2. Perilaku wirausahawan
1) Memiliki rasa percaya diri
a. Teguh pendiriannya
b. Tidak tergantung pada orang lain
c. Berkepribadian yang baik
d. Optimis terhadap pekerjaannya
3) Pengambil resiko
a. Enerjik dan berinisiatif
b. Kemampuan mengambil resiko
c. Suka pada tantangan
4) Kepemimpinan
a. Bertingkah laku sebagai pemimpin
b. Dapat menanggapi saran-saran dan kritik
c. Dapat bergaul dengan orang lain
5) Keorisinilan
a. Inovatif, kreatif dan fleksibel
b. Serba bisa dan mengetahui berbagai hal
c. Mempunyai banyak sumber kemampuan
d. Berorientasi ke masa depan
e. Memiliki pandangan ke masa depan
f. Optimis memandang masa depan
Seorang wirausahawan selain di tuntut memiliki sikap dan perilaku tersebut diatas, seorang
wirausahawan juga dituntut memiliki keterampilan-keterampilan yang dapat menunjang
keberhasilan.
Latihan soal
1. Jelaskan sikap wirausahan yang harus dimiliki oleh asisten keperawatan?
2. Sebutkan prilaku wirausahawan yang harus dimiliki asisten keperawatan?
3. Sebutkan contoh sikap yang harus di miliki seorang pemimpin perusahaan?
4. Berikan contoh sikap wirausahawan yang berorientasi ke masa depan?
5. Berikan contoh sikap prilaku wirausahawan dalam mengambil keputusan?
BAB II
MENGANALISIS PELUANG USAHA PRODUK BARANG/JASA
Produk adalah segala sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik yang dapat
ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Dalam
menganalisis produk yang dibuatnya, seorang wirausaha dapat mengklasifikasikan jenisnya
ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
1. Produk primer, yaitu produk-produk yang mengacu pada penggalian sumber daya
alam.
2. Produk sekunder, yaitu produk yang mengacu pada pengolahan atau pemrosesan
bahan baku menjadi bahan jadi.
3. Produk tersier, yaitu produk yang mengacu pada peralatan dan pelayanan jasa.
a. Inti produk (core product/generie Product), yaitu manfaat atau jasa inti yang
diberikan produk barang tersebut.
b. Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang
dimiliki produk yang berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merek, dan
kemasannya.
c. Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), yaitu
menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.
a. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang yang berwujud biasanya bisa
bertahan lama dengan berkali-kali pemakaian.
b. Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi satu atau beberapa kali.
c. Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
Jasa adalah produk tidak nyata atau tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat dirasakan ketika
dikonsumsi.
1. Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca di
kejauhan.
Jasa merupakan produk yang tidak berwujud dan mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Intangible, yaitu sifat jasa yang tidak bersifat fisik (walaupun berkaitan dengan
produk fisik) sehingga tidak dapat dilihat atau dirasakan sebelum dibeli.
b. lnsparable, yaitu sifat jasa yang tidak dapat dipisahkan antara proses produksi dan
konsumsi sehingga interaksi antara produsen dan konsumen sangat menentukan.
c. Variable, yaitu sifat jasa yang mempunyai berbagai variasi bentuk, kualitas, dan
sejenisnya, tergantung dari siapa, kapan, dan di mana produk tersebut dihasilkan.
d. Perishible, yaitu sifat jasa yang mudah rusak atau hilang karena
ketidakmampuannya untuk disimpan.
Peluang usaha yang dapat dikembangkan sesuai kompetensi keahlian asisten perawat
salah satunya adalah membuat produk – produk baik makanan maupun minuman yang
mampu mencegah,meringkan dan mengobat penyakit yang di derita oleh pasien,budidaya
tanaman obat keluarga yang merupakan pengembangan dari mapel ilmu kesehatan
masyarakat dalam materi tanaman obat keluarga
Latihan soal
1. Sebutkan contoh peluang usaha produk yang bisa di buat oleh asisten
keperawatan?
2. Sebutkan contoh pelayanan jasa yang dapat dikembangkan oleh asisten
keperawatan?
HAKI merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang, sekelompok
orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan mendapatkan
manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan. Istilah HAKI merupakan
terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang
No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade
Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai
hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai
hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).
Istilah HAKI sebelumnya bernama Hak Milik Intelektual yang selama ini digunakan.
Menurut Bambang Kesowo, istilah Hak Milik Intelektual belum menggambarkan unsur-unsur
pokok yang membentuk pengertian Intellectual Property Right, yaitu hak kekayaan dari
kemampuan Intelektual
B. Sejarah HAKI
Terdapat macam-macam HAKI yang ada di dunia ini, khususnya di Indonesia. Pada
Prinsipnya HAKI dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1. Hak Cipta
Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. Hak cipta adalah “hak
eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku” (pasal 1
butir 1).
Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin untuk iti dengan
tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Paten (patent)
Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya.
1. Merk (Trademark)
Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
2. Rancangan (Industrial Design)
Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan industri. Rancanangan
industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna,
atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang
mengandung nilai estetika dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi industri dan
kerajinan tangan.
Perlindungan varietas tanamn adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia
tanaman dan atau pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama
kurun waktu tertentu menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan persetujun
kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya.
D. Konsep HAKI
Setiap hak yang termasuk kekayaan intelektual memiliki konsep yang bernama konsep
HAKI. Berikut ini merupakan konsep HAKI:
Haki kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (UU & wewenang menurut hukum).
Kekayaan intelektual kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia (karya di
bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra) – dihasilkan atas kemampuan
intelektual pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu dan
biaya untuk memperoleh “produk” baru dengan landasan kegiatan penelitian atau yang
sejenis2.
Berbagai karya intelektual memiliki dasar-dasar tersendiri. Berikut ini merupakan dasar dari
HAKI Karya Intelektual:
Hasil suatu pemikiran dan kecerdasan manusia, yang dapat berbentuk penemuan, desain,
seni, karya tulis atau penerapan praktis suatu ide.
Dapat mengandung nilai ekonomis, dan oleh karena itu dianggap suatu aset komersial.
Terdapat berbagai macam bentuk karya intelektual yang dapat digolongkan ke dalam
bentuk HAKI. Berikut ini merupakan bentuk (karya) kekayaan intelektual:
Penemuan
Desain Produk
Setiap hak yang digolongkan ke dalam HAKI harus mendapat kekuatan hukum atas
karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HAKI. Berikut ini merupakan
tujuan penerapan HAKI:
1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain
3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha
dan industri di Indonesia.
Pengaturan HAKI secara pokok (dalam UU) dapat dikatakan telah lengkap dan
memadai. Dikatakan lengkap, karena menjangkau ke-7 jenis HAKI yang telah disebutkan di
atas. Dikatakan memadai, karena dalam kaitannya dengan kondisi dan kebutuhan nasional,
dengan beberapa catatan, tingkat pengaturan tersebut secara substantif setidaknya telah
memenuhi syarat minimal yang ditentukan pada Perjanjian Internasional yang pokok di
bidang HAKI.
Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun
1982 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Hak
Cipta
Undang-undang No. 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun
1989 tentang Paten
Selain ketiga undang-undang tersebut di atas, undang-undang HAKI yang menyangkut ke-7
HAKI antara lain:
6) Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (khusus mengenai revisi UU tentang
Hak Cipta saat ini masih dalam proses pembahasan di DPR)
HAKI memiliki ruang lingkup untuk mengetahui berbagai jenis hak intelektual yang
dilindungi. Berikut ini merupakan lingkup perlindungan HAKI:
Hukum Kekayaan Intelektual (HAKI) di bidang hak cipta memberikan sanksi jika terjadi
pelanggaran terhadap tindak pidana di bidang hak cipta yaitu pidana penjara dan/atau
denda, hal ini sesuai dengan ketentuan pidana dan/atau denda dalam UU No. 19 Tahun
2002 tentang Hak Cipta sebagai berikut:
1. Pasal 72 ayat (1) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).
3. Pasal 72 ayat (3) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak
penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
4. Pasal 72 ayat (4) : Barangsiapa melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar
rupiah).
5. Pasal 72 ayat (5) : Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal
49 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).
6. Pasal 72 ayat (6) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau
Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).
7. Pasal 72 ayat (7) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).
8. Pasal 72 ayat (8) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).
9. Pasal 72 ayat (9) : Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).
10. Pasal 73 ayat (1) : Ciptaan atau barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta atau
hak terkait serta alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut
dirampas oleh negara untuk dimusnahkan.
11. Pasal 73 ayat (2) : Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di bidang seni dan
bersifat unik, dapat dipertimbangkan untuk tidak dimusnahkan.
Latihan soal
4. HAKI memiliki ruang lingkup untuk mengetahui berbagai jenis hak intelektual yang
dilindungi. Silahkan sodara sebutkan macam - macam lingkup perlindungan HAKI?
5. Silahkan sodara jelaskan pengaturan HAKI yang sudah ada di Indonesia?
BAB IV
MENGANALISIS KONSEP DESAIN/PROTOTYPE DAN KEMASAN PRODUK
BARANG/JASA
A. Prototype Produk
a. Pengertian
Prototipe produk adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat
penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang
akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan
yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user)
agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan
memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri
mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan
suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan
sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama
seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses
sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai
desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe
seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan
bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir
ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk
menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
b. Tahapan-tahapan prototype
a. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan
dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk
aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan
perlindungan terhadap konsumen.
b. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara
keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep
dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep
yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional
dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
c. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model
namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working
model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan
menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
d. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan
kebutuhan rancangan sistem produksi.
e. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh
fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun
pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan
produk dan part-nya.
f. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan
diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi
segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk
tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
g. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk
perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal:
keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear),
pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan
peningkatan program pemasaran.
h. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–
models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan
skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan
dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
i. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun
jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko
responden akan menyamakannya dengan produk akhir.
1. Kemasan Produk
a. pengertian kemasan produk
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan,
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan
Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas
merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi
utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi
faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh
produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen
berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model
kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk
sejenis dalam pasar yang sama.
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih
luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi
yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para
konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan
mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan,
dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan
memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari
kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali
perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen
dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain,
yaitu sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau
kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah
produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk
dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian.
Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk.
D. Jenis-Jenis Kemasan
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu,
botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok
kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk
wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung
selama pengangkutan.
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu
kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus,
makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu
dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastik.
2. Sketsa
a. Pengertian Sketsa
Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi atau
sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang
menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya.
Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan
gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar.
Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat
sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya.
Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol
tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan
terlintas dalam benak seseorang. Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat
diungkapkan dalam bentuk visual melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar
termasuk kegiatan mendasar dalam berkarya seni rupa.
Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita
hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan
merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai. Demikian
pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat karya seni rupa
yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.
b. Jenis-Jenis Sketsa
1. Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa
rincian dan tidak selesai.
2. Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan
citra suatu sketsa yang sudah selesai.
3. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya
menunjukan bentuk global.
Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus.
Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan
yang tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :
1. Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk
komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi
garis lengkung.
2. Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi
pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan
harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang
pencahayaan.
3. Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garis-
garis yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk
ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan
diagonal.
1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun
lengkung secara tipis.
2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam
keadaan tipis
3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis
garis yang diinginkan.
2. Meminimalisir kesalahan
3. Mempertajam pengamatan
Pada bab ini siswa bisa mengaplikasikan bagaimana cara membuat desain produk yang
dibuat maupun desain iklan dari pelayanan jasa yang di tawarkan.
b. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan
dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan
produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat.
Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu
perancangan prototipe rekayasa.
d. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan
kebutuhan rancangan sistem produksi.
e. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala
sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
f. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan
diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala
bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya
untuk diuji-cobakan kepada umum.
g. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan,
regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran,
siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program
pemasaran.
h. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–
models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala
yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai
dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
i. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan
sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.
2. Bentuk Prototype
Berdasarkan karakteristiknya prototipe sebuah sistem dapat berupa low fidelity dan high
fidelity. Fidelity mengacu kepada tingkat kerincian sebuah sistem (Walker et al, 2003). Low
fidelity prototype tidak terlalu rinci menggambarkan sistem. Karakteristik dari low fidelity
prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebih menggambarkan
kosep perancangan dan layout dibandingkan dengan model interaksi, tidak memperlihatkan
secara rinci operasional sistem, mendemostrasikan secara umum feel and look dari
antarmuka pengguna dan hanya menggambarkan konsep pendekatan secara umum
(Walker et al, 2003).
Prototipe ini mempunyai interaksi penuh dengan pengguna dimana pengguna dapat
memasukkan data dan berinteraksi dengan dengan sistem, mewakili fungsi-fungsi inti
sehingga dapat mensimulasikan sebagian besar fungsi dari sistem akhir dan mempunyai
penampilan yang sangat mirip dengan produk sebenarnya (Walker et al, 2003).
Fitur yang akan diimplementasikan pada prototipe sistem dapat dibatasi dengan teknik
vertikal atau horizontal. Vertical prototype mengandung fungsi yang detail tetapi hanya untuk
beberapa fitur terpilih, tidak pada keseluruhan fitur sistem. Horizontal prototype mencakup
seluruh fitur antarmuka pengguna namun tanpa fungsi pokok hanya berupa simulasi dan
belum dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya (Walker et al, 2003).
Proses pembuatan prototipe merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang yang
menggabungkan langkah-langkah siklus pengembangan tradisional. Prototipe dievaluasi
beberapa kali sebelum pemakai akhir menyatakan protipe tersebut diterima. Gambar di
bawah ini mengilustrasikan proses pembuatan prototipe :
Langkah-Langkah Prototyping
Analisis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi
mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009).
Analisis kebutuhan sistem harus mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik antara lain :
5) Pengendalian (kontrol)
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya, kualitas
informasi yang dihasilkan, efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan validitas dan kehandalan
atau reliabilitas (Mulyanto, 2009).
b. Desain Sistem
Analisis sistem (system analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem untuk
memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
Desain sistem (system design) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan
tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi
fungsional.
Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data dan proses dengan tujuan
menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai,
struktur database serta pemrosesan dan prosedur pengendalian (Ioanna et al., 2007).
Desain sistem akan menghasilkan paket software prototipe, produk yang baik sebaiknya
mencakup tujuh bagian :
4) Data dictionary yang menyimpan informasi pada setiap field termasuk panjang field,
pengeditan dalam setiap laporan dan format field yang digunakan.
6) Menampilkan query online secara tepat ke data yang tersimpan pada database.
c. Pengujian Sistem
Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009).
1) Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa komponen
sistem yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
3) Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.
4) Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara
subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non
fungsional.
5) Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data
simulasi.
6) Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai
akhir pembuatan program.
d. Implementasi
Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap
dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan
membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta
interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi.
Perancangan sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses dan alat
perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data dan diagram
arus sistem. Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram relasi entitas (entity
relationship) dan kamus data (data dictionary).
Diagram aliran data (data flow diagram/DFD) adalah sebuah alat dokumentasi grafik yang
menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah proses. Diagram ini menunjukkan
aliran proses seluruh sistem kepada pemakai dan dapat diatur detailnya sesuai dengan
kemampuan pemahaman pemakai.
DFD terdiri dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan penyimpanan
data. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang
kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang sedang akan dikerjakan
(Ladjamudin, 2005).
Diagram arus sistem (Sistem Flow chart) adalah peralatan yang digunakan untuk
menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran sistem informasi
dan diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran program (Ladjamudin, 2005).
Diagram relasi entitas menunjukkan antar entitas satu dengan yang lain dan bentuk
hubungannya sehingga data tergabung dalam satu kesatuan yang terintegrasi (Ladjamudin,
2005).
c.Kamus Data: Kamus data adalah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke
dalam database (Ladjamudin, 2005).
Latihan soal
1. Buat satu prosedur kerja pembuatan produk makanan atau minuman untuk penderita
penyakit hipertensi
2. Buat sebutkan alat dan prosedur kerja pelayanan jasa perawatan personal hygiene?
BAB VI
MENGANALISIS LEMBAR KERJA/GAMBAR KERJA UNTUK PEMBUATAN
PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA
Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset
pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat
memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan.
Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang
sudah ada.
Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau
ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan
saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan
produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya
denga tidak mengabaikan penentuan harga
Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada
apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang
berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan
berdasarkan pengalaman.
6. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan
7. Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu
dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan
gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak
menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal
ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain
produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang
peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk
memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan
maupun segi kuantitas.
Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain disambung dengan
bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat
Bentuk
Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian
menurut fungsi dan kegunaannya.
Ukuran
Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk secara
keseluruhan.
Mutu
Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan
digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila
dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
Bahan
Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang
dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan
pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
Warna
Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan
kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh
perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
Tanggung jawab produk merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai
pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk
tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh
perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.
Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan
dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang
dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga
desain produknya akan berbeda pula.
5. Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran
mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam
penyusunan terakhir desain produk.
Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu
proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah
pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus
dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi
mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat
diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan
agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk
segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur
proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda.
Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis
sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses
produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-
obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-
obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk
tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.
Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan hal-
hal berikut:
Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka
barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar
beroperasi secara akurat.
d. Pemantauan Pengepakan
Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi
sesuai dengan mutu.
Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu
perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik
sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu
diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk
pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention).
Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:
Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami
penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi,
mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa
terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi).
Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan,
yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.
Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data
sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas
tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan)
atau tidak.
Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan
terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya.
Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak
manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang
direncanakan.
Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan
histogram.
h. Histogram
Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dikumpulkan secara statistik pada berbagai
tahap atau jenjang kegiatan, Bila terdapat penyimpangan, maka akan diketahui berapa
besar penyimpangannya dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu
dibuat suatu tindakan koreksi atau perbaikan.
i. Peranan Komputer
Secara umum komputer dapat digunakan sebagai pengendali kegiatan,terutama pada
perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan.
Tetapi komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam
pengendalian mutu, adalah manusia.
Latihan soal
A. PENGERTIAN
1) Biaya Produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses
produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya~biaya ini
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain
sebagainya Biaya produksi ini harus diakumulasi secam cermat untuk kemudian dihitung
dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan
biaya produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh.
Biaya produksi ini di perlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Dalam memproduksi suatu barang
tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang panjang dan terencana dengan baik demi
untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas.
Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah
yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal.
a. Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang
dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara langsung
dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur
jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung
terigu pada roti, pisang pada pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk
koreksi gigi, dll.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang
atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur
jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang berwujud atau penyediaan
jasa. Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru
parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.
c. Biaya Overhead.
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau penyediaan
jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu diingat dari komponen
biaya tenaga kerja langsung, hanya biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.
Elemen-elemen biaya overhead pabrik
Untuk mempermudah analisis kita dapat mengelompokkan biaya menjadi biaya variabel,
tetap, total, marjinal, dan ratarata.
Biaya variabel (variabel cost) merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan
besarnya output. Semakin besar biaya output yang dihasilkan semakin besar pula biaya
variabel, dan sebaliknya semakin kecil biaya yang dihasilkan maka semakin sedikit pula
biaya variabel. Misalnya bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi output, tenaga
kerja bagian produksi, staf bagian produksi, energi, untuk menjalankan mesin, dan bahan
bakar.
Perbandingan antara biaya variabel dan jumlah produksi barang menimbulkan tiga corak,
biaya variabel yang bervariasi adalah:
Biaya proporsional, kenaikan biaya variabel yang dikeluarkan sama dengan jumah
produksi.
Biaya progresif, kenaikan biaya variabel lebih tinggi disbanding jumlah produksi.
Biaya Degresif, kenaikan biaya variabel lebih kecil diandingkan dengan jumlah produksi.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang harus ada dalam proses produksi dipengaruhi
oleh besar kecilnya unit barang dan jasa yang diproduksi. Biaya ini biasanya terdiri dari
pembayaran kontrak atas bangunan, pembayaran bunga atas utang, sewa peralatan, gaji
pegawai tetap, dan sebagainya. Biaya-biaya ini harus tetap dikeluarkan meskipun
perusahaan menambah produksi, mengurangi produksi atau bahkan tidak berproduksi sama
sekali karena tidak terpengaruh oleh jumlah produksi. Biaya ini senantiasa konstan selama
proses produksi berlangsung, sehingga apabila digambarkan dalam bentuk grafik akan
terlihat seperti garis lurus mendatar.
c. Biaya Total
Biaya total adalah biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang/jasa.
Biaya total didapat dari menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel, atau:
TC = FC + VC
Keterangan
d. Biaya Marjinal
Biaya marjinal adalah konsep biaya terpenting dalam ilmu ekonomi. Biaya marjinal
menunjukkan tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu unit tambahan
output. Katakanlah sebuah perusahaan memproduksi 100 unit bad pasien, dengan
biaya total Rp.100.000.000.- Jika biaya total produksi 101 unit bad pasien adalah Rp.
101.000.000,-, Biaya marjinal produksi bad pasien adalah Rp. 1.000.000.- Untuk 1 unit
tambahan.
Biaya total rata-rata (average total cost) Biaya total rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah
unit yang diproduksi atau:
TC
ATC =
Q
Keterangan: :
Biaya tetap rata-rata atau Average Fixed Cost (AFC) adalah biaya tetap yang dibutuhkan
untuk satuan hasil produksi. Biaya tetap rata-rata diperoleh dengan membagi total jumlah
biaya tetap dengan total jumlah produksi atau:
TFC
ATC =
Q
Keterangan:
Semakin banyak barang yang diproduksi, maka akan semakin sedikit proporsi biaya tetap
yang melekat pada barang tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak barang yang
diproduksi, semakin kecil biaya tetap rataratanya.
Biaya variabel rata-rata atau average variable cost (AVC) adalah biaya variabel untuk tiap
unit yang dihasilkan. Biaya varabel rat-rata diperoleh dengan membagi total biaya variabel
dengan total jumlah produksi atau:
TVC
ATC =
Q
Keterangan
Harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Harga pokok
produksi terdiri atas tiga komponen utama, yaitu :
1. Bahan baku langsung yang meliputi : biaya pembelian bahan, potongan pembelian,
biaya angkut pembelian, biaya penyimpanan, dan lain-lain.
2. Tenaga kerja langsung yang meliputi semua biaya upah karyawan yang terlibat
secara langsung dalam proses pembuatan bahan baku menjadi barang jadi atau
barang yang siap dijual.
3. Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya-biaya diluar dari biaya perolehan biaya
bahan baku langsung dan upah langsung.
Mulyadi (2010:17) menyatakan bahwa metode penentuan harga pokok produksi adalah cara
perhitungan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan
unur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing
dan variabel costing. Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
yang berperilaku variabel maupun tetap, dengan demikian harga pokok produksi menurut
full costing terdiri dari unsur biaya produksi.
Harga pokok produksi berfungsi sebagai dasar dalam menentukan harga jual. Untuk
menetapkan harga jual, penting bagi perusahaan untuk mengetahui besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Biaya tersebut sering disebut
sebagai harga pokok produksi.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa harga pokok produksi merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Harga pokok memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Harga pokok sebagai penetapan harga jual. Harga pokok merupakan hal penting
yang perlu diketahui oleh perusahaan karena harga pokok dapat memberikan
pengaruh terhadap penentuan harga jual produk tertentu.
2. Harga pokok sebagai dasar penetapan laba. Apabila perusahaan telah membuat
perhitungan harga pokok maka perusahaan dapat menetapkan laba yang diharapkan
yang akan mempengaruhi tingkat harga jual suatu produk tertentu.
3. Harga pokok sebagai dasar penilaian efisiensi. Harga pokok dapat dijadikan
dasar untuk mengontrol pemakaian bahan, upah dan biaya produksi tidak langsung.
Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan harga pokok standar terlebih dahulu dan
kemudian membandingkan dengan harga pokok yang aktual atau yang sebenarnya
terjadi. Apakah terdapat selisih antara perhitungan kedua harga pokok tersebut,
apabila ada selisih negatif berarti proses produksi yang dilaksanakan belum efisien
dan perusahaan perlu menngetahui penyebab terjadinya selisih tersebut, sehingga
dapat diambil tindakan koreksi untuk memperbaki kesalahan tersebut sedangkan bila
ada selisih positif maka perlu ditelusuri terlebih lanjut atas selisih tersebut apakah
karena perusahaan telah menjalankan proses produksi secara efisien atau
perhitungan harga pokok standar yang kurang tepat.
4. Harga pokok sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan manajemen.
Harga pokok merupakan suatu pedoman penting sekaligus sebagai suatu dasar
untuk pengambilan keputusan khusus perusahaan, misalnya:
Menetapkan perubahan harga penjualan.
Menetapkan penyesuaian proses produksi.
Menetapkan strategi persaingan di pasaran luas.
Merencanakan ekspansi perusahaan.
Pengambilan keputusan-keputusan khusus manajemen, seperti apakah akan
membeli atau membuat sendiri suatu suku cadang, apakah menerima suatu
pesanan khusus dengan harga khusus atau tidak.
D. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI
Untuk menghitung biaya produksi diperlukan sebuah contoh yang akan disajikan dibawah
ini. Diketahui untuk membuat sebuah model atau prototype produk kusi roda sebanyak 5
unit dibutuhkan biaya sebagai berikut:
Diminta :
Jadi biaya produksi untuk pembuatan model kursi roda adalah sebesar Rp 1.100.000
Target produksi 5 unit, maka harga pokok produksi satu unit kursi roda adalah Rp. 220.000
Untuk mengambil keuntngan 20 % dari harga produksi maka penjual harus menjual
produknya sebesar Rp.264.000,-/unit
Latihan soal
Prototype Yaitu proses merancang sebuah model dari suatu sistem, bisa dikatakan sebagai
bentuk awal (contoh) atau standar ukuran untuk suatu objek yang akan dikerjakan nanti.
Dengan metode prototyping, pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama
proses dan menentukan hasil yang terbaik.
Menurut Anisya S.Kom., M.Kom., kunci agar model prototipe ini berhasil dengan baik
adalah dengan mendefinisikan aturan mainnya yaitu pengembang dan pelanggan harus
setuju bahwa prtotoype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototipe akan
dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual di rekayasa dengan
kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.
Kerugian
A. Tujuan
Tujuan menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa adalah untuk
menetapkan elemen baru prototipe untuk mengembangkan produk tsb menjadi lebih baik,
mengetahui pangsa pasar yang diharapkan dari produk prototipe tsb, dll.
Anggota tim secara eksplit menuliskan pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian.
Pada dasarnya merupakan eksperimen yang artinya adalah penting untuk merancang
eksperimen yang efektif
Asumsi yang mendasari mencerminkan target pasar dari sebuah produk. Karena kalau
populasi survei menujukan sikap antusias/tidak antusias terhadap produk terhadap target,
karena itu tim harus memilih populasi survei yang mencerminkan target pasar yang
sebenarnya.
3. Memilih Format Survei
Format survei yang biasa digunakan dalam pengujian prototipe dapat berupa interaksi
langsung(face to face interaction),telepon,lewat surat yang dikirimkan melalui jasa pos,surat
elektronik dan maupun internet.
4. Mengkomunikasikan Prototipe
Pilihan format survei sangat berkaitan dengan bagaimana prototipe akan dikomsumsikan.
Uraian verbal
Sketsa
Pasti membeli
Kemungkinan akan membeli
Ragu-ragu antara mungkin dan tidak membeli
Mungkin tidak membeli
Pasti akan membeli
6. Menginterprestasikan Hasil
Jika tim tertarik untuk membandingkan dua atau lebih prototipe,interprestasi hasilnya dapat
dilakukan secara langsung
7. Merefleksikan Hasil dan Proses
Manfaat utama dari pengujian prototipe adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan
potensial. Pandangan kualitatif yang dilakukan melalui suatu diskusi terbuka dengan
responden tentang prototipe-prototipe yang diusulkan mungkin merupakan hasil yang paling
penting dari pengujian prototipe,terutama pada awal pengembangan.
Latihan keterampilan
Lakukan pengujian sederhana khasiat produk makanan atau minuman yang di buat sesuai
penyakit yang diderita
BAB X
Kasa adalah alat yang digunakan untuk membantu membalut luka dan membersihkan luka.
Setelah kasa di lipat, kasa akan di steril tujuannya kasa di streril agar tidak terkontaminasi
kotoran ataupun kuman dan mencegah terjadinya infeksi.
Tanaman toga atau tanaman obat keluarga merupakan jenis tanaman herbal yang bisa
dibudidayakan sendiri bersama keluarga. Tanaman ini telah dipercaya sejak zaman Mesir
kuno sebagai tanaman yang kaya khasiat dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit
berdasarkan jenisnya.
Centella asiatica alias gotu kola atau yang lebih dikenal dengan nama daun pegagan
adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di negara Tiongkok, Indonesia, Jepang, dan
India.
Manfaat:
Catatan masih banyak tanaman TOGA yang bisa di jadikan teh celup.
BAB XI
A. Perawatan kecantikan
3. FACIAL
Sebelum melakukan praktikum facial siswa harus memahami jenis kulit wajah yang akan
dilakukan facial
1. Jenis Kulit Wajah
Kulit dapat digolongkan dalam 3 macam jenis yang pokok sebagai berikut.
a. Kulit Berminyak
Pada kulit berminyak kelenjar lemak bekerja berlebihan sehingga kulit kelihatan
mengkilat, tebal, tonus kuat, pori-pori besar serta mudah sekali mendapat gangguan
berupa jerawat (komedo, akne, dan sejenisnya).
b. Kulit Kering
Pada kulit kering, kelenjar lemak bekerja kurang aktif. Kulit kelihatan kusam, tipis,
bersisik, halus, lebih cepat timbul keriput. Lobang pori-pori tidak kelihatan, mudah
mendapat gangguan pelebaran pembuluh darah rambut.
c. Kulit Normal
Kulit tidak berminyak dan tidak kering, sehingga kelihatan segar dan bagus, lobang
pori-pori hampir tidak kelihatan. Pengeluaran kotoran dan penyerapan zat-zat yang
berguna melalui kulit serta peredaran darah berjalan dengan baik, maka jarang sekali
mendapat gangguan jerawat maupun timbulnya cacat-cacat pada kulit muka dan
tonusnya baik.
d. Kulit Campuran
Kulit jenis campuran, yakni bagian tengah muka (sekitar hidung, dagu, dan dahi)
kadang-kadang berminyak atau normal. Sedangkan bagian lain normal atau kering.
Dapat terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering terdapat pada usia 35 tahun ke
atas.
Prinsip kerja praktikum facial bersih dan alat yang digunakan steril
PROSEDUR DIAGNOSIS KULIT
NO PROSEDUR YANG DI LAKUKAN KETERANGAN
A. Persiapan Alat
1. Alat yang digunakan dalam melakukan diagnosis
kulit wajah yaitu kaca
pembesar(magnyfying lamp) dan kartu diagnosis.
2. Bahan yang diperlukan dalam melakukan
diagnosis kulit wajah yaitu kosmetika
pembersih yang sesuai dengan jenis kulit dan air
secukupnya. Lena yang
dibutuhkan yaitu selimut putih, handuk kecil, hair
bandow, dan kamisol
3. TAHAP KERJA
4. Siapkan kartu diagnosis (catatan perawatan).
b. Lakukan konsultasi (amanesse)
c. Siapkan klien dalam perawatan.
d. Lakukan pembersihan kulit wajah dengan
kosmetik pembersih.
e. Lakukan diagnosis kulit dengan cara inspeksi
(pengamatan) dan palpasi
(percobaan), meliputi hal-hal sebagai berikut :
Jenis Kulit
a) Kulit normal
b) Kulit berminyak
c) Kulit kering
d) Kulit campuran
5. Tonus dan turgor. Untuk menentukan kendor atau
kencang dengan cara: (1)
tonus, yaitu menekan kulit pipi di bawah tulang
pipi, dan (2) turgor, yaitu
mencubit kulit pipi.
3) Pori-pori. Pori-pori dapat kelihatan atau tidak
tergantung pada jenis kulit
adanya sumbatan dalam kandung rambut dapat
melebarkan pori-pori.
4) Lipatan dan garis-garis kulit. Pada muka atau
leher hampir senantiasa terjadi
pembentukan lipatan dan garis kulit. Pada
umumnya lipatan (kerutan)
dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor sebagai berikut : a)
Kerutan kebiasaan, yaitu
kerutan kebiasaan terdapat pada antara alis,
sekitar mata, lipatan hidung, bibir
(smile- line). b) Kerutan karena usia, yaitu kerutan
karena usia terdapat pada
kening, leher, dan di sekitar mulut.
5) Kelainan Kulit. Kelainan kulit meliputi: (1)
gangguan pigmentasi, (2) gangguan
fungsi kelenjar minyak, (3) gangguan pertandukan
kulit, (4) gangguan
peredaran darah.
6. Catatlah semua hasil diagnosis pada kartu yang
telah tersedia.
7. Informasikan pada
klien tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
hasil diagnosis
e. Pengobatan komedo
f. Pemakaian topeng wajah (face mask)
g. Penyegar (toning)
h. Pelembaban (moisturizing)
Tujuan Merawat Kulit Wajah
Beberapa tujuan dalam merawat kulit wajah adalah sebagai berikut :
a. Memperbaiki kondisi kulit dari keriput dan kerutan kecil dari kulit kasar menjadi halus
karena sel tanduk yang sudah mati tersebut terkelupas.
b. Meningkatkan peredaran darah dan getah bening.
c. Memperbaiki jaringan otot dan sel-sel kulit.
d. Meningkatkan kebersihan, kesehatan, kesegaran, dan kecantikan kulit.
e. Memperbaharui dan merangsang kembali kegiatan sel kulit.
Pengurutan Kulit Wajah Secara Manual
4) Mengatur tekanan-tekanan gerakan urut sesuai dengan kondisi otot dan kulit
wajah.
Petrisage adalah gerakan pengurutan dengan tekanan ataupun meremas dan melingkar-
lingkar yang dilakukan dengan menggunakan telapak tangan atau bantalan jari tangan.
3) Vibratie
Vibratie adalah gerakan menggetar dengan menggunakan telapak tangan atau jari-jari
tangan. Ada dua macam bentuk gerakan vibratie yaitu, gerakan yang bersifat menenangkan
syaraf (vibratie statis), dan gerakan yang bersifat merangsang syaraf
4) Tapotage
Tapotage yaitu gerakan menepuk, mengetuk, mengetik-mengetik dengan cepat dan
berturut-turut menggunakan telapak tangan atau ujung jari-jari.
PROSEDUR FACIAL
NO PROSEDUR YANG DI LAKUKAN KETERANGAN
A. Alat
Alat yang digunakan dalam perawatan kulit wajah
mencakup : facial bed, waskom
air, waskom masker, kuas masker yang halus,
sendok unna, dan kapas atau
tissue secukupnya.
B. TAHAP KERJA
1. a. Pembersihan (Cleansing)
1) Membersihkan kelopak mata
a) Gunakan kapas lembab segi empat panjang.
b) Lilitkan kapas pada jari manis kanan atau kiri
sesuai dengan kelompok mata yang
akan dibersihkan. Berikan pembersih pada kapas
tersebut.
c) Bersihkan kelopak mata kanan menggunakan
jari manis kiri, dan tangan satunya
memegang dahi klien.
d) Lakukan gerakan ringan melingkar dari sudut
bagian dalam menuju luar
dilanjutkan kelopak mata bawah.
e) Ulangi gerakan tersebut dengan kapas lembab
tanpa pembersih.
2. 2) Membersihkan Bibir
a) Lakukan persiapan seperti membersihkan
kelompok mata.
b) Bersihkan bibir bagian bawah dengan gerakan
melingkar, dilanjutkan bibir atas.
c) Gerakan dilakukan secara horizontal,
perhatikan supaya pembersih tidak masuk
mulut
3) Membersihkan wajah dan leher
a) Tuangkan pembersih secukupnya pada kelopak
tangan.
b) Kenakan pada wajah dengan pembagian; dahi,
hidung, kedua pipi, dagu, dan leher.
3. Dengan kedua telapak tangan secara bergantian
mengusap leher dari bawah ke
atas dimulai dari kiri ke kanan diulang 3 kali.
d) Gunakan kedua telapak tangan. Usaplah
rahang ke kiri dan ke kanan secara
bergantian, ulangi sebanyak 7 kali.
e) Gunakan kedua telapak tangan. Usaplah
rahang dan pipi secara bersamaan
mengusap secara diagonal dari dagu menuju
pelipis dan turun kembali hingga
dagu dengan usapan ringan bantalan jari. Ulangi
sebanyak 3 kali.
f) Gunakan kedua ibu jari. Lakukan gerakan rotasi
(melingkarlingkar) sepanjang
dagu dan rahang sebanyak 3 kali ke kiri dan ke
kanan.
g) Gunakan jari manis dan jari tengah. Lakukan
gerakan rotari dimulai dari sudut
mulut menuju telinga, hidung terus mengusap
punggung hidung ke atas dahi.
Ulangi sampai 3 kali.
h) Gunakan kedua telapak tangan. Mengusap dahi
dari arah ke atas dimulai dari kiri
menuju ke kanan dan sebaliknya. Ulangi
sebanyak 9 kali.
i) Gunakan jari manis dan jari tengah. Lakukan
gerakan mengusap sisi hidung
secara menyilang bergantian kiri dan kanan.
Ulangi sebanyak 4 kali.
4. Gunakan jari manis dan jari tengah. Lakukan
mengusap kelopak mata dari kiri ke
kanan bersama-sama dimulai dari pangkal alis
lewat atas alis menuju sudut mata
luar bawah dan dalam. Ulangi sebanyak 3 kali dan
berakhir di pelipis.
5. Menghapus pembersih. Ambil kapas
basah/tissue/spons. Hapus pembersih
dengan cara : wajah arah ke atas diagonal, leher
arah ke atas, dada dan
punggung arah ke samping.
6. Mendiagnosis Kulit Wajah
7. Pencabutan alis/membentuk alis
Langkah pencabutan alis adalah sebagai berikut :
1) Mengkosultasikan dengan klien. Sikatlah alis
sesuai dengan arah pertumbuhan
rambut alis. Berilah cermin pada klien
komunikasikan dengan klien.
2) Mengompres alis. Usaplah kedua alis dengan
kapas yang dibasahi dengan alkohol
5% atau sejenis penyegar yang dapat
menghilangkan sisa krim pembersih yang
masih tertinggal. Kompres alis dengan kapas yang
dibasahi air hangat selama 5
menit agar pori-pori dapat terbuka
3) Mencabut alis. Letakkan salah satu kapas
bekas kompres di atas dahi untuk
meletakkan rambut alis yang telah dicabut.
Renggangkan kulit alis yang akan
dicabut dan cabutlah alis sesuai dengan arah
pertumbuhan rambut.
8. Pengelupasan sel tanduk (Skin Peeling)
1) Kenakan peeling cream pada seluruh wajah
dan leher.
2) Gunakan jari tengah dan jari manis.
3) Lakukan dengan gerakan rotasi dan sedikit
ditekan.
4) Bagian kulit yang dilakukan gerakan rotasi
direnggang dengan menggunakan
tangan kiri.
9. Pengurutan wajah (Facial Massage)
1) Meletakkan dan meratakan krim urut : Taruh
krim urut secukupnya pada tangan.
Kenakan krim urut pada wajah antara lain: dahi,
kedua pipi, hidung, dagu, dan
leher. Ratakan dengan kedua telapak tangan
tangan ke seluruh wajah dan leher
penempatan krim
masage
10. 3) Gerakan Effleurage pada dahi. Gunakan jari
manis dan jari tengah. Usap dahi ke
atas dari kiri ke kanan dan sebaliknya.
4) Gerakan Effleurage dan rotasi pada dahi.
Gunakan jari manis dan jari tengah.
Usap ke atas dengan tangan kiri, disusul tangan
kanan membuat lingkaran
(rotasi).
11. Gerakan Vibratie pada dahi. Gunakan jari manis
dan jari tengah. Buat gerakan
menggetar (vibratie) dengan arah ke atas pada
dahi. Gunakan kedua telapak
tangan. Buat gerakan menggetar secara mendatar
pada dahi dari kiri ke kanan
12. Effleurage pada lingkar mata. Gunakan jari manis
dan jari tengah. Buat gerakan
mengusap mulai pangkal alis ke luar menuju sudut
mata dalam, kembali ke
pangkal alis. Ulangi 3 kali dan diakhiri dengan
tarikan ke dahi
13. Gerakan melingkar pada pelipis. Gunakan jari
manis dan jari tengah. Buat gerakan
melingkar setempat pada pelipis. Ulangi 10 kali
dan diakhiri dengan tarikan ke atas
dengan gerakan menggetar.
14. Friction pada sudut mulut, cuping dan hidung.
Gunakan jari manis dan jari tengah.
Buat gerakan melingkar pada sudut mulut. Ulangi
3 kali. Buat gerakan melingkar
pada cuping hidung. Ulangi 3 kali lalu tarik ke atas
melalui sisi-sisi hidung.
15. Friction pada dagu, sudut mulut, dan cuping
hidung. Gunakan jari manis dan jari
tengah. Buat gerakan melingkar dimulai dari dagu,
sudut mulut, kemudian cuping
hidung. Ulangi sebanyak 3 kali.
6. Friction pada dagu dan vibrite rahang. Gunakan
kedua ibu jari. Buat gerakan rotasi
pada dagu dan diakhiri dengan getaran pada
rahang dengan telapak tangan.
Ulangi sampai 10 kali.
7. Gerakan Vibratie pada rahang. Gunakan kedua
telapak tangan Buat gerakan
menggetar secara bergantian pada rahang dari kiri
ke kanan dan sebaiknya.
Ulangi 3 kali.
8. Gerakan Petrisage. Gunakan jari tengah dan jari
telunjuk. Buat gerakan mencubit
pada rahang, mulai dagu tengah menuju telinga
bawah ulangi 7 kali. Mencubit pipi,
dari sudut mulut menuju telinga tengah, ulangi 5
kali. Mencubit tulang pipi, dari
cuping hidung menuju telinga atas, ulangi 3 kali.
9. Gerakan Tapotage. Gunakan kedua telapak
tangan Buat gerakan dengan
membolak- balikkan kedua telapak tangan pada
rahang dengan sedikit hentakan
10. Gerakan Tapotage pada dagu. Gunakan kedua
telapak tangan. Buat gerakan
menepuk-nepuk pada dagu rangkap
11. Gerakan Petrisage. Gunakan jari manis dan jari
tengah. Buat gerakan meluncur
dari dahi sampai hidung, mengusap cuping
hidung, naik ke dahi dan dilanjutkan
dengan kedua telapak tangan mengusap dahi
secara horisontal
12. Effleurage pada leher. Gunakan kedua telapak
tangan. Buat gerakan mengusap
leher ke arah atas, tanpa berhenti, dan dilanjutkan
pada decolette
13. Gerakan Effleurage dan Tapotage. Gunakan
kedua telapak tangan. Buat gerakan
meluncur dari belakang telinga ke dada. Sampai di
dada kepalkan telapak tangan,
gerakkan kuku-kuku jari rotasi menuju bahu.
Sampai di bahu, lakukan gerakan
mengusap dengan ibu jari pada persambungan
lengan ke depan. Ulangi 3 kali.
Usap ke arah belakang dan kembali ke tengkuk
dengan mengusap punggung.
14. Vibratie pada leher dan dada. Gunakan kedua
telapak tangan. Buat gerakan
menggentar-getar pada leher dan dada
15. Gerakan Effleurage pada dada dan punggung.
Gunakan kedua telapak tangan.
Buat gerakan mengusap meluncur pada dada
menuju punggung. Buat gerakan
menggetar berakhir pada tengkuk.
16. Membersihkan Krim Urut. Angkat krim urut
dengan waslap atau spons lembut
hangat, dengan tahapan sebagai berikut. Wajah
arah ke atas diagonal. Leher arah
ke atas. Dada arah ke samping. Punggung arah
ke samping
17. Mengeluarkan lemak, komedo, acne, black head
maupun white head.
Siapkan sendok una (commedo dukker) yang
sudah diseterilkan. Keluarkan lemak,
komedo, ance yang sudah masak dengan sendok
una, dengan cara menekan
pelan dan memutar di tempat hingga lemak/isi
komedo keluar. Beri acne lotion
pada kulit wajah, tempat acne yang telah
dikeluarkan.
28. Pengolesan masker. Siapkan adonan masker
sesuai dengan jenis kulit. Tutup
mata dengan kapas yang dibasahi dengan boor
water. Gunakan kuas masker.
Buat garis batas pada wajah, leher, bahu dan
dada. Oleskan masker pada wajah
dengan arah ke atas diagonal mulai tengah dagu
ke pipi kanan hingga rata.
Oleskan mulai tengah dagi ke pipi kiri hingga rata.
Oleskan dari hidung ke atas,
dilanjutkan dahi arah horizontal sampai rata.
Oleskan masker pada leher hingga
dada dengan arah horozontal Tunggu masker
sampai keringnya rata-rata ±
selama 15 – 20 menit.
24) Mengangkat masker.
29. Mengangkat masker. Siapkan washlap atau spons
yang dilembabkan dengan air
hangat. Tekan-tekan wajah dan leher. Angkat
masker hingga bersih dengan arah
seperti pada pengolesan masker. Terakhir beri
penyegar dan pelembab sesuai
dengan jenis kulit pada seluruh wajah dan leher.
10. Dalam membuat keterampilan ini peserta didik dan guru pembimbing harus
melakukan kolaborasi dengan mapel ilmu penyakit. Salah satu produk yang dapat di
buat dalam kompetensi ini adalah menyediakan kuliner sehat untuk penderita
penyakit hipertensi