PERKEMBANGAN GADGET
DAN LTE
Oleh :
Juang Akbar Magenda
NIM : 111344017
PERKEMBANGAN GADGET
Banyaknya sarana komunikasi dan hiburan yang semakin canggih
belakangan ini menjadi sebuah fenomena baru dalam masyarakat yang menarik
untuk dibahas. Istilah-istilah baru yang berkenaan dengan benda-benda itu juga
menjadi ramai bermunculan. Istilah tersebut umumnya datang dari bahasa Inggris,
seperti SMS atau Short Message Service, Video Call,dan gadget. Dalam bahasa
Indonesia, ketiga istilah tersebut masing-masing dikenal dengan sebutan pesan
singkat, telewicara, dan gawai untuk gadget. Istilah gawai memang terdengar
aneh. Istilah-istilah dalam bahasa Indonesia ini memang masih memerlukan
sosialisasi lebih serius dari pihak terkait. Tidak mengherankan jika istilah asing
lebih sering digunakan oleh Masyarakat Indonesia. dan umumnya memiliki
kegunaan. Gadget atau gawai selalu dirancang dengan kecanggihan teknologi
tinggi dan melebihi benda yang sudah lebih dulu diciptakan. Jenis gadget yang
paling
umum
diketahui
oleh
masyarakat
adalah
handphone.
Asal Mula Nama Gadget
Nama gadget sendiri sebenarnya berasal dari lelucon. Di abad 19, bukti
anekdot dari asal mula penggunaan istilah gadget terdapat di Kamus Inggris
Oxford. Istilah gadget ini digunakan sebagai istilah pengganti untuk menyebutkan
sebuah benda yang digunakan oleh seseorang dengan daya ingat rendah dan
peristiwa ini terjadi pada 1850-an. Secara etimologi, kata gadget ini artinya adalah
sengketa. Menurut cerita, asal usul nama gadget juga diciptakan ketika tiga orang
sedang melakukan sebuah pembangunan besar. Mereka adalah Gaget, Gauthier,
dan Cie. Masih menurut cerita, pembangunan besar yang mereka lakukan adalah
pembangunan patung Liberty pada 1886. Versi lain kemudian banyak
bermunculan. Cerita lain mengenai asal usul kata gadget datang dari peristiwa
Perang Dunia I. Gadget digunakan dalam bahasa kemiliteran terutama bagi
angkatan laut. Kata gadget sering muncul dalam buku yang ditulis oleh Vivian
Drake berjudul Above the Battle yang diterbitkan pada 1918. Dalam buku itu
tertulis sebuah kutipan seperti ini Our ennui was occasionally relieved by new
gadgets. Gadget is the Flyng slang for invention! Some gadgets were good, some
comic and some extraordinary. Pada saat itu, istilah gadget berkonotasi sebuah
kekompakan dan mobilitas. Hingga 1956, istilah gadget terus diperbincangkan.
Sebuah esai berjudul The Great Gizmo yang ditulis oleh seorang kritikus
arsitektur bernama Reyner Banham, mendefinisikan istilah gadget sebagai benda
dengan karakteristik unik, memiliki sebuah unit dengan kinerja yang tinggi dan
berhubungan dengan ukuran serta biaya. Fungsi gadget adalah untuk mengubah
sesuatu menjadi hal yang dibutuhkan oleh manusia. Masih menurut esai tersebut,
gadget hanya bisa digunakan oleh mereka dengan kemampuan instalansi dan
penggunaan
yang
handal.
beberapa milis fanatik Apple, seperti Mac.web,id, Mac Club Indonesia, id-Mac,
dan id-Apple. Beragamnya komunitas pengguna produk Indonesia sempat meraih
tanggapan positif dari media informasi. Hal ini terlihat, saat salah satu stasiun TV
nasional membahas komunitas ini dalam acara yang bertema teknologi.
Android
Pertumbuhan pengguna Android di Indonesia terus bertambah. Google
pun mulai melirik Indonesia, menjadi pasar yang sangat berpotensi untuk
produknya. Sampai akhirnya google memutuskan untuk membuka kantor di
Indonesia. Menurut informasi yang berkembang, pertumbuhan positif pengguna
sistem operasi android, adalah salah satu alasan google membuka kantor di
Indonesia. Hingga akhir tahun 2012, jumlah pengguna telepon seluler berbasis
Android di Indonesia sudah menembus lebih dari 2,5 juta pengguna. Potensi
Android tersebut akan terus meningkat, karena jejaring pengguna yang fanatik.
Bahkan id-Android yang tidak lain adalah milis resmi pecinta sistem operasi
Android telah mencapai 9 ribu orang. Dengan begitu, Android akan melangkah
pasti di pasar Indonesia. Salah satu alasan banyak orang menggunakan sistem
operasi ini adalah sifat yang lebih terbuka dan membebaskan para penggunanya
untuk mengutak-atik sitem ponselnya Beberapa perusahaan gadget kini tengah
berlomba- lomba untuk mengembangkan produk dengan keunggulan masingmasing. Jadi jangan heran, bila beberapa tahun ke depan, teknologi gadget
semakin
trend.
Dampak Penggunaan Gadget
Kemajuan teknologi tidak selalu membawa dampak positif, tetapi bisa
juga berdampak negatif. Dampak ini akan terasa, baik pada diri sendiri maupun
lingkungannya. Dengan adanya gadget yang semakin hari semakin canggih, tentu
memberikan banyak manfaat yang mempermudah pekerjaan. Apalagi dengan
ukurannya yang terbilang kecil, gadget mudah dibawa kapan pun dan dimana pun.
hal inilah yang membuat gadget seolah-olah menjadi sebuah barang yang tidak
bisa terpisahkan dari aktivitas manusia. Secara tidak sadar, saat ini manusia sudah
mengalami ketergantungan menggunakan gadget. Ketergantungan inilah yang
menjadi salah satu dampak negatif kehadiran gadget. Contohnya saja handphone.
Sehari saja tidak menggunakan handphone pasti ada rasa yang mengganjal. Selain
itu, variasi gadget yang bermacam-macam, terkadang juga menimbulkan rasa
minder dan iri. Hal inilah yang mengakibatkan adanya kelompok atau geng
berdasarkan handphone yang dimiliki. Misalnya, dalam masyarakat terbagi dua
kelompok. Pertama kelompok yang menggunakan handphone blackberry dan
kedua kelompok pengguna handphone china murahan. Tentunya hal ini
menimbulkan
kecemburuan
sosial
di
masyaraka.
TEKNOLOGI GADGET
Teknologi dari masa ke masa semakin maju seiring dengan perkembangan
zaman. Gadget sebagai alat teknologi yang banyak diminati juga mengalami
perkembangan dari masa ke masa. Seiring perkembangannya tersebut gadget
mengalami banyak perubahan mulai dari jenis, fitur maupun bentuknya. Misalnya
handphone (telepon genggam), komputer, video games, kamera, dan sebagainya.
Awal penemuan telepon seluler pada tahun 1921 tidak lepas dari
perkembangan radio ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba
menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian
Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah pada semua mobil patrol
dengan frekuensi 2MHz.
Pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi
dua arah dengan Frequency Modulated (FM). Tahun 1940, Galvin Manufactory
Corporation (sekarang Motorola) mengembangkan portable Handie-talkie
SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat perang dunia
II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon seluler
mulai diperkenalkan.
TEKNOLOGI 0-G
Setelah mengeluargakn SCR536, kemudian pada tahun 1943 Galvin
Manufactory Corporation mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah
pertama yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S.
Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif dalam
jangka operasi 10 sampai 20 mil.Sistem yang digunakan telepon seluler 0-G
masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk menghubungkan telepon
secara langsung pada jaringan kongesti yang kemudian memnculkan usaha-usaha
untuk mengganti sistem ini. Generasi 0 diakhiri dengan penuan konsep modern
insiyur-insiyur dari Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep
penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar telepon seluler. Namun, konsep ini
baru dikembangkan pada tahun 1960-an.
TEKNOLOGI 1-G
Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan telepon
seluler pertama dan diperkenalkan kepada publik pada 3 April 1973. Telepon
seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram.
Penemuan inilah yang telah mengubah dunia selamanya. Teknologi yang
digunakan 1-G masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS
menggunakan frekuensi antara 825 Mhz 894 Mhz dan dioperasikan pada
Band800 Mhz. Sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu
kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk
dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakna keperluan tenaga dan
performa baterai yang kurang baik, selain itu generasi 1-G masih memiliki
masalah dengan mobilitas pengguna karena jangkauan area telepon genggam.
TEKNOLOGI 2-G
Pada tahun 1990-an generasi kedua atau 2-G di Amerika sudah
menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi
GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz.
dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar.
Pada generasi 2-G penggunaan sinyal digital melengkapi telepon genggam dengan
pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS. Penggunaan chip digital membuat
telepon seluler memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan. Keunggulan
lain dari generasi 2-G adalah sinyal radio yang lebih rendah dapat mengurangi
efek radiasi yang dapat membahayakan pengguna.
TEKNOLOGI 3-G
Pada generasi ketiga atau disebut juga 3G memungkinkan operator
jaringan untuk memberi jangkauan yang lebih luas bagi para pengguna, termasuk
internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk
dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE),
Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan 3G adalah biaya yang relative
lebih tinggi dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini.
Namun yang menarik dari generasi ini adalah mulai masuknya sistem operasi
pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin lengkap bahkan mendekati
fungsi PC (Personal Computer). Sistem operasi yang digunakan antara lain
Symbian, Android dan Windows Mobile.
TEKNOLOGI 4-G
Fourth Generation (4G) merupakan sistem ponsel yang menawarkan
pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi
nirkabel yang telah ada termasuk wireless broadbrand (WiBro), 802.16e, CDMA,
wireless LAN, Bluetooth, dan lain-lain. Sistem 4G berdasarkan heterogenitas
jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem
kapan saja dan dimana saja. 4G juga memberikan penggunaan kecepatan tinggi,
volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi
berbagai teknologi berbeda. Terakhir, 4G memberikan pelayanan pengiriman data
cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seprti video
conferencing, online game, dan lain-lain.
SEJARAH LTE
3GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah standar
komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan
GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan antarmuka-nya tidak cocok dengan
jaringan 2G dan 3G, sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang
terpisah. Teknologi ini mampu download sampai dengan tingkat 300mbps dan
upload 75mbps. Layanan LTE pertama kali diadopsi oleh operator seluler
TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14 desember 2009.
3GPP Long Term Evolution (LTE) dan dipasarkan dengan nama 4G LTE adalah
sebuah standard komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE dan
UMTS/HSDPA untuk aksess data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler
mau pun perangkat mobile lainnya. LTE disebut-sebut sebagai jaringan nirkabel
tercepat saat ini, sebagai penerus jaringan 3G. LTE bahkan diklaim sebagai
jaringan nirkabel yang paling cepat pertumbuhannya.
LTE adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE
diperkirakan akan menjadi standarisasi telepon selular secara global yang
pertama.
Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang belum
dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP pada
release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R. Teknologi LTE
Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai
teknologi 4G. Di Indonesia, operator pertama yang menggunakan teknologi 4G ini
adalah Bolt yang diluncurkan oleh PT. Internux pada tanggal 14 November 2013.
PERKEMBANGAN LTE
LTE sudah mulai dikembangkan oleh 3GPP sejak tahun 2004. Faktor-faktor yang
menyebabkan 3GPP mengembangakan teknologi LTE antara lain adalah
permintaan dari para pengguna untuk peningkatan kecepatan akses data dan
kualitas servis serta memastikan berlanjutnya daya saing sistem 3G pada masa
depan.
3GPP LTE mewakili kemajuan besar didalam teknologi selular. LTE dirancang
untuk memenuhi kebutuhan operator akan akses data dan media angkut yang
berkecepatan tinggi serta menyokong kapasitas teknologi suara untuk beberapa
dekade mendatang. LTE meliputi data berkecepatan tinggi, multimedia unicast
dan servis penyiaraan multimedia. Selain itu LTE diperkirakan dapat membawa
komunikas pada tahap yang lebih tinggi, tidak hanya menghubungkan manusia
saja tetapi dapat juga menyambungkan mesin.
LTE mengadopsi pendekatan all-IP. Menggunakan arsitektur jaringan allIP ini menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antar muka
LTE, jaringan radio dan jaringan inti, hingga memungkinkan industri
wireless untuk beroprasi layaknya fixed-line network.
Agar menjadi universal, perangkat mobile yang berbasis LTE harus juga
mampu menyokong GSM, GPRS, EDGE dan UMTS. Jika dilihat dari sisi
jaringan, antar muka dan protocol di tempatkan di tempat yang
memungkinkan terjadinya perpindahan data selancar mungkin jika
pengguna berpindah tempat ke daerah yang memiliki teknologi antar muka
yang berbeda.
Kecepatan LTE
Kecepatan maksimum LTE bisa mencapai 299.6Mbps untuk mengunduh dan
75.4Mbps untuk mengunggah. Namun, operator seluler yang telah menyediakan
jaringan ini, masih membatasi kapasitas dan kecepatan untuk pelanggannya.
Pemerintahan di suatu negara juga punya cara yang berbeda mengatur
pengalokasian rentang pita frekuensi.
Arsitektur Jaringan dan Antarmuka dari Teknologi LTE
Secara keseluruhan jaringan arsitektur LTE sama dengan teknologi GSM dan
UMTS. Secara mendasar, jaringan di bagi menjadi bagian jaringan radio dan
bagian jaringan inti. Walaupun begitu, jumlah bagian jaringan logis dikurangi
untuk melangsingkan aristektur secara keseluruhan dan mengurangi biaya serta
latensi di dalam jaringan.
Selain ketiga pendekatan diatas, terdapat alternatif lain yang tidak diinisiasikan
oleh operator yaitu , Over-the-top-content servis , menggunakan aplikasi seperti
skype dan google talk untu menyediakan servis telepon bagi LTE. Walupun begitu
sekarang dan beberapa masa kedapan, servis telepon masih menjadi pemasukan
utama bagi operator mobile. Maka menggantungkan servis telepon LTE
sepenuhnya pada OTT, merupakan suatu tindakan yang tidak akan menerima
banyak dukungan dari industri telekomunikasi.
Hak cipta LTE
Menurut database milik European Telecommunications Standart Institute (ETSI),
terdapat 50 perusahaan yang memiliki hak paten dari LTE.
Kekurangan Teknologi LTE
Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk
infrastruktur jaringan baru relatif mahal. Selain itu jika jaringan harus
diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal.
Selain itu teknologi LTE menggunakan MIMO (Multiple Input Multiple Output),
teknologi yang memerlukan antena tambahan pada pancaran pangakalan jaringan
untuk transmisi data. Sebagai akibatnya jika terjadi pembaharuan jaringan maka
pengguna perlu memebeli mobile device baru guna mengguna infrastruktur
jaringan yang baru.
LTE di Indonesia
Teknologi LTE yang telah diuji coba oleh beberapa operator di Indonesia
bukanlah merupakan teknologi 4G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji
coba di Indonesia merupakan LTE release 8 yang baru memenuhi spesifikasi
3GPP tapi belum memenuhi spesifikasi IMT-advanced.
3 operator yang sudah tercatat melakukan uji coba teknologi LTE adalah
Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Walaupun begitu LTE bisa diturunkan
kepasaran kurang lebih sekitar dua tahun lagi. Mengingat pemerintah yang sedang
berkonsentrasi kepada teknologi WiMAX yang baru-baru ini diadopsi Indonesia.
Pada tanggal 14 November 2013, perusahaan telekomunikasi Internux
meluncurkan layanan 4G LTE pertama di Indonesia yaitu Bolt Super 4G LTE.
Bolt menawarkan kecepatan akses data hingga 72 Mbps, lebih cepat dari
teknologi EVDO Rev. B yang dimiliki oleh Smartfren yang menawarkan
kecepatan akses data hingga 14,7 Mbps.[1]
DAFTAR PUSTAKA
Dahlman, Erik; Parkvall, Stefan; Skold, Johan (May 2011). 4G LTE/LTEAdvance for Mobile Broadband. Elsevier.ISBN: 978-0-12-385489-6.
Dwi Cahyadi, Agung (Maret 2012). Saatnya Beralih ke LTE. CHIP 3: 48-49.