Anda di halaman 1dari 25

Audit Berbasis Risiko

Dosen Pengampu : Selvia Eka Aristantia, S.A., MA


Anggota Kelompok :

08010220006 CHUSNUL CHOTIMAH

08010220024 NAHDIYA ANFA TASKIYA

08010220026 NUR DINI AMALIYAH

08010220030 PUTRI NURUL NAFISA

08010220032 SINDI PUSPITA RINI


Apa tujuan menyeluruh dari suatu audit? ISA 200.11 menjelaskan tujuan itu sebagai berikut.
Dalam mengaudit laporan keuangan, tujuan menyeluruh auditor adalah:
a) Memperoleh asurans yang layak mengenai apakah mengenai apakah laporan keuangan
secara menyeluruh bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh kecurangan
atau kesalahan, untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan dibuat dalam segala hal yang material sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku; dan
b) Melaporkan mengenai laporan keuangan dan mengomunikasikan segala sesuatunya
seperti yang diwajibkan ISAs sesuai dengan temuan auditor.
Kutipan ISA 200 berkenaan dengan risiko dalam proses audit

ISA & ALINEA POKOK BAHASAN ALINEA YANG BERSANGKUTAN


Tujuan suatu audit ialah mengangkat tingkat
200.3 Tujuan Audit kepercayaan dari pemakai laporan keuangan
yang dituju, terhadap laporan keuangan itu
Asurans yang layak ialah asurans pada tingkat
tinggi. Asurans yang layak dicapai ketika auditor
200.5 Asurans yang layak mempunyai bukti audit yang cukup dan tepat
untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang
dapat di terima.
a) Pada tingkat laporan keuangan secara
menyeluruh; dan
200.A34 Risiko terjadi pada dua tingkat
b) Pada tingkat asersi pada jenis transaksi, saldo
akun, dan pengungkapan
ISA & ALINEA POKOK BAHASAN ALINEA YANG BERSANGKUTAN
Auditor bisa saja memisahkan ataupun
Memisahkan/tidak risiko menggabungkan penilain risiko bawaan dan risiko
200.A40 bawahan dari risiko pengendalian, tergantung pada teknit atau
pengendalian metodologi yang menjadi preferensi adan
pertimbangan praktis
Auditor tidak diharapkan akan dan tidak dapat,
mengurangi risiko audit menjadi nol dan karenanya
Risiko audit tidak dapat tidak dapat memperoleh asurans mutlak bahwa
200.A45
dikurangi menjadi nol laporan keuangan bebas dari salah saji yang
material,yang disebabkan oleh kecurangan atau
kesalahan.
Tinjauan Umum

Bagian ini melihat secara utuh makna “audit berbasis resiko” melalui pemahaman beberapa
konsep dasar yang saling berkaitan.

Reasonable Assurance (Asurans yang Layak


Adalah assurans yang tinggi, tetapi bukan pada tingkat tinggi yang mutlak (absolute level of assurance).
assurans yang kayak dicapai ketika auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menekan risiko
audit. Dengan bukti audit yang cukup dan kuat, auditor sudah menekan risiko audit. namun, tidak mungkin
sampai ketingkat nol, karena adanyaa kendala bawaan dalam setiap audit.

Auditor menekan risiko auditnya sampai ketinggat yang disebut acceptably low level” atau tingkat rendah
yang dapat diterima auditor. Auditor tidak dapat memberikan absolute assuranve (asurans mutlak). Auditor
menarik kesimpulan auditnya dan mendasarkan opini atau pendapatnya kepada bukti-bukti audit. Padahal
kebanyakan bukti audit lebih bersifat persuasive (menguatkan)dan bukan conclusive (meyakinkan secara
mutlak)
Tinjauan Umum
Inherent Limitations (Kendala Bawaan)
KENDALA ALASAN
Pembuatan laporan keuangan memerlukan:
a)judgement manajemen dalam
menerapkan kerangka pelaporan keuangan
Sifat Pelaporan Keuangan
b)Keputusan atau penilaia subjektif oleh manajemen dalam
memilih berabgai tafsiran atau judgement akseptabel
Sifat Bukti Audit yang
Bukti ini cenderung bersifat persuasif dan tidak konklusif
Tersedia
Sifat Prosedur Audit Bagaimanapun bagusnya rancangan prosedur audit , ia
tidak akan mampu mendeteksi setiap salah saji

Pelaporan Keuangan Tepat Relevansi atau nilai informasi keuangan cenderung menurun
Waktu dengan lewatnya waktu. Oleh, karena itu perlu ada
keseimbangan antara keandalan informasi dan biayanya.
Audit Scope (Lingkup Audit)
Lazimnya, lingkup pekerjaan auditornya dan opini yang diberikannya, dibatasi pada menjawab
pertanyaan : apakah laporan keuangan dibuat dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangangan yang berlaku. Laporan auditor yang tidak dimodifikasi atau opini wajar tanpa
pegecualian (WTP) tidak menjamin keberhasilan dan daya bertahan entitas itu dimasa mendatang.
WTP juga tidak mencerminkan apakah manajemen mengelola entitas secara efektif dan efisien. 

Material Missstatements (Salah Saji Material)


Salah saji yang material terjadi jika secara layak dapat diharapkan akan memengaruhi keputusan
ekonomis pemakai laporan keuangan.
Salah saju yang material bisa :
1. Terjadi secara sendiri-sendiri atau bersama
2. Berupa salah saji yang tidak dikoreksi
3. Berupa pengungkapam yang menyesatkan dalam keuangan atau pengungkapan yang tidak
dicantumkan dalam laporan keuangan
4. Berupa kesalahan atau kecurangan
Asersi (Assertions)
Adalah pernyataan (representations) yang diberikan manajemen secara eksplisit
mauput implisit yang tertanam didalam atau merupakan bagian dari (embodiedin) laporan
keuangan).
Asersi berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan dari
berbagai unsur laporan keuangan. yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah angka-
angka atau jumlah dan pengungkapan 
Risiko Audit
Adalah risiko memberikan opini audit yang tidak tepat (expressing an inappropriate audit opinion) atas laporan
keuangan yang disalah sajikan secara material.
Tujuan audit ialah menekan risiko audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima auditor (to reduce this audit risk
to an acceptably low level). Seperti dijelaskan di atas, auditor tidak dapat menekan risiko audit ke titik nol! Risiko
Audit terdiri atas dua unsur utama :
RISIKO SIFAT SUMBER
Laporan keuangan Tujuan/operasi entitas dan
Inherent Risk (Risiko Bawaan)
mungkin/berpotensi mengandung rancangan/implementasi pengendalian
dan Control Risk (Risiko
salah saji yang material internal oleh manajemen.
Pengendalian)
auditor mungkin gagal mendeteksi Sifat dan luasnya prosedur audit yang
Detection Risk (Risiko salah saji yang material dalam dilaksanakan auditor.
Pendeteksian) laporan keuangan
Untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, auditor harus :

1) menilai risiko salah saji yang material

Auditor harus melakukan penilaian risiko (risk assessment) untuk menentukan risiko salah saji
material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi (untuk jenis transaksi, saldo akun,
dan pengungkapan).

2) Menekan risiko pendeteksian

Auditor merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat sebagai tanggapan terhadap risiko
yang dinilainya (assessed riks of material misstatement).
Komponen Risiko Audit
RISIKO PENJELASAN KOMENTAR
Kerentanan suatu aserai terhadap Meliputi peristiwa atau kondisi (internal
salah saji yang mungkin material atau eskternal) yang dapat menghasilkan
Inherent Risk (Risiko Bawaan)
salah saji (error/fraud) dalam laporan
keuangan.
Risiko bahwa suatu salah saji bisa Manajemen merancang pengendalian
Control Risk (Risiko
terjadi dalam suatu asersi dan bisa untuk memitigasi suatu faktor risiko
Pengendalian)
material tertentu (business/fraud risk factor)
Risiko bahwa prosedur yang Auditor menilai risiko salah saji material
Detection Risk (Risiko dilaksanakan auditor untuk (inherent & control risk) pada tingkat
Pendeteksian) menekana risiko audit ke tingkat laporan keuangan dan asersi.
rendah yang dapat diterima
Melaksanakan Audit Berbasis Risiko
ISA 200 mengenai pelaksanaan suatu audit berbasis risiko
ALINEA POKOK BAHASAN TERJEMAHAN ALINEA YANG BERSANGKUTAN
200.15 Skeptisisme (Kewaspadaan) Auditor wajib merencanakan dan melaksanakan suatu audit
profesional dengan skeptisisme yang professional dengan menyadari bahwa
mungkin situasi yang menyebabkan laporan keuangan salah di
sajikan secara material.
200.16 Kearifan professional Auditor wajib melaksanakan kearifan professional dalam
merencanakan dan melaksanakan suatu audit atas laporan
keuangan.
200.17 Asurans yang layak Untuk mendapatkn asurans yang layak, auditor memperoleh bukti
yang cukup dan tepat untuk menekan risiko audit ke tingkat yang
rendah yang dapat diterima
200.21 Gunakan tujuan sesuai ISAS Untuk mencapai tujuan auditor menggunakan tujuan yang
yang relevan dinyatakan dalam ISAS dan memperhatikan setiap kertekaitanya
Tiga Langkah Audit Berbasis Risiko

Menilai Risiko (Risk Assesment)


Keharusan dalam Tahap Risk Assessment

KEHARUSAN PENJELASAN
Sejak awal, libatkan Partner (yang memimpin) penugasan dan anggota inti tim audit harus. terlibat aktif
auditor senior dalam merencanakan audit, serta dalam merencanakan dan berpartisipasi dalam
diskusi di antara anggota tim audit. Keterlibatan mereka sejak awal memastikan
perencanaan audit memanfaatkan pengalaman dan Insight anggota tim senior.
Tekankan skeptisisme Kepercayaan bahwa manajemen dan TCWG jujur dan punya integritas,tidak
(kewaspadaan) membebaskan auditor dari keharusan mempertahankan skeptisisme profesional,
profesional atau membolehkan auditor puas dengan bukti audit yang kurang persuasif dalam
upaya mencapai asurans yang layak.
Rencanakan auditnya Waktu yang digunakan dalam perencanaan audit (mengembangkan strategi audit
  menyeluruh dan rencana audit) akan memastikan bahwa tujuan audit dipenuhi
dengan benar,.
KEHARUSAN PENJELASAN
Laksanakan Diskusi/pertemuan perencanaan tim dengan partner penugasan merupakan
diskusi tim audit dan forum yang sangat baik untuk
komunikasi  menginformasikan kepada staf tentang klien secara umum dan membahas
berkelanjutan area yang berpotensi mengandung risiko
   membahas efektifnya strategi audit menyeluruh dan rencana audit, dan,
jika perlu, membuat perubahan
 bertukar pikiran mengenai bagaimana kecurangan mungkin terjadi dan
kemudian merancang tanggapan yang tepat, dan
Fokus pada identifikasi Langkah terpenting dlam proses penilaian risiko ialah mengidentifikasi semua
risiko risiko yang relevan.
Evaluasi secara cerdas Bagaimana manajemen merancang/ melaksanakan pengendalian untuk
tanggapan manajemen memitigasi risiko (salah saji material dalam laporan keuangan) yang sudah
mengenai risiko diidentifikasi oleh manajemen (sendiri) dan/ atau auditor.
Gunakan kearifan ISA mengharuskan penggunaan dan kemudian pendokumentasian kearifan
profesiaonal profesional (professional judgment) yang penting oleh auditor selama audit.
Menanggapi Risiko/Risk Respone
Dalam tahap ini, auditor:
1. menilai risiko bawaan dan risiko pengendalian pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat
asersi (untuk setiap jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan);
2. mengembangkan prosedur audit responsif, yakni prosedur audit yang menanggapi risiko yang
dinilai.
Tanggapan auditor terhadap risiko yang dinilai untuk risiko salah saji material didokumentasikan
dalam suatu rencana audit yang:
3. berisi tanggapan menyeluruh atas risiko yang diidentifikasi pada tingkat laporat keuangan;
4. menangani area laporan keuangan yang material; dan 3. berisi sifat, luasnya, dan penjadwalan
prosedur audit spesifik untuk menanggapi risiko salah saji material, pada tingkat asersi.
Pelaporan/Reporting
Tahap terakhir dalam audit adalah menilai bukti audit yang diperlukan dan menentukan apakah
bukti audit itu cukup dan tepat untuk menenkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima.
Dalam tahap ini sangatlah penting untuk menentukan:
1. Setiap perubahan dalam tingkat risiko yang dinilai:
2. Apakah kesimpulan yang ditarik dari pekerjaan audit, sudah tepat;
3. Apakah ada situasi mencurigakan yang dialami; dan
4. Risiko tambahan (yang sebelumnya tidak teridentifikasi) sudah dinilai dengan tepat danprosedur
audit selanjutnya, sudah dilaksanakan sebagaimana diwajibkan (ISAs).
Pertemuan team debriefing (pertemuan menjelang berakhirnya penugasan) tak merupakan
kewajiban yang secara spesifik ditetapkan ISAS, tetapi bisa berguna untuk menentukan perlunya
prosedur audit selanjutnya. Jika semua prosedur sudah dilaksanakan dan kesimpulan dicapai, maka:
dan
5. Temuan audit dilaporkan kepada manajemen dan TCWG (those charged with governance) dan
6. Opini audit dirumuskan dan keputusan mengenai redaksi yang tepat untuk laporan auditor, harus
dibuat.
Dokumentasi

Dokumentasi audit yang cukup, diharuskan agar auditor yang berpengalaman memahami :
a) Sifat, jadwal waktu, dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan
b) Hasil pelaksanaan prosedur tersebut dan bukti audit yang diperoleh; dan
c) Hal-hal penting yang timbul selama audit berlangsung, kesimpulan yang ditarik; dan kearifan professional
yang diterapkan untuk sampai pada kesempatan itu.
Dokumentasi audit untuk entitas yang lebih kecil umumnya tidak seekstensif dokumentasi audit
entitas yang lebih besar. Contoh, berbagai aspek dari audit itu dapat dicatat dalam satu dokumen, dengan
acuan silang (cross references) ke kertas kerja pendukung.
.
Auditor tidak perlu mendokumentasikan :
1) Hal kecil yang dipertimbangkan, atau semua kearifan professional yang diterapkan dalam audit;
dan
2) Kepatuhan terhadap hal-hal yang ditunjukkan dengan jelas dalam dokumen lain dalam audit dan
dalam audit file. Contoh, rencana audit dalam file menunjukkan bahwa audit memang direncanakan,
dan surat penugasan (engagement letter) yang ditandatangani, menunjukkan bahwa auditor
menyetujui syarat-syarat dalam surat tersebut.
Manfaat Audit Berbasis Risiko

MANFAAT ABR PENJELASAN


Karena prosedur penilaian resiko tidak menguji transaksi dan saldo secara rinci, prosedur itu
dapat dilaksanakan jauh sebelum akhir tahun (dengan asumsi, tidak ada perubahan
operasional yang besar). Ini dapat menyeimbangkan beban kerja audit secara merata
sepanjang tahun. ini juga memberi waktu yang cukup bagi klien untuk menanggapi temuan
Fleksibilitas Waktu
mengenai kelemahan pengendalian intern dan permintaan bantuan sebelum dimulainya
pekerjaan lapangan pada akhir tahun. Namun, kalau informasi keuangan interim (bulanan)
tidak tersedia, prosedur penilaian risiko analitikal, terpaksa dilaksanakan lebih lambat.

Dengan memahami di mana risiko salah saji material bisa terjadi dalam laporan keuangan,
Upaya tim audit
auditor dapat mengarahakan tim audit ke hal-hal berisiko tinggi (high riks areas) dan
terfokus pada area
mengurangi pekerjaan pada lower-riks areas.
terkunci
MANFAAT ABR PENJELASAN
Prosedur audit selanjutnya dirancang untuk menaggapi risiko yang dinilai. Oleh karena itu,
Prosedur audit
uji rincian (tests of details) yang hanya menanggapi risiko secara umum, akan dapat
terfokus pada risiko
dikurangi secara signifikan atau bahkan sama sekali dihilangkan.
Memungkinkan auditor mengambil keputusan yang tepat, untuk menguji/tidak menguji
Pemahaman atas
efektifnya pengembalian intern. Uji pengendalian (beberapa pengendalian hanya perlu diuji
pengendalian internal
setiap tiga tahun)
Pemahaman terhadap pengendalian intern yang meningkat, memungkinkan auditor
mengidentifikasi kelemahan dalam pengendalian intern, yang sebelumnya tidak diketahui.
Komunikasi tepat
Mengkomunikasikan kelemahan dalam pengendalian intern kepada manajemen seacara
waktu
tepat waktu memungkinkan entitas mengambil tindakan yang tepat, dan yang
menguntungkan entitas.
ISAs untuk Entitas Kecil
ISA 200 mengenai audit pada entitas yang lebih kecil

ALINEA POKOK BAHASAN TEREMAHAN ALINEA YANG BERSANGKUTAN


200.A63 Pertimbangan khusus Jika diperlukan, pertimbangan tambahan khusus untuk entitas yang
untuk entitas yang lebih lebih kecil dan entitas sektor publik dimasukkan dalam seksi the
kecil application and other explanatory material dalam ISA.
200.A64 Ciri kualitatif entitas yang a) Kepemilikan dan manajemen terpusat pada beberapa orang saja
lebih kecil. b) Satu atau lebih ciri berikut
- Transaksi sederhana
- Pembukuan sederhana
- Hanya beberapa jalur usaha dan beberapa produk dalam setiap
jalur usaha
ALINEA POKOK BAHASAN TEREMAHAN ALINEA YANG BERSANGKUTAN
200.A64 Ciri kualitatif entitas yang Ciri-Ciri kualitatif di atas bukan merupakan daftar lengkap, juga bukan
lebih kecil ciri eksklusif entitas yang lebih kecil, dan entitas yang lebi kecil tidak
serta merta menunukkan ciri-ciri kualitatif tersebut.
200.A65 Entitas tidak terdaftar Pertimbangan tambahan khusus untuk entitas yang lebih kecil yang
(unlisted entities) dan dimasukkan dalam ISAs sudah dikembangkan untuk entitas yang
terdaftar tidak mencatatkan sahamnya/surat berharganya (unlisted entities).
200.A66 Pemilik pengelola ISAs menyebut pemilik entitas yang lebih kecil yang juga mengelola
entitas itu sehari-hari, sebagai “pemilik-pengelola”
ISAs tidak membedakan pendekatan audit untuk entitas yang terdiri dari satu orang dan pendekatan audit untuk
entitas yang mempekerjakan ribuan pegawai. Suatu audit adalah suatu audit, an audit is an audit! Konsekuensinya ialah,
pendekatan dasar suatu audit tidak berubah sekedar karena entitasnya kecil.

Istilah “audit” dimaksudkan untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada pemakai laporan keuangan. Pesan itu
adalah bahwa auditor sudah memperoleh asurans yang layak bahwa bebas dari sala sai yang material, tanpa
memedulikan ukuran atau jenis entitas yang diaudit.

Beberapa saran untuk menerapkan kewajiban yang ditetapkan ISAs dalam penugasan audit yang kecil adalah
sebagai berikut :

a) Ambillah waktu untuk membaca seluru clarified ISAs, dan latih staf.
b) Ambillah waktu untuk merencanakan audit dengan baik, meskipun entitasnya kecil.
c) Evaluasi lingkungan pengendalian (control environment). Inilah komponen pengendalian internal yang
sangat menentukan dalam entitas kecil.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai