Anda di halaman 1dari 12

PERAN PENGHULU DALAM MEMBANGUN

MODERASI BERAGAMA
OLEH: ISWANTO S SAPUTRO, S.PD.I

PEN G HULU M U DA K UA K EC. WA DASLINTAN G


LATAR BELAKANG MASALAH
 Masih terjadi gesekan antara kelompok dengan kelompok yang lain
yang mana di antaranya disebabkan oleh perbedaan paham
keagamaan dan paradigma berpikir.
 Disinilah Kemenag harus mampu memosisikan diri di tengah-tengah
keragaman agama dan penganutnya, sekaligus menjadi penengah
dalam wujud moderasi dari dua kelompok ekstrem kanan dan
ekstrem kiri.
 Penghulu mempunyai peran strategis untuk memberi layanan
kepada umat Islam dalam membina paham keagamaan Islam. KUA
memberi peran yang sangat signifikan dalam memberi bimbingan
kepada masyarakat. KUA, memiliki peran memberikan layanan dan
bimbingan kepada masyarakat Islam di lingkungan kerjanya
utamanya dalam moderasi beragama.
 Penghulu selain dalam menjalankan tugasnya dibidang perkawinan
juga harus memberikan pencerahan kepada masyarakat kaitannya
moderasi beragama
RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah peran penghulu dalam


membangun moderasi beragama di
masyarakat?
PENGHULU & MODERASI BERAGAMA
TUGAS PENGHULU
 Pertama: Mengawasi nikah/rujuk menurut agama Islam yang
berarti pengawasan pernikahan mereka yang beragama Islam
dilakukan oleh seorang penghulu serta memberikan bimbingan/
penasehatan mengenai hukum undang-undang pernikahan,
meteri pernikahan bagi calon pengantin yang akan menikah dan
remaja.
 Kedua: kegiatan kepenghuluan merupakan kegiatan pelayanan
dan konsultasi nikah/rujuk serta pengembangan kepenghuluan
yaitu kegiatan atau upaya yang dilakukan penghulu meliputi
pengkajian masalah hukum munakahat, pengembangan metode
penasehat, konseling dan pelaksanaan nikah /rujuk.
 Melaksanakan tugas lain sesuai dengan Fungsi KUA: Pembinaan
Masyarakat Islam seperti Zakat, Wakaf, Haji, Pembinaan Kemasjidan,
Kerukunan umat beragama serta kegiatan Lintas Sektoral lainnya
LANJUTAN
MODERASI BERAGAMA
 Moderasi Islam adalah sebuah pandangan atau sikap yang
selalu berusaha mengambil posisi tengah dari dua sikap yang
berseberangan dan berlebihan sehingga salah satu dari kedua
sikap yang dimaksud tidak mendominasi dalam pikiran dan
sikap seseorang, atau paham yang tidak ekstrem kanan dan
tidak pula ekstrem kiri.
ANALISIS MASALAH
distorsi aktualisasi moderasi beragama diarahkan pada 3 (tiga) hal
yaitu:
1. Radikalisme Agama
 Radikalisme agama adalah paham atau aliran yang
menginginkan perubahan agama dengan drastis, ekstrem dan
dengan kekerasan.
 Paham radikalisme agama makin subur adalah kurangnya rasa
toleransi. Toleransi yang dalam bahasa agama disebut al-
Tasamuh mulai menjadi barang yang langka. Bahkan dalam
internal Islam keberadaan toleransi perlu dipertanyakan kembali.
 Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat majemuk dan
multi etnis, agama dan suku. Oleh karena itu gerakan melawan
radikalisme dan terorisme perlu dijadikan sebagai gerakan
nasional dan dilakukan dengan massif.
ANALISIS MASALAH
2. Tekstualisme Agama
 Tektualisme dipicu oleh cara pemahaman terhadap nash
agama yang secara tekstual dan mengabaikan
pemahaman nash secara lebih substansial. Secara apriori
model pemahaman ini menolak penafsiran dan
pentakwilan nash yang berbeda dari pengertian
tekstualnya.
 Distorsi tekstualisme agama terlalu kaku memahami teks
ajaran agama (nash), sehingga menimbukan sikap tidak
toleran terhadap pemahaman ajaran agama yang berbeda
dari pemahaman kelompoknya. Kelompok ini lebih
menekankan pemahaman nash secara zhahir dan
mengabaikan pemahaman nash secara lebih substansial.
ANALISIS MASALAH
3. Penyiaran berita Hoax dan Penistaan Agama
 Kemajuan teknologi memang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan media, Bukan hanya hal positif seperti mudahnya
akses informasi, tapi dampak negatif juga ikut muncul yang
ditandai dengan banyaknya kemunculan berita hoax di media
digital.
 Kesucian agama dari berita bohong bersifat sangat penting,
utama, dan mendasar. Tuhan begitu keras terhadap pembuat
dan penyebar berita bohong: melaknat, menyebut tak beriman,
dan memastikan tempatnya di neraka. Sebab, berita bohong
dalam keberagamaan bukan hanya membuat kesucian agama
batal, tapi juga memaksa umat menerimanya meski
bertentangan dengan akal.
 “Jika kau ingin menguasai orang bodoh, bungkuslah segala hal
dengan agama.” (Ibn Rusyd)
PERAN PENGHULU DALAM MEMBANGUN MODERASI AGAMA

1. Memberikan informasi dan edukasi tentang Islam secara memadai


 Kewajiban penghulu adalah hadir dan mencatat proses
pernikahan, yang wajib menikahkan kedua mempelai adalah
orang tua atau wali dari mempelai perempuan, kecuai orang tua
bingung karena pernikahan itu adalah yang sangat sakral
sifatnya, maka terkadang orang tua berwakil kepada petugas
pencatat nikah. Maka penghulu mempunyai peranan yang
sangat penting di tengah masyarakat dan penghulu dimata
masyarakat adalah tokoh yang dituakan,
 Sehingga Penghulu saat melaksanakan pernikahan dapat
memberikan khutbah atau nasehat perkawinan yang berkaitan
dengan pemahaman agama yang moderat dan bahwa umat
Islam ini bisa bersatu, tujuan yang besar yakni bukan hanya
sekedar penikahan, bukan hanya nikah kemudian selesai tujuan
yang paling besar adalah bagaimana menciptakan generasi-
genrasi akan datang, bagai mana kita membentuk keluarga
sakinah mawaddah dan rahmah
PERAN PENGHULU DALAM MEMBANGUN MODERASI AGAMA

2. Menciptakan Tri Kerukunan Umat Beragama


 Kita sangat menyadari fakta kemajemukan Indonesia.
Pemerintah telah mencanangkan konsep Tri Kerukunan Umat
Beragama di Indonesia.
 Tri Kerukunan Umat Beragama tersebut yang diantaranya
kerukunan intern umat beragama,kerukunan antar umat
beragama,dan kerukunan antara umat beragama dengan
pemerintah.
 Tujuan utama Tri Kerukunan Umat Beragama agar masyarakat
Indonesia bisa hidup dalam kebersamaan.
 Dalam memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama
perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya senantiasa
berkoordinasi dan berkomunikasi dengan stake holder terkait
dan ormas keagamaan serta Muspika. Mengadakan kegiatan
bersama misalnya dalam pembinaan kemasjidan dan dalam
moment tasyakuran Kemerdekaan RI.
PERAN PENGHULU DALAM MEMBANGUN MODERASI AGAMA

3. Membangun Narasi Keagamaan yang Moderat (Wasathiyah)


 Paradigma Islam wasathiyah (moderat) harus menjadi corak faham
keagamaan mainstream umat Islam di Indonesia. Hal ini dipandang
penting seiring dengan semakin kuatnya indikasi bergesernya gerakan
pemahaman keislaman di negeri ini ke kutub kiri ataupun kutub kanan.
 Manifestasi Islam wasatihyah di Indonesia lanjutnya terwujud dengan
Islam Nusantara yang identik dengan Nahdlatul Ulama dan Islam
berkemajuannya Muhammadiyah. Islam wasathiyah memiliki prinsip,
namun tetap menghargai perbedaan. Tidak debat kusir dan adu otot
dengan dasar yang belum jelas kebenarannya serta tidak menganggap
prinsipnyalah yang paling benar.
 Antisipasi harus dilakukan sejak dini. Kalau sudah ada benih-benih
radikalisme pemikiran harus segera disikapi dan ditanggulangi. Salah
satunya dengan cara deradikalisasi.
 KUA dengan Penghulu dan Penyuluh secara kontinyu hadir dalam
kegiatan keagamaan masyarakat baik dalam acara Peringatan Hari
Besar Islam maupun di Majlis Ta’lim dan juga di Sekolah maupun
Madrasah menyampaikan konsep Islam yang moderat yang penuh
toleransi menghargai keberadaan kepercayaan tanpa menjelek-jelekan
lainnya.
SEKIAN &
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai