Anda di halaman 1dari 22

TEORI PERDAGANGAN

INTERNASIONAL

By: Riny Viri Insy Sinaga, S.Pd, M.Si


TEORI PRA KLASSIK
MERKANTILISME
 Merkantilisme adalah suatu aliran/ filsafat
ekonomi yang berkembang pada abad ke XVI di
Eropa Barat.
 Ide pokoknya:
1. Suatu negara akan kuat bila X > M
2. Surplus X-M akan dibayar dengan logam
mulia, sehingga semakin besar surplus
semakin banyak logam mulia yang didapat
3. Negara/ raja yang memiliki logam mulia yang
banyak akan menjadi kuat.
4. Logam Mulia tsb akan digunakan untuk
membiaya armada perang untuk
ekspansi perdagangan dan agama
5. Perluasan perdagangan ini diikuti
kolonisasi, sehingga muncullah negara
jajahan

.
Kebijakan Perdagangan luar negeri
Merkantilisme
1. Mendorong Ekspor sebesar-besarnya,
kecuali logam mulia
2. Melarang/ membatasi impor dengan
ketat, kecuali logam mulia

Kebijakan di atas masih banyak dijalani


oleh berbagai negara dalam bentuk Neo
Merkantilisme yaitu proteksi (tarif,
dumping, dsb)
Kritik David Hume Terhadap Merkantilisme

• Dgn naik surplus NP (logam mulia


meningkat) menyebabkan MS meningkat
• MS naik menyebabkan inflasi dalam
negeri
• Inflasi yg tinggi Px naik sehingga Qx turun
• Akibatnya X < M dan logam mulia akan
turun
• Kritik David Hume dikenal dengan Price
Special Flow Mechanism
Skema Kritik David Hume

• . kaya/
Negara/ Raja
makmur Bla X>M

LM Banyak MS Naik Px Naik

Pm Turun

Qx Turun
X<M LM Berkurang
Qm Naik

Negara/ Raja Menjadi Miskin


Kritik Adam Smith Terhadap Merkantilisme

1. Ukuran kemakmuran suatu negara bukan LM


2. Kemakmuran suatu negara ditentukan oleh GDP dan
sumbangan perdag. Luar negeri terhadap
pembentukan GDP
3. Untuk meningkatkan GDP dan perdag. LN.
maka pemerintah hrs mengurangi campur
tangan sehingga tercipta Free trade
4. Dengan adanya free trade akan menimbulkan
competition yang ketat. Hal ini akan mendorong
masing-masing negara melakukan spesialisasi
berdasarkan absolute advantage
5. Spesialisasi ini akan memacu produktivitas dan
efesiensi sehingga akan meningkatkan GDP dan
Perdagangan LN
6. Peningkatan GDP dan Perdagangan LN identik
dengan peningkatan kemakmuran

Manfaat Free Trade: X naik berarti kemampuan produksi


nasional naik (GDP). X Naik berati Income naik,
employment dan devisa naik, sehingga mendorong
produktivitas dan efisiensi

Produktivitas dan efisiensi naik maka daya saing


meningkat (Px turun)
Mekanisme Kritik Adam Smith

Bukan diukur dgn LM


.
Kemakmuran

Diukur dgn GDP + Pd LN Free Trade

Produktivitas
Spesialisasi Persaingan
(Absolute Adventage)
Efisiensi

GDP Naik + Pd LN luas Kemakmuran meningkat


Teori Klassik
• Absolute Advantage
Setiap negara akan memperoleh manfaat
perdagangan karena melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang jika negara
tersebut memiliki keunggulan mutlak (Absolute
advantage) dan mengimpor barang jika negara tsb
tidak memiliki keunggulan mutlak (absolute
disadvantage) .
Contoh hipotesis
Data Hipotesis Teori Absolute Advantage

Produk persatuan Teh Sutera DTDN


Tenaga kerja/ hari

Indonesia 12 Kg 3m 4 kg = 1 m

1kg = I/4 m

4 kg 8m ½ kg = 1 m
Cina
1 kg = 2 m
Asumsi dasar Teori Absolute Advantage

1. Faktor produksi yang digunakan hanya


tenaga kerja
2. Kualitas brg yang diproduksi kedua
negara sama
3. Pertukaran dilakukan secara barter
4. Biaya transportasi diabaikan
Penjelasan Tabel

• Di Indonesia:
1 kg teh dinilai sama dgn ¼ m sutera
1 m sutera dinilai sama dgn 4 kg teh
• Di Cina:
1 kg teh dinilai sama dgn 2 m sutera
1 m sutera dinilai sama dgn ½ kg teh

Indonesia memiliki keunggulan absolut dlm produksi


teh dan akan spesialisasi dan ekspor teh ke Cina
Cina memiliki keunggulan absolute produksi sutera,
sehingga spesialisasi produksi dan ekspor sutera
ke Indonesia.
Manfaat Spesialisasi Produksi

• Dgn mengekspor 1 kg teh ke Cina, Indonesia


akan memperoleh 2 m sutera, sedangkan di
dalam negeri 1kg teh apabila ditukarkan dgn
sutera hanya mendapat ¼ m.
• Keuntungan perdagangan internasional
2m – ¼ m = 1 ¾ m
• Bagiamana dengan di Cina?
Manfaat Perdagangan bagi produksi dunia

• Produk persatuan Teh Sutera


tenaga kerja/ hari TS DS TS DS

Indonesia 12 kg 24 kg 3m 0m

Cina 4 kg 0 kg 8m 16 m

Produk dua negara 16 kg 24 kg 11 m


16 m
Analisis Grafik Teori Absolute Advantage

• Teh
Lama – Indonesia
4 kg

3 kg PPC Indonesia

2 kg

Gain from trade


1 kg PPC Cina

0,5 kg

0 kg 1 m Sutera

Sutera
Lama - Cina
Cost Comparative Advantage
(David Ricardo)
• Teori ini disebut juga Theory of Labor Value,
yang menyatakan bahwa harga suatu produk
ditentukan oleh jumlah jam kerja untuk
memproduksinya.
• Suatu negara akan memperoleh manfaat
perdagangan internasional jika melakukan produksi
dan mengekspor brg dimana negara tsb dpt
memproduksinya lebih efisien, dan akan mengimpor
brg yang jika diproduksi sendiri kurang efisien.
Sebuah bangsa yang memiliki
kelemahan absolut dalam memproduksi
dua barang dari sudut bangsa lain
memiliki suatu keunggulan komparatif
atau relatif dalam memproduksi barang
dimana kelemahan absolutnya kurang.
Teori Faktor Pendukung
(Heckscher – Ohlin)
 Karunia Faktor: Teori dari Heckscher
Ohlin bahwa negara-negara mengekspor
produk-produk yang memerlukan
sejumlah besar faktor produksi mereka
yang berlimpah, dan mengimpor produk-
produk yang memerlukan sejumlah
besar faktor produksi mereka yang
langka.
ASUMSI-ASUMSI :
1. Di dunia hanya terdapat 2 negara saja (negara 1 dan negara
2), 2 komoditi (komoditi X dan komoditi Y), dan 2 faktor
produksi ( tenaga kerja dan modal)
2. Tingkat teknologi produksi persis sama
3. X padat karya , Y padat modal
4. Jumlah produksi skala hasil yang konstan ( output = input)
5. Spesialisasi tidak lengkap atau tidak menyeluruh
6. Selera atau preferensi konsumen sama
7. Perfect market
8. Mobilitas sempurna
9. Tidak ada biaya transportasi, tarif
10. Sumber daya dapat digunakan secara penuh
11. Perdagangan internasional berimbang ( X = I )
 Barang – barang yang memerlukan sejumlah besar
faktor yang berlimpah jadi lebih murah akan
memperendah biaya produksi, sehingga
memungkinkan untuk dijual lebih murah di pasar-
pasar Internasional.
 Sebagai contoh, Cina yang relatif memiliki
pendukung yang lebih baik dalam tenaga kerja
dibanding Belanda, harus berkonsentrasi pada
produksi barang-barang yang padat tenaga kerja.
Belanda dengan modal yang relatif lebih banyak
daripada tenaga kerja, seharusnya menspesialisasi
diri dalam produk-produk yang padat modal.
 Negara-negara dengan jumlah tanah yang
relatif luas (seperti Australia) melakukan
ekspor produk-produk yang padat lahan
(seperti gandum dan ternak) sementara
Hongkong mengekspor barang-barang yang
padat tenaga kerja. Akan tetapi, ada
pengecualian berkaitan dengan sebagian
asumsi Ohlin. Ada asumsi adalah bahwa harga
dari faktor-faktor bergantung hanya pada
faktor pendukung.

Anda mungkin juga menyukai