Sejarah pengebirian terjadi sudah lebih dari 4.000 tahun silam. Catatan
yang ada menyebutkan, pengebirian dengan sengaja berasal dari Kota Lagash di
Sumeria (Asiria). Mereka yang dikebiri umumnya budak lelaki. Selanjutnya
mereka biasa disebut kasim atau dalam bahasa Inggris eunuch, kehilangan
kesuburannya (castrated) karena perangkat biologis untuk kepentingan
pembuahan dibabat habis.
Para kasim ini biasa tampil di istana kaisar-kaisar Akhemenid dari Persia
atau Firaun dari Mesir. Keberadaan mereka sama pentingnya dengan harem-harem
yang didatangkan dari berbagai penjuru daerah. Jumlah mereka separuh dari
jumlah harem yang ada. Perbandingannya satu kasim menjaga beberapa harem.
Mereka menjadi pelayan, seperti membereskan tempat tidur, memandikan harem,
memotong rambutnya.
Sekian ribu tahun kemudian, praktik pengebirian itu sudah tidak terdengar
lagi. Bagian belakang Istana Sultan Ottoman di Istambul, Turki yang dulunya
merupakan kamar-kamar bagi para harem, saat ini tak lebih dari sebuah museum.
Praktik poligami lebih dari empat istri, sudah tidak populer lagi. Raja pun cukup
memiliki satu permaisuri. Kalau pun ada wanita lain, sifatnya perselingkuhan.
Ruangan khusus untuk para selir, sudah tidak ada lagi. Maka keberadaan kasim
juga sudah hilang.
Namun, ketakutan tentang pengebirian masih saja terjadi. Di Indonesia,
upaya pengendalian angka kelahiran yang disebut Keluarga Berencana (KB),
hanya populer bagi kaum perempuan.
Tawaran ber-KB bagi pria kurang mendapat sambutan. Sejauh ini ada dua
jenis kontrasepsi untuk pria, penggunaan kondom dan vasektomi. Penggunan
kondom sudah lebih mengemuka, namun vasektomi masih menjadi sesuatu yang
sulit. Masalahnya ya itu tadi, ketakutan tentang sterilisasi permanen akibat
vasektomi karena pemahaman yang mengindentikkan vasektomi dengan kebiri.
Selain itu pemahaman yang keliru seperti anggapan vasektomi dapat membuat
impoten, menurunkan libido, membuat pria tidak bisa ejakulasi, atau vasektomi
merupakan tindakan operasi yang menyeramkan.
Hal ini tentu berbeda sekali dengan kebiri yang sifatnya amputasi, yakni
pembuangan buah zakar atau testis sehingga tidak dapat lagi memproduksi sperma
dan hormon testosteron (kejantanan). Pada vasektomi testis tidak dibuang, jadi
tetap dapat memproduksi hormon testosterone. Malahan jika dipandang perlu,
proses normalisasi masih bisa dilakukan dalam sebuah operasi kecil berlangsung
sekitar 15 menit saja.
Tujuan para hamba atau budak dikebiri adalah untuk dijadikan pelayan.
Walau pekerjaan domestik yang mereka lakukan tampaknya rendah, seperti
membereskan tempat tidur, memandikan raja, memotong rambutnya, membuang
kotorannya atau bahkan menyampaikan pesan-pesan untuk raja; mereka sangat
berpengaruh kepada raja.
PENGERTIAN KEBIRI
Kebiri (disebut juga pengebirian atau kastrasi) adalah tindakan bedah dan
atau menggunakan bahan kimia yang bertujuan untuk menghilangkan fungsi testis
pada jantan atau fungsi ovarium pada betina. Pengebirian dapat dilakukan baik
pada hewan ataupun manusia.
MACAM-MACAM KEBIRI
Saat ini dikenal dua macam hukum kebiri. Yaitu kebiri secara fisik dan
kimiawi. Perbedaanya jika kebiri secara fisik lebih pada tindakan operasi
(memotong testikel), sedangkan kebiri kimiawi yaitu dgn melakukan penyuntikan
zat kimia yg dpt menghilangkan hasrat seksual seseorang.
Jika kebiri secara seksual masih dianggap sadis, maka saat ini kebiri secara
kimiawi dianggap sebagai alternatif tepat untuk memberikan pelajaran bagi para
pelaku kejahatan seksual terutama kaum pedofil.