UNIVERSITAS HASANUDDIN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
TUGAS
OLEH
KELOMPOK 7
HULAIMA D061181701
MEIVYA DWI T. D061181511
KEVIN DANNEL SUOTH D061181513
MUHAMMAD IRSAN GAZALI D061181512
GOWA
2018
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah mata kuliah “KIMIA DASAR”. Shalawat serta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia Dasar di program
studi teknik geologi Fakultas teknik pada Universitas Hasanuddin.
PENDAHULUAN
Pembahasan ringkas tentang materi merupakan ruang lingkup ilmu kimia. Saat ini
perkembangan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat pesat dan memberikan
andil yang sangat besar sekali. Banyak produk yang kita gunakan untuk memenuhi
kebutuhan kehidupan sehari-hari yang termasuk dari andil ilmu kimia. Dengan itu, saya
memaparkan secara garis besarnya saja, tentang pendahuluan materi kimia dasar.
Ikatan ion adalah ikatan antaratom yang melepas elektron (atom unsur logam) dan
menangkap elektron (unsur nonlogam). Ikatan ion juga terjadi antara ion positif dan ion negatif.
Senyawa yang berikatan ion disebut senyawa ion. Ciri-ciri senyawa ion sebagai berikut :
• Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi
2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron
oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi antara atom-atom yang bersifat
elektronegatif atau antaratom unsur non logam. Ciri-ciri senyawa kovalen sebagai berikut
:
Dalam bentuk larutan, senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik,
sedangkan senyawa kovalen nonpolar tidak mampu menghantarkan arus listrik.
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang berikatan (PEB),
sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.
Contoh :
4. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang
terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-
elektron yang bebas bergerak. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga
sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Mobilitas elektron dalam
logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu
suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada satu atom,
tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain.
5. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah suatu bentuk interaksi elektrostatik antara atom hidrogen yang
terikat pada atom elektronegatif dengan atom elektronegatif lainnya. Kedua atom
elektronegatif tersebut biasanya (N, O, F).
Contoh :
Johannes Diderik van der Waals (23 November 1837 – 8 Maret 1923) ialah ilmuwan
Belanda yang terkenal “atas karyanya pada persamaan gas cairan”, sehingga ia
memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1910. van der Waals adalah yang
pertama menyadari perlunya mengingat akan volume molekul dan gaya antarmolekul (kini
disebut “gaya van der Waals”) dalam mendirikan hubungan antara tekanan, volume, dan
suhu gas dan cairan. Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya
antar molekul.
Gaya Van Der Waals terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul non polar (Gaya
London), antara molekul-molekul polar (Gaya dipole-dipol) atau antara molekul non polar
dengan molekul polar (Gaya dipole-dipol terinduksi).
Ikatan pi adalah jenis ikatan yang dibentuk oleh lateral atau sisi tumpang tindih dari orbital atom
setengah penuh dari atom-atom yang berpartisipasi dalam ikatan. Ikatan pi terdiri dari dua
gumpalan dibebankan di atas dan di bawah bidang atom yang terlibat dalam pembentukan
ikatan.
Dalam kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang paling kuat. Ikatan
sigma dapat dijelaskan dengan jelas untuk molekul diatomik menggunakan konsep grup simetri.
Dalam pendekatan formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan
definisi ini, bentuk ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan
sebagai sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang
bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah
fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Ruang lingkup percampuran ini
tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri.
Huruf Yunani π berasal dari nama orbital p karena simetri orbital ikatan pi adalah sama dengan
orbital p ketika dilihat dari sumbu ikatan. Orbital p biasanya terlibat dalam ikatan sejenis ini.
Orbital d juga dianggap terlibat dalam ikatan pi, namun tidaklah seperlunya benar, walaupun
konsep ikatan orbital d sesuai dengan hipervalensi.
Ikatan pi biasanya lebih lemah dari ikatan sigma karena rapatan elektronnya lebih jauh dari inti
atom yang bermuatan positif, sehingga memerlukan lebih banyak energi. Dari sudut pandang
mekanika kuantum, kelemahan ikatan ini dijelaskan oleh ketumpangtindihan yang sangat sedikit
di antara orbital p oleh karena orientasinya yang paralel.
Walaupun ikatan pi lebih lemah dari ikatan sigma, ikatan pi seringkali merupakan komponen
dari ikatan rangkap bersamaan dengan ikatan sigma. Kombinasi dari ikatan sigma dan pi lebih
kuat dari ikatan pi dan sigma yang berdiri sendiri. Kekuatan ikatan yang bertambah dari ikatan
rangkap diindikasikan oleh banyak pengamatan, namun yang paling menonjol adalah kontraksi
panjang ikatan. Sebagai contoh, dalam kimia organik, panjang ikat karbon-karbon pada etana
adalah 154 pm, etilena 133 pm, dan asetilena 120 pm.
Atas: Dua orbital-p yang paralel. Bawah: Ikatan pi terbentuk oleh pertumpangtindihan. Warna
merah muda dan kelabu mewakili model bola dan batang dari fragmen molekul yang terdapat
ikatan pi.Pemutusan ikatan pi ketika ikatan tersebut berotasi dikarenakan oleh orientasi paralel
yang hilang.
Untuk molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tidak memiliki bidang simpul di antara
atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* ditentukan dengan keberadaan sebuah
bidang simpul antara dua atom yang berikatan ini. Oleh karena ikatan sigma adalah jenis ikatan
kovalen yang paling kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sebagai
elektron sigma.Simbol σ adalah huruf Yunani untuk s. Ketika ikatan ini dilihat dari atas, MO σ
mirip dengan orbital atom s.
Dalam kimia, ikatan pi (ikatan π) adalah ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom yang
berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping orbital atom lainnya yang juga
berlektron tunggal. Hanya terdapat satu bidang simpul dari orbital yang melewati dua inti atom.
1. Ikatan kovalen yang dibentuk oleh tumpang tindih orbital atom sepanjang sumbu antar inti.
B. Ikatan pi (Ikatan π)
1. Ikatan kovalen yang dibentuk oleh tumpang tindih lateral dua orbital p yang saling paralel
tetapi berorientasi tegak lurus terhadap sumbu antar inti.
2. Orbital tumpang tindih berorientasi tegak lurus terhadap sumbu antar inti.
A. Konsep Hibridisasi
Hibridisasi adalah peristiwa pembentukan orbital hibrida ( orbital gabungan )
yang dilakukan oleh suatu atom pusat. Orbital hibrida adalah beberapa orbital ( dalam
suatu atom ) yang tingkat energinya berbeda bergabung membentuk orbital baru dengan
tingkat energi yang sama guna membentuk ikatan kovalen. Teori hibridisasi sering
digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul yang
terdiri dari atom C, N, dan O. Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan
terorganisasikan dalam metana.
Pembentukan ikatan dalam senyawa harus sesuai dengan aturan hibridisasi yaitu :
a) Orbital yang bergabung harus mempunyai tingkat energi sama atau hampir
sama
b) Orbital hybrid yang terbentuk sama banyaknya dengan orbital yang
bergabung.
c) Dalam hibridisasi yang bergabung adalah orbital bukan electron
B. Konsep Resonansi
Resonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poliatomik tertentu dimana
ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu struktur Lewis.
1. Dapat dituliskan dalam beberapa struktur Lewis (struktur resonan). Tetapi tidak satupun
struktur tersebut melambangkan bentuk asli molekul yang bersangkutan
2. Di antara struktur yang saling beresonansi bukanlah isomer. Perbedaan antar struktur
hanyalah pada posisi elektron, bukan posisi inti.
3. Masing-masing struktur Lewis harus mempunyai jumlah elektron valensi dan elektron tak
berpasangan yang sama
4. Dapat dituliskan dalam beberapa struktur Lewis (struktur resonan). Tetapi tidak satupun
struktur tersebut melambangkan bentuk asli molekul yang bersangkutan
5. Di antara struktur yang saling beresonansi bukanlah isomer. Perbedaan antar struktur
hanyalah pada posisi elektron, bukan posisi inti.
6. Masing-masing struktur Lewis harus mempunyai jumlah elektron valensi dan elektron tak
berpasangan yang sama
4. Menjelaskan karakteritik dan aplikasi ikatan valensi dan teori orbital molekul
1. Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada elektron-elektron yang tidak berpasangan
pada atom-atom.
2. Elektron – elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
3. Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan
elektron-elektron yang lain.
4. Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan gelombang untuk
setiap atomnya.
5. Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat pasangan
ikatan-ikatan yang paling kuat.
6. Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih paling
banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada pada orbital yang
terkonsentrasi itu.
Penerapan teori ikatan valensi pada molekul diatomik dapat dilihat pada pembentukan molekul
H2 dari atom H seperti yang telah dijabarkan di atas.
B. Penerapan Teori Ikatan Valensi pada Molekul Poliatomik
Teori ikatan valensi dapat juga diterapkan dalam molekul poliatomik beriringan dengan teori
hibridisasi molekul[3]. Dalam contoh ini disajikan penerapan teori ikatan valensi untuk
menjelaskan mengenai hibridisasi sp3 pada molekul metana (CH4).
Metana memiliki atom pusat sebuah karbon yang berkoordinasi secara terahedral. Oleh karena
itu, atom karbon pusat haruslah memiliki orbital-orbital yang simetri tepat dengan 4 atom
hidrogen. Konfigurasi dasar dari karbon adalah :
Dengan teori ikatan valensi, maka dapat diprediksi bahwa berdasarkan pada keberadaan dua
orbital yang terisi setengah, atom C akan membentuk dua buah ikatan kovalen membentuk CH2.
Namun CH2 merupakan molekul yang sangat reaktif sehingga teori ikatan valensi saja tidak
cukup untuk menjelaskan terbentuknya molekul CH4. Untuk itu, digunakan teori hibridisasi,
dimana langkah awal adalah eksitasi satu atau lebih elektron valensi C.
Proton yang membentuk inti hidrogen akan akan menarik salah satu elektron valensi karbon
sehingga menyebabkan eksitasi (pemindahan elektron 2s ke orbital 2p) dan terbentuklah ikatan
berhibrid sp3.
Jika energi total elektron dalam molekul orbital kurang dari dalam orbital atom, molekul stabil
dibandingkan dengan atom; jika tidak, molekul tidak stabil dan senyawa tidak terbentuk. Kami
akan pertama menggambarkan ikatan (atau kurangnya itu) di sepuluh pertama molekul diatomik
homonuclear dan kemudian memperluas pengobatan untuk heteronuklir molekul diatomik dan
molekul yang memiliki lebih dari dua atom.
Dalam kasus orbital atom, persamaan Schrodinger dapat ia ditulis untuk elektron dalam molekul.
Perkiraan solusi untuk persamaan Schrodinger molekul ini dapat dibangun dari kombinasi linear
orbital atom (LCAO), yang jumlah dan perbedaan fungsi gelombang atom. Untuk molekul
diatomik seperti H2. seperti fungsi gelombang memiliki bentuk
Ψ = ca Ψa + cb Ψb
dimana Ψ adalah fungsi gelombang molekul, Ψa, dan Ψb adalah fungsi atom gelombang, dan
ca, dan cb adalah koefisien disesuaikan. Koefisien bisa sama atau tidak sama, positif atau negatif,
tergantung pada orbital individu dan energi mereka. Sebagai jarak antara dua atom menurun,
orbital mereka tumpang tindih, probabilitas signifikan Wilh untuk elektron dari kedua atom di
wilayah tumpang tindih. Akibatnya, orbital molekul bentuk. Elektron dalam ikatan orbital
molekul menempati ruang antara inti, dan gaya elektrostatik antara elektron dan dua inti positif
terus atom bersama-sama.
a. Simetri orbital harus sedemikian rupa sehingga daerah dengan tanda yang sama tumpang
tindih Ψ.
b. Energi orbital atom harus sama. Ketika energi berbeda dengan jumlah yang besar, perubahan
energi pada pembentukan orbital molekul kecil dan pengurangan net energi elektron terlalu kecil
untuk ikatan yang signifikan.
c. Jarak antara atom harus cukup pendek untuk memberikan tumpang tindih baik dari orbital, tapi
tidak begitu singkat bahwa pasukan menjijikkan elektron lain atau inti mengganggu.
Teori ikatan valensi dan teori orbital molekul memiliki beberapa konsep dasar yang sama,
diantaranya adalah:
Kedua teori ini menjadikan kombinasi dari elektron-elektron yang ada oleh inti masing-
masing atom atau molekul sebagai konsep pembentukkan ikatan
Berdasarkan pada kedua teori ini, energi dari orbital-orbital yang saling tumpang tindih
merupakan bentuk perbandingan dan memiliki kesamaan pada bentuk simetrinya.