DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III
Luqmanul Hakim
Harum Sari Puspita M.
Ratna Budiyanti
Tia Wulandari
Siti Nur Chotimah
Dihya Khalifa
Mukarima Rismandari
Wildan Fadly
Sarah Nur Halimah
Indriyanti
26030112120007
26030112120008
26030112140034
26030112140037
26030112130051
26030112130065
26030112130072
26030112140089
26030112130092
26030112140102
BAB I
PENDAHULUAN
umumnya merupakan hasil dari sederetan proses fisika, biokimia, dan biologik
yang sangat rumit dan komplek. Proses ini umumnya dikelompokkan ke dalam
tiga fase yaitu: fase eksposisi, toksokinetik dan fase toksodinamik. Hidrokarbon
juga menimbulkan gejala-gejala penyakit pada manusia biasanya terjadi pada
saluran pernapasan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hidrokarbon?
2. Apa klasifikasi dari hidrokarbon?
3. Bagaimana struktur kimia dari hidrokarbon?
4. Bagaimana toksisitas mekanisme hidrokarbon menyerangan ke tubuh
manusia?
5. Apa gejala-gejala yang timbul jika terkontaminasi hidrokarbon?
6. Bagaimana
cara
pencegahan
yang
harus
dilakukan
agar
tidak
terkontaminasi hidrokarbon?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hidrokarbon;
2. Mengetahui klasifikasi dari hidrokarbon;
3. Mengetahui struktur kimia dari hidrokarbon;
4. Mengetahui toksisitas mekanisme hidrokarbon menyerang ke tubuh
manusia;
5. Mengetahui gejala-gejala jika terkontaminasi hidrokarbon; dan
6. Mengetahui cara pencegahan agar tidak terkontaminasi hidrokarbon.
BAB II
ISI
dan
turunannya.
Senyawa
turunan
hidrokarbon
adalah
Senyawa
hidrokarbon
aromatik,
merupakan
senyawa
benzena
tiga
atom
(C3H8)
(http://id.wikipedia/Gas_alam, 2008).
Rumus Molekul
dan
seterusnya
(CnH2n+2)
sampai
dengan
10
senyawa
alkana
dapat
diperoleh
dengan
nama
metana
etana
propana
butana
pentana
heksana
heptana
oktana
nonana
dekana
nama
etena
propena
1-butena
1-pentena
-
1-heksena
3. Alkuna
Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam
tiap molekulnya mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang
berurutan. Untuk membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6
elektron, sehingga tinggal satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk
mengikat atom H. Jumlah atom H yang dapat diikat berkurang dua, sehingga
rumus umumnya menjadi CnH2n+2 - 4H = CnH2n-2 (Ahmad, 2012).
2.4. Toksisitas Mekanisme Menyerang ke Tubuh Manusia
Kontaminasi hidrokarbon merupakan masalah serius bagi lingkungan.
Pencemaran hidrokarbon disebabkan adanya pencemaran minyak ke dalam
lingkungan. Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika,
kimiawi maupun biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan
manusia. Salah satu dari bahan pencemar itu adalah hidrokarbon minyak bumi.
Minyak bumi adalah campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun
yang lalu di masa lampau sebagai hasil dekomposisi bahan-bahan organik dari
tumbuhan-tumbuhan dan hewan. Racun hidrokarbon sering ditemukan di laut.
Salah satu senyawa hidrokarbon yang beracun yaitu PAH. Menurut pendapat
Munawir (2007), senyawa PAH (Polisiklik Aromatik Hidrokarbon) adalah
senyawa organik yang tersebar luas di alam, bentuknya terdiri dari beberapa rantai
siklik aromatik dan bersifat hidrofobik. Senyawa PAH mengandung dua atau lebih
rantai benzena, berasal dari pirolisis, pembakaran yang tidak sempurna
(pembakaran hutan, buangan motor, gunung berapi) dan proses pembakaran yang
menggunakan suhu tinggi pada pengolahan minyak bumi. Zakaria dan Mahat
(2006) dalam Munawir (2007), sudah banyak hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa PAH yang dihasilkan dari kegiatan manusia dapat menyebabkan kanker
dan efek mutagenik pada organisme.
Menurut Sherly (2009), bahwa hidrokarbon aromatik polisiklik dapat
masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara seperti respirasi atau
pernapasan, terabsorpsi melalui pori-pori kulit dan masuk ke dalam tubuh melalui
makanan dan minuman yang dikonsumsi. Senyawa HAP akan terakumulasi
menjadi kadar yang tinggi dalam tubuh hewan tingkat rendah dan hewan tingkat
tinggi seperti ikan dan sapi, karena senyawa ini sukar dicerna dalam tubuh.
Menurut Budiawan, (2008), Prinsip kunci dalam toksikologi ialah
hubungan
dosis-respon/efek.
Kontak
zat
toksik
(paparan)
terhadap
ginjal , dan lain-lain dan akibatnya dapat menyebabkan berbagai macam penyakit
dan gangguan.
2.5. Gejala-Gejala
Hidrokarbon (minyak tanah) yang teraspirasi ke dalam paru akan
menimbulkan perdarahan dan bronkopneumonia. Selanjutnya timbul edem paru
dan konsolidasi paru sehingga terjadi asfiksia dan kematian. Hidrokarbon yang
terminum akan terserap dan ikut aliran darah sampai ke paru, organ lain dan
otak. Di organ akan timbul kelainan degeneratif dan perdarahan kecil kecil yang
reversibel. Sedangkan di otak akan terjadi depresi otak. Zat racun chlorinated
hidrokarbon akan menyerang susunan saraf pusat terutama batang otak, serebelum
dan kortek serebri. Gejala yang timbul adalah rangsangan saraf dan penekanan
pusat pernapasan.
Dasar diagnosis : Hidrokarbon menyebabkan perubahan paru paru dan
susunan saraf pusat. Menekan zat ini akan menyebabkan iritasi mukosa, muntah
dan diare. Kadang timbul distres pernapasan, sianosis, takikardi, demam
dankematian. Bensin, gasolin, karosen dan minyak polish sangat bahaya.
Diagnosis dibantu dengan foto thorak adanya pneumonia hidrokarbon.
Penatalaksanaan : Resusitasi JPO / homeostasis. Observasi selama 24 jam.
Kontra indikasi emesis dan bilas lambung. Berikan oksigen, antibiotika dan
kortikosteroid. Hindari penggunaan adrenalin. Jangan diberikan alkohol dan
minyak mineral karena akan mempermudah absorbsi. Boleh diberikan caffein
pada depresi saraf pusat. Menurut Sugiarti (2009), PAH
ini merangsang
terbentuknya sel-sel kanker bila terhisap masuk ke paru-paru, dan PAH yang
bersifat karsinogenik ini banyak terdapat di daerah industri dan daerah padat
lalu lintasnya, yang bersumber utama dari gas buangan hasil pembakaran
bahan bakar fosil. Toksisitas HC aromatik lebih tinggi dari pada HC alisiklik.
Dalam keadaan gas HC, dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa
dan menimbulkan infeksi paru-paru bila terhisap.
Gejala dari Intoksikasi Hidrokarbon
Gejala intoksikasi minyak tanah dapat dibagi menjadi gejala inhalasi dan
gejala akibat minyak tanah yang terminum. Gejala inhalasi dapat menimbulkan
euphoria yang menyerupai intoksikasi alkohol.
a. Gejala iritatif terhadap faring, esophagus, lambung dan usus halus dan
dapat menyebabkan perasaan terbakar pada mulut, tenggorokan,
esophagus dan ulkus pada mukosa.
b. Gejala fibriasi ventrikel, walaupun jarang terjadi. Fibriasi ventrikel ini
disebabkan karena minyak tanah menyebabkan sensitifasi jantung terhadap
katekolamin eksogen dan endogen (epinefrin, norepinefrin). Gejala pada
susunan syaraf pusat berupa mengantuk atau koma yang terjadi segera
setelah terminum minyak tanah.
c. Gejala pada paru berupa bronkopneumonia.
d. Bronkopneumonia ini bukan disebabkan oleh minyak tanah yang di
absorbs melalui oral atau ekskresi minyak tanah melalui paru, tetapi akibat
aspirasi trakeobronkial
Pada intoksikasi minyak tanah yang berat dapat pula dilihat kelainan pada urin
berupa albuminuria. Kematian biasanya timbul sebagai akibat asfiksia. Menurut
Romdhoni (2009), bahwa partikel (debu) yang masuk/mengendap dalam paruparu dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan
(pnevmokoniosis) antara lain:
Penyakit Silikosis
Disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas (SiO2). Dapat terjadi pada daerah
pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan
besi
batubara. Bila sudah parah penyakit ini dapat diikuti hipertropi jantung sebelah
kanan yang mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
Penyakit Asbestosis
Disebabkan oleh debu/serat asbes (campuran berbagai silikat terutama magnesium
silikat). Dapat terjadi di daerah pabrik/industri yang menggunakan asbes, pabrik
pemintalan serat asbes, pabrik yang beratap asbes, dan lain-lain.
Penyakit Bisinosis
Disebabkan oleh debu/serat kapas. Dapat terjadi pada daerah pabrik pemintalan
kapas/tekstil, pembuatan kasur atau jok kursi. Penyakit ini dapat diikuti bronkitis
kronis.
Penyakit Antrakosis
Disebabkan oleh debu batubara. Dapat terjadi pada daerah tambang batubara,
penggunaan batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker), kapal laut bertenaga
batubara, pekerja boiler pada PLTU bertenaga batubara.
Penyakit Beriliosis
2.6. Pencegahan
Organokhlorin atau disebut Chlorinated hydrocarbon terdiri dari beberapa
kelompok yang diklasifikasi menurut bentuk kimianya. Pengobatan keracunan
pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat.. Bila
dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian.
Diagnosis keracunan dilakukan berdasarkan
kandungannya jauh dibawah normal, kercaunan mesti terjadi dan gejala segera
timbul.
Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1-2 mg i.v. dan
biasanya diberikan setiap jam dari 25-50 mg. Atrophin akan memblok efek
muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik. Pralidoxim (2-PAM) adalah
obat spesifik untuk antidotum keracunan organofosfat. Obat tersebut dijual secara
komersiil dan tersedia sebagai garam chlorin.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan makalah tentang hidrokarbon ini, kesimpulan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:
1. Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C)
dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atomatom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut;
3.
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada makalah ini adalah setiap individu
mempunyai
hidrokarbon.
kesadaran
untuk
mengurangi
kegiatan
yang
menghasilkan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, F. 2012. Kandungan senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) di
teluk jakarta. Jurnal ilmu kelautan. Vol. 17 No. 4, hal 199-208.
Budiawan. 2008. Peran Toksikologi Forensik dalam Mengungkap Kasus
Keracunan dan Pencemaran Lingkungan. Indonesian Journal of Legal and
Forensic Sciences 2008; 1(1):35-39.
Dwiyanti, G. 2014. Konsep Dasar Kimia Organik yang Menunjang Pembelajaran
Kimia SMA.
Fessenden dan Fessenden. 1984. Kimia Organik Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.