Anda di halaman 1dari 9

PERANAN SISTEM OTOMASI INDUSTRI PADA BIDANG INDUSTRI MANUFAKTUR

TERHADAP PEMBANGUNAN INDONESIA

Mickael Eko Putra, Pahreza Ridwan Putra, Sani Saffanah


Program Studi Teknik Otomasi Industri
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung

1. Definisi Sistem Otomasi


Otomasi merupakan sistem atau teknologi berbasiskan aspek-aspek mekanikal,
elektrik/elektronik, komputer dan perangkat lunak guna mengintegrasikan tindakan
monitoing, pengendalian, operasi dan berbagai layanan manajemen suatu
proses/infudtri/bangunan dengan tanpa (meminimalan) intervensi operator. Layanan
manajemen dalam konteks ini dapat berupa peningkatan efisiensi, kemanan, keselamatan
kerja, layanan pemeliharaan, penghematan nergi, dan lain-lain sesuai keinginan atau
harapan penggunanya.
Sistem otomasi Industri dapat diartikan sebagai sistem dengan mekanisme kerja
dikendalikan oleh peralatan elektronik (electronic hardware) berdasarkan urutan-urutan
perintah dalam bentuk program perangkat lunak (electronic software) yang disimpan di
dalam unit memori kontroler elektronik. Dalam membangun sistem otomasi di Industri
antara hardware, software harus menjadi satu kesatua dan merupakan sekuensial (urutan)
pekerjaan atau sering disebut dengan tahapan yang meliputi pekerjaan tahap
pembangunan yaitu suatu industri dipersiapkan sejak awal yang meliputi perencanaan,
persiapan, perakitan, instalasi, pemrograman, inspeksi, komisioning.
Industri Manufaktur adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga
menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang
yang lebih tinggi nilainya dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir.
Jadi Sistem otomasi industri pada industri manufaktur adalah suatu sistem dengan
mekanisme kerja yang dikendalikan secara otomatis pada sebuah industri manufaktur.
Pembahasan spesifik mengenai Industri manufaktur yang dipilih oleh penulis yaitu pada
industri makanan dan minuman.

2. Standarisasi dalam Sistem Otomasi


Kata standar memiliki arti satuan ukuran dapat digunakan sebagai dasar pembanding
kualitas, kuantitas, dan nilai. Standar kualitas hasil produksi pangan pada industri food &
beverage menjadi hal yang penting karena hasil produksinya menjadi bahan pangan bagi
manusia maupun makhluk hidup lainnya. Salah satu standar adalah ISO (International
Organization for Standardization) yang dikenal adalah Sistem Manajemen Mutu ISO
22000. Standar ISO 22000 adalah suatu standar untuk mengidentifikasi dan mengontrol
produksi makanan, dengan demikian dapat mengurangi resiko ataupun mengjilangkan
resiko keamanan pangan yang dapat terjadi di industri pangan. Saat ini, terdapat rumpun
standar ISO 22000 antara lain :
• ISO 22000 — Sistem manajement keamanan pangan – Syarat-syarat untuk organisasi
dalam jaringan penyediaan pangan,
• ISO 22001 — Panduan atas penerapan ISO 9001:2000 untuk industri pangan dan
minuman (menggantikan: ISO 15161:2001),
• ISO/TS 22002 — Program prasyarat akan keamanan pangan-Bagian 1 : Pembuatan
pangan,
• ISO/TS 22003 — Sistem manajemen keamanan pangan untuk bidang usaha yang
menyediakan pelayanan audit dan sertifikasi bagi sistem manajemen keamanan
pangan,
• ISO/TS 22004 — Sistem manajemen keamanan pangan – Panduan akan penerapan
ISO 22000:2005,
• ISO 22005 — Kemampuan pemeriksaan dalam jaringan pangan – Prinsip umum dan
syarat-syarat dasar untuk desain dan implementasi sistem,
• ISO 22006 — Sistem manajemen mutu – Panduan atas penerapan ISO 9002:2000
untuk produksi tanaman,
• ISO 22000 juga digunakan dalam Sertifikasi Sistem Keamanan Pangan

Dalam menunjang industri pangan yang menproduksi hasil yang memenuhi syarat
haruslah memiliki perangkat dan sistem yang aman bagi pekerja maupun bahan pangan
yang di olah, adapun standar sistem kontrol otomasi menurut IEC (International
Electrotechnical Commission) :
• IEC 61069-1 Ed. 2.0 b:2016 - Industrial-process measurement, control and automation
- Evaluation of system properties for the purpose of system assessment - Part 1:
Terminology and basic concepts
• IEC 61508-1 Ed. 2.0 b:2010 - Functional safety of electrical/electronic/programmable
electronic safety-related systems - Part 1: General requirements

3. Perkembangan Terakhir dari Sistem Otomasi


Seiring berkembangnya teknologi peranan manusia dalam industri mulai tergantikan
dengan adanya sebuah robot, salah satu alasannya adalah guna mempercepat proses
produksi dan mengurangi kegagalan kerja. Masa depan otomasi industri dan robotika kini
sudah banyak berkembang di industri di dunia. Bahkan sekarang berkembang industri 4.0.
Industri 4.0 sederhananya adalah tren di dunia industri yang menggabungkan sistem
otomasi dengan teknologi cyber atau yang dikenal Internet of Things. Perkembangan
industri di Indonesia sudah mulai berkembang ke arah era industri 4.0. Menurut Airlangga
pada artikel kemperin menyampaikan “sejumlah sektor industri nasional telah siap
memasuki era industri 4.0.” Terdapat lima sektor industri yang menjadi prioritas menuju
Industri 4.0 yaitu Industri Makanan dan Minuman (9,23%), Industri Otomotif (3,68%),
Industri Kimia (4,53%), Industri Elektronika (2,79%), Industri Tekstil dan Pakaian (3,76%).
Industri makanan dan minuman menempati prioritas utama dalam pengembangan Industri
4.0.

4. Macam-Macam Jenis Industri dan Sistem yang Sesuai


Menurut CIOSummits.com menurut proses produksinya industri industri
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Industri Manufactur Discrete
b. Industri Manufactur Process
Kedua jenis bahasa yang lazim digunakan ini menunjukan karakteristik dari proses
produksi yang dilakukan di industri industri tersebut, sebelum membahas karakter karakter
proses produksi antara Industri Manufactur Discreet dan Industri Manufactur Process,
berikut contoh dari industri industri tersebut :
a. Industri Manufactur Discrete
• PT. Astra Honda Motor
• PT. Otics Indonesia
• PT. Krakatau Steel
• PT. KHI Pipe
b. Industri Manufactur Process
• PT. Nutrifood
• PT. South Pacific Viscose
• PT. Ashahimas Petrochemical
• PT. Chandra Asri Petrochemical

Dari daftar perusahan perusahaan diatas, sekilas dapat dilihat bahwa pada proses
produksi pada industri manufactur discreet proses produksi didominasi proses perakitan
atau pembuatan komponen sehingga menghasilkan suatu produk. Sementara pada
perusahaan perusahaan Industri Manufactur Process mengalami proses dengan dengan
reaksi kimia atau pencampuran secara kimia sehingga hasil produksi tidak dapat
dikembalikan ke bahan mentah, berbeda dengan Industri Manufactur Discreet dimana hasil
produksi dapat dikembalikan lagi menjadi bahan mentah pembentuknya.
Pada jenis pengendalian kedua jenis industri diatas juga berbeda, perusahan
perusahaan Industri Manufactur Discreet umumnya menggunakan jenis pengendalian
Batch atau semi – continuous dimana terdapat jeda antara proses produksi seperti antara
filling dan packing dimana ada momen berhenti yang mengakibatkan mesin produksi
berada pada kondisi idle, sementara pada perusahaan perusahaan Industri Manufactur
Process pengolahan bahan mentah dilakukan proses proses kimiawi yang mengakibatkan
kegiatan produksi tidak dapat berhenti sehingga proses terus berlangsung secara
continuous, karena apabila terjadi penyimpangan dari set point maka hasil produksi tidak
akan maksimal.

5. Tantangan Dalam Membangun Sistem Otomasi di Indonesia


Merujuk dari pembahasan sebelumnya, dari kedua jenis industri dan karakter proses
yang digunakan pada indsutri industri tersebut, hampir seluruhnya telah di operasikan
secara otomatis, dengan demikian pengaruh sistem otomasi di industri industri tersebut
telah begitu penting dan kritis, teknologi teknologi seperti PLC, DCS dan SCADA tentunya
telah menjadi hal yang lumrah dan umum dijumpai di industri industri maju.

Gambar 1. Industry Manufactur Batch dan Industry Manufacture Process

Namun perkembangan otomasi di industri-industri yang berada di Indonesia memiliki


banyak tantangan dalam perkembangannya, tantangan tantangan ini berasal dari banyak
aspek mulai dari faktor manusia hingga faktor ekonomi.
Menurut dailysocial, Foxconn dikabarkan telah memecat 60.000 pekerja di salah satu
pabriknya dan menggantikannya dengan robot guna mempercepat laju pertumbuhan dan
mengurangi biaya tenaga kerja. Menurut survei pemerintah, 600 perusahaan di pusat
manufaktur Tiongkok, Kunshan, kemungkinan besar mengikuti jejak Foxconn dan
menerapkan otomatisasi dan robotika dalam pabrik mereka.
Sementara di Indonesia sendiri buruh buruh pekerja hampir setiap tahunnya menuntut
kenaikan upah minimum regional karena pengaruh ekonomi dan inflasi yang terjadi di
Indonesia, peranan buruh di Indonesia sangat berpengaruh terhadap proses produksi
perusahaan, namum kenaikan UMR yang terus menerus dapat memicu perusahan
perusahan untuk mulai menerapkan sistem otomasi yang mengurangi jumlah tenaga kerja,
hal ini yang menjadikan tantangan pengembangan otomasi di Indonesia.
Selain itu hampir seluruh alat kendali kendali yang kritikal tidak diproduksi di Indonesia
sehingga biaya pengadaan alat alat otomasi menjadi begitu mahal dan seluruh perusahaan
yang bergerak pada pembuatan alat alat otomasi seluruhnya berasal dari luar negeri,
karenanya pengembangan alat ini menjadi tantangan baru untuk para ahli untuk
menciptakan produk otomasi karya dalam negeri yang dapat bersaing di pasar dunia, faktor
pemahaman akan kondisi secara keseluruhan di Indonesia dapat mempermudah
pengembangan sistem otomasi di Indonesia

6. Masalah Tenaga Kerja untuk Mendukung Otomasi Industri


Menurut Badan Pusat Statistik, Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2019
menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja pada Februari 2019 sebanyak 136,18 juta
orang, naik 2,24 juta orang dibanding Februari 2018. Sejalan dengan naiknya jumlah
angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat sebesar 0,12
persen poin.
Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang tahun 2018, industri makanan dan
minuman mampu tumbuh sebesar 7,91 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi
nasional di angka 5,17 persen. Bahkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar
dan sedang di triwulan IV-2018 naik sebesar 3,90 persen (y-on-y) terhadap triwulan IV-
2017, salah satunya disebabkan oleh meningkatnya produksi industri minuman yang
mencapai 23,44 persen.
Industri makanan dan minuman menjadi salah satu yang mendominasi penyerapan
tenaga kerja bidang industri. Industri makanan dan minuman yang secara keseluruhan
sistemnya menggunakan sistem otomasi industri, membuat industri ini menjadi andalan
dalam memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja tidak bisa dikatakan menjadi penghambat suatu
otomasi industri.
David Autor seorang ekonomi di MIT Sloan School of Business dan seorang ahli
terkemuka mengenai masalah pekerjaan dan otomatisasi, cukup optimis dalam
penelitiannya mengenai kemajuan teknologi dan otomatisasi. David Autor mengatakan
bahwa “Otomatisasi memang dapat menggantikan tenaga kerja, namun otomasi juga
melengkapi tenaga kerja, meningkatkan output dan meningkatkan permintaan tenaga kerja
lebih tinggi, serta berinteraksi dengan penyesuaian pasokan tenaga kerja”.
Pada industri makanan dan minuman padat karya dan padat modal saling berkaitan.
Pada proses pengolahannya menggunakan padat modal sedangkan pada bagian
packingnya menggunakan padat karya. Namun jika dibandingkan antara padat modal dan
padat karya pada industri makanan dan minuman, padat karya lebih mendominasi. Dapat
disimpulkan bahwa sistem otomasi industri tidak bisa dikatakan menjadi kendala sebuah
ketenagakerjaan.

7. Tabel dan grafik


Berikut ini merupakan tabel dan grafik Proporsi Tenaga Kerja pada Sektor Industri
Manufaktur, 2015 – 2018 menurut Badan Pusat Statistik.

Tabel 1. Proporsi Tenaga Kerja pada Sektor Industri Manufaktur, 2015-2018

Proporsi Tenaga Kerja pada Sektor Industri


Jenis Industri Manufaktur (Persen)

2015 2016 2017 2018


Industri Makanan 2.89 3.23 3.63 3.68

Industri produk dari batu bara


0.04 0.01 0.05 0.05
dan pengilangan minyak bumi

Industri bahan kimia dan barang


0.28 0.26 0.35 0.34
dari bahan kimia
Industri farmasi, produk obat
0.12 0.08 0.11 0.11
kimia dan obat tradisional
Industri Logam Dasar 0.20 0.16 0.20 0.18
Proporsi Tenaga Kerja pada Sektor Industri Manufaktur
(Persen)
4

0
2015 2016 2017 2018

Industri makanan
Industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi
Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia
Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional
Industri Logam Dasar

Gambar 2. Grafik Proporsi Tenaga Kerja pada Sektor Industri Manufaktur, 2015-2018

Dapat dilihat dari grafik dan tabel bahwa proporsi tenaga kerja pada sektor industri
manufaktur dari tahun 2015-2018 menunjukkan bahwa industri makanan memiliki proporsi
tenaga kerja paling tinggi dibandingan dengan jenis industri lainnya. Sehingga dapat
dikatakan, bahwa industri makanan dan minuman memiliki peranan penting dalam
pembangunan Indonesia. Industri makanan dan minuman ini mendominasi penyerapan
tenafa kerja di bidang industri.

8. Solusi dari Tantangan


Solusi yang dapat mengatasi tantangan-tantangan mengenai peranan sistem otomasi
industri pada bidang industri manufaktur terhadap pengembangan Indonesia yaitu :
• Dalam permasalahan yang membahas standarisasi dalam sistem otomasi mengenai
banyak industri pangan yang tidak memenuhi standar yang ada, solusi yang dapat
ditawarkan yaitu perlu adanya pemantauan tiap industri agar semua industri di
Indonesia patuh pada standarisasi yang berlaku.
• Pada pembahasan macam-macam jenis industri, sudah dijelaskan mengenai
manufacture discrete dan proses tentang karakteristik dan keluarannya bahwa terdapat
tantangan dalam membangun sistem di Indonesia, solusi dari masalah tersebut yaitu
menghilangkan paradigma mengenai sistem otomasi yang diterapkan saat ini. Ketika
sistem otomasi industri diterapkan, maka beberapa jenis pekerjaan akan hilang, namun
sebenarnya akan muncul jenis pekerjaan baru untuk menggantikannya, contohnya yaitu
pada industri kreatif seperti gojek, grab, tokopedia, dan lain lain.
• Tantangan dari, kebanyakan produksi alat-alat otomasi di Indonesia adalah komponen-
komponen critical dan tidak diproduksi di Indonesia sehingga alatnya terlampau mahal,
solusi dari permasalahan ini yaitu membuat produk yang menunjang sistem otomasi
hasil karya anak bangsa sehingga tantangan sistem otomasi di Indonesia akan lebh
mudah diselesaikan. Karena yang membuatnya anak bangsa yang pada dasarnya
memahami budaya di Indonesia itu sendiri, sehingga pemecahan masalah akan
tantangan-tantangan sistem otomasi industri di Indonesia akan lebih mudah.
• Perkembangan teknologi 4.0 pada industri tidak dapat dihindari sehingga membuat
tenaga kerja menjadi berkurang dengan diterapkannya sistem otomasi, salah satu solusi
yang diberikan adalah dengan tren kolaborasi, bagaimana menciptakan kerja manusia
dengan kerja sistem otomasi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.(2015). Indikator Industri Manufaktur. Jakarta, Indonesia :Badan Pusat
Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2019. Proporsi Tenaga Kerja pada Sektor Industri Manufaktur, 2015 –
2018 di https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/05/21/1346/proporsi-tenaga-kerja-pada-
sektor-industri-manufaktur-2015---2018.html (diakses tanggal 24 Oktober)

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. 2019. Industri Makanan dan Minuman Jadi
Sektor Kampiun di https://kemenperin.go.id/artikel/20298/Industri-Makanan-dan-
Minuman-Jadi-Sektor-Kampiun- (diakses tanggal 24 Oktober)

Labana.id. 2016. Otomatisasi di Industri Teknologi, Sebuah Ancaman atau Peluang? di


https://dailysocial.id/post/otomatisasi-di-industri-teknologi-sebuah-ancaman-atau-
peluang (diakses tanggal 24 Oktober)

Putranto, Agus dkk. 2008. Teknik Otomasi Industri untuk Sekolah Menengah Kejuruan.
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Septyanto, Dwi. 2015. Bahan Kuliah Sistem Otomasi Bangunan (SOB-204). Bandung (ID).
Politeknik Negeri Bandung

Shift Indonesia. 2017. Otomatisasi Melengkapi Tenaga Kerja. Setujukah Anda? di


http://shiftindonesia.com/otomatisasi-melengkapi-tenaga-kerja-setujukah-anda/ (diakses
tanggal 24 Oktober)

Anda mungkin juga menyukai