“Radikalisme Agama”
Sub Judul: Tinjauan Teologi Religiunum dalam (Islam dan Kristen) tentang
Radikalisme Agama.
Dosen :
NIDN : 231466501
Bandar Baru
2021/2022
1
BAB I
Pendahuluan
1
Geng Fealy dan Virginia Hooker(ed.), voices of Islam in Southest Asia: A Contemporary Sourcebook,
(singapore: ISEAS,2006),h. 4
2
Bab II
Isi : dalam bab ini akan dijelaskan secara mendalam tentang
2.1. Teologi Religiunum .
2.2. Radikalisme Agama
2.3 Sejarah Radikal Islam dan Kristen
Bab III
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjuan teologi Religiunun (Islam dan Kristen)
terhadap Radikalisme Agama.
Bab IV
Dalam bab ini akan ditarik sebuah kesimpulan mendalam terhadap topik yang telah
dijelaskan serta memberikan saran terhadap topik tersebut. Dalam bab ini juga akan
membuat saran dan relevansi.
3
Bab II
Pengertian Teologi Religiunum, Radikal, dan Sejarah Radikal Islam dan Kristen
2.1. Pengertian Teologi Religiunum
Teologi Religiunum adalah suatu cabang ilmu teologi yang membahas bagaimana
kekristenan memberi respon teologis terhadap keadaan kenyataan pluaritas agama. Teologi
religiunum pada dasarnya merupakan upaya dari komunitas keagamaan tertentu untuk
refleksi pemikiran tentang kesadaran baru sebagai upaya untuk memberi respon terhadap
persoalan pluarisme. Allan Rase menjelaskan bahwa teologi religiunum bagaimana umat
Kristen memandang dan serta memberi nilai positif terhadap agama-agama lain, serta
membangun kerjasama dalam menyelasaikan problem bersama.2
2.2. Radikalisme Agama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) radikalisme diartikan sebagai suatu
paham atau aliran yang radikal dalam politik yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara melakukan kekerasan. Dalam pengertian lain
radikalisme agama adalah suatu apaham atau aliran keras yang berasal dari suatu ajaran yang
sama dimana penganutnya memiliki pemahaman setiap permasalahan harus disikapi dengan
keras dan tegas, tiadk setengah-setengah apalagi ragu-ragu dalam bertindak menegakkan
ajaran dari agamanya, sehingga tidak jarang dari mereka melakukan segala cara untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini terdapat beberapa karakter orang-orang yang
telah terpapar oleh ajaran radikalisme agama antara lain3.
1. Intoleransi, dimana mereka memiliki sikap yang tidak dapat menghargai pendapat
dan keyakinan orang lain, dikarenakan karena merasa bahwa ajaran mereka
sajalah yang benar.
2. Panatik, sikap ini lahir akibat dari sikap intoteransi tersebut yang mana mereka
menganggap bahwa kelompok mereka sajalah yang benar dan yang lain salah.
3. Eksklusif, yaitu sikap yang memisahkan diri dari kebisaan umum.
4. Revulusioner, yakni sikap yang menginginkan keinginan perubahan secara
menyeluruh.
Munculnya radikalisme yang menyebabkan kekerasan atas agama: pertama,
pemahaman yang salah dalam penafsiran ayat-ayat kitab suci. Kedua, disebabkan karena
2
Rio Capri Agus Saragih (Skripsi) : Karma, Kajian Teologi Religiunum terhadap karma dalam pandangan Budha
dan tabor tuai dalam pandangan Kristen serta relevansinya bagi keberagamaan masyarakat. (STT GMI:2014)
16-17.
3
Prihandono wibowo prosising konrespancasilaVI:penguatan,sinkronisasi,harmonisasi,integrasi pelembagaan
dan pembudayaan pancasila dalam rangka memperkokoh kekuatan bangsa ( yokyakarta: universitas gajah
mada 2014)251
4
adanya ketidakadilan politik, hukum,dan ekonomi yang dikerjakan disebuah Negara.
Ketiga,buruknya penegakan hokum yang ada disebuah Negara sehingga mengakibatkan
ketidakadilan hukum. Keempat, pendidikan yang memperbolehkan kekerasan untuk membela
agama atau pendidikan yang menekankan aspek indoktrinisasi, melihat kebenaran hanya ada
didalam agama ini saja dan tidak memenrima pandangan lainnya4
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa radikalisme agama
merupakan suatu paham atau aliran yang melakukan tindakan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama, diamana penganutnya memiliki karakter intoleransi,
panatik,eksklusif dan revolusioner. Penyebabnya dapat disebabkan salahnya menafsirkan
ayat-ayat kitab suci, adanya ketidakadilan politik, ekonomi dan hukum disuatu Negara, serta
buruknya penegakan hukum di Negara tersebut dan pendidikan yang mendoktrin kebenaran
hanya ada di agamanya saja.
4
Juli qodir,kaum muda intoleransi dan radikalisme agama, jurnal studi pemula volume 5 no.1(mei 2016) 432.
5
organisasi ini sama kerasnya dengan khawarij yaitu tidak mau menempuh dialog, jalan
moderat dan persuasive.5
2.1.3. Agama Kristen
5
Anzar Abdullah, “Gerakan Radikalisme Dalam Islam: Perspektif historis” ADDIN Vol.10,No.1
( February 2016) 24-25
6
d) Ledakan bom di rumah seorang pengerja gereja Methodis, sejumlah
tempat ibadah orang Yahudi dan rumah seorang Rabbi di Jackson,
Mississippi, dan sebuah bom lainnya di Meridien
e) Pada tahun 1971, anggota KKK meledakan bom di 10 bis sekolah di Pontiac,
Michigan-Pada tahun 1979, lima orang aktivis dari Serikat Pekerja Komunis
dibunuh oleh anggota KKK, di Greensboro, Carolina Utara.
7
antara yang jahat dan yang baik. Dalam kitab-kitab injil juga menarasikan kekerasaana yang
di sosialiasasikan pada Yesus dalam kitab Mat 10:34-36 misalnya Yesus berkata bahwa dia
datang bukan memabawa perdamaian tetapi membawa pedang.6
Dalam sejarah banyak orang Kristen yang mengunakan ayat-ayat Alkitab tersebut
untuk menjustifikasi perang dan aksi kekerasan. Salah satunya perang Salib yang juga
merupakan kisah paling memilukan, dimamana pembunuhan itu sendiri dilakukan dengan
keyakikan untuk membela dan membahagiakan Tuhan. Adapun bentuk tindakan lainya dari
penyalah gunaan Alkitab yaitu kaum colonial dimanak mereka mengungunakan Alkitab
untuk menguasai dan menjajah kedaulatan Negara lain. Michael Prior telah menulis bagian
ini secara ektensif dalam bukunya yang bejudul The Bibile and colonialism: A moral Critique
(1997). Bukan hanya perang salib dan juga polotik Zeonisme saja melainkan juga colonial
spanyol, Portugis dan bahkan pratek apartheid di Afrika Selatan mengukan Alkitab untuk
menggunakan kekerasan.7
6
Mum’im Sirry, “Alkitab, Kristen, Dan Soal Agama Damai,” Geomites Februari, 2017. Diakses 26 Oktober 2021,
Https://Geotimes.Co.Id/Kolom/Agama/Alkitab-Kristen-Dan-Soal-Agama-Damai/.
7
Mum’im Sirry, “Alkitab, Kristen, Dan Soal Agama Damai
8
Bab III
Tinjauan religiunum dari Islam dan Kristen
1. Dalam Islam
Islam adalah agama universal dan moderat dan dikenal dengan mengajarkan nilai-
nilai toleransi yang menjadi salah satu ajaran inti lain seperti kasih, kebijaksanaan, dan
keadilan. Alquran yang menegaskan Islam sebagai rahmat alam semesta secara gambling
mengakui kemajemukan keyakinan agama ada banyak ratusan ayat ekplesit sikap santun
toleran dengan agama lain. Tapi, aksi kekerasana dan tindak toleransi masih erat terjadi
anehnya itu diapsahkan dalam dalil-dalil ayat Alquran. Jia dibaca lebih cermat, Alquran
adalah lumbung toleransi serta mengajarkan perdamaian dan kueksitensi dan sebaliknya
mengecam keras kekerasana dan permusuahan.8
Diantara banyak dalil yang mendukung bahwasanya gama islam banyak mendukung
diantaranya adalah :
1. dalam surat Al-maidah 5:7 yang berbunyi : katakanlah hai ahli kitab, janganlah
kamu berlebih-lebihan dalam cara agamamu.
2. Alquran sangat jelas memberikan kebebasan beraagama sebagaimana
difirmankan Allah SWT dalam Q.s Albaqorah 2:256 yang berbunyi tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)….
Secara historis praktek keseharian Nabi Saw. Juga meneguhkan visi Islam sebagai
agama-agama yang humanis dan toleran.
3. dalam Hadist riwayat Ahmad hindarilah perilaku berlebihan dalam beragama,
karena sesungguhnya hancurnya umat sebelum kalian disebabkan perilaku
berlebihan dalam beragama.
4. Dalam riwayat Muslim Rasullulah SAW. Memperingatkan, pasti hancurlah
orang-orang yang melampaui batas.
5. Dalam Alquran dan Hadist Nabi banyak terdapat kata Jihad yang berarti
berjuang dengan Dakwah firman Allah Q.s al-Furqan 25:52 yang berbunyi:
maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir dan berjihad lah kamu
dengan alquran, dengan jihad yang besar
6. Jangan melampaui batas firman Allah Q.s al-Baqarah 2: 190 yang berbunyi:
dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan jangan
8
Juhairi Misrawi, Alquran Kitab Toleransi : Inklusifisme, pluralisme dan multikulturalisme, (Jakarta:
garasindo,2020)75
9
melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.
Salain dalil-dalil diatas, masih banyak lagi dalil yang mengajarkan kita untuk
menebarkan Islam secara lebih toleran seperti pada Q.s al-Tawbah 9:13, Q.s al-Nahl 16:125,
Q.s Muhamad 47:4.
Sepintas pemahaaman radikal akan muncul ketika membaca ayat tersebut konteks
pada masa Muhamad tentu jauh berbeda dengan kondisi saat ini sehingga ayat ini tidak
relevan pada konteks saat ini maka dalam hal ini perlua adanya rokun truksi sosial agar tidak
terjadi kesalah pahaman ban bahkan seenaknya melakukan tindakan radikal atas dasar agama
karena pada dasarnya agama mengajarkan kepada manusia kedamaian satu sama yang lain
untuk salang hormat-menghormati.
2. Dalam Kristen
Penting untuk diketahui bahwa setiap orang Kristen mengetahui iman dan
kepercayaannya membela dalam Alkitab terdapat beberapa tokoh sebagai orang Kristen
berani membela iman dan kepercayaannya salah satunya adalah Rasul Paulus yang dengan
berani memberikan pembelaan untuk memberitakan kebenaran injil diraung pengadilan.(kis
24:10, 25:8, 26:1, fil 1:7). Tokoh lainnya yaitu Petrus yang memberikan nasihat kepada
orangbkristen untuk siap sedia mempertanggung jawabkan iman dan tanggung jawab
mareaka 1 petrus 3:14-15. Dalam membela iman dan kepercayaan Kristen, memebela tidak
harus hanya atau tindakan yang menimbukan kekrasan. Yesus sendiri sangat menentang
segala bentuk kekerasan, pembalasan, mauoun pemaksaan contohnya ketika cerita ketika
Yesus berada di Samaria, dimana orang Samaria tidak diijinkan untuk melintasi daerah
mereka akan tetapi murid-muridny asangat marah dan ingin menghukum mereka namun
Yesus justru menghardik para murid (lukas 9:53-55), contoh lainnya ketika Petrus melawan
para tentara hendak menangkap Yesus, dia justru meneriam teguran dari Yesus *(yohanes
18:10-11). Perilakuk tersebut tidak hanya dilakukan oleh Yesus melainkan di lakukannya
sendiri ketika dia masuk dalam prose penyaliban dan disalibkan ketika banyak orang
mengolok olok dia dia tidak membalas dan marah tetapi justru melepaskan pengampunan
kepada mereka (lukas 23:38). Dalam hal ini setiap orang Kristen dapat belajar sebagai mana
mestinya bersikap dalam menbela iman dan kepercayaannya dengan memberikan penjelasan-
penjelasan sehingga membuka pemikiran orang tersebut. Jadi pemebelaan dalam agama
Kristen bukanlah pemebelaan yang dilakukan dalam cara kekerasan. Oleh karena itu
kelompok radikal Kristen yang melakukan kekerasan dengan tujuan membela agama, iman
10
dan kepercayaan adalah cara yang salah. Karena kekristena adalah agama yang hidup
berdasarkan kasih.
Bab IV
4.1 Kesimpulan
Radikalisme agama merupakan suatu paham atau aliran keras yang berasal dari suatu
ajaran agama yang dapat menimbulkan sikap intoleransi. Radikalisme agama dapat terjadi
pada agama manapun salah satu penyebab timbulnya sikap radikal dikarenakan pemahaman
yang salah dalam menafsirkan ayat-ayat kitab suci dan para pendidik yang memberikan
pendidikan agama yang tidak sesuai dengan ajaran kitab suci. Munculnya radikalisme yang
menyebabkan kekerasan atas agama: pertama, pemahaman yang salah dalam penafsiran ayat-
ayat kitab suci. Kedua, disebabkan karena adanya ketidakadilan politik, hukum,dan ekonomi
yang dikerjakan disebuah Negara. Ketiga,buruknya penegakan hokum yang ada disebuah
Negara sehingga mengakibatkan ketidakadilan hukum. Keempat, pendidikan yang
memperbolehkan kekerasan untuk membela agama atau pendidikan yang menekankan aspek
indoktrinisasi, melihat kebenaran hanya ada didalam agama ini saja dan tidak memenrima
pandangan lainnya. Pada dasarnya setiap agama baik Islam maupun Kristen mengajarkan
tentang kasih dan saling menghormati satu dengan yang lain serta tidak mengindahkan akan
adanya tindak kekerasan dalam bentuk apapun.
4.2 Saran
1. untuk setiap penganut agama agar memahami lebih benar setiap teks-teks atau ayat
yang telah tertera dari kita suci baik Islam maupun Kristen agar tidak terjadi kesalah pahaman
terhadap tulisan-tulisan kitab suci. Maka dalam hal ini peran seorang pengajar atau pemimpin
agama harus lebih berhati-hati dalam memberi penagajaran atau dokrin terhadap tek yang
bahasa jika disalah artikan maka dapat menimbulkan paham radikal (patal).
11
Daftar pustaka
Geng Fealy dan Virginia Hooker(ed.), voices of Islam in Southest Asia: A Contemporary
Sourcebook, (singapore: ISEAS,2006),h. 4
Rio Capri Agus Saragih (Skripsi) : Karma, Kajian Teologi Religiunum terhadap karma dalam
pandangan Budha dan tabor tuai dalam pandangan Kristen serta relevansinya bagi
keberagamaan masyarakat. (STT GMI:2014) 16-17.
Juli qodir,kaum muda intoleransi dan radikalisme agama, jurnal studi pemula volume 5
no.1(mei 2016) 432.
Mum’im Sirry, “Alkitab, Kristen, Dan Soal Agama Damai,” Geomites Februari, 2017.
Diakses 26 Oktober 2021, Https://Geotimes.Co.Id/Kolom/Agama/Alkitab-Kristen-Dan-Soal-
Agama-Damai/.
12