Anda di halaman 1dari 12

SEMINAR AGAMA-AGAMA

“Radikalisme Agama”

Sub Judul: Tinjauan Teologi Religiunum dalam (Islam dan Kristen) tentang
Radikalisme Agama.

Dosen :

Dr. Jonsen Sembiring, M.Th

NIDN : 231466501

Oleh/NIM: Andrian Primadana Turnip/ 1810015

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia

Bandar Baru

2021/2022

1
BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah


Isu tentang radikalisme di Indonesia sudah mengkhwatirkan. Munculnya paham
radikalisme yang mengatasnamakan agama sudah lama terjadi di Indonesia. Pada dasarnya
munculnya gerakan radikal diakibatkan pada factor ekonomi sosial budaya bahkan paham
politik baik nasioanal bahkan global yang mulai menunjukkan ketidak adilan. Menurut Faly
dan Hooker tumbuhnya radikalisme mengatasnamakan agama adalah terbuka lebarnya keran
demokrasi paska revormasi memengaruhi tumbuh kembanganya radikal.1
Radikalisme agama merupakan suatu paham atau aliran keras yang berasal dari suatu
ajaran agama yang dapat menimbulkan sikap intoleransi. Radikalisme agama dapat terjadi
pada agama manapun salah satu penyebab timbulnya sikap radikal dikarenakan pemahaman
yang salah dalam menafsirkan ayat-ayat kitab suci dan para pendidik yang memberikan
pendidikan agama yang tidak sesuai dengan ajaran kitab suci, atau juga dapat diakibatkan
oleh orang-orang yang memiliki kepentingan yang mengatas namakan agama.
2. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan Radikalisme agama?
2. pendekatan Teologi Religiunum.
3. tinjauan teologi religiunum (Islam dan Kristen) terhadap radikalisme agama dan
relevansinya.
3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dibuat ,maka yang menjadi tujuan penelitian
penulis ini adalah sebagai berikut:
1. menjelaskan atau menguraikan konsep tentang radikalisme Agama.
2. menjelaskan dan menguraikan pendekatan Religiunum.
3. menjelaskan dan menguraikan tentang tinjauan Teologi Religiunum (Islam dan Kristen)
terhadap Radikalisme Agama.
4. Sistematika Penelitian
Bab I
Pendahuluan : dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan kepenulisan, serta sistematika penulisan.

1
Geng Fealy dan Virginia Hooker(ed.), voices of Islam in Southest Asia: A Contemporary Sourcebook,
(singapore: ISEAS,2006),h. 4

2
Bab II
Isi : dalam bab ini akan dijelaskan secara mendalam tentang
2.1. Teologi Religiunum .
2.2. Radikalisme Agama
2.3 Sejarah Radikal Islam dan Kristen

Bab III
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjuan teologi Religiunun (Islam dan Kristen)
terhadap Radikalisme Agama.
Bab IV
Dalam bab ini akan ditarik sebuah kesimpulan mendalam terhadap topik yang telah
dijelaskan serta memberikan saran terhadap topik tersebut. Dalam bab ini juga akan
membuat saran dan relevansi.

3
Bab II
Pengertian Teologi Religiunum, Radikal, dan Sejarah Radikal Islam dan Kristen
2.1. Pengertian Teologi Religiunum
Teologi Religiunum adalah suatu cabang ilmu teologi yang membahas bagaimana
kekristenan memberi respon teologis terhadap keadaan kenyataan pluaritas agama. Teologi
religiunum pada dasarnya merupakan upaya dari komunitas keagamaan tertentu untuk
refleksi pemikiran tentang kesadaran baru sebagai upaya untuk memberi respon terhadap
persoalan pluarisme. Allan Rase menjelaskan bahwa teologi religiunum bagaimana umat
Kristen memandang dan serta memberi nilai positif terhadap agama-agama lain, serta
membangun kerjasama dalam menyelasaikan problem bersama.2
2.2. Radikalisme Agama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) radikalisme diartikan sebagai suatu
paham atau aliran yang radikal dalam politik yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara melakukan kekerasan. Dalam pengertian lain
radikalisme agama adalah suatu apaham atau aliran keras yang berasal dari suatu ajaran yang
sama dimana penganutnya memiliki pemahaman setiap permasalahan harus disikapi dengan
keras dan tegas, tiadk setengah-setengah apalagi ragu-ragu dalam bertindak menegakkan
ajaran dari agamanya, sehingga tidak jarang dari mereka melakukan segala cara untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini terdapat beberapa karakter orang-orang yang
telah terpapar oleh ajaran radikalisme agama antara lain3.
1. Intoleransi, dimana mereka memiliki sikap yang tidak dapat menghargai pendapat
dan keyakinan orang lain, dikarenakan karena merasa bahwa ajaran mereka
sajalah yang benar.
2. Panatik, sikap ini lahir akibat dari sikap intoteransi tersebut yang mana mereka
menganggap bahwa kelompok mereka sajalah yang benar dan yang lain salah.
3. Eksklusif, yaitu sikap yang memisahkan diri dari kebisaan umum.
4. Revulusioner, yakni sikap yang menginginkan keinginan perubahan secara
menyeluruh.
Munculnya radikalisme yang menyebabkan kekerasan atas agama: pertama,
pemahaman yang salah dalam penafsiran ayat-ayat kitab suci. Kedua, disebabkan karena
2
Rio Capri Agus Saragih (Skripsi) : Karma, Kajian Teologi Religiunum terhadap karma dalam pandangan Budha
dan tabor tuai dalam pandangan Kristen serta relevansinya bagi keberagamaan masyarakat. (STT GMI:2014)
16-17.
3
Prihandono wibowo prosising konrespancasilaVI:penguatan,sinkronisasi,harmonisasi,integrasi pelembagaan
dan pembudayaan pancasila dalam rangka memperkokoh kekuatan bangsa ( yokyakarta: universitas gajah
mada 2014)251

4
adanya ketidakadilan politik, hukum,dan ekonomi yang dikerjakan disebuah Negara.
Ketiga,buruknya penegakan hokum yang ada disebuah Negara sehingga mengakibatkan
ketidakadilan hukum. Keempat, pendidikan yang memperbolehkan kekerasan untuk membela
agama atau pendidikan yang menekankan aspek indoktrinisasi, melihat kebenaran hanya ada
didalam agama ini saja dan tidak memenrima pandangan lainnya4
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa radikalisme agama
merupakan suatu paham atau aliran yang melakukan tindakan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama, diamana penganutnya memiliki karakter intoleransi,
panatik,eksklusif dan revolusioner. Penyebabnya dapat disebabkan salahnya menafsirkan
ayat-ayat kitab suci, adanya ketidakadilan politik, ekonomi dan hukum disuatu Negara, serta
buruknya penegakan hukum di Negara tersebut dan pendidikan yang mendoktrin kebenaran
hanya ada di agamanya saja.

2.1 Radikalisme menurut agama Islam dan Kristen.


2.1.2 Agama Islam
Munculnya radikalisme dalam Islam sudah lama mencuat dipermukaaan
Internasional. Radikalisme Islam merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam wacana
politik dan global maka dalam hal ini banyak lebel-lebel yang diberikan oleh kalangan Eropa
Barat dan Amerika Serikat untuk menyebut gerakan Islam radikal ini, mulai dari sebutan
garis keras, ekstrimis militant, Islam kanan, Fundamentalisme sampai terorisme didalam
sejarah sejarah radikalisme Islam telah muncul didalam Kalifah Ali Bin Abi Thalif dengan
munculnya golongan kawa rich yang memberontak atas ketidak setujuannya dengan tahkim
yang memenangkan musuh yakni dari kelompok mauwiyah. Kelompok kawarij ini
digolongakan sebagai gerakan radikalisme Islam klasik. Dalam sejarah dapat diketahui
bahwa cikal bakal lahirnya ataua aliran kelompok organisasai Islam radikal konteporer adalah
bersumber dari Islam itu sendiri yang mulanya dipelopori oleh kelompok khawarij yang tidak
mengenal konfromi dan dialog. Kelompok inilah yang kemudian bermetamorposis dalam
bentuk Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Anshorud
Tauhid bahkan juga Front pembela Islam (FPI). Meskipun dalam hal ini tidak ditemukan
bukti empiris kesejarahan yang kuat tentang pengaruh langsung ajaran khawarij terhadap
HTI, MMI , Anshorud Tauhid dan FPI, tetapi terdapat unsur-unsur atau nilai-nilai khawarij
dalam gerakan oraganisai radikal tersebut. Akan tetapi justitifikasinya ialah kelompok

4
Juli qodir,kaum muda intoleransi dan radikalisme agama, jurnal studi pemula volume 5 no.1(mei 2016) 432.

5
organisasi ini sama kerasnya dengan khawarij yaitu tidak mau menempuh dialog, jalan
moderat dan persuasive.5
2.1.3. Agama Kristen

Munculnya kelompok radikal yang mengatasnamakan agama Kristen yang


umumnya, dimotivasi oleh adanya keinginan untuk membangun masyarakat yang
berlandaskan adanya nilai-nilai Kristiani yang dapat menguasai dunia. Untuk mencapai
suatu tujuan dari kelompok tersebut, sering kali mereka melakukan kekerasan. Dasar dari
pemikiran dan juga cara ini yang digunakan oleh kelompok Army of God di Amerika
Serikat dalam menentang adanya aborsi. Menurut Departemen Kehakiman dan Departemen
Keamanan dalam Negeri AS, kelompok ini dibentuk pada tahun 1982 dan hingga kini
juga masih aktif dalam melakukan berbagai tindakan kriminal dan terorisme seperti
penculikan, pembunuhan, hingga peledakan bom. Sejak tahun 1982-1998, tercatat
kelompok ini telah melakukan 24 kali serangan, terutama terhadap klinik-klinik aborsi
dan para dokter yang melakukan tindak aborsi. Ada 16 Kelompok ekstrimis Kristen Protestan
lain yang masih aktif di Amerika Serikat adalah Ku Klux Klan. Kelompok ini
pertama kali berdiri pada tahun 1860an. Kelompok yang berlandaskan pada agama Kristen
Protestan ini kerap melakukan kekerasan terhadap para imigran yang beragama
Katolik dan Yahudi di tempat-tempat ibadah mereka. Pada tahun 1950an, sejumlah
kelompok kecil melakukan aksi dengan menyebut diri mereka sebagai bagian dari Ku
Klux Klan. Kelompok ini menentang gerakan hak-hak sipil, dan juga kerap untuk
menggunakan kekerasan sehingga membunuh para aktivis pendukung gerakan
tersebut. Beberapa aksi kekerasan yang pernah dilakukan oleh Ku Klux Klan adalah:

a) Serangan bom pada malam natal tahun 1951 di secretariat National


Association for the Advancement of Colored People (NACCP) yang
menyebabkan sedikitnya 2 orang meninggal dunia.
b) Serangan bom di Gereja Baptis di Birmingham, Alabama, pada tahun 1963
dan menewaskan 4 orang perempuan Afro-Amerika.
c) Pembunuhan terhadap tiga orang aktivis HAM di Mississippii pada tahun
1964. Kelompok ini juga membunuh 2 anak remaja berkulit hitam.

5
Anzar Abdullah, “Gerakan Radikalisme Dalam Islam: Perspektif historis” ADDIN Vol.10,No.1
( February 2016) 24-25

6
d) Ledakan bom di rumah seorang pengerja gereja Methodis, sejumlah
tempat ibadah orang Yahudi dan rumah seorang Rabbi di Jackson,
Mississippi, dan sebuah bom lainnya di Meridien
e) Pada tahun 1971, anggota KKK meledakan bom di 10 bis sekolah di Pontiac,
Michigan-Pada tahun 1979, lima orang aktivis dari Serikat Pekerja Komunis
dibunuh oleh anggota KKK, di Greensboro, Carolina Utara.

Di Kongo, Afrika Tengah dan Uganda sebelah Utara terdapat juga


kelompok radikal yang menggunakan ajaran Kristen sebagai suatu landasan mereka dalam
beraktivitas. Kelompok ini bernama Lord‟s Resistance Army (LRA). LRA mulai beroperasi
sejak tahun 1986 dengan tujuan menggulingkanpemerintah.
Kelompok radikal Kristen lainnya juga muncul di India yaitu kelompok
National Liberation Front of Tripura (NLFT). Kelompok ini berusaha untuk memisahkan
diri dari India dan membentuk negara Tripuri yang mereka gambarkan sebagai suatu
Kerajaan Allah. Kelompok NLFT didirikan pada tahun 1989 dengan adanya dukungan
penuh dari Gereja Baptis Tripura. Gereja ini juga bukan hanya mendukung secara
finansial dan ideologi, tetapi juga mendukung dalam hal persenjataan dan amunisi
bagian anggota NLFT dalam melakukan perang suci. Menurut pandangan mereka, untuk
mencapai tujuannya.
Agama Kristen lahir dari Rahim Yahudi maka kitab suci Yahudi (alkitab Perjanjian
Lama) punya pengaruh dalam membentuk sudut pandang dan sikap kristiani terhadap
penggunaan kekerasan. Tentu saja teks-teks kitab suci yang melegitimasi kekrasana tidak
otomatis akan mengiring pada kekerasana kemanusiaan. Terdapat beberapa factor yang
konfleks antara ayat kekerasan dan aksi kekerasana itu sendiri. Pada abad sebelumnya umat
Kristen kerap mencakup nama Yesus untuk menjustifikasi pengguanaan kekerasan. Orang-
orang Kristen tersebut hanya menonjolkan ayat-ayat yang menggambarkan Yesus yang
menggunakan kekerasan tentang apa yang dilakukan Tuhan. Gambaran tentang Tuhan yang
punya sifat penyiksa tercantum dalam ayat-ayat alkitab misalnya Yoh.3:16, menjelaskan
Tuhan memberikan anaknya suapaya manusia tidak dihukum olehnya. Jadi, aspek dalam
keyakinan Kristen klasik ini adalah Yesus mati untuk menyelamatkan manusia dari kekerasan
Tuhan. Gambaran kerajaan yang diajarkan oleh Yesus dalam bentuk penghakiman dimana
Tuhan akan menghukum orang-orang yang jahat dengan siksaan yang pedih (Mat 11:20-24;
13: 41-42; 25:41-46). Walaupun Yesus tidak mengajarkan suapaya pengikutnya
menggunakan kekerasan akan tetapi bahasa yang digunakan Yesus mengisyaratkan pemisah

7
antara yang jahat dan yang baik. Dalam kitab-kitab injil juga menarasikan kekerasaana yang
di sosialiasasikan pada Yesus dalam kitab Mat 10:34-36 misalnya Yesus berkata bahwa dia
datang bukan memabawa perdamaian tetapi membawa pedang.6
Dalam sejarah banyak orang Kristen yang mengunakan ayat-ayat Alkitab tersebut
untuk menjustifikasi perang dan aksi kekerasan. Salah satunya perang Salib yang juga
merupakan kisah paling memilukan, dimamana pembunuhan itu sendiri dilakukan dengan
keyakikan untuk membela dan membahagiakan Tuhan. Adapun bentuk tindakan lainya dari
penyalah gunaan Alkitab yaitu kaum colonial dimanak mereka mengungunakan Alkitab
untuk menguasai dan menjajah kedaulatan Negara lain. Michael Prior telah menulis bagian
ini secara ektensif dalam bukunya yang bejudul The Bibile and colonialism: A moral Critique
(1997). Bukan hanya perang salib dan juga polotik Zeonisme saja melainkan juga colonial
spanyol, Portugis dan bahkan pratek apartheid di Afrika Selatan mengukan Alkitab untuk
menggunakan kekerasan.7

6
Mum’im Sirry, “Alkitab, Kristen, Dan Soal Agama Damai,” Geomites Februari, 2017. Diakses 26 Oktober 2021,
Https://Geotimes.Co.Id/Kolom/Agama/Alkitab-Kristen-Dan-Soal-Agama-Damai/.
7
Mum’im Sirry, “Alkitab, Kristen, Dan Soal Agama Damai

8
Bab III
Tinjauan religiunum dari Islam dan Kristen
1. Dalam Islam
Islam adalah agama universal dan moderat dan dikenal dengan mengajarkan nilai-
nilai toleransi yang menjadi salah satu ajaran inti lain seperti kasih, kebijaksanaan, dan
keadilan. Alquran yang menegaskan Islam sebagai rahmat alam semesta secara gambling
mengakui kemajemukan keyakinan agama ada banyak ratusan ayat ekplesit sikap santun
toleran dengan agama lain. Tapi, aksi kekerasana dan tindak toleransi masih erat terjadi
anehnya itu diapsahkan dalam dalil-dalil ayat Alquran. Jia dibaca lebih cermat, Alquran
adalah lumbung toleransi serta mengajarkan perdamaian dan kueksitensi dan sebaliknya
mengecam keras kekerasana dan permusuahan.8

Diantara banyak dalil yang mendukung bahwasanya gama islam banyak mendukung
diantaranya adalah :

1. dalam surat Al-maidah 5:7 yang berbunyi : katakanlah hai ahli kitab, janganlah
kamu berlebih-lebihan dalam cara agamamu.
2. Alquran sangat jelas memberikan kebebasan beraagama sebagaimana
difirmankan Allah SWT dalam Q.s Albaqorah 2:256 yang berbunyi tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)….
Secara historis praktek keseharian Nabi Saw. Juga meneguhkan visi Islam sebagai
agama-agama yang humanis dan toleran.
3. dalam Hadist riwayat Ahmad hindarilah perilaku berlebihan dalam beragama,
karena sesungguhnya hancurnya umat sebelum kalian disebabkan perilaku
berlebihan dalam beragama.
4. Dalam riwayat Muslim Rasullulah SAW. Memperingatkan, pasti hancurlah
orang-orang yang melampaui batas.
5. Dalam Alquran dan Hadist Nabi banyak terdapat kata Jihad yang berarti
berjuang dengan Dakwah firman Allah Q.s al-Furqan 25:52 yang berbunyi:
maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir dan berjihad lah kamu
dengan alquran, dengan jihad yang besar
6. Jangan melampaui batas firman Allah Q.s al-Baqarah 2: 190 yang berbunyi:
dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan jangan

8
Juhairi Misrawi, Alquran Kitab Toleransi : Inklusifisme, pluralisme dan multikulturalisme, (Jakarta:
garasindo,2020)75

9
melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.
Salain dalil-dalil diatas, masih banyak lagi dalil yang mengajarkan kita untuk
menebarkan Islam secara lebih toleran seperti pada Q.s al-Tawbah 9:13, Q.s al-Nahl 16:125,
Q.s Muhamad 47:4.
Sepintas pemahaaman radikal akan muncul ketika membaca ayat tersebut konteks
pada masa Muhamad tentu jauh berbeda dengan kondisi saat ini sehingga ayat ini tidak
relevan pada konteks saat ini maka dalam hal ini perlua adanya rokun truksi sosial agar tidak
terjadi kesalah pahaman ban bahkan seenaknya melakukan tindakan radikal atas dasar agama
karena pada dasarnya agama mengajarkan kepada manusia kedamaian satu sama yang lain
untuk salang hormat-menghormati.

2. Dalam Kristen
Penting untuk diketahui bahwa setiap orang Kristen mengetahui iman dan
kepercayaannya membela dalam Alkitab terdapat beberapa tokoh sebagai orang Kristen
berani membela iman dan kepercayaannya salah satunya adalah Rasul Paulus yang dengan
berani memberikan pembelaan untuk memberitakan kebenaran injil diraung pengadilan.(kis
24:10, 25:8, 26:1, fil 1:7). Tokoh lainnya yaitu Petrus yang memberikan nasihat kepada
orangbkristen untuk siap sedia mempertanggung jawabkan iman dan tanggung jawab
mareaka 1 petrus 3:14-15. Dalam membela iman dan kepercayaan Kristen, memebela tidak
harus hanya atau tindakan yang menimbukan kekrasan. Yesus sendiri sangat menentang
segala bentuk kekerasan, pembalasan, mauoun pemaksaan contohnya ketika cerita ketika
Yesus berada di Samaria, dimana orang Samaria tidak diijinkan untuk melintasi daerah
mereka akan tetapi murid-muridny asangat marah dan ingin menghukum mereka namun
Yesus justru menghardik para murid (lukas 9:53-55), contoh lainnya ketika Petrus melawan
para tentara hendak menangkap Yesus, dia justru meneriam teguran dari Yesus *(yohanes
18:10-11). Perilakuk tersebut tidak hanya dilakukan oleh Yesus melainkan di lakukannya
sendiri ketika dia masuk dalam prose penyaliban dan disalibkan ketika banyak orang
mengolok olok dia dia tidak membalas dan marah tetapi justru melepaskan pengampunan
kepada mereka (lukas 23:38). Dalam hal ini setiap orang Kristen dapat belajar sebagai mana
mestinya bersikap dalam menbela iman dan kepercayaannya dengan memberikan penjelasan-
penjelasan sehingga membuka pemikiran orang tersebut. Jadi pemebelaan dalam agama
Kristen bukanlah pemebelaan yang dilakukan dalam cara kekerasan. Oleh karena itu
kelompok radikal Kristen yang melakukan kekerasan dengan tujuan membela agama, iman
10
dan kepercayaan adalah cara yang salah. Karena kekristena adalah agama yang hidup
berdasarkan kasih.

Bab IV
4.1 Kesimpulan
Radikalisme agama merupakan suatu paham atau aliran keras yang berasal dari suatu
ajaran agama yang dapat menimbulkan sikap intoleransi. Radikalisme agama dapat terjadi
pada agama manapun salah satu penyebab timbulnya sikap radikal dikarenakan pemahaman
yang salah dalam menafsirkan ayat-ayat kitab suci dan para pendidik yang memberikan
pendidikan agama yang tidak sesuai dengan ajaran kitab suci. Munculnya radikalisme yang
menyebabkan kekerasan atas agama: pertama, pemahaman yang salah dalam penafsiran ayat-
ayat kitab suci. Kedua, disebabkan karena adanya ketidakadilan politik, hukum,dan ekonomi
yang dikerjakan disebuah Negara. Ketiga,buruknya penegakan hokum yang ada disebuah
Negara sehingga mengakibatkan ketidakadilan hukum. Keempat, pendidikan yang
memperbolehkan kekerasan untuk membela agama atau pendidikan yang menekankan aspek
indoktrinisasi, melihat kebenaran hanya ada didalam agama ini saja dan tidak memenrima
pandangan lainnya. Pada dasarnya setiap agama baik Islam maupun Kristen mengajarkan
tentang kasih dan saling menghormati satu dengan yang lain serta tidak mengindahkan akan
adanya tindak kekerasan dalam bentuk apapun.

4.2 Saran
1. untuk setiap penganut agama agar memahami lebih benar setiap teks-teks atau ayat
yang telah tertera dari kita suci baik Islam maupun Kristen agar tidak terjadi kesalah pahaman
terhadap tulisan-tulisan kitab suci. Maka dalam hal ini peran seorang pengajar atau pemimpin
agama harus lebih berhati-hati dalam memberi penagajaran atau dokrin terhadap tek yang
bahasa jika disalah artikan maka dapat menimbulkan paham radikal (patal).

11
Daftar pustaka

Geng Fealy dan Virginia Hooker(ed.), voices of Islam in Southest Asia: A Contemporary
Sourcebook, (singapore: ISEAS,2006),h. 4

Rio Capri Agus Saragih (Skripsi) : Karma, Kajian Teologi Religiunum terhadap karma dalam
pandangan Budha dan tabor tuai dalam pandangan Kristen serta relevansinya bagi
keberagamaan masyarakat. (STT GMI:2014) 16-17.

Prihandono wibowo prosising


konrespancasilaVI:penguatan,sinkronisasi,harmonisasi,integrasi pelembagaan dan
pembudayaan pancasila dalam rangka memperkokoh kekuatan bangsa ( yokyakarta:
universitas gajah mada 2014)251

Juli qodir,kaum muda intoleransi dan radikalisme agama, jurnal studi pemula volume 5
no.1(mei 2016) 432.

Anzar Abdullah, “Gerakan Radikalisme Dalam Islam: Perspektif historis” ADDIN


Vol.10,No.1
( February 2016) 24-25

Mum’im Sirry, “Alkitab, Kristen, Dan Soal Agama Damai,” Geomites Februari, 2017.
Diakses 26 Oktober 2021, Https://Geotimes.Co.Id/Kolom/Agama/Alkitab-Kristen-Dan-Soal-
Agama-Damai/.

Mum’im Sirry, “Alkitab, Kristen, Dan Soal Agama Damai

Juhairi Misrawi, Alquran Kitab Toleransi : Inklusifisme, pluralisme dan multikulturalisme,


(Jakarta: garasindo,2020)75

12

Anda mungkin juga menyukai