Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

MAKALAH KIMIA DASAR

TUGAS

OLEH
KELOMPOK 7
HULAIMA D061181701
MEIVYA DWI T. D061181511
KEVIN DANNEL SUOTH D061181513
MUHAMMAD IRSAN GAZALI D061181512

GOWA
2018
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah mata kuliah “KIMIA DASAR”. Shalawat serta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia Dasar di program
studi teknik geologi Fakultas teknik pada Universitas Hasanuddin.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Gowa , 09 September 2018


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembahasan ringkas tentang materi merupakan ruang lingkup ilmu kimia. Saat ini
perkembangan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat pesat dan memberikan
andil yang sangat besar sekali. Banyak produk yang kita gunakan untuk memenuhi
kebutuhan kehidupan sehari-hari yang termasuk dari andil ilmu kimia. Dengan itu, saya
memaparkan secara garis besarnya saja, tentang pendahuluan materi kimia dasar.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :
1.      Bagaimanakah terbentuknya ikatan kimia?
2.      Apa-apa sajakah jenis dari ikatan kimia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.      Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Kimia.
2.      Menambah wawasan tentang ikatan kimia.
3.      Mengetahui lebih mendalam tentang ikatan kimia yang kita temukan dalam kehidupan.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.      Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
2.      Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
3.      Sebagai bahan bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN
JENIS-JENIS IKATAN
1. IKATAN ION

Ikatan ion adalah ikatan antaratom yang melepas elektron (atom unsur logam) dan
menangkap elektron (unsur nonlogam). Ikatan ion juga terjadi antara ion positif dan ion negatif.
Senyawa yang berikatan ion disebut senyawa ion. Ciri-ciri senyawa ion sebagai berikut :
• Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi

• Pada suhu kamar berwujud padat

• Dalam keadaan lelehan murni dapat menghantarkan arus listrik

• Dalam bentuk larutan juga dapat menghantarkan arus listrik.

2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron
oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi antara atom-atom yang bersifat
elektronegatif atau antaratom unsur non logam. Ciri-ciri senyawa kovalen sebagai berikut
:

 Mempunyai titik didih dan titik leleh rendah

 Mempunyai tiga wujud yaitu padat, cair, dan gas

 Dalam keadaan lelehan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik

 Dalam bentuk larutan, senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik,
sedangkan senyawa kovalen nonpolar tidak mampu menghantarkan arus listrik.

3. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang berikatan (PEB),
sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.
Contoh :
4. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang
terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-
elektron yang bebas bergerak. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga
sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Mobilitas elektron dalam
logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu
suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada satu atom,
tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain.

5. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah suatu bentuk interaksi elektrostatik antara atom hidrogen yang
terikat pada atom elektronegatif dengan atom elektronegatif lainnya. Kedua atom
elektronegatif tersebut biasanya (N, O, F).
Contoh :

6. Ikatan van der Waals

Johannes Diderik van der Waals (23 November 1837 – 8 Maret 1923) ialah ilmuwan
Belanda yang terkenal “atas karyanya pada persamaan gas cairan”, sehingga ia
memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1910. van der Waals adalah yang
pertama menyadari perlunya mengingat akan volume molekul dan gaya antarmolekul (kini
disebut “gaya van der Waals”) dalam mendirikan hubungan antara tekanan, volume, dan
suhu gas dan cairan. Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya
antar molekul.
Gaya Van Der Waals terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul non polar (Gaya
London), antara molekul-molekul polar (Gaya dipole-dipol) atau antara molekul non polar
dengan molekul polar (Gaya dipole-dipol terinduksi).

Gaya Dispersi London


Gaya dispersi juga dianggap sebagai jenis van der Waals dan yang paling lemah dari
semua gaya antarmolekul. Mereka sering disebut Gaya London setelah Fritz London
(1900-1954), yang pertama kali mengajukan keberadaan mereka pada tahun 1930. Gaya
dispersi London adalah gaya antarmolekul yang terjadi antara atom dan antara molekul
nonpolar akibat gerakan elektron.
Gaya dipol-dipol adalah hasil dari daya tarik ujung positif dipol yang satu ke ujung
negatif dari dipol tetangga.
Awan elektron dari atom helium berisi dua elektron, yang biasanya diperkirakan akan
merata secara spasial di sekitar inti. Namun, pada saat tertentu distribusi elektron
mungkin tidak merata, sehingga timbul dipol sesaat. Dipol lemah dan sementara ini
kemudian mempengaruhi atom tetangga helium melalui tarik dan tolakan elektrostatik.
Ini akan menginduksi dipol atom helium terdekat, perhatikan Gambar di bawah.

Sebuah dipol singkat atau seketika dalam sebuah atom helium.


Dipol sesaat dan akan menginduksi secara lemah tertarik satu sama lain. Gaya dispersi
meningkat seiring jumlah elektron dalam atom atau molekul nonpolar yang meningkat.
Kelompok halogen terdiri dari empat unsur yang semua mengambil bentuk molekul
diatomik nonpolar.
Gaya dispersi yang kuat untuk molekul yodium karena mereka memiliki jumlah terbesar
dari elektron. Gaya yang relatif kuat menghasilkan titik leleh dan titik didih yang
tertinggi dari kelompok halogen.
Gaya ini cukup kuat untuk menahan molekul yodium berdekatan dalam keadaan padat
pada suhu kamar. Gaya dispersi yang semakin lemah untuk brom, klorin, dan fluorin dan
ini diilustrasikan dalam titik leleh dan titik didih yang lebih rendah pada mereka. Brom
ada dalam bentuk cair pada suhu kamar, sedangkan klorin dan fluor adalah gas, dengan
molekul yang lebih jauh terpisah dari satu sama lain. Gaya antarmolekul hampir tidak ada
dalam keadaan gas, sehingga gaya dispersi dalam klorin dan fluor hanya menjadi terukur
saat suhu menurun dan mereka mengembun menjadi keadaan cair.
Gaya Dipol-Dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya tarik menarik yang terjadi antara molekul polar. Sebuah
molekul hidrogen klorida memiliki atom hidrogen sebagian positif dan atom klor
sebagian negatif. Dalam kumpulan banyak molekul hidrogen klorida, mereka akan
mensejajarkan diri agar daerah bermuatan sebaliknya dari molekul tetangga berdekatan
satu sama lain. Gaya dipol-dipol di alam berbentuk serupa, tetapi jauh lebih lemah dari
ikatan ionik.
Ikatan Van Der Waals terdapat antar molekul zat cair atau padat dan sangat lemah. Gaya
Van Der Waals dahulu dipakai untuk menunjukkan semua jenis gaya tarik-menarik antar
molekul. Namun kini merujuk pada pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul
yang terlemah menjadi dipole seketika. Pada saat tertentu, moleku-molekul dapat berada
dalam fase dipole seketika ketika salah satu muatan negative berada di sisi tertentu.
Dalam keadaan dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak electron lain dan
menyebabkan atom lain menjadi dipole. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini
merupakan gaya Van Der Waals.
Karena gaya ini sangat lemah maka zat yang mempunyai ikatan van der waals akan
mempunyai titik didih yang sangat rendah. Meskipun demikian gaya van der waals
bersifat permanen dan lebih kuat dari gaya london. Contoh gaya van der waals terdapat
pada senyawa hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH 4. Perbedaan keelektronegatifan C
(2,5) dengan H (2,1) sangat kecil, yaitu sebesar 0,4.
Senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan van der waals akan mempunyai titik didih
sangat rendah, tetapi dengan bertambahnya Mr Ikatan akan makin kuat sehingga titik
didih lebih tinggi. Contohnya, titik didih C 4H10>C3H8>C2H6>CH4. Contoh lainnya
terdapat pada Br2 dan I2. Br2 berwujud cair tetapi mudah menguap dan I2 berwujud gas
tetapi mudah menyublim. Hal ini disebabkan karena ikatan antara molekul Br 2 dan I2
adalah ikatan van der waals.

2.Menjelaskan karakteristik ikatan sigma (σ) dan ikatan phi (n)


Ikatan sigma adalah jenis ikatan kovalen dibentuk oleh aksial atau ujung ke ujung tumpang
tindih setengah penuh orbital atom dari atom-atom yang berpartisipasi dalam ikatan. Awan
elektron terbentuk sebagai hasil dari tumpang tindih aksial silindris simetris terhadap sumbu
antar inti.

Ikatan pi adalah jenis ikatan yang dibentuk oleh lateral atau sisi tumpang tindih dari orbital atom
setengah penuh dari atom-atom yang berpartisipasi dalam ikatan. Ikatan pi terdiri dari dua
gumpalan dibebankan di atas dan di bawah bidang atom yang terlibat dalam pembentukan
ikatan.

Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang paling kuat. Ikatan
sigma dapat dijelaskan dengan jelas untuk molekul diatomik menggunakan konsep grup simetri.
Dalam pendekatan formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan
definisi ini, bentuk ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan
sebagai sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang
bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah
fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Ruang lingkup percampuran ini
tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri.

Dua orbital-p yang membentuk ikatan-π.

Huruf Yunani π berasal dari nama orbital p karena simetri orbital ikatan pi adalah sama dengan
orbital p ketika dilihat dari sumbu ikatan. Orbital p biasanya terlibat dalam ikatan sejenis ini.
Orbital d juga dianggap terlibat dalam ikatan pi, namun tidaklah seperlunya benar, walaupun
konsep ikatan orbital d sesuai dengan hipervalensi.

Ikatan pi biasanya lebih lemah dari ikatan sigma karena rapatan elektronnya lebih jauh dari inti
atom yang bermuatan positif, sehingga memerlukan lebih banyak energi. Dari sudut pandang
mekanika kuantum, kelemahan ikatan ini dijelaskan oleh ketumpangtindihan yang sangat sedikit
di antara orbital p oleh karena orientasinya yang paralel.

Walaupun ikatan pi lebih lemah dari ikatan sigma, ikatan pi seringkali merupakan komponen
dari ikatan rangkap bersamaan dengan ikatan sigma. Kombinasi dari ikatan sigma dan pi lebih
kuat dari ikatan pi dan sigma yang berdiri sendiri. Kekuatan ikatan yang bertambah dari ikatan
rangkap diindikasikan oleh banyak pengamatan, namun yang paling menonjol adalah kontraksi
panjang ikatan. Sebagai contoh, dalam kimia organik, panjang ikat karbon-karbon pada etana
adalah 154 pm, etilena 133 pm, dan asetilena 120 pm.

Atas: Dua orbital-p yang paralel. Bawah: Ikatan pi terbentuk oleh pertumpangtindihan. Warna
merah muda dan kelabu mewakili model bola dan batang dari fragmen molekul yang terdapat
ikatan pi.Pemutusan ikatan pi ketika ikatan tersebut berotasi dikarenakan oleh orientasi paralel
yang hilang.

Untuk molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tidak memiliki bidang simpul di antara
atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* ditentukan dengan keberadaan sebuah
bidang simpul antara dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah jenis ikatan
kovalen yang paling kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sebagai
elektron sigma.Simbol σ adalah huruf Yunani untuk s. Ketika ikatan ini dilihat dari atas, MO σ
mirip dengan orbital atom s.

Dalam kimia, ikatan pi (ikatan π) adalah ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom yang
berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping orbital atom lainnya yang juga
berlektron tunggal. Hanya terdapat satu bidang simpul dari orbital yang melewati dua inti atom.

Perbedaan ikatan sigma dan ikatan pi adalah:

A. Ikatan sigma (ikatan σ)

1. Ikatan kovalen yang dibentuk oleh tumpang tindih orbital atom sepanjang sumbu antar inti.

2. Orbital tumpang tindih berorientasi sepanjang sumbu antar inti.

3. ikatan adalah berotasi simetris sekitar sumbu antar inti

4. Orbital p dapat membentuk jenis ikatan.

5. Hal ini lebih kuat dari ikatan pi

B. Ikatan pi (Ikatan π)

1. Ikatan kovalen yang dibentuk oleh tumpang tindih lateral dua orbital p yang saling paralel
tetapi berorientasi tegak lurus terhadap sumbu antar inti.

2. Orbital tumpang tindih berorientasi tegak lurus terhadap sumbu antar inti.

3. Ikatan ini tidak berotasi simetris sekitar sumbu antar inti.

4. Hanya p orbital yang dapat membentuk ikatan ini.

5. Hal ini lebih lemah dari ikatan sigma.


3. Konsep Hbridisasi,Resonansi dan Aplikasi Dalam Ikatan Kimia

A. Konsep Hibridisasi
Hibridisasi adalah peristiwa pembentukan orbital hibrida ( orbital gabungan )
yang dilakukan oleh suatu atom pusat. Orbital hibrida adalah beberapa orbital ( dalam
suatu atom ) yang tingkat energinya berbeda bergabung membentuk orbital baru dengan
tingkat energi yang sama guna membentuk ikatan kovalen. Teori hibridisasi sering
digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul yang
terdiri dari atom C, N, dan O. Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan
terorganisasikan dalam metana.
Pembentukan ikatan dalam senyawa harus sesuai dengan aturan hibridisasi yaitu :
a) Orbital yang bergabung harus mempunyai tingkat energi sama atau hampir
sama
b) Orbital hybrid yang terbentuk sama banyaknya dengan orbital yang
bergabung.
c) Dalam hibridisasi yang bergabung adalah orbital bukan electron

Pembentukan orbital hybrid melalui proses hibridisasi adalah sebagai berikut :


a) Salah satu electron yang berpasangan berpromosi ke orbital yang lebih
tinggi tingkat energinya sehingga jumlah electron yang tidak berpasangan
sama dengan jumlah ikatan yang akan terbentuk. Atom yang sedemikian
disebut dalam keadaan tereksitasi.
b) Penggabungan orbital mengakibatkan kerapatan elektron lebih besar di
daera orbital hybrid.
c) Terjadi tumpang tindih orbital hybrid dengan orbital atom lain sehingga
membentuk ikatan kovalen atau kovalen koordinasi.

B. Konsep Resonansi

Resonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poliatomik tertentu dimana
ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu struktur Lewis.

Sifat Umum Resonansi :

1. Dapat dituliskan dalam beberapa struktur Lewis (struktur resonan). Tetapi tidak satupun
struktur tersebut melambangkan bentuk asli molekul yang bersangkutan

2. Di antara struktur yang saling beresonansi bukanlah isomer. Perbedaan antar struktur
hanyalah pada posisi elektron, bukan posisi inti.

3. Masing-masing struktur Lewis harus mempunyai jumlah elektron valensi dan elektron tak
berpasangan yang sama
4. Dapat dituliskan dalam beberapa struktur Lewis (struktur resonan). Tetapi tidak satupun
struktur tersebut melambangkan bentuk asli molekul yang bersangkutan
5. Di antara struktur yang saling beresonansi bukanlah isomer. Perbedaan antar struktur
hanyalah pada posisi elektron, bukan posisi inti.
6. Masing-masing struktur Lewis harus mempunyai jumlah elektron valensi dan elektron tak
berpasangan yang sama
4. Menjelaskan karakteritik dan aplikasi ikatan valensi dan teori orbital molekul

Karakteristik ikatan valensi :

1. Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada elektron-elektron yang tidak berpasangan
pada atom-atom.
2. Elektron – elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
3. Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan
elektron-elektron yang lain.
4. Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan gelombang untuk
setiap atomnya.
5. Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat pasangan
ikatan-ikatan yang paling kuat.
6. Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih paling
banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada pada orbital yang
terkonsentrasi itu.

Penerapan Teori Ikatan Valensi

Teori ikatan valensi dan teori orbital molekul


A. Penerapan Teori Ikatan Valensi pada Molekul Diatomik
Teori ikatan valensi mengasumsikan bahwa sebuah ikatan kimia terbentuk ketika dua valensi
elektron bekerja dan menjaga dua inti atom bersama. Oleh karena efek penurunan energi sistem,
teori ini berlaku dengan baik pada molekul diatomik. Menurut teori ini, elektron-elektron dalam
molekul menempati orbital-orbital atom dari masing-masing atom.

Penerapan teori ikatan valensi pada molekul diatomik dapat dilihat pada pembentukan molekul
H2 dari atom H seperti yang telah dijabarkan di atas. 
B. Penerapan Teori Ikatan Valensi pada Molekul Poliatomik
Teori ikatan valensi dapat juga diterapkan dalam molekul poliatomik beriringan dengan teori
hibridisasi molekul[3]. Dalam contoh ini disajikan penerapan teori ikatan valensi untuk
menjelaskan mengenai hibridisasi sp3 pada molekul metana (CH4). 

Metana memiliki atom pusat sebuah karbon yang berkoordinasi secara terahedral. Oleh karena
itu, atom karbon pusat haruslah memiliki orbital-orbital yang simetri tepat dengan 4 atom
hidrogen. Konfigurasi dasar dari karbon adalah :

Dengan teori ikatan valensi, maka dapat diprediksi bahwa berdasarkan pada keberadaan dua
orbital yang terisi setengah, atom C akan membentuk dua buah ikatan kovalen membentuk CH2.
Namun CH2 merupakan molekul yang sangat reaktif sehingga teori ikatan valensi saja tidak
cukup untuk menjelaskan terbentuknya molekul CH4. Untuk itu, digunakan teori hibridisasi,
dimana langkah awal adalah eksitasi satu atau lebih elektron valensi C.

Proton yang membentuk inti hidrogen akan akan menarik salah satu elektron valensi karbon
sehingga menyebabkan eksitasi (pemindahan elektron 2s ke orbital 2p) dan terbentuklah ikatan
berhibrid sp3.

TEORI ORBITAL MOLEKUL


Sifat simetri dan energi relatif orbital atom menentukan bagaimana mereka berinteraksi untuk
membentuk orbital molekul. Orbital molekul ini kemudian diisi dengan elektron tersedia sesuai
dengan aturan yang sama yang digunakan untuk orbital atom, dan energi total elektron dalam
orbital molekul dibandingkan dengan total awal energi elektron dalam orbital atom.

Jika energi total elektron dalam molekul orbital kurang dari dalam orbital atom, molekul stabil
dibandingkan dengan atom; jika tidak, molekul tidak stabil dan senyawa tidak terbentuk. Kami
akan pertama menggambarkan ikatan (atau kurangnya itu) di sepuluh pertama molekul diatomik
homonuclear dan kemudian memperluas pengobatan untuk heteronuklir molekul diatomik dan
molekul yang memiliki lebih dari dua atom.

Dalam kasus orbital atom, persamaan Schrodinger dapat ia ditulis untuk elektron dalam molekul.
Perkiraan solusi untuk persamaan Schrodinger molekul ini dapat dibangun dari kombinasi linear
orbital atom (LCAO), yang jumlah dan perbedaan fungsi gelombang atom. Untuk molekul
diatomik seperti H2. seperti fungsi gelombang memiliki bentuk

Ψ = ca Ψa + cb Ψb

dimana Ψ adalah fungsi gelombang molekul, Ψa, dan Ψb adalah fungsi atom gelombang, dan
ca, dan cb adalah koefisien disesuaikan. Koefisien bisa sama atau tidak sama, positif atau negatif,
tergantung pada orbital individu dan energi mereka. Sebagai jarak antara dua atom menurun,
orbital mereka tumpang tindih, probabilitas signifikan Wilh untuk elektron dari kedua atom di
wilayah tumpang tindih. Akibatnya, orbital molekul bentuk. Elektron dalam ikatan orbital
molekul menempati ruang antara inti, dan gaya elektrostatik antara elektron dan dua inti positif
terus atom bersama-sama.

Tiga kondisi penting untuk tumpang tindih menyebabkan ikatan :

a. Simetri orbital harus sedemikian rupa sehingga daerah dengan tanda yang sama tumpang
tindih Ψ.

b. Energi orbital atom harus sama. Ketika energi berbeda dengan jumlah yang besar, perubahan
energi pada pembentukan orbital molekul kecil dan pengurangan net energi elektron terlalu kecil
untuk ikatan yang signifikan.
c. Jarak antara atom harus cukup pendek untuk memberikan tumpang tindih baik dari orbital, tapi
tidak begitu singkat bahwa pasukan menjijikkan elektron lain atau inti mengganggu.

Persamaan Teori ikatan valensi dan teori orbital molekul

Teori ikatan valensi dan teori orbital molekul memiliki beberapa konsep dasar yang sama,
diantaranya adalah:

 Keduanya sama-sama melibatkan pembagian elektron-elektron yang ada dalam sebuah


atom ataupun molekul sehingga memiliki paling banyak dua elektron pada setiap
pasangnya.

 Kedua teori ini menjadikan kombinasi dari elektron-elektron yang ada oleh inti masing-
masing atom atau molekul sebagai konsep pembentukkan ikatan

 Berdasarkan pada kedua teori ini, energi dari orbital-orbital yang saling tumpang tindih
merupakan bentuk perbandingan dan memiliki kesamaan pada bentuk simetrinya.

Perbedaan Teori ikatan valensi dan teori orbital molekul

No. Perbedaan VBT MOT

1. Ikatan Ikatan hanya Ikatan dibebankan pada


dibebankan pada kedua atom dan juga
kedua atom, tidak pada molekul
molekul

2. Tokoh pengusung Pertama kali diusulkan Pertama kali diusulkan


oleh W. Heitler dan F. oleh F. Hund dan R.S.
London pada tahun Mulliken pada tahun
1927 1932

3. Penerapan Menggunakan konsep Tidak ada ruang bagi


hibridisasi dan penerapan resonansi
resonansi dalam dalam teori ini
penerapannya

4. Hubungan dengan Tidak dapat Dapat menjelaskan sifat


sifat paramagnetik menjelaskan sifat paramagnetik pada
Oksigen paramagnetik pada Oksigen
Oksigen

5. Pendekatan Pendekatan dalam Pendekatan dalam


kuantitatif perhitungan memiliki perhitungan cukup rumit
langkah yang cukup dan membutuhkan
sederhana ketelitian lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai