PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah sakit adalah suatu unit yang memiliki organisasi yang teratur,tempat
pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan
penderita yang dilakukan secara multi disiplin oleh berbagai kelompok profesional
terdidik dan terlatih yang menggunakan prasarana dan sarana fisik, perbekalan farmasi
dan alat kesehatan.Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI
No.983/Menkes/SK/XI/1992 tentang pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum,
makarumah sakit adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
yangbersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik.
A. Berdasarkan Kepemilikan
1. Rumah Sakit Pemerintah, terdiri dari:
a. Rumah sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan
b. Rumah Sakit Pemerintah Daerah
c. Rumah Sakit Militer
d. Rumah Sakit BUMN
Rumah Sakit Bhayangkara Page 5
2. Rumah Sakit Swasta yang dikelola oleh masyarakat.
a. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas.
b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan
subspesialistik terbatas.
c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik dasar.
3.1.3 Visi, Misi, Falsafah Dan Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
A. Visi
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Kediri memiliki visi :
Menjadi Instalasi Farmasi unggulan bagi pelayanan kefarmasian (asuhan
kefarmasian) dalam upaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
profesional.
B. Keterangan/Pengertian :
Rumah Sakit Polri terdiri dari :
Unsur Pimpinan
- Kepala Rumah Sakit Polri disingkat Karumkitpol.
- Unsur pembantu Pimpinan dan pelayan staf
- Sekretaris Rumah Sakit Polri disingkat Ses Rumkitpol yang membawahi 3
(tiga) Perwira Urusan yang disingkat Paur.
- Kepala Satuan Pengawas Internal disingkat Ka SPI yang membawahi 2 (dua)
anggota SPI.
- Bendaharawan Satuan Kerja disingkat Bensat yang membawahi 3 (tiga)
pelaksana urusan yang disingat Paur.
KASUBBID JANGMEDUM
Ka IFRS
Gudang
Obat BPJS
A. Kekuatan Personil
Jumlah personel atau karyawan yang bekerja di Rumah Sakit
Bhayangkara Kediri adalah 630 orang. Apabila dirinci berdasarkan
golongan dan kualifikasi pendidikan adalah sebagai berikut:
D. Pelayanan Penunjang
a. Instalasi Narkoba
b. Instalasi Laboratorium dan Bank darah
c. Instalasi Farmasi
d. Instalasi Radiologi
Kualifikasi
No. Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi/Pelatihan Kebutuhan
1. Kepala Instalasi Sarjana Farmasi - Pelatihan Komunikasi
Farmasi - Profesi efektif
Apoteker - Pelatihan Pelayanan
Farmasi 1 orang
- Pengalaman lebih dari 2
(dua) tahun di IFRS
2. Apoteker Sarjana Farmasi - Pelatihan Komunikasi Rawat Jalan
- Profesi efektif (1:50) 8
Apoteker - Pelatihan Pelayanan orang
Pengaturan Jaga
NAMA JABATAN WAKTU JUMLAH
KERJA SDM
Kepala IFRS 1 shift 1 orang
Apoteker Fungsional 1 shift 9 orang
Tenaga Teknis Kefarmasian 3 shift 52 orang
Administrasi dan Anggota Instalasi Farmasi 1 shift 8 orang
Lainnya
KASUBBID JANGMEDUM
Rawat Jalan
Rawat Inap
IGD
IPSRS
IBS
Kasir
ICU / Perinatologi
CSSD
INSTALASI FARMASI
Gudang Obat
Gizi
URMIN
Keuangan
IT
Laundry
Radiologi
Operator Telepon /
Customer Service
Laboratorium
Asuransi
3.6.4 Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan yang telah
diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender,
konsinyasi atau sumbangan.
Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang
diterima sesuai kesepakatan baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu.
Penerimaan perbekalan farmasi hars dilakukan oleh petugas yang bertanggung
jawab. Dalam tim penerimaan farmasi harus ada tenaga farmasi. Semua
perbekalan farmasi yang diterima harus diperiksa dan disesuaikan dengan
spesifikasi pada order pembelian rumah sakit. Semua perbekalan farmasi harus
ditempatkan dalam tempat persediaan, segera setelah diterima, perbekalan
farmasi harus segera disimpan di dalam lemari atau tempat yang aman.
Perbekalan farmasi yng diterima harus sesuai dengan spesifikasi kontrak yang
telah ditetapkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan adalah :
a. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk bahan
berbahaya
b. Khusus untuk alat kesehtaan harus mempunyai Certificate of Origin
c. Sertifikat analisa produk
a. Nama PBF
b. Nama pemesan
c. Nama obat
d. Jumlah obat/alkes
e. Nomor batch
f. Tanggal kadaluarsa
g. Kondisi fisik obat
h. Stempel
i. Tanda tangan dan nama terang penerima
3.6.5 Penyimpanan
Setelah barang diterima diinstalasi farmasi dilakukan penyimpanan
sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas
dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud
meliputi persyaratan stabilitas dan kemanan, sanitasi, cahaya, kelembapan,
ventilasi, dan penggolongan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai.
Komponen yang harus diperhatikan antara lain :
a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi
label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan
dibuka, tanggal kadaluarsa dan peringatan khusus
b. Elektrolit konsentrat tinggi tidak disimpan diunit perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis yang penting
c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan diunit perawatan pasien
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan
pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan
yang kurang hati-hati.
d. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang dibawa
oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidenfifikasi.
3.6.6 Pendistribusian
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di
rumah sakit untuk pelayanan individu bagi proses terapi bagi pasien rawat inap
dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
Tujuan pendistribusian adalah tersedianya perbekalan farmasi diunit-
unit pelayanana secara tepat waktu, tepat jenis, dan jumlah. Ada beberapa metode
3.6.7 Pengendalian
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang
telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan
obat di unit-unit pelayanan.
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai.
a. Pengendalian obat dalam kamar operasi
System pengendalian obat rumah sakit harus sampai ke kamar operasi.
Apoteker harus memastikan semua obat yang digunakan dalam bagian tepat
order, disimpan, disiapkan, dan dipertanggung jawabkan. Sehingga pencatatan
dilakukan seperti pencatatan di Instalasi Farmasi.
b. Penarikan obat
Penarikan obat merupakan suatu proses penilaian kembali (reevaluasi)
terhadap obat jadi yang telah terdaftar dan beredar di masyarakat, terutama
terhadap obat-obat yang mempunyai resiko tinggi, komposisi dianggap tidak
3.6.8 Pemusnahan
Pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan merupakan kegiatan
penyelesaian terhadap obat-obatan dan perbekalan kesehatan yang tidak terpakai
karena kadaluarsa, rusak, ataupun mutunya sudah tidak memenuhi standar.
Pemusnahan dilakukan untuk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai bila :
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu
b. Telah kadaluarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentinagn ilmu pengetahuan
d. Dicabut ijin edarnya
A. Definisi
Kategori 2 :
B. Tujuan
Tujuan pengelolaan obat emergency ialah sebagai acuan dalam
pengelolaan obat emergency rumah sakit sehingga tercapai kesamaan persepsi
pada semua staf yang terkait. Obat emergency tersedia di unit unit
D. Identifikasi
a. Perhatikan daftar obat emergency yang tertempel di masing masing
kotak obat emergency.
b. Pastikan obat emergency yang dibutuhkan oleh unit tersedia.
TIDAK LENGKAP
LENGKAP
1. KONFIRMASI KE PERAWAT
2. MINTA PERAWAT ANATR
RESEP KE DEPO OBAT POLI
3. JANGAN DIKUNCI
TANDA TANGAN
1. Ttd di kotak yang tersedia
2. Minta ttd perawat sebagai bukti
telah melakukan monitoring
PASIEN
Masuk IGD /poliklinik
DOKTER
Anamnesa
Identifikasi obat
pasien
DOKTER DOKTER
Terapi lanjut
DOKTER Terapi henti
Memberi terapi baru
Menuliskan catatan di
DOKTER
form rekonsiliasi obat
Memberi terapi baru PERAWAT
Membutuhkan paraf
Identifikasi obat
disamping catatan
Memisahkan mana obat yang
dilanjutkan dan yang tidak
PERAWAT
LANJUT HENTI
1.Mengemas ulang
obat
2.Memberi label
PERAWAT
1.Mengemas obat dan member kitir Mohon Obat Sementara Obat Tidak
Dibawa ke Depo Obat Boleh Diminum
2.Menyerahkan obat dan resep baru kekeluarga pasien 3.Menyerahkan obat
kekeluarga pasien
FARMASI
1.Identifikasi obat
2.Melayani resep apabila ada resep tambahan
3.Melayani obat dengan sistem UDD
FARMASI
Mencatat obat pulang pasien dari resep dokter
dalam formulir rekonsiliasi obat
Konsultasi dengan dokter untuk menentukan obat
pasien pulang selama rawat inap yang diputuskan
Lanjut atau Henti
HENTI LANJUT
PERAWAT PERAWAT
Melakukan retur obat jika sumber Menyerahkan obat
obat berasal dari IFRS sesuai ke petugas farmasi
ketentuan yang berlaku di RSBK
FARMASI FARMASI
Memberi tanda HENTI pada Periksa kesesuaian perbekalan farmasi yang masih
perbekalan farmasi yang tidak digunakan pasien pulang meliputi nama
dilanjutankan dan menuliskan obat,jumlah,kondisi fisik, dan ED saat MRS
Mengemas ulang perbekalan farmasi yang masih
catatan di formulir rekonsiliasi obat
dilanjutkan saat pasien pulang bila telah
didapatkan kesesuaian nama obat,jumlah,kondisi
fisik, dan ED
Edukasi pasien / keluarga pasien terkaitobat yang
dibawa KRS
Apoteker dan pasien / keluarga pasien
menandatangani Formulir Rekonsiliasi Obat
Pulang
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) adalah suatu bagian/unit/divisi atau
fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian
yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit sendiri (Siregar dan amalia,2004)
BerdasarkanKepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tetang standar
pelayananfarmasi di rumah sakit, tugas pokok farmasi rumah sakit adalah :
a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal
b. Menyelenggarkankegiatsn pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
d. Memberi pelayanan bermutumelalui analisa, dan evaluasi untuk meningkatkan mutu
pelayanan farmasi
e. Melakukan pengawasanberdasarkanaturan-aturan yang berlaku
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi
g. Memfaslitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formulrium
rumah sakit
Fungsi farmasi rumah sakit yangtertera pada Kepmenkes no
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit adala
sebagai berikut :
a. Pengelolaan perbekalan farmasi
b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan
4.2 SARAN
a. Untuk institute ilmu kesehatan Kediri agar pelaksanaan PBL dilaksanakan pada
waktu yang lebih lama agar siswa-siswi lebih dapat memahami perannya di bidang
kefarmasian sebagai seorang asisten apoteker.
b. Sebaiknya pembekalan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan PBL lebih
di perbanyak dan diperluas sehingga siswa dan siswi lebih mantap dalam
melaksanakan