Anda di halaman 1dari 6

BAB III.

AZAZ2 MENGHITUNG PROBABILITAS


1> RUANG SAMPEL (S)
Adalah semua keluaran yang mungkin dari suatu percobaan statistik
Contoh: - Uang logam dilambungkan 1 kali, maka S = { G, T }

dimana G = gambar
T = tulisan

- Dadu dilembar 1 kali S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }


- Uang logam dilempar 1 kali, jika muncul gambar dilembar uang logam 1 kali
lagi, jika muncul tulisan dilempar dadu 1 kali.
Maka S = { GG, GT, T1, T2, T3, T4, T5, T6 }
Keluaran
Pertama

Keluaran
Kedua

Titik
Sampel

G
T

GG
GT

1
2
3
4
5
6

T1
T2
T3
T4
T5
T6

Dapat juga dinyatakan dalam bentuk-bentuk pernyatan seperti:


- S = { x | x = kota dengan penduduk > 1 juta orang )
- S = { (x,y) | x2 + y2 4 }
2> KEJADIAN
Adalah himpunan bagian dari ruang sampel
Contoh: S = { t | t 0 }, dimana t adalah masa hidup suatu komponen elektrik dalam tahun.
Maka kejadian A bahwa komponen tersebut gagal sebelum akhir tahun kelima adalah
A={t|0t5}
A himpunan bagian dari S, dinyatakan A S
Jika himpunan bagian tidak berisi 1 pun titik sampel dinyatakan himpunan kosong =
Contoh:

B = { x | x adalah suatu faktor genap dari 7 }

3> KOMPLEMEN KEJADIAN A terhadap S


Adalah semua unsur S yang tidak berada di A
Contoh: R terpilih kartu merah dari kartu remi S. Maka R terpilih kartu hitam.
4> IRISAN dua kejadian A dan B, dinyatakan A

Adalah kejadian yang berisi semua unsur sekutu bagi A dan B


Contoh: Ruang sampel S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
A adalah kejadian muncul genap, maka A = { 2, 4, 6 }
B adalah kejadian muncul > 3, maka B = { 4, 5, 6 }
Maka A B = { 4, 6 }
5> GABUNGAN dua kejadian A dan B, dinyatakan A B

Adalah kejadian yang berisi semua unsur yang termasuk A atau B atau keduanya.
Contoh soal pada 4>, maka A B = { 2, 4, 5, 6 }

PENGHITUNGAN TITIK SAMPEL


TEOREMA 1 Bila suatu operasi dapat dilakukan dengan n1 cara, dan bila untuk setiap operasi
tersebut operasi kedua dapat dilakukan dengan n2 cara, maka kedua operasi tersebut
dapat dilakukan bersamaan dengan n1. n2 cara.
Contoh:

Berapa banyak titik sampel pada percobaan 2 dadu dilambungkan 1 kali?


Jawab:
n1. n2 = (6) (6) = 36 cara

TEOREMA 2 Bila suatu operasi dapat dilakukan dengan n1 cara, dan bila untuk setiap operasi
tersebut operasi kedua dapat dilakukan dengan n2 cara, dan bila untuk setiap dari
kedua operasi pertama ini operasi ketiga dapat dilakukan dengan n3 cara, maka untuk
k operasi dapat dilakukan bersamaan dengan n1. n2 . n3 nk cara.
Contoh:

Berapa banyak bilangan 3 digit genap dapat dibentuk dari digit 1, 2, 5, 6, 9 bila
masing-masing digit hanya dapat digunakan 1 kali saja?
Jawab:
n1 = 2 untuk posisi satuan
n2 = 4 untuk posisi satuan
n3 = 3 untuk posisi satuan
Maka n1. n2 . n3 = (2) (4) (3) = 24

TEOREMA 3 Jumlah permutasi n obyek yang berbeda = n!


(Permutasi adalah susunan semua atau sebagian dari suatu himpunan oyek)
Contoh:

Jumlah permutasi 3 huruf A B C adalah 3! = (3)(2)(1) = 6


(Yaitu: ABC ACB BAC BCA CAB CBA)

TEOREMA 4 Jumlah permutasi n obyek berbeda yang diambil r sekaligus adalah: nPr =
Contoh:

n!
( nr ) !

Berapa banyak susunan yang mungkin dari dua tiket lotere yang ditarik dari 20 tiket
untuk hadiah pertama dan kedua,
20 !
Jawab:
= (20)(19) = 380
20P2 =
18 !

TEOREMA 5 Jumlah permutasi n obyek berbeda yang disusun melingkar adalah (n-1)!
Contoh :

Jumlah permutasi melingkar 4 huruf A B C D adalah (4 1)! = (3)(2)(1) = 6

TEOREMA 6 Jumlah permutasi berbeda dari n hal yang terdiri dari n1 untuk jenis pertama, n2 untuk
n!
jenis kedua, . . ., nk untuk jenis ke k, adalah:
n1 ! . n 2! .. . n k !
Contoh:

berapa banyak cara yang berbeda dari 3 dewasa, 4 remaja, 2 anak-anak dapat disusun
dalam 9 loket.
9!
Jawab:
= 1260
3! 4!2!

TEOREMA 7 Jumlah cara pem-partisi-an (pembagian) himpunan n obyek menjadi r sel, dengan n1
unsur dalam sel pertama, n2 unsur dalam sel kedua, dan seterusnya adalah:
n!
n
=
n 1, n 2, , nr n 1! .n 2 ! , ... , n r !

Contoh:

Himpunan { a, e, i , o, u } dipartisi ke dalam 2 sel, dimana sel pertama berisi 4 huruf,


sel kedua berisi 1 huruf, berapa banyak cara yang bisa dibuat?
5!
5
Jawab:
=
=5
4!1!
4, 1

( )

TEOREMA 8 Jumlah kombinasi n obyek berbeda yang diambil r sekaligus adalah


n!
n
nCr =
=
r ! ( nr ) !
r

()

Contoh:

Berapa banyak kombinasi yang mungkin terjadi dari dua tiket lotere yang ditarik dari
20 tiket
20 !
20
Jawab:
=
= 190
2 ! ( 202 ) !
2

( )

PROBABILITAS SUATU KEJADIAN


Probabilitas suatu kejadian A adalah jumlah bobot semua titik sampel di dalam A.
0 P (A) 1 ; P ( ) = 0 ; P(S) = 1
Bila suatu percobaan menghasilkan N hasil dengan kemungkinan yang sama, dan bila n hasil
n
berkaitan dengan kejadian A, maka P(A) =
M
Contoh 1:

Koin dilempar 2 kali, maka S = { GG, GT, TG, TT }, dimana G =gambar, T = tulisan
Jika A adalah paling sedikit muncul 1 tulisan, maka P(A) =

Contoh 2:

Sebuah kotak berisi 6 Bola, 3 Kardus, 4 Tas,


Maka P(B) = 6
; P(K T) = 7
13
13

Contoh 3:

52 orang melamar suatu pekerjaan, dipilih 5.


Dari jumlah tersebut ada 4 orang asal Semarang, dan 4 orang asal Magelang.
Jika kesemuanya (52) mempunyai kemungkinan yang sama,
berapa probabilitas terpilih 2 asal Semarang, dan 3 asal Magelang?
4!
4
Jawab:
Terpilih 2 dari 4 orang asal Semarang =
=
=6
2 !2!
2
4!
4
Terpilih 3 dari 4 orang asal Magelang =
=
=4
3 !1 !
3
Maka ada n1. n2 = (6)(4) = 24 variasi terpilih 2 asal Semarang
dan 3 asal Magelang
Total terpilih 5 dari 52 orang dengan kemungkinan yang sama
52 !
52
=
=
= 2.598.960
5 ! 47 !
5
24
Maka P ( 2 Semarang 3 Magelang) =
=
0,9x10-5
2.598 .960

()
()

( )

ATURAN PENJUMLAHAN
Bila A dan B adalah 2 kejadian,
maka P (A
B) = P(A) + P(B) P(A B)

Bila A dan B saling lepas,


maka P (A B) = P(A) + P(B)

A
B

A B
Contoh:

Kemungkinan lulus Matematika, P(M) = 2/3


Kemungkinan lulus Bahasa Inggris, P(E) = 4/9
Kemungkinan lulus Keduanya, P(M E) = 1/4
Maka P (M

E) = P(M) + P(E) P(M E)


= 2/3 + 4/9 1/4 = 31/36

PROBABILITAS BERSYARAT (KONDISIONAL)


P(B|A) dibaca probabilitas dimana B terjadi karena A terjadi, atau probabilitas B karena A
Contoh: Dalam pelemparan sebuah dadu dipastikan keluar angka > 3, berapa P genap?
Jawab:
Misal A = { 4, 5, 6 }
B = { 4, 6 }
Maka P(B|A) = 2/3
Probabilitas bersyarat B karena A didefinisikan: P(B|A) =

P( A B)
P( A)

Contoh:
Bekerja
Tidak Bekerja
Pria
460
40
Wanita
140
260
600
300
Jika M = pria terpilih
E = bekerja
Maka P(M|E) = 460 / 600 = 23/30

Total
500
400
900

Bila saling lepas (tak gayut), maka: P(B|A) = P(B) dan P(A|B) = P(A)
Dari contoh di atas, jika W = wanita terpilih, maka:
P(M|W) = P(M) = 500/900 = 5/9
P(W|M) = P(W) = 400/900 = 4/9
ATURAN PERKALIAN
Bila kejadian A dan B dapat terjadi bersama-sama, maka P(A B) = P(A).P(B|A)
Contoh:

Dalam sebuah kotak ada 20 lampu, 5 diantaranya cacat.


Bila 2 lampu diambil cacat dan urut (tanpa mengganti yang pertama),
berapa probabilitas kedua lampu tersebut rusak?
Jawab:
Misal A adalah kejadian lampu pertama rusak,
B adalah kejadian lampu kedua rusak.
Maka P(A B) = (1/4)(4/19) = 1/19

Dua kejadian A dan B tak gayut, maka P(A B) = P(A).P(B)


Contoh:

A = probabilitas mesin pemadam ada saat dibutuhkan 0,98


B = probabilitas ambulans ada saat dibutuhkan 0,92
Maka probabilitas mesin pemadam dan ambulans sama-sama ada saat terjadi
kebakaran dan ada yang terluka adalah:
P(A B) = (0,98) (0,92) = 0,9016

TUGAS 2
STATISTIKA & PROBABILITAS
1. Tulislah unsur ruang sampel himpunan bilangan bulat antara 1 sampai 50 yang dapat dibagi 8
2. Bila S = {x|0<x<12}, M={x|1<x<9} dan N={x|0<x<5}, carilah:
a. M N
b. M N
c. M

3. Seorang kontraktor ingin membangun 9 rumah yang masing2 desiannya berbeda. Dalam
berapa carakah dia dapat menempatkan rumah2 di sebuah jalan bila 6 persil ada pada salah
satu sisi jalan dan sisanya pada sisi seberangnya?
4. Dari 30 orang yang melamar bekerja sebagai drafter pada sebuah konsultan, diketahui D
lulusan PTN dan sisanya lulusan PTS. Jika yang diterima hanya 6 orang saja, berapa
probabilitasnya terpilih 2 lulusan PTN dan sisanya lulusan PTS?
5. Dalam sebuah kelas yang terdiri atas 100 pelajar, 54 belajar Matematika, 69 belajar Sejarah,
dan 35 belajar Matematika da Sejarah. Bila salah satu dari para pelajar ini dipilih secara acak,
carilah probabilitas dimana
a. Pelajar belajar Matematika atau Sejarah
b. Pelajar tidak belajar salah satu dari mata pelajaran ini
c. Pelajar belajar Sejarah tetapi tidak belajar Matematika
6. Dalam USA Today (Sep. 1996) hasil survey penggunaan pakaian tidur saat bepergian ditulis
sbb:
Pria
Wanita
Pakaian dalam
0,220
0,024
Baju Tidur
0,002
0,180
Tidak memakai apa2
0,160
0,018
Piyama
0,102
0,073
Kaos
0,046
0,088
Dll
0,084
0,003
Berapa probabilitas seorang yang pergi bepergian adalah wanita yang tidur tidak memakai
apa2?
Berapa probabilitas seorang yang bepergian tersebut adalah pria?
Dengan asumsi yang bepergian itu pria, berapa probabilitas dia tidur dengan piyama?
Berapa probabilitas seorang yang bepergian adalah pria bila dia tidur dengan piyama atau
kaos?

Anda mungkin juga menyukai