya tertera untuk jenis kulit
berminyak, normal, dan kering.
2. Penyegar (Toning)
Penggunaan kosmetika penyegar dilaksanakan
setelah pembersih. Fungsinya
adalah memberikan rasa segar pada kulit karena
akan menggantikan penguapan
yang terjadi pada kulit, membantu mengangkat
sisa-sisa kosmetika pembersih
yang masih tertinggal pada kulit, dan meringkas
pori-pori sehingga kembali seperti
keadaan semula. Penggunaan kosmetika
penyegar juga disesuaikan dengan jenis
kulit yaitu untuk kulit normal, kering dan
berminyak. Contoh kosmetika penyegar
adalah face tonic dan astringent.
3. Kosmetika Pelembab (Moisturizing)
Kosmetika pelembab bertujuan untuk memberikan
kelembaban pada kulit yang
dibutuhkan bagi kehidupan sel-sel di bawah kulit.
Pada dasarnya kosmetika
pelembab mengandung bahan-bahan yang dapat
menarik air dari bawah kulit
sambil mencegah penguapan, ditambah dengan
minyak atau lemak hewani dan
nabati, serta berbagai jenis vitamin A, D, F, dan
hormon. Pemakaian pelembab
secara teratur dapat mempertahankan kondisi
kulit. Kosmetik pelembab terutama
untuk kulit kering, tetapi di pasaran juga terdapat
pelembab untuk kulit berminyak.
4. Kosmetika Pengelupasan Sel Tanduk (Skin
Peeling)
Penggunan kosmetika ini dapat dikatakan sebagai
kosmetika pembersih
mendalam (deepth cleansing), karena dapat
mengelupaskan sel tanduk yang
sudah mati, sehingga akan menimbulkan
peremajaan pada kulit. Kosmetik skin
peeling dapat berbentuk krim atau pasta yang
mengandung butiran-butiran kecil,
yang dapat membantu mengelupaskan kulit sel-
sel yang sudah mati dengan cara
digosokkan (facial scrub). Kosmetik ini digunakan
untuk semua jenis kulit.
5. Krim Pengurut (Massage Cream)
Penggunaan krim pengurut terutama untuk
melicinkan gerakan pada saat
melakukan pengurutan, melunakkan sel tanduk
yang sudah mati sehingga sel-sel tersebut dapat
ikut larut pada waktu krim diangkat. Krim pengurut
terdiri atas
lemak hewani, lemak pelikan, lemak nabati, air
dan parfum. Kosmetik ini sama
untuk semua jenis kulit.
6. Topeng Wajah atau Masker (Face Mask)
Masker adalah kosmetik yang dipergunakan pada
tingkat terakhir dalam
perawatan kulit wajah tidak bermasalah.
Penggunaannya dilakukan setelah
massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali
alis, mata dan bibir sehingga akan
tampak memakai topeng wajah. Masker juga
termasuk kosmetik yang berkerja
secara mendalam (deepth cleansing) karena
dapat mengangkat sel-sel tanduk
yang sudah mati. Kegunaan masker adalah
sebagai berikut.
7. Meningkatkan taraf kebersihan, kesehatan, dan
kecantikan kulit, memperbaiki
dan merangsang kembali kegiatan-kegiatan sel
kulit.
b) Melenyapkan kesuraman kulit, mengeluarkan
sisa-sisa kotoran dan sel-sel
tanduk yang masih melekat pada kulit.
c) Memperbaiki dan mengencangkan tonus (daya
bingkas) kulit.
d) Memupuk kulit, memberi makanan kulit,
menghaluskan dan melembutkan kulit.
e) Mencegah, menyamarkan, mengurangi keriput-
keriput dan hyperpigmentasi.
f) Melancarkan peredaran darah kulit.
g) Melancarkan peredaran cairan limfe (getah
bening) dalam membawa sisa sisa
zat pembakar untuk disalurkan ke organ organ
ekskresi.
8. Memilih jenis masker sesua kebutuhan:
a) Masker Bubuk
Masker ini terdiri dari bahan serbuk (koalin,
titanium, dioksida, magnesium
karbonat), gliserin, air suling, hidrogen peroksida
(H2O2). Berfungsi memutihkan
dan mengencangkan kulit. Dalam
penggunaannya, bahan bubuk tersebut
dicampurkan dengan aquadestilator atau air
mawar, hingga menjadi adonan
kental. Dalam membuat adonan tersebut
memerlukan keahlian agar tidak terlalu
cair maupun tidak terlalu kental dan mudah
dioleskan pada kulit wajah.
b) Masker Gelatin (Peel of Mask)
Masker ini membentuk tembus terang
(transparant) pada kulit. Bahan dasar
adalah bersifat jelly dari gum, tragocant, latex dan
biasanya dikemas dalam tube.
Penggunaanya langsung diratakan pada kulit
wajah. Adapun cara mengangkatnya
dengan cara mengelupas, diangkat pelan-pelan
secara utuh mulai dagu ke atas
sampai ke pipi dan berakhir di dahi.
c) Masker Bahan Alami (Biological Mask)
Masker ini dibuat dari bahan-bahan alami,
misalnya ekstrak dari buah buahan atau
sayur-sayuran, kuning telur, putih telur, kepalu
susu, madu, minyak zaitun, dan
sebagainya.

MERAWAT KULIT WAJAH (FACIAL)


TIDAK BERMASALAH
1. Pengertian Merawat Kulit Wajah
Dalam kegiatan sehari-hari, kulit wajah tidak bisa terbebas dari kotoran baik debu
maupun kosmetik yang menempel pada kulit, terutama bagi seorang yang bepergian.
Keadaan seperti ini jika dibiarkan akan menimbulkan beberapa gangguan pada kulit wajah,
misalnya komedo, acne/jerawat, pigmentasi, kerutan kecil dan sebagainya.
Kulit wajah mempunyai struktur dan karateristik yang berbeda, oleh karenanya perawatan
kulit dapat dibedakan menjadi: (a) perawatan untuk sehari-hari (secara
sederhana), dan (b) perawatan secara periodik (secara lengkap).
a. Perawatan Kulit Wajah Sehari-Hari (Secara Sederhana)
Perawatan ini dapat dilakukan sendiri sedikitnya dua kali sehari, yaitu pagi hari dan
sore/malam hari (menjelang tidur). Perawatan kulit wajah sehari-hari meliputi: (a)
pembersihan (cleansing), (b) penyegaran (toning), (c) pelembaban (moisturizing)
terutama untuk jenis kulit kering.
b. Perawatan Secara Periodik (Secara Lengkap)
Perawatan secara lengkap untuk usia di bawah 35 tahun bisa dilakukan 1 (satu) bulan
sekali dan usia 35 tahun ke atas dilakukan 2 minggu sekali. Kalau perawatan seharihari
bisa dilakukan sendiri, maka perawatan secara lengkap ini lebih baik dilakukan
oleh ahli kecantikan karena hal ini memerlukan rileksasi bagi klien dan memerlukan
keterampilan tertentu bagi yang merawat.
Pembersihan (cleansing)
a. Pencabutan bulu alis (epilasi)
b. Pengelupasan sel tanduk (skin peeling)
c. Pengurutan (massage)
d. Pengeluaran komedo atau lemak

e. Pengobatan komedo
f. Pemakaian topeng wajah (face mask)
g. Penyegar (toning)
h. Pelembaban (moisturizing)
Tujuan Merawat Kulit Wajah
Beberapa tujuan dalam merawat kulit wajah adalah sebagai berikut :
a. Memperbaiki kondisi kulit dari keriput dan kerutan kecil dari kulit kasar menjadi halus
karena sel tanduk yang sudah mati tersebut terkelupas.
b. Meningkatkan peredaran darah dan getah bening.
c. Memperbaiki jaringan otot dan sel-sel kulit.
d. Meningkatkan kebersihan, kesehatan, kesegaran, dan kecantikan kulit.
e. Memperbaharui dan merangsang kembali kegiatan sel kulit.
Pengurutan Kulit Wajah Secara Manual

Cara pengurutan ini harus menggunakan gerakangerakan yang menenangkan (rileksasi),


serta halus, dan mengikuti petunjuk tertentu. Untuk mencapai kesempurnaan dalam
pengurutan ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
a. Keluwesan dan Kelenturan Tangan
Keluwesan tangan dan kelenturan tangan merupakan hal yang dibutuhkan dalam
melakukan gerakan-gerakan urut, karena tanpa keluwesan tangan akan menimbulkan efek
yang tidak diinginkan misalnya: (1) klien tidak merasa nyaman, (2) menimbulkan rasa lelah
pada orang yang mengurut, (3) tujuan setiap gerakan tidak tercapai, (4) gerakan pengurut
tidak sesuai, misalnya tekanan yang seharusnya keras menjadi
ringan.
b. Metode Pengurutan
Untuk pengurutan hendaknya dilakukan dengan penuh konsentrasi, gerakan urut harus
sesuai dengan kondisi kulit, misalnya gerakan halus, ringan dan perlahan-lahan berirama.
Pengurutan yang sesuai dengan tujuan dan manfaat pengurutan akan memberikan
ketenangan dan kenyamanan pada klien atau orang yang diurut. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan pengurutan.
1) Pada saat mengurut, sikap beautician harus tegak.
2) Mengatur gerakan berirama pada setiap teknik gerakan urut.

3) Melakukan gerakan pengurutan dengan benar sesuai dengan teknik pegurutan.

4) Mengatur tekanan-tekanan gerakan urut sesuai dengan kondisi otot dan kulit
wajah.

a. Klasifikasi Gerakan Urut


Dalam pengurutan kosmetik, khususnya pengurutan kulit wajah, gerakan urut (massage)
dapat digolongkan menjadi beberapa teknik pengurutan sesuai dengan tujuan dan efek dari
suatu gerakan. Teknik tersebut adalah sebagai berikut :
1) Effleurage
Yang dimaksud effleurage adalah gerakan mengusap-usap ke arah atas berturut-turut
menurut irama. Tangan atau jari-jari kendur sama sekali, disesuaikan dengan bagian yang
sedang diurut. Jari-jari atau tangan tidak boleh diangkat dari kulit sebelum sampai ke ujung
yang diurut.
a) Fungsi gerakan effleurage
(1) Untuk meratakan krim urut.
(2) Sebagai gerakan awal sebelum gerakan yang lain.
(3) Untuk menenangkan kembali jaringan otot setelah dilakukan gerakan yang lain.
(4) Untuk mengakhiri seluruh gerakan pengurutan .
b) Efek gerakan effleurage
(1) Menenangkan syaraf.
(2) Meningkatkan kelancaran peredaran darah dan getah bening.
(3) Mengangkat sel kulit yang sudah mati.
(4) Meningkatkan fungsi kulit.
2) Petrisage

Petrisage adalah gerakan pengurutan dengan tekanan ataupun meremas dan melingkar-
lingkar yang dilakukan dengan menggunakan telapak tangan atau bantalan jari tangan.

3) Vibratie
Vibratie adalah gerakan menggetar dengan menggunakan telapak tangan atau jari-jari
tangan. Ada dua macam bentuk gerakan vibratie yaitu, gerakan yang bersifat menenangkan
syaraf (vibratie statis), dan gerakan yang bersifat merangsang syaraf
4) Tapotage
Tapotage yaitu gerakan menepuk, mengetuk, mengetik-mengetik dengan cepat dan
berturut-turut menggunakan telapak tangan atau ujung jari-jari.
PROSEDUR FACIAL
NO PROSEDUR YANG DI LAKUKAN KETERANGAN
A. Alat
Alat yang digunakan dalam perawatan kulit wajah
mencakup : facial bed, waskom
air, waskom masker, kuas masker yang halus,
sendok unna, dan kapas atau
tissue secukupnya.
B. TAHAP KERJA
1. a. Pembersihan (Cleansing)
1) Membersihkan kelopak mata
a) Gunakan kapas lembab segi empat panjang.
b) Lilitkan kapas pada jari manis kanan atau kiri
sesuai dengan kelompok mata yang
akan dibersihkan. Berikan pembersih pada kapas
tersebut.
c) Bersihkan kelopak mata kanan menggunakan
jari manis kiri, dan tangan satunya
memegang dahi klien.
d) Lakukan gerakan ringan melingkar dari sudut
bagian dalam menuju luar
dilanjutkan kelopak mata bawah.
e) Ulangi gerakan tersebut dengan kapas lembab
tanpa pembersih.
2. 2) Membersihkan Bibir
a) Lakukan persiapan seperti membersihkan
kelompok mata.
b) Bersihkan bibir bagian bawah dengan gerakan
melingkar, dilanjutkan bibir atas.
c) Gerakan dilakukan secara horizontal,
perhatikan supaya pembersih tidak masuk
mulut
3) Membersihkan wajah dan leher
a) Tuangkan pembersih secukupnya pada kelopak
tangan.
b) Kenakan pada wajah dengan pembagian; dahi,
hidung, kedua pipi, dagu, dan leher.
3. Dengan kedua telapak tangan secara bergantian
mengusap leher dari bawah ke
atas dimulai dari kiri ke kanan diulang 3 kali.
d) Gunakan kedua telapak tangan. Usaplah
rahang ke kiri dan ke kanan secara
bergantian, ulangi sebanyak 7 kali.
e) Gunakan kedua telapak tangan. Usaplah
rahang dan pipi secara bersamaan
mengusap secara diagonal dari dagu menuju
pelipis dan turun kembali hingga
dagu dengan usapan ringan bantalan jari. Ulangi
sebanyak 3 kali.
f) Gunakan kedua ibu jari. Lakukan gerakan rotasi
(melingkarlingkar) sepanjang
dagu dan rahang sebanyak 3 kali ke kiri dan ke
kanan.
g) Gunakan jari manis dan jari tengah. Lakukan
gerakan rotari dimulai dari sudut
mulut menuju telinga, hidung terus mengusap
punggung hidung ke atas dahi.
Ulangi sampai 3 kali.
h) Gunakan kedua telapak tangan. Mengusap dahi
dari arah ke atas dimulai dari kiri
menuju ke kanan dan sebaliknya. Ulangi
sebanyak 9 kali.
i) Gunakan jari manis dan jari tengah. Lakukan
gerakan mengusap sisi hidung
secara menyilang bergantian kiri dan kanan.
Ulangi sebanyak 4 kali.
4. Gunakan jari manis dan jari tengah. Lakukan
mengusap kelopak mata dari kiri ke
kanan bersama-sama dimulai dari pangkal alis
lewat atas alis menuju sudut mata
luar bawah dan dalam. Ulangi sebanyak 3 kali dan
berakhir di pelipis.
5. Menghapus pembersih. Ambil kapas
basah/tissue/spons. Hapus pembersih
dengan cara : wajah arah ke atas diagonal, leher
arah ke atas, dada dan
punggung arah ke samping.
6. Mendiagnosis Kulit Wajah
7. Pencabutan alis/membentuk alis
Langkah pencabutan alis adalah sebagai berikut :
1) Mengkosultasikan dengan klien. Sikatlah alis
sesuai dengan arah pertumbuhan
rambut alis. Berilah cermin pada klien
komunikasikan dengan klien.
2) Mengompres alis. Usaplah kedua alis dengan
kapas yang dibasahi dengan alkohol
5% atau sejenis penyegar yang dapat
menghilangkan sisa krim pembersih yang
masih tertinggal. Kompres alis dengan kapas yang
dibasahi air hangat selama 5
menit agar pori-pori dapat terbuka
3) Mencabut alis. Letakkan salah satu kapas
bekas kompres di atas dahi untuk
meletakkan rambut alis yang telah dicabut.
Renggangkan kulit alis yang akan
dicabut dan cabutlah alis sesuai dengan arah
pertumbuhan rambut.
8. Pengelupasan sel tanduk (Skin Peeling)
1) Kenakan peeling cream pada seluruh wajah
dan leher.
2) Gunakan jari tengah dan jari manis.
3) Lakukan dengan gerakan rotasi dan sedikit
ditekan.
4) Bagian kulit yang dilakukan gerakan rotasi
direnggang dengan menggunakan
tangan kiri.
9. Pengurutan wajah (Facial Massage)
1) Meletakkan dan meratakan krim urut : Taruh
krim urut secukupnya pada tangan.
Kenakan krim urut pada wajah antara lain: dahi,
kedua pipi, hidung, dagu, dan
leher. Ratakan dengan kedua telapak tangan
tangan ke seluruh wajah dan leher

penempatan krim
masage
10. 3) Gerakan Effleurage pada dahi. Gunakan jari
manis dan jari tengah. Usap dahi ke
atas dari kiri ke kanan dan sebaliknya.
4) Gerakan Effleurage dan rotasi pada dahi.
Gunakan jari manis dan jari tengah.
Usap ke atas dengan tangan kiri, disusul tangan
kanan membuat lingkaran
(rotasi).
11. Gerakan Vibratie pada dahi. Gunakan jari manis
dan jari tengah. Buat gerakan
menggetar (vibratie) dengan arah ke atas pada
dahi. Gunakan kedua telapak
tangan. Buat gerakan menggetar secara mendatar
pada dahi dari kiri ke kanan
12. Effleurage pada lingkar mata. Gunakan jari manis
dan jari tengah. Buat gerakan
mengusap mulai pangkal alis ke luar menuju sudut
mata dalam, kembali ke
pangkal alis. Ulangi 3 kali dan diakhiri dengan
tarikan ke dahi
13. Gerakan melingkar pada pelipis. Gunakan jari
manis dan jari tengah. Buat gerakan
melingkar setempat pada pelipis. Ulangi 10 kali
dan diakhiri dengan tarikan ke atas
dengan gerakan menggetar.
14. Friction pada sudut mulut, cuping dan hidung.
Gunakan jari manis dan jari tengah.
Buat gerakan melingkar pada sudut mulut. Ulangi
3 kali. Buat gerakan melingkar
pada cuping hidung. Ulangi 3 kali lalu tarik ke atas
melalui sisi-sisi hidung.
15. Friction pada dagu, sudut mulut, dan cuping
hidung. Gunakan jari manis dan jari
tengah. Buat gerakan melingkar dimulai dari dagu,
sudut mulut, kemudian cuping
hidung. Ulangi sebanyak 3 kali.
6. Friction pada dagu dan vibrite rahang. Gunakan
kedua ibu jari. Buat gerakan rotasi
pada dagu dan diakhiri dengan getaran pada
rahang dengan telapak tangan.
Ulangi sampai 10 kali.
7. Gerakan Vibratie pada rahang. Gunakan kedua
telapak tangan Buat gerakan
menggetar secara bergantian pada rahang dari kiri
ke kanan dan sebaiknya.
Ulangi 3 kali.
8. Gerakan Petrisage. Gunakan jari tengah dan jari
telunjuk. Buat gerakan mencubit
pada rahang, mulai dagu tengah menuju telinga
bawah ulangi 7 kali. Mencubit pipi,
dari sudut mulut menuju telinga tengah, ulangi 5
kali. Mencubit tulang pipi, dari
cuping hidung menuju telinga atas, ulangi 3 kali.
9. Gerakan Tapotage. Gunakan kedua telapak
tangan Buat gerakan dengan
membolak- balikkan kedua telapak tangan pada
rahang dengan sedikit hentakan
10. Gerakan Tapotage pada dagu. Gunakan kedua
telapak tangan. Buat gerakan
menepuk-nepuk pada dagu rangkap
11. Gerakan Petrisage. Gunakan jari manis dan jari
tengah. Buat gerakan meluncur
dari dahi sampai hidung, mengusap cuping
hidung, naik ke dahi dan dilanjutkan
dengan kedua telapak tangan mengusap dahi
secara horisontal
12. Effleurage pada leher. Gunakan kedua telapak
tangan. Buat gerakan mengusap
leher ke arah atas, tanpa berhenti, dan dilanjutkan
pada decolette
13. Gerakan Effleurage dan Tapotage. Gunakan
kedua telapak tangan. Buat gerakan
meluncur dari belakang telinga ke dada. Sampai di
dada kepalkan telapak tangan,
gerakkan kuku-kuku jari rotasi menuju bahu.
Sampai di bahu, lakukan gerakan
mengusap dengan ibu jari pada persambungan
lengan ke depan. Ulangi 3 kali.
Usap ke arah belakang dan kembali ke tengkuk
dengan mengusap punggung.
14. Vibratie pada leher dan dada. Gunakan kedua
telapak tangan. Buat gerakan
menggentar-getar pada leher dan dada
15. Gerakan Effleurage pada dada dan punggung.
Gunakan kedua telapak tangan.
Buat gerakan mengusap meluncur pada dada
menuju punggung. Buat gerakan
menggetar berakhir pada tengkuk.
16. Membersihkan Krim Urut. Angkat krim urut
dengan waslap atau spons lembut
hangat, dengan tahapan sebagai berikut. Wajah
arah ke atas diagonal. Leher arah
ke atas. Dada arah ke samping. Punggung arah
ke samping
17. Mengeluarkan lemak, komedo, acne, black head
maupun white head.
Siapkan sendok una (commedo dukker) yang
sudah diseterilkan. Keluarkan lemak,
komedo, ance yang sudah masak dengan sendok
una, dengan cara menekan
pelan dan memutar di tempat hingga lemak/isi
komedo keluar. Beri acne lotion
pada kulit wajah, tempat acne yang telah
dikeluarkan.
28. Pengolesan masker. Siapkan adonan masker
sesuai dengan jenis kulit. Tutup
mata dengan kapas yang dibasahi dengan boor
water. Gunakan kuas masker.
Buat garis batas pada wajah, leher, bahu dan
dada. Oleskan masker pada wajah
dengan arah ke atas diagonal mulai tengah dagu
ke pipi kanan hingga rata.
Oleskan mulai tengah dagi ke pipi kiri hingga rata.
Oleskan dari hidung ke atas,
dilanjutkan dahi arah horizontal sampai rata.
Oleskan masker pada leher hingga
dada dengan arah horozontal Tunggu masker
sampai keringnya rata-rata ±
selama 15 – 20 menit.
24) Mengangkat masker.
29. Mengangkat masker. Siapkan washlap atau spons
yang dilembabkan dengan air
hangat. Tekan-tekan wajah dan leher. Angkat
masker hingga bersih dengan arah
seperti pada pengolesan masker. Terakhir beri
penyegar dan pelembab sesuai
dengan jenis kulit pada seluruh wajah dan leher.
10. Dalam membuat keterampilan ini peserta didik dan guru pembimbing harus
melakukan kolaborasi dengan mapel ilmu penyakit. Salah satu produk yang dapat di
buat dalam kompetensi ini adalah menyediakan kuliner sehat untuk penderita
penyakit hipertensi

Anda mungkin juga menyukai