Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Lokasi Percobaan
Percobaan dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen
Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara.
3.2 Bahan dan Peralatan
3.2.1 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Poliester (UPR)
Fungsi : sebagai matriks dalam pembuatan komposit.
2. Metil Etil Keton Peroksida (MEKP)
Fungsi : sebagai katalis dalam percobaan komposit.
3. Tepung Gipsum
Fungsi : sebagai pengisi dalam pembuatan komposit.
4. Serbuk Kapur Putih
Fungsi : sebagai pengisi dalam pembuatan komposit.
5. Aquadest (H2O)
Fungsi : untuk merendam spesimen.
3.2.1 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Neraca elektrik
Fungsi : untuk menimbang sampel.
2. Oven
Fungsi : untuk mengeringkan spesimen.
3. Kaca
Fungsi : sebagai alas meletakkan plastisin dan mika.
4. Plastisin
Fungsi : membentuk rongga yang dibentuk untuk menghasilkan spesimen
5.
6.
7.
8.

yang diinginkan.
Mika
Fungsi : sebagai alas untuk meletakkan plastisin.
Gelas Plastik
Fungsi : sebagai wadah tempat larutan.
Sendok
Fungsi : untuk mengaduk larutan.
Dumble Cutter

Fungsi : sebagai pemotong dan membentuk spesimen sesuai standard ASTM


D 638M-84M1.
9. Gelas Ukur
Fungsi : untuk mengukur volume spesimen.
3.3. Prosedur Percobaan
3.3.1 Prosedur Pembuatan Komposit
1. Pengisi (tepung gipsum dan serbuk kapur putih) diayak dengan ukuran masingmasing 140 dan 170 mesh.
2. Pengisi (tepung gipsum dan serbuk kapur putih) ditimbang sesuai dengan jumlah
fraksi massa yang telah ditentukan.
3. Matriks poliester ditimbang dengan jumlah fraksi massa yang ditentukan.
4. Pengisi dan matriks yang sudah sesuai takaran dicampur ke dalam gelas lalu
diaduk pelan-pelan dengan sendok hingga merata.
5. Tambahkan katalis MEKP dengan perbandingan fraksi massa resin.
6. Aduk pelan-pelan hingga tercampur rata kira-kira selama 2 menit.
7. Tuangkan campuran bahan tersebut ke dalam cetakan yang telah disiapkan dari
plastisin dan kaca yang telah dibentuk sesuai standar ASTM D 638M-84M1.
8. Ratakan permukaan cetakan.
9. Tunggu hingga kering selama kurang lebih 4 jam.
10.Spesimen yang sudah kering dilepas dari cetakan kemudian bagian permukaannya
dihaluskan dengan alat kikir dan amplas.
11. Spesimen komposit yang telah dihaluskan selanjutnya dijadikan spesimen siap
uji.
3.3.2 Analisa Penyerapan Air
1. Disiapkan spesimen uji dengan ukuran sesuai standar.
2. Dilakukan perendaman dalam air pada suhu ruangan.
3. Ditimbang spesimen setiap 2 jam hingga bahan komposit tidak lagi menyerap air
(jenuh).
4. Setiap rentang waktu pencelupan, maka sampel diambil dan dibersihkan dengan
kertas tisu untuk menyerap air.
5. Lalu sampel ditimbang dan dihitung dengan persamaan :

Daya serap air =

M BM
MK

x 100%

(Suryanti,

2012)
Dengan :
MB = Massa sampel dalam keadaan basah (gr)
MK = Massa sampel dalam keadaan kering (gr)
3.3.3 Analisa Kerapatan
1. Masing-masing komposit ditimbang satu per satu menggunakan timbangan
elektrik lalu dicatat massanya.
2. Komposit yang sudah ditimbang selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas ukur
yang sudah berisi air dengan ketinggian 20 cm dengan volume air dalam gelas
ukur 50 ml.
3. Dicatat perubahan ketinggian cairan dari posisi semula.
4. Data-data yang diperoleh digunakan untuk menghitung densitas komposit
dengan menggunakan persamaan :
=

m
V

(Suryati,

2012)
Dengan :
= densitas benda (gr/cm3)
m = massa benda (gram)
V = volume benda (ml)
3.3.4 Analisa Kadar Air
1. Disiapkan spesimen uji dengan ukuran sesuai standar.
2. Ditimbang untuk mendapatkan berat awal.
3. Kemudian spesimen dimasukkan ke dalam oven pada suhu 103C selama 12 jam.
4. Lalu didiamkan sampai mencapai suhu kamar dan ditimbang.
5. Dimasukkan kembali ke dalam oven selama 3 jam, kemudian didiamkan sampai
mencapai suhu kamar dan ditimbang.
6. Tahap ini dilakukan hingga mencapai berat konstan.
7. Dihitung nilai kadar air dengan persamaan :

Daya serap air =

M BM
MK

x 100%

(Suryanti,

2012)
Dengan :
MB = Massa sampel dalam keadaan basah (gr)
MK = Massa sampel dalam keadaan kering (gr)
3.3.5 Analisa Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal dihitung atas tebal sebelum dan sesudah perendaman
dalam air selama 24 jam pada sampel uji berukuran 5 cm x 5 cm x 1 cm, dengan
rumus :
PT =

T 2T 1
T1

x 100%

2011)
Di mana :
PT = pengembangan tebal (%)
T1 = tebal sampel uji sebelum perendaman (cm)
T2 = tebal sampel uji setelah perendaman (cm)

(Rambe,

Anda mungkin juga menyukai