Anda di halaman 1dari 23

TEORI

PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
KELOMPOK : 3
NI PUTU DIAH SUKMADIARI ( 1932122155 )
LATIFA OKTALIVIANA ( 202032122125 )
I MADE ALDY TIRTA PURNAWAN S. ( 202032122128 )
TEORI
PERDAGANGAN KLASIK

Teori Perdagangan Klasik terbagi dalam beberapa paham seperti yang disebutkan dibawah ini :

a) Merkantilisme
Teori merkantilisme ini berpendapat bahwa satu-satunya cara negara untuk menjadi kaya adalah
dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan meminimalisir impor. Selisih ekspor yang besarnya ini
akan menjadi pemasukan negara yang kemudian dikonversi menjadi emas. Emas tersebut merupakan
bukti bahwa semakin banyak emas yang negara miliki, maka semakin kaya negara tersebut.
b) Absolute Advantage dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering
dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. murni dalam arti bahwa
teori ini memusatkan perhatian pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang yang diukur
dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak
tenaga kerja yang digunakan, makin tinggi nilai barang tersebut.
Teori Klasik
(Absolut Advantage; Adam Smith)
– Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak,
serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak.
– Adam Smith mengemukakan bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi produksi
terhadap suatu jenis barang tertentu yang memiliki keunggulan absolut (absoluteadvantage)dan
tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang lain yang tidak mempunyai keunggulan
absolut (absolutedisadvantage) terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis.
– Keunggulan absolut dapat terjadi karena perbedaan keadaan, seperti letak geografis, iklim,
kekayaan sumber daya alam, kualitas tenaga kerja, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), jumlah penduduk, modal, dan lain-lain.
Data hipotesis Teori Keunggulan Absolut
DTDN
Produk per
Teh Sutra (Dasar Tukar
satuan TK/Hari
Dalam Negeri)
4 Kg = 1 m
Indonesia 12 Kg 3m
1 Kg = 0.25 m
0.5 Kg = 1 m
Cina 4 Kg 8m
1 Kg = 2 m

 Analisis : Kesimpulan 1:
- Harga 1 kg teh di indonesia lebih
Di Indonesia murah (hanya ¼ sutra) dibandingkan
- 1 kg teh dinilai sama dengan ¼ sutra di Cina lebih mahal (2 m sutra)
- 1 m sutra dinilai sama dengan 4 kg teh
- Harga 1 m sutra di Cina lebih
Di Cina murah (hanya ½ kg teh)
- 1 kg teh dinilai sama dengan 2 m sutra dibandingkan dengan di Indonesia
- 1 m sutra dinilai sama dengan ½ kg teh yang lebih mahal (4 kg teh)
Teori Klasik (Absolut Advantage; Adam
Smith)

– Kesimpulan 2 : – GAIN FROM TRADE


- Indonesia memiliki keunggulan - Indonesia mendapat keuntungan :
absolut dalam produksi teh 2m – ¼ m = 1 ¾ m sutra
- Cina memiliki keunggulan absolut - Cina Mendapat keuntungan : 4 kg –
dalam produksi sutra ½ kg = 3 ½ kg teh
Dengan mengekspor 1 kg teh ke China, Indonesia akan memperoleh 2 m sutera,
sedangkan di dalam negeri 1 kg teh ditukarkan dengan sutera hanya mendapatkan ¼ m

Dengan mengekspor 1 m sutera ke Indonesia, China akan memperoleh 4 kg teh,


sedangkan di dalam negeri 1 m sutera ditukarkan dengan the hanya mendapatkan ½ kg teh
Kelemahan
Teori Adam Smith
Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan
kedua negara bila masing-masing negara memiliki keunggulan
absolut yang berbeda.

Bila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut,


maka tidak akan terjadi perdagangan internasional yang
menguntungkan
Teori
Perdagangan Modern
Teori Perdagangan Modern terdiri dari :

A. Comparative Advantage dari J.S. Mill dan David Ricardo

Teori Comparative advantage dari J.S. mill dan David Ricardo mengatakan bahwa suatu negara akan
menghasilkan dan kemudian mengekspor barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan
mengimpor barang yang memiliki comparative disadvantage.

B. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)

Teori H-O menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik. Negara-negara cenderung untuk
mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan
negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan
faktor produksi.
Comparative Advantage
David Ricardo

1. Cost Comparative Advantage (Labor Efficiency)

Nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah


waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk
memproduksinya.

Suatu negara akan memperoleh manfaat dari


perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang di mana negara
tersebut dapat berproduksi relatif efisien.
Data hipotesis Cost Comparative
Produksi
Negara
1kg Gula 1 m kain
Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja
Cina 6 hari kerja 5 hari kerja
Indonesia/Cina 3/6 HK (0.5) 4/5 HK (0.8)
Cina/Indonesia 6/3 HK (2) 5/4 HK (1.25)

TK Indonesia lebih efisien dalam memproduksi 1 M kain yaitu selama atau 0.8 hari kerja
dibandingkan jika memproduksi 1 gula yang memerlukan waktu selama atau 0.5 hari kerja. Kondisi
mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.

TK Cina lebih efisien dalam memproduksi 1 m kain yang memerlukan waktu selama atau 1.25 M
kain dibandingkan jika memproduksi 1 kg gula yaitu selama atau 2 hari kerja. Kondisi mendorong
Cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain
Kelemahan Teori Comparative Advantage
1. Tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang/
produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan
efisiensi) sama di kedua negara
2. Teori ini mengatakan perdagangan internasional dapat dapat terjadi karena
adanya perbedaan efisiensi dan produktivitas  perbedaan harga antara 2
negara
3. Jika pada poin pertama terjadi kesamaan antara 2 negara  tentu tidak ada
perdagangan internasional
4. Muncul teori moder dari HO yang menjelaskan butir 1 terjadi, tetap
terdapat perdagangan internasional . Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki oleh
masing-masing negara, sehingga terjadi perbedaan harga barang yang
dihasilkan
TEORI H-O (THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY) 1

Profile: Eli Filip Heckscher (24 November 1879 – 23 December 1952)


Swedish political economist and economic Historian
Banchelor of Arts, University in Uppsala (1917); Profesor Ekonomi Politik dan
Statistic di Stockholm School for Economics (1909-1929); Profesor emeritus
(1945)

Nobel Ekonomi (1977)

Profile: Bertil Ohlin (Minggu, 23 April 1899 – 3 Agustus 1979)


Swedish political economist and economic Historian (murid Heckscher)
Banchelor of Arts, Lund University (1917); Master of Arts, Harvard University
(1923); doctoral Stockholm University (1924); professor di University of
Copenhagen (1925)
Nobel Ekonomi (1977)
TEORI H-O (THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY) 2

Penyebab terjadinya perdagangan internasional yaitu perbedaaan


produktivitas (jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
atau endowment factors oleh masing-masing negara, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi perbedaan harga barang yang
dihasilkan)

Teori Modern Perdagangan H - O = ‘The Proportional Factor Theory

Negara-negara yang memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah
dalam memproduksi suatu barang akan melakukan spesialisasi dan
mengekspor barang tersebut, vice versa
TEORI H-O (THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY) 3

Konsep Isocost – Isoquant


Kurva Isocost Kurva Isoquant
kurva yang melukiskan total biaya produksi yang kurva yang menggambarkan kombinasi input yang
harus dikeluarkan atas penggunaan faktor digunakan untuk menghasilkan output yang sama di
produksi sepanjang kurva

Teori Ekonomi = persinggungan kurva isocost dan isoquant


merupakan titik optimal
TEORI H-O (THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY) 8

Kritik Teori H-O


Berdasar teori H-O perbedaan harga barang sejenis dapat terjadi karena adanya
perbedaan proporsi atau jumlah faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara
dalam memproduksi barang tersebut. Sehingga apabila jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang sejenis
akan sama pula sehingga perdagangan internasional sulit terjadi

Fakta yang ada dalam dunia nyata menunjukkan walaupun jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama sehingga harga barang
sejenis relatif sama, ternyata perdagangan internasional tetap dapat terjadi

Aplikasi teori H-O terbatas, atau tidak dapat diterapkan secara umum. Oleh karena itu
teori hanya dapat menjelaskan terjadinya perdagangan antara negara yang kaya
tenaga kerja dengan negara yang kaya kapital, dimana hanya merupakan sekitar 40%
dari volume perdagangan dunia.
INVESTASI
Investasi adalah mereka yang memiliki pendapatan, yang dipergunakan bukan untuk
tujuan konsumsi melainkan investasi. Investasi, dalam pengertian sehari-hari adalah
menanamkan uang saat ini untuk mendapatkan manfaat di kemudian hari. Dengan kata
lain, investasi adalah awal dari suatu kegiatan bisnis. Dari sisi pengertian investasi di
atas, investasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok penting, yaitu (Noor, 2007:
434):
1) Investasi yang terjadi karena suatu keharusan Adalah investasi yang terjadi secara
otomatis, sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup seseorang, atau sekelompok
orang, atau suatu organisasi, bahkan negara. Investasi jenis ini didorong oleh
kebutuhan di masa depan.
2) Investasi yang terjadi karena keinginan Adalah investasi yang disengaja karena
diinginkan atau disengaja oleh seseorang, atau sekelompok orang, atau suatu
organisasi, karena keinginan masa depan. Investasi jenis ini lebih condong pada
pengertian ekonomi atau bisnis, yaitu usaha yang terkait dengan tujuan mendapatkan
manfaat di kemudian hari.
JENIS DAN KARAKTERISTIK INVESTASI
Bila dilihat dari jenisnya, investasi dapat dikelompokkan sebagai berikut

1) Investasi Langsung (Direct Investment) Adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk
melakukan usaha (bisnis). Misalnya investasi perkebunan, perikanan, pabrik, toko dan jenis usaha
lainnya. Pada umumnya, dalam pembicaraan sehari-hari jenis investasi ini disebut juga investasi pada
aset riil, atau investasi yang jelas wujudnya dan mudah dilihat. Tambahan lagi investasi langsung ini
menghasilkan dampak berganda (multiplier effect) yang besar bagi masyarakat luas. Investasi langsung
ini akan menghasilkan dampak ke belakang, berupa input usaha, maupun ke depan, dalam bentuk
output usaha yang merupakan input bagi usaha lain.

2) Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment) Adalah investasi pada aset finansial, bukan pada aset
atau faktor produksi. Contoh dari investasi tidak langsung ini, adalah: deposito, investasi pada surat
berharga (sekuritas), seperti saham dan obligasi, CP (Commercial Paper), reksadana dan sebagainya.
Investasi pada aset keuangan ini juga bertujuan untuk mendapatkan manfaat masa depan. Manfaat
masa depan dari investasi ini lebih dikenal dengan balas jasa investasi, atau untuk
menyederhanakannya disebut dengan istilah bunga.
Selanjutnya dilihat dari karakteristiknya, investasi dapat dikelompokkan
sebagai berikut (Noor, 2007: 439-441):

1) Investasi Publik Adalah investasi yang dilakukan oleh negara atau


pemerintah, untuk membangun sarana dan prasarana atau
infrastruktur guna memenuhi kebutuhan masyarakat (publik). Investasi
dengan karakteristik seperti ini, bersifat nirlaba, atau nonprofit motive,
seperti pembangunan jalan dan jembatan, sekolah, taman, pasar,
rumah sakit dan sarana serta prasarana publik lainnya.

2) 2) Investasi Swasta Adalah investasi yang dilakukan oleh masyarakat,


khususnya para pengusaha atau investor, dengan tujuan mendapatkan
manfaat berupa laba. Investasi jenis ini disebut juga dengan istilah
investasi dengan profit motive. I
TEORI
INVESTASI INTERNASIONAL
Kegiatan bisnis internasional tidak lepas dari kegiatan investasi. Seperti yang sudah kita bahas
pada bab sebelumnya, bahwa secara garis besar kegiatan bisnis internasional adalah ekspor-
impor dan investasi. Arti harfiah dari investasi adalah penanaman modal dalam arti modal yang
dimiliki pengusaha ditanamkan pada kegiatan yang produktif yang nantinya akan menghasilkan
imbal hasil. Dalam investasi internasional ada beberapa macam teori yang biasa diaplikasikan
yaitu :

a) Ownership Advantages Theories. Teori ini menekankan bahwa perusahaan pemilik aset yang
memiliki keunggulan kompetitif domestik dapat menggunakan keunggulannya tersebut
untuk dapat menembus pasar luar negeri melalui penanaman modal asing (PMA).
b) b) Internalization Theories. Teori ini menerangkan perusahaan meluaskan usahanya dengan
memperhitungkan transaction cost. Jika biaya transaksi lebih besar di dalam negeri, maka
produksi di luar negeri lebih menguntungkan.
c) c) Dunning Eclectic Theories. Bagi perusahaan yang akan berinvestasi di luar negeri harus
mempunyai beberapa keunggulan yaitu kepemilikan yang khas, internalisasi dan lokasi yang
khas.
d) Teori Keunggulan Monopolistik. Investasi langsung luar negeri yang dilakukan oleh
perusahaan dalam industri oligopolistik, memiliki keunggulan teknis dan keunggulan
lain atas perusahaan pribumi.

e) Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor Produksi. Keunggulan pengetahuan


memungkinkan perusahaan yang melakukan investasi memproduksi suatu produk
yang disukai konsumen sama dengan buatan lokal, dengan demikian perusahaan
dapat mengendalikan harga jual dan lebih unggul dari perusahaan pribumi.

f) Investasi Silang. Investasi langsung luar negeri oleh perusahaan oligopoli di negara
asal masing-masing sebagai tindakan pertahanan.

g) The Follow-The-Leader Theory (Knickboxer). Satu perusahaan yang bisa memasuki


pasar dalam sifat pasar yang oligopolistik, maka perusahaan lainpun akan mengikuti.

h) International Product Life Cycle Theory. Daur produk terdiri dari masa awal-masa
pertumbuhan-masa puncak dan masa jenuh. Jika produk suatu perusahaan yang telah
sampai pada masa jenuh di pasar dalam negeri. Perusahaan tetap dapat mencari
peluang menjual di negara lain dimana pasarnya masih tumbuh.
INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI
Menurut Krugman (1994) yang dimaksud dengan Foerign Direct Investment (FDI)
adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan
atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi
pemindahan sumber daya tetapi juga pemberlakuan pengawasan terhadap perusahaan
di luar negeri.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dikeluarkan


untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia
kewenangan untuk mengelola investasi asing ada di pihak Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) dalam hal memberikan persetujuan dan ijin atas investasi
langsung luar negeri.
Tujuan dari sebuah perusahaan asing melakukan FDI memang beragam, diantaranya adalah :

a) Mencari sumber daya Dalam hal mencari sumber daya, sebuah perusahaan yang melakukan
investasi luar negeri bertujuan untuk mencari sumber daya. Hal ini disebabkan karena
perusahaan selalu mencari sumber daya yang paling murah dalam memproduksi barang atau
jasa. Mencari sumber daya yang murah ini memang dapat dilakukan dengan cara melakukan
investasi langsung luar negeri, dimana perusahaan dapat melakukan akuisisi perusahaan
pemilik sumber daya di negara yang dituju atau dengan cara membuka/membuat anak
perusahaan.

b) Mencari pasar Investasi langsung luar negeri dapat menciptakan pasar yang baru bagi sebuah
perusahaan. Perusahaan dapat semakin memperluas pasarnya. Investasi langsung luar negeri
memungkinkan sebuah perusahaan untuk dapat menjual produknya lintas negara, lintas
regional, bahkan sampai lintas benua.

c) Mencari aset strategis Aset strategis merupakan salah satu tujuan dari dilakukannya investasi
langsung luar negeri. Setiap perusahaan yang memiliki aset strategis tentunya akan memiliki
daya saing yang lebih tinggi dibandingkan para pesaingnya. Hal ini menyebabkan perusahaan-
perusahaan multinasional berlomba untuk menguasai aset strategis melalui investasi langsung
luar negeri.
d) Mencari keamanan politis Tujuan lain dari sebuah perusahaan melakukan
investasi langsung luar negeri adalah perusahaan mencari keamanan politis. Hal
ini tidak lepas dari faktor lingkungan politik dan hukum yang seringkali berkaitan
erat dengan sebuah perusahaan multinasional, dimana dalam setiap kegiatannya
selalu diiringi dengan kepentingan politik negara yang bersangkutan.

Metode yang sering digunakan oleh perusahaan asing dalam melakukan investasi
langsung luar negeri adalah:
a) Joint venture
b) Merger dan Akuisisi dengan perusahaan yang telah eksis
c) Lisensi
d) Kontrak Manajemen
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai