Anda di halaman 1dari 10

ETIKA BISNIS

Nama : I Kadek Adi Saputra


NPM : 1932122035
Kelas : E4 ( Management/Bisnis)

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI MANAJEMEN/ BISNIS
TAHUN AJARAN 2019/2020
1. Pengertian Etika Bisnis

A. Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli


Menurut Muslich, etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang
berlaku secara universal (2004:9).

B. Pengertian Etika Bisnis Secara Umum


Merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan
pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan
dan sikap yang professional.

2. Pentingnya Etika Bisnis


Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan.
Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus dijaga
terus menerus, sebab reputasi sebuah perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek tapi akan
terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan aset tak ternilai sebagai good will bagi sebuah
perusahaan. Suatu trademark istimewa dalam competitive advantage.

3. Komponen Etika
1. Komponen Sumber
- kemauan individu
- konsensus sosial
- nilai pribadi
2. Komponen mekanik
usaha melalui berbagai metode untuk mencapai konsensus. Misalnya: hasil negosiasi
disepakati tidak boleh menurunkan harga.
3. Produk
kesepakatan individu dalam masyarakat.
Contohnya :
- barang dibeli 3 gratis 1
4. Aliran Etika
- Aliran DEANTOLOGI
kewajiban moral dapat diketahui secara intuitif.
Contohnya : sepertinya tidak pantas saya mempermainkan harga
- Aliran TEOLOGI
Menilai perbuatan orang dari tujuannya.
Contohnya : saya mengadakan diskon untuk jatuhkan pesaing saya

4. Konsep Etika Bisnis


Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan).
Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup
pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal
ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan
kantor

5. Masalah Yang Biasa di Hadapi Perusahaan dan Cara Mengatasinya


Dalam menjalankan suatu bisnis, sebuah perusahaan sudah pasti akan menghadapi
beberapa permasalahan , baik dalam skala besar ataupun kecil. Berikut sumber – sumber masalah
yang biasa di hadapi perusahaan / pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya :
1. intern,misalnya masalah perburuhan
2. Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan
3. Lingkungan, misalnya gangguan keamanan
Cara mengatasi masalah yang biasa di hadapi perusahaan
1. Perusahaan tersebut harus dapat menemukan sesuatu yang baru.
2. Mampu menemukan yang terbaik dan berbeda
3. Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:
- Visi
- Misi
- Tujuan

6. Budaya Organisasi

A. Unsur Yang Terdapat Dalam Budaya Organisasi


1. Memecahkan masalah baik internal maupun eksternal organisasi
2. Budaya tersebut dapat ditafsirkan secara mendalam
3. Mempunyai persepsi yang sama
4. Pemikiran yang sama perasaan yang sama
B. Fungsi dan manfaat Budaya Perusahaan
 Fungsi :
Dalam suatu perusahaan diperlukan suatu acuan baku sehingga karyawan dapat
diberdayakan secara optimal. Acuan baku tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk budaya
perusahaan yang secara sistematis menuntun para karyawan untuk meningkatkan komitmen
kerjanya bagi perusahaan dan pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan
demikian budaya perusahaan memegang fungsi yang strategis dalam operasional suatu
perusahaan.

 Manfaat :
a. mampu memecahkan masalah intern
b. mampu memecahkan masalah ekstern
c. mampu memiliki daya saing
d. mampu hidup jangka panjang

C. Sumber – Sumber Terbentuknya Budaya Perusahaan


a. karakteristik pemimpin
b. jenis pekerjaan
c. cara memecahkan masalah

D. faktor-faktor yang mempengaruhi budaya perusahaan.


a. Nilai
b. Ideologi
c. Norma
E. Budaya Perusahaan Dapat Dibagi Menjadi 2 :
1. Pertama : Produk
2. Kedua : Organisasi
- Perhatian pada karyawan (suasana, keejahteraan)
- Perhatian pada tata kerja
- Menyangkut pada sistem dan prosedur aturan-aturan
kerja
- Perhatian pada sarana/peralatan
7. Opini Yang Berkembang Dalam Bisnis
I. Opini Individu : Mengenai pendapat orang tentang individual seseorang ( ulet,
teliti, jujur,tegas , ahli, taqwa )
II. Opini Bagian : Mengenai pendapat orang tentang bagian dari perusahaan itu
sendiri ( kompak, pelayanan cepat, pelayanan baik, teliti )
III. Opini Perusahaan : Mengenai pendapat orang tentang keseluruhan perusahaan
( produk yang di jual perusahaan dan pengorganisasian perusahaan tersebut ,
termasuk cara kerja dan pelayanan yang di berikan. )
8. Hak dan Kewajiban Konsumen & Produsen
A. Hak Konsumen :
I. Hak atas kenyamanan
II. Hak untuk memilih barang atau jasa
III. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang atau jasa.
IV. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
V. Hak untuk mendapatkan advokasi atau perlindungan
VI. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
VII. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
VIII. Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian jika barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan tidak sebagaimana
mestinya
B. Kewajiban Konsumen
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut

C. Hak Produsen
1. hak menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
2. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak
baik.
3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa
konsumen
4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan
D. Kewajiban Produsen
1. Beritikad baik dalam kegiatan usahanya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberikan penjelasan, penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu dan/atau jasa yang berlaku
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan
6. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian bila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

9. Perbuatan yang Dilarang bagi Produsen


Perbuatan yang dilanggar oleh produsen memiliki UU nya tersendiri yaitu Undang
Undang Republik Indonesia NOMOR 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Dalam
Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
3. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri
maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi.
4. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak
maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat
untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
5. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi
masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
6. Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang
dan/atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang
akan dan sedang diperdagangkan.
7. Impor barang adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
8. Impor jasa adalah kegiatan penyediaan jasa asing untuk digunakan di dalam wilayah
Republik Indonesia.
9. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah lembaga non-Pemerintah
yang terdaftar dan diakui oleh Pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani
perlindungan konsumen.
10. Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang
dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi
oleh konsumen.
11. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah badan yang bertugas menangani dan
menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen.
12. Badan Perlindungan Konsumen Nasional adalah badan yang dibentuk untuk membantu
upaya pengembangan perlindungan konsumen.
13. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi
bidang perdagangan.

Pelanggaran yang terjadi seperti :

1. tidak memenuhi atau tidak sesuai standar yang disyaratkan dari ketentuan perundang-
undangan.
2. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih dan jumlah dalam hitungan sebagaimana
dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.
3. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut
ukuran yang sebenarnya.
4. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran sebagaimana
dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
5. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengelolaan, gaya, mode atau
penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang
dan/atau jasa tersebut.
6. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau
promosi barang dan/atau jasa tersebut.
7. tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan yang paling baik
atas barang tertentu.
8. tidak mengikuti ketentuan produksi secara halal, sebagaimana dinyatakan halal yang
dicantumkan dalam label.
9. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang,
ukuran, berat bersih atau isi bersih, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, efek
samping, nama dan alamat produsen, serta keterangan lain untuk penggunaan yang
menurut ketentuan harus dipasang atau dibuat

10. tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa
Indonesia sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
11. memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan
informasi yang lengkap.
12. memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas, dan
tercemar, dan/atau tanpa memberikan informasi secara lengkap.
10. Fundamental Etika yang Berlaku Pada Semua Etnis
Fundamental etika yang berlaku pada semua etnis menurut Zimmerer (1996) terdiri atas:

1. Sopan santun, yaitu selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu dan tidak mencuri.
2. Integritas, yaitu memiliki prinsip, hormat dan tidak bermuka dua.
3. Manjaga janji, yaitu dapat dipercaya bila berjanji, tidak mau menang sendiri
4. Kesetiaan, ketaatan, yaitu benar dan loyal pada keluarga dan teman, tidak menyembunyikan
informasi yang tidak perlu dirahasiakan
5. Kejujuran, kewajaran (fairness), yaitu berlaku fair dan terbuka, berkomitmen pada
kedamaian, jika bersalah cepat mengakui kesalahan, perlakuan yang sama terhadap setiap
orang dan memiliki toleransi yang tinggi
6. Menjaga satu sama lain (caring for others), yaitu penuh perhatian, baik budi, ikut andil,
menolong siapa saja yang memerlukan bantuan.
7. Saling menghargai satu sama lain (respect for others), yaitu menghormati hak-hak orang lain,
menghormati kebebasan dan rahasia pribadi (privasi), mempertimbangkan orang lain yang
dianggap bermanfaat dan tidak berprasangka buruk.
8. Bertanggung jawab (responsible), yaitu patuh terhadap undang-undang dan peraturan yang
berlaku, jika menjadi seseorang pimpinan maka harus bersikap terbuka dan menolong.
9. Pengejaran keunggulan (pursuit of excellence), yaitu berbuat yang terbaik di segala kegiatan,
bertanggung jawab, rajin, berkomitmen, bersedia untuk meningkatkan kompetensi dalam
segala bidang.
10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability), yaitu bertanggungjawab dalam segala
perbuatan terutama dalam mengambil keputusan

11. Prinsip Etika


Etika sangat diperlukan untuk mengelola dan menjalankan sebuah bisnis. Dengan etika yang
baik, secara otomatis bisnis akan lebih mudah berkembang.
Prinsip etika adalah sebagai berikut:
1. Usaha membangun kepercayaan antara anggota masyarakat dengan perusahaan atau
pengusaha.
2. Hal tersebut merupakan elemen penting buat suksesnya bisnis jangka panjang
3. Menjaga etika adalah hal penting untuk melindungi reputasi perusahaan.
4. Kejujuran merupakan barang langka dan “mata uang” yang berlaku di mana-mana
5. Etika adalah standar perilaku dan nilai-nilai moral menyangkut tindakan yang benar dan
salah yang terjadi di dalam lingkungan kerja
a. Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya), perusahaan adalah memiliki
berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya
adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

b. Pelanggaran Etika akan mengakibatkan


1. Ketidakseimbangan akan sesame rekan kerja
2. Tingginya Tindakan kriminal
3. Tuntutan Hukum yang mahal

c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan etis dapat menumbuhkan kepercayaan bagi hubungan antara para
pelanggan, karyawan dan perusahaan lain.

d. Perilaku etis sangat penting bagi wirausahawan


a. Staf akan meniru perilaku pimpinannya
b. Standar etis akan membentuk kerangka kerja yang positif

e. Perilaku tidak etis dalam berwirausaha


1. Mengganggu pengambilan keputusan usaha
2. Dapat dituntut dengan Undang-undang perlindungan konsumen
3. Bisnis tidak akan mampu bertahan dalam jangka panjang

f. Perbuatan mencela Wirausahawan

1. Pelaku bisnis dengan pelaku bisnis


a. mengirim barang dengan jumlah yang tidak sama (kurang)
b. mempengaruhi pihak lain untuk saling menjatuhkan
c. salah satu dapat bangkrut bahkan kedua-duanya.
2. Pelaku bisnis dengan konsumen
a. pemakaian formalin untuk pengawetan makanan
b. menutupi kualitas barang yang rusak
c. ingkar janji
3. Konsumen dengan pelaku bisnis
a. membayar dengan menggunakan cek kosong
b. membayar tagihan lewat rekening yang sudah ditutup.
g. Dampak Positif Terjalinnya Etika

1. Jika jujur dalam berbisnis, maka bisnisnya akan maju


2. Timbulnya kepercayaan
3. Kemajuan terjaga, jika perilaku etis terjaga
4. Perolehan laba akan meningkat
5. Bisnis akan terjaga eksistensi dan kesinambungannya
6. Kemungkinan penaikan untung lebih terjamin

12. Perbedaan Pria dan Wanita menjaga etikanya masing masing


a. Pria
- Lebih memperhatikan masalah hak
- Mencari solusi yang obyektif dan adil
- Berpegang pada peraturan
- Dituntun oleh logika
b. Wanita
- Lebih memperhatikan perasaan
- Mencari solusi untuk meminimalkan yang tersinggung
- Berpegang pada komunikasi
- Dituntun oleh emosi

13. Perbedaan Konsumerisme dengan Hedonisme


- Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan
kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Ini sifatnya disadari
- Konsumerisme adalah sebuah paham yang menjadikan seseorang mengkonsumsi barang
secara berlebihan. Ini sifatnya kurang disadari oleh pemakai

Anda mungkin juga menyukai