Anda di halaman 1dari 4

KONTRA

Jika kita membicarakan radikal dan moderat, timbul kekontrasan di antara keduanya, saling bertentangan.
Moderat yang digambarkan selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem; atau jalan
tengah. Sedangkan radikal digambarkan kebalikannya, yaitu kekerasan, permusuhan, dan dianggap
sebagai representasi dari ‘kejahatan’. Dalam konteks beragama orang-orang dengan paham dalam
radikalisme terus bercita-cita memperjuangkan cita-cita berdirinya bentuk Daulah/Khilafah Islamiyah dan
menerapkan syariat Islam secara total dalam sistem sosial politik. Direktur Pencegahan Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) Akhmad Nurwhid menyatakan bahwa terdapat 33 juta penduduk
terpapar radikalisme di Indonesia. Radikalisme adalah paham yang menjiwai semua aksi terorisme.
Mereka selalu mendoktrin, membenturkan agama dan budaya, agama dan sosial, agama dan Pancasila.

Dalam mengatasi radikalisme yang marak di Indonesai pemerintah mengambil tindakan dengan cepat,
tegas, dan serius agar tidak kecolongan. Jika tidak segera mengambil tindakan maka bisa mengancam
ideologi Pancasila dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Solusi itu lahir karena ada
masalah. Dan radikal ada masalah, dan moderat lahir sebagai solusi. Lahirnya moderasi beragama ini
merupakan sarana mewujudkan kehidupan beragama dan berbangsa yang rukun, harmonis, serta damai.
Dalam konteks kehidupan beragama, khususnya Islam yang dianut oleh sekitar 86% penduduk Indonesia,
sikap moderat juga memiliki peran yang sangat penting. Sebab, moderat adalah titik tengah antara sisi
ekstrim kiri dan sisi ekstrim kanan. Selain itu dengan 273,8 jiwa penduduk Indonesia yang hidup
berdampingan dengan beragam ras, suku, agama, budaya serta Bahasa haru tetap menjaga kerukunan
demi perwujudan sila ke-2 Pancasila yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Sehingga tanpa sikap
moderat keharmonisan dan keseimbangan hidup sosial hanya akan menjadi angan-angan belaka.
Penguatan moderasi beragama menjadi salah satu indikator utama sebagai upaya membangun kebudayaan
dan karakter bangsa. Moderasi beragama juga menjadi salah satu prioritas di Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Kementerian Agama.

Radikalisme menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada, kementrian agama republik Indonesia sepakat
bahwa radikalisme merupakan ideologi yang bertentangan dengan pandangan masyarakat dan negara,
maka perlu ada upaya yang sistematis untuk mengatasinya.

Pertama, melalui pendidikan. pendidikan perlu mengedepankan pendekatan karakter budaya Indonesia
yang terkenal ramah tanpa kekerasan. sifat ramah dan nilai-nilai karakter budaya yang dimiliki bangsa
Indonesia sudah lama mengakar sepatutnya di cangkokkan dalam semua mata pelajaran, tidak melulu
mapel agama, PKN ataupun akidah akhlak.

Kedua, melakukan kampanye-kampanye Islam Rahmatan lil ‘alaminn, Islam ramah, Islam Subtanstif,
Islam santun dan sejenisnya baik di dunia maya maupun nyata.

ketiga, melakukan pembinaan keluarga. Keluarga yang sakinah mawaddah warohmah mempunyi peran
yang vital.

Kita tidak butuh radikalisme atau moderat, kita hanya butuh toleransi dalam islam.
If we talk about radical and moderate, there is a contrast between both of them, contradict each other. The
moderate depicted always avoids extreme behavior or disclosure; or middle ground. Meanwhile, radicals
are described as the opposite, namely violence, hostility, and are considered as a representation of 'crime'.
In the religious context, people with an understanding of radicalism continue to dream of fighting for the
ideals of establishing an Islamic Daulah/Khilafah and implementing Islamic law totally within the socio-
political system. The Prevention Director of the National Counterterrorism Agency (BNPT) Akhmad
Nurwhid stated that there were 33 million people exposed to radicalism in Indonesia. Radicalism is the
notion that animates all acts of terrorism. They always indoctrinate, clash religion and culture, religion
and society, religion and Pancasila.
In tackling the rampant radicalism in Indonesia, the government is taking swift, firm and serious action so
as not to be left behind. If action is not taken immediately, it can threaten the ideology of Pancasila and
the sovereignty of the Unitary State of the Republic of Indonesia.
In the context of religious life, especially Islam which is adhered to by around 86% of Indonesia's
population, moderation also plays a very important role. Because, moderate is the midpoint between the
extreme left and the extreme right. In addition, the 273.8 people of Indonesia who live side by side with
various races, ethnicities, religions, cultures and languages must maintain harmony for the sake of
realizing the second precept of Pancasila, namely "Just and civilized humanity". So that without a
moderate attitude, harmony and balance in social life will only be wishful thinking. Strengthening
religious moderation is one of the main indicators as an effort to build culture and national character.
Religious moderation is also one of the priorities in the Ministry of Religion's National Medium-Term
Development Plan.
Radicalism overturns existing values, the ministry of religion of the republic of Indonesia agrees that
radicalism is an ideology that is contrary to the views of society and the state, so there needs to be a
systematic effort to overcome it.
Radicalism ia a problem, and moderates is a problem too if someone use this understanding out of
context. We can take the example that going viral, which is Kristen Muhammadiyah.
First, through education. education needs to prioritize the Indonesian cultural character approach which is
known to be friendly without violence. the friendly nature and cultural character values of the Indonesian
people have long been rooted in and should be instilled in all subjects, not only in religious subjects, PKN
or moral principles.
Second, carry out campaigns for Islam Rahmatan lil 'alamnn, friendly Islam, substantive Islam, polite
Islam and the like both in cyberspace and in real life.
third, do family coaching. Families that are sakinah, mawaddah, warohmah have a vital role.

PRO
Jika kita menilik arti dari radikal menurut KBBI dikatakan bahwa radikal itu adalah maju dalam berpikir
atau bertindak. Dan memang demikianlah bahwa radikal dan radikalisme aslisnya itu berkonotasi positif.
Sekarang agama islam bekembang dengan sangat pesat, sebagai generasi muda sangat penting memiliki
iman dan taqwa yang kuat. Era globalisai memaksa kita dihadapkan dengan perubahan dan realita yang
membuat kita berpikir lebih kritis. Sehingga sifat radikalisme itu pada akhirnya dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari untuk tetap mempertahankan iman dan taqwa kita. Sikap radikalisme dibutuhkan
untuk memerangi
Kita harus bersikap radikal dalam beragama, dalam beribadah
bahkan di era perjuangan merebut kemerdekaan radikalisme memberikan peranan yang sangat penting di
dalam mendorong semangat perjuangan. Dan Bung Karno dengan tegas menunjukkan kepada publik dan
kepada para pejuang pada waktu itu, betapa pentingnya radikalisme. Dalam tulisan berjudul mencapai
Indonesia merdeka pada Maret tahun 1973, Bung Karno mengatakan bahwa untuk menuju Indonesia
merdeka harus dipimpin oleh sebuah pelopor yang mendukung perjalanan rakyat. Masa lantas melihat
hanya satu obor yang terbesar nyalanya dan paling terang sinarnya, satu obor yang terkemuka jalannya
yakni obornya radikalisme. Bung karno secara tegas mengatakan radikalisme itu diperlukan guna
mendorong semangat kemerdekaan konstruktivisme kita bukan kaleng-kalengan tapi konstruktivisme
radikalisme yang bersifat dinamis. Jadi jelas sekali bukan radikal bukan hanya berkonotasi positif tapi
radikal itu memiliki energi yang besar untuk menyulut semangat dalam mencapai satu tujuan perjuangan
Menko PMK meyakini, sikap radikal sangat penting dimiliki mahasiswa dalam mencari kebenaran hingga
ke akar-akarnya.
"Sikap radikal ini sebetulnya positif, tapi ketika dilabeli -isme sering dimaknai tidak baik apalagi jika
dikaitkan dengan politik. Dan faktanya radikalisme di kampus itu ada sehingga itu jadi tanggung jawab
kita semua untuk membentengi dengan jiwa bela negara," kata mantan Mendikbud tersebut.
Ia pun mengingatkan bahwa menjadi seorang mahasiswa selain harus memiliki jiwa bela negara juga
harus memiliki keberanian. Berani untuk keras terhadap diri sendiri sehingga terbentuk mental dan jiwa
kepemimpinan.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa dalam beragama, seseorang memang harus
radikal dalam pengertian mempunyai keyakinan yang kuat dan mengakar. Menurutnya, agama adalah
keyakinan dan meyakini sesuatu memang harus mengakar.

If we look at the meaning of radical according to KBBI it is said that radical is advanced in thinking or
acting. And it is true that radicalism and its original radicalism have a positive connotation, even in the
era of the struggle for independence radicalism played a very important role in encouraging the spirit of
struggle. And Bung Karno firmly showed the public and fighters at that time how important radicalism
was. In an article entitled "Achieving Indonesia's Independence" in March 1973, Bung Karno said that in
order to achieve an independent Indonesia, it must be led by a pioneer who supports the people's journey.
The past saw only one torch that was the biggest and brightest, a torch that led the way, namely the torch
of radicalism. Bung Karno firmly stated that radicalism was needed to encourage the spirit of
independence. Our constructivism is not canned, but dynamic radicalism constructivism. So clearly it's
not radical, not only has a positive connotation, but radical has great energy to ignite enthusiasm in
achieving one goal of struggle.
The Coordinating Minister for PMK believes that it is very important for students to have a radical
attitude in seeking the truth down to its roots.
"This radical attitude is actually positive, but when labeled -ism is often interpreted as bad, especially
when it is related to politics. And the fact is that radicalism exists on collage, so it is our responsibility to
fortify with the spirit of defending the country," said the former Minister of Education and Culture.
He also reminded that being a student apart from having to have a spirit of defending the country must
also have courage. Dare to be hard on yourself so that the mentality and soul of leadership are formed.
The solution was born because there is a problem. And radicals have problems, and moderates are born as
solutions. The birth of religious moderation is a means of realizing harmonious, harmonious and peaceful
religious and national life.
Sisi negative dari moderat manusia bersifat sekuler, lunturnya akidah keagaamaan karena adanya
toleransi. Contohnya membolehkan wnaita melepas hijab karena itu adalah hak dan kebebasan mereka.
Tentang makanan
Esensi dari menolak itu adalah toleransi, moderat itu tidak toleran, terlalu luas. (gak papa maksiat yang
penting saya sholat)
Pada akhirnya sumbu dari semau
Beribada itu tebagi dua hablumminallah itu hanya kita sama tuhan
Toleransi di sini maksudnya apa? Dalam konteks sholat itu sudah tidak ada hubungan manusia
Ketik urusan itu berhubungan dengan allah. Entah itu radikal moderat itu urursan orang bukan kita
Tetapi ketika kita

Anda mungkin juga menyukai