ABSTRAK
Dalam melakukan identifikasi visual manusia menggunakan mata sebagai indra utama, akan tetapi mata memiliki
keterbatasan daya tahan dan faktor kelelahan untuk yang melakukan identifikasi vision yang sifatnya berulang – ulang,
oleh karena itu di penelitian ini dikembangkan sistem otomasi untuk meminimasi kesalahan atau human error dalam
proses identifikasi visual dalam memisahkan jenis kulit sepatu berdasarkan struktur kulit. Perkembangan industri sepatu
zaman sekarang telah berkembang pesat di indonesia yang membuat perusahaan di tuntut untuk memiliki daya saing yang
baik dari sisi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Penggunaan teknologi otomasi dapat menghasilkan
peningkatan kecepatan produksi, menggurangi human error, dan tingkat akurasi yang tinggi dengan tenaga kerja manusia
yang lebih sedikit.
Vision System bekerja dimulai dengan user yang menginputkan sampel-sampel kulitnya melalui graphical user interface
pada matlab yang dibantu dengan pencahayaan yang stabil. Kemudian hasil sampling tersebut akan diproses oleh matlab
yang hasilnya akan disimpan dalam databse yang kemudian diaktuasikan oleh pneumatic system yang dikontrol oleh
programmable logic controller.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem otomatisasi pensortiran
kulit sepatu berdasarkan struktur kulit menggunakan methode cluster identifikasi terintegrasi PLC S7-1200 telah berhasil
dirancang, hasil penelitiaan terdiri dari miniplant, cara kerja mesin, human machine interace (HMI), dan database dari
hasil pensortiran.
Kata kunci : otomasi industri, vision system, programmable logic controller, human machin interface,
ABSTRACT
Visual identification using the human use their eyes as the main senses, but the eye has limited durability and fatigue
factor for identifying vision repetitive - again, therefore in this study developed automation systems to minimize error or
human error in the process visual identification in mensorting kinds of leather shoes based on the structure of the skin.
The development of today's shoe industry has been growing rapidly in Indonesia making company in charge to have a
good competitiveness in terms of quality and quantity of the products it produces. The use of automation technology can
result in increased production speeds, menggurangi human error, and a high degree of accuracy with human labor less.
Vision System works begins with the user input samples of his skin through the graphical user interface in matlab assisted
with lighting stable. Then the results of the sampling will be processed by matlab the results will be stored in the database
which is then actuated by pneumatic system controlled by a programmable logic controller.
Based on the research that has been done, it can be concluded that the design of the shoe leather sorting automation system
based on the structure of the skin using cluster method integrated identification S7-1200 PLC has successfully designed,
the results of the study consisted of miniplant, the workings of the machine, human interace machine (HMI), and database
sorting of results.
Keywords : industrial automation, vision system, programmable logic controller, human machin interface,
Untuk memenuhi permintan pasar dunia yang tinggi dan SOP BELUM TERLAKSANA
defect yang diakibat oleh human error (Fauscette, Gambar I.4 Fishbone Diagram Pemecahan Masalah
2003). Pada Gambar I.4 menunjukan beberapa faktor yang
Tingkat persaingan di dalam dunia industri sekarang ini menyebabkan terjadinya penurunan standart kualitas di
semakin ketat, oleh karena itu setiap perusahaan industri perusahaan venamon, yang pertama adalah human,
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2824
operator sering mengalami fatigue karena pekerjaan Otomasi yaitu sebuah teknolgi yang membahas tentang
yang berulang-ulang, selanjutnya material(bahan aplikasi dari sistem mekanik, elektronik, dan sistem
mentah) yang di pesan di perusahaan harus di sortir yang berbasis komputer untuk mengoprasikan dan
kembali untuk memastikan bahan atau raw material mengontrol produksi (Groover,2001).
yang didapatkan sudah sesuai dengan apa yang di pesan
oleh perusahaan dan memastikan bahwa tidak ada defect 2.2 Cluster identifikasi
yang bearasal dari raw material, dan yang terakhir Clustering Adalah suatu cara menganalisa data dengan
adalah SOP di perusahaan yang masih sering di langgar mengelompokkan objek ke dalam kelompok –
oleh para operator, seperti contoh dalam memastikan kelompok berdasarkan suatu kemasan tertentu. Bisa juga
kualitas raw material harusnya operator harus sangat di sebut proses untuk mendefinisikan pemetaan/
selektif dalam menentukan bahwa raw material tersebut maping.
sudah tidak terdapat defect, akan tetapi dalam Cluster adalah sekumpulan objek yang digabung
kenyataannya masih terdapat raw materila yang defect bersama karenaa persamaan atau kedaekatannya.
yang masuk ke proses produksi. Sedangkan image clustering (pengelompokan gambar)
adalah proses untuk membagi atau mengelompokkan
Berdasarkan observasi dilapangan Untuk meningkatkan suatu image ke dalam beberapa bagian yang berbeda,
kualitas, memaksimalkan produksi serta meminimalisir dimana pada tiap bagian yang berbeda tersebut
kerugian yang di akibatkan oleh beberapa faktor yang anggotanya mempunyai kesamaan khusus (Homogen)
tertera pada Gambar I.4, menurut (Kurniadi dkk, 2009) seperti yang di ilustrasikan pada Gambar II.3 Ilustrasi
penerapan teknologi otomasi mempunyai peranan yang Clustering. Clustering bisa digunakan dalam banyak
sangat penting untuk meningkatkan kualitas baik produk bidang seperti contoh:
maupun proses di industri serta untuk menjaga a. data maining
kelestarian lingkungan dan kesehatan, yang pada b. pattern recognation (pengenalan pola)
akhirnya sangat menentukan daya saing suatu industri c. image clasifikation
maupun daya saing bangsa, karena sistem masih manual d. dan lain – lain
dan masih di kerjakan oleh manusia maka kemungkinan
untuk operator mengalami fatigue, lupa dan lalai akan
bertambah besar, menurut Bhandari dan Deshpande
(2008) kebutuhan akan kontrol kualitas dan pengujian
performa merupakan bagian penting dalam prosedur
produksi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
penerapan otomatisasi inspeksi berbasis Image
Processing di PT. Venamon direalisasikan, dapat
meningkatkan produktifitas, dapat mengurangi jumlah Gambar II.3 Ilustrasi Clustering
tenaga kerja, dan meminimalisir defect yang diakibat
oleh human error sebagaimana kelebihan-kelebihan 2.3 sensor
tersebut dikemukakan oleh Fauscette (2003) yang telah Sensor adalah alat ukur yang digunakan untuk
melakukan penelitian yang serupa pada perusahaan mendeteksi variabel visik seperti temperatur, gaya, atau
manufaktur lain dengan objek kulit. tekanan. Sensor digunakan untuk elemen yang
I.1 Tujuan Penelitian menghasilkan sinyal berhubungan dengan kuantitas
Berdasarkan perumusan masalah di atas , maka dapat di yang akan diukur. Berdasarkan output yang dihasilkan,
tentukan tujuan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai (Groover, 2005)
berikut: 2.4 Actuator
Aktuator dalam kenyataanya terdiri dari beberapa
1. Merancang sistem otomatisasi pengendalian kualitas aktuator lainnya. Yang masing-masing outputnya akan
kulit sepatu berdasarkan structure dengan menjalankan serangkaian aktuator lain. Aktuator dapat
menggunakan metode clusterisasi. dibedakan menjadi tiga jenis yaitu (Groover M. , 2001):
2. Merancang sistem untuk meminimalisir human error electrical actuator, hydraulic actuator, dan pneumatic
dan dokumentasi data secara otomasi pada proses actuator. Contoh dari electrical actuator itu seperti
pensortiran raw material kulit sepatu di PT. solenoid, motor AC & DC, motor stepper, dan lain
Venamon sebagainya.
3. Merancang sitem otomasi komunikasi terintegrasi 2.5 Controller
antara MATLAB, HMI dan PLC Siemens S7-1200 PLC merupakan pengendali berbasis microcomputer
untuk membedakan kualitas kulit sepatu berdasarkan yang menggunakan instruksi-instruksi yang tersimpan
serat/struktur. dalam memori yang dapat diprogram untuk menerapkan
logika, pengurutan (sequencing), timing, counting dan
fungsi-fungsi aritmatika melalui modul input/output
(I/O) digital atau analog, untuk mengendalikan mesin
dan proses (Groover, 2001).
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2825
2.6 Human Machine Interface (HMI) Fokus kajian dalam penelitian ini berada pada nomor 2
Human Machine Interface (HMI) merupakan bagian (dua), yaitu
terpenting dari suatu sistem SCADA sebagai 1. Perancangan Sistem Otomatisasi kualitas kulit
penghubung antara operator dengan teknologi mesin. sepatu menggunakan cluster identifikasi
Hubungan antara manusia dan mesin ini merupakan 2. Merancang sitem otomasi komunikasi terintegrasi
perubahan bentuk bahasa mesin ke bahasa manusia yang antara MATLAB, HMI dan PLC Siemens S7-1200
mudah dipahami. Secara sederhana, HMI berfungsi untuk membedakan kualitas kulit sepatu
sebagai jembatan bagi operator untuk memahami proses berdasarkan serat/struktur
yang terjadi pada mesin (Wicaksono, 2012).
2.7 MATLAB 3.2 Sistematika Pemecahan Masalah
MATLAB ® (Matrix Laboratory) merupakan bahasa Sistematika penyelesaian masalah adalah
pemrograman tingkat tinggi yang dikembangkan oleh menggambarkan langkah – langkah yang diambil untuk
MathWorks dan dikhususkan untuk komputasi numerik, menyelesaikan suatu permasalahan.
visualisasi, dan pemrograman. Dengan memanfaatkan
MATLAB, pengguna dapat melakukan analisis data, 3.3 Analisis Sistem Eksisting
mengembangkan algoritma, dan membuat model Pada tahap ini dilakukan identifikasi sistem exsisting
maupun aplikasi (Sahid, 2007) yang ada pada perusahan, identifikasi sistem existing
meliputi:
1. identifikasi kebutuhan informasi
2. identifikasi kebutuhan perancangan sistem
3. identifikasi perangkat lunak
4. identifikasi perangkat keras
identifikasi sistem exsisting perusahaan di perlukan
untuk perancangan sistem otomatisasi kualitas sepatu
berdasarkan stuktur kulit menggunakan cluster
identifikasi di PT. Venamon
4 Action Sepatu proses tersebut dapat di lihat pada Gambar IV. 1 layout
2200 formal Workstation
5 Eiger Sepatu
lether Eiger
action 2200, dan eiger lether. Dengan lebar kulit yang Sen so r 1
mend etek si kulit
mend etek si kulit mend etek si kulit men d eteksi kulit
akan digunakan sebagai sample adalah 24 cm x 20 cm. Mo to r conveyor Motor conveyor Mo to r conveyor
proximity optik di pakai sebagai triger (pemicu) untuk K ulit jenis 1 K ulit jen is 2 K ulit jen is 3 K ulit jenis 4 K ulit jen is 5
proses dan telah teridentifikasi, layout dari simulasi Gambar IV.3 Sekenario Proses
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2827
3.9 Perancangan Simulator Workstasion berfungsi sebagai monitoring and control sistem di
Identifikasi Kulit Berdasarkan Structure Kulit wokstation penyortiran kulit berdasarkan structure kulit.
Dil dalam HMI terdapat beberapa window yang dapat
Simulasi yang dirancang dalam pembuatan Workstasion diakses, diantaranya adalah:
Identifikasi Kulit Berdasarkan Structure Kulit terdiri
dari berbagai komponen untuk menjalankan skenario
proses yang telah di buat. Adapun Komponen-
1. Interface login
komponen yang terdapat pada simulasi ini dapat dilihat
pada Tabel IV.1 Interface login pad HMI dalam penelitian ini dapat di
lihat pada gambar V.5
Tabel IV.1 komponen simulator
Komponen Spesifikasi Keterangan
Motor 1. Arus 3 phase Conveyor berfungsi
conveyor 2. 220-420v sebagai pembawa
YUMEA 3. Max 14 HP sample kulit yang akan
type Y3A56B di bedakan jenisnya
Sensor 1. Power 12-24 Berfungsi sebagai
Proximity v pendeteksi adanya
optik 2. Control sample kulit dan
output PNP sebagai triger dari
Output
Webcam 1. Video Digunakan sebagai Gambar V.5 Interface login
Logitec resulution pengganti fungsi mata
C930E HD 1080p manusia, menangkap Fungsi interface login adalah sebagai security sistem
2. Photo Quality citra yang nantinya karena hanya orang-orang tertentu atau operator tertentu
15 MP akan di proses oleh saja yang bisa masuk dan dapat mengakses sistem ini,
3. Autofocus matlab Karena sebelum operator mengakses window monitoring
4. Carl Seiz lens and control, operator terlebih dahulu harus mamasukan
username dan password terlebih dahulu, jika username
Inverter 1. Input 200 – Digunakan untuk
dan password salah maka operator tidak dapat
Industrial 230 v 1 phase merubah tegangan 3
mengakses window monitoring dan control sistem.
System 2. Output 0 – phase menjadi 1 phase
input v 3 Apabila user memasukan username dan password
SV008IC5-1
phase dengan benar sesuai dengan database username dan
3. 5A password yang terdapat pada user account Wonderware
4. 1 HP/0.75 Intouch maka user dapat menekan tombol “LOGIN” dan
Kwh interface monitoring dan control akan muncul
Tombol/ 1. Push button Digunakan sebagai
saklar lock tombol pada simulator. 3.11 Monitoring and contol
2. Push button Keluaran yang diharapkan dari perancangan HMI ini
3. Res. AC adalah user dapat melakukan monitoring dan kontol
250v 3A sistem penyortiran kulit sepatu berdasarkan structure
4. Res. DC 5A sesuai dengan sekenario yang telah dibuat. Interface dari
monitoring and control dapat dilihat pada Gambar V.
Monitoring and Control
Selain kebutuhan komponen komponen diatas adapun
software yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:
Berdasarkan hasil rancangan yang telah dibuat dapat
1. Totally integrated Automation (TIA PORTAL ditentukan apakah hasil rancangan yang dibuat sesuai
V12) sebagai software untuk membuat program dengan skenario yang diinginkan. hasil pengujian
PLC dan Program HMI terhadap interface log in dapat dilihat pada Tabel V.6
2. Wonderware System Management Console
sebagai server berbasis software yang
menghubungkan komunikasi data antara perangkat
HMI dan perangkat PLC dengan menggunakan
DASSIdirect.
3. Wonderware Intouch 10.1 Sebagai software untuk
merancang HMI (Human machine Interface)
4. MATLAB R2013a Sebagai Software untuk
merancang pemrograman citra
3.10 Human Machine Interface
Human machine interface (HMI) dibuat menggunakan
Gambar V.6 Monitoring and Control
software wonderware Intouch. HMI dalam sistem ini
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2828
Parameter Jumah
rata - rata waktu pensortiran jenis
30 detik /lembar
Gambar V.1 analisis histogram Structure 1 kulit dan defact kulit sepatu
jam kerja 7 jam
Untuk analisis selanjutnya dapat dilihat pada lampiran
kebutuhan tenaga kerja 3 orang
3.13 Pengujian Sistem Workstasion Penyortiran jumlah kulit yang dipriksa 500 jenis
Kulit Sepatu Berdasarkan Structure jumlah sepatu yang di produksi
780/1 model
Berdasarkan hasil rancangan, dapat di tentukan apakah perhari
sesuai dengan skenario yang di buat ataukah belum,
pengujian sistem ini dilakukan dengan melihat
keakuratan dari sistem yang dirancang untuk menyortir Dari Tabel V.9 eksisting pensortiran kulit dapat di lihat
kulit sepatu berdasarkan structur kuli dngan untuk waktu proses pensortiran kulit sepatu untuk 1
menggunakan sistem otomasi, hasil dari pengengamatan lembar kulit sepatu dibutuhkan 30 detik untuk setiap
yang telah di lakukan dapat di lihat pada lampiran B. kulit sepatu, dan jumlah sample yang diperiksa adalah
Pengujian ini dilakuakan dengan kecepatan conveyor 500 sample kulit,oleh karena waktu yang di butuhkan
untuk menyelesaikan sample adalah 4 jam 10 menit.
1370-1400 RPM, penempatan kamera berada pada
ketinggian 20 cm dari belt conveyor, dan cahaya yang
digunakan adalah dari 150-250 lux. Berdasarkan hasil
pengujian sistem tersebut dapat di lihat pada Tabel V.8
Hasil Pengujian Sistem Worksatation
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2829
Tabel V.10 hasil pengujian sistem 1. Sample : merupakan banyaknya sample yang
telah teridentifikasi
Parameter Jumah 2. Jenis kulit : jenis kuit disini disimbolkan dengan
rata - rata waktu pensortiran angka
10 detik /lembar a. 1 = Splite cetak jeruk
jenis kulit dan defact kulit sepatu
b. 2 = Eiger leather
jam kerja 7 jam c. 3 = Action 2200
kebutuhan tenaga kerja 2 orang d. 4 = swide beige
jumlah kulit yang dipriksa 500 jenis e. 5 = Hi Gloss
jumlah sepatu yang di produksi 3. Jumlah : merupakan jumlah yang telah
780/1 model masuk untuk tiap-tiap jenis kulit
perhari
4. Jumlah komulatif : merupakan penjumlahan dari
banyaknya sampe yang telah teridentifikasi dan
Dari Tabel V.10 dapat dilihat improvemet yang telah msuk dalam database
menggunakan sistem otomasi, dapat dilihat waktu
proses yang dibutuhkan dalam melakukan identifikasi 4. Kesimpulan
jenis kulit untuk setiap jenis kulitnya membutuhkan
waktu 10 detik, itu menunjukan keefisienan waktu dari Berdasarkan hasil pengujian sistem dan analisis yang
eksisting yang ada di perusahaan dan improvment yang telah dilakukan terrhadap sistem hasil rancangan, maka
diberikan oleh sistem ini, keefisienan waktu yang di ditarik kesimpulan bahwa sistem otomatisasi
berikan dapat memotong waktu proses selam 20 detik pensortiran jenis kulit sepatu berdasarkan structure kulit
dalam menyelesaikan identifikasi kulit tersebut. Dan dengan methode cluster identifikasi telah berhasil
untuk menyelesaikan 500 jenis kulit sepatu dapat di dirancang sesuai dengan sekenario perancangan yang
selesaikan dengan waktu 1 jam 23 menit. Data tersebut telah dibuat. Dengan melakukan percobaan sebanyak 30
merupakan data waktu proses dalam melakukan sample didapatkan keakuratan sistem untuk
pensortiran untuk tiap jenis kulit, dan belum termasuk membedakan jenis kulit adalah 100% untuk tiap jenis
allownce mulai dari pemindahan sample kulit dari truck sample, dan dapat langsung direkap oleh database yang
pengangkut dan penempatan ke rak penyimpanan terintegrasi oleh microsoft excel. Dan dengan
mengunakan sistem ini dapat mempermudah operator
3.14 Analisis database pensortiran kulit untuk memisahkan jenis sample, meningkatkan efisiensi
Database merupakan report dari output yang waktu proses pensortiran sesuai dnga jenis masing-
dikeluarkan dari proses pensortiran kuit sepatu, database masing dan penggunaan tenaga kerja, meningkatkan
ini bergua untuk mengontrol persediaan kulit yang produktivitas produksi, meminimalisir adanya human
tersedia dan melihat hasil report dari proses pensortiran error selama proses pensortiran jenis sample kulit.
apakah sudah sesuai jenis kulit yang telah di proses
dengan sample kulit yang dipesan, Tabel V.11 Daftar Pustaka
merupakan tamplan data base yang telah dibuat.
(1) Groover, M.P. 2001. “Automation, Production
Tabel V.11 Database sample kulit Systems, and Computer-Adde Manufacturing”.2rd
edition. New Jersey : Prantice Hall
(2) Groover, Mikell P. 2005. Otomasi, Sistem Produksi
dan Computer Integrated Manufacturing. Surabaya:
Guna Widya.
(3) Groover, M.P. 2008 “Automation, Production
Systems, and Computer-Adde Manufacturing”.3rd
edition. New Jersey : Prantice Hall
(4) IHS inc. The asian market for building automation
equipment. http://www.imsresearch.com/pres-
release/asian_market_for_building_automation
_equipment_to_exceed_1_billion_by_2015 di akses
pada tanggal 23 November 2014
(5) Michael Fauscette. 2013. “Productivity”. Dipetik
Januari 9, 2014, dari Michael Fauscette website:
http://www.mfauscette.com/software_technology_p
artn/2013/02/productivity.html di akses pada tanggal
24 desember 2014
(6) Fakhrurozi A. 2014. Klasifikasi kayu dengan
menggunakan methode local binary pattern dan
Databse tersebut langsung terintegrasi oleh microsoft naive bayes-classifier. Surabaya: universitas
excel untuk pendataan sample yang telah masuk dan gunadarma
langsung dapat di print sesuai dengan yang diinginkan, (7) Wicaksono, Handy. 2012. SCADA Software dengan
dari Tabel tersebut berikut merupakan penjelasan dari Wonderware InTouch. Yogyakarta: Graha Ilmu.
tiap kolom