Daftar Isi
A. Capaian Pembelajaran
B. Materi PembelajaranPengenalan Internet of Things
1. Pengenalan Internet of Things
2. Evolusi Konsep IoT
3. Visi IoT
4. Definisi IoT
5. Karakter Dasar IoT
6. Perbedaan IoT
a. IoT Vs Sistem Tertanam
b. IoT Vs M2M
c. IoT Vs CPS
d. IoT Vs WSN
e. IoT Vs WoT
7. Perkembangan IoT
a. Teknologi Identifikasi dan Penginderaan
b. Komunikasi dan Jaringan Nirkabel
c. Standarisasi Agregasi
d. Kecerdasan Buatan
e. Perilaku
8. Arsitektur IoT
a. Arsitektur IoT 3 Layer
b. Arsitektur IoT 5 Layer
c. Arsitektur IoT 6 Layer
d. Arsitektur IoT 7 Layer
9. Contoh Sistem IoT
a. Bidang Kesehatan
b. Bidang Energi
c. Transportasi
d. Lingkungan Umum
10. Keunggulan dan Kerugian IoT
C. Tugas Harian
A. Capaian Pembelajaran
- Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dari Internet of Things (IoT)
B. Materi Pembelajaran
Gagasan mendasar dibalik adanya IoT adalah agar tersedianya konektivitas antara
manusia dan perangkat pintar secara seamless. Ide dasar IoT dapat dipahami sebagai
representasi dari berbagai hal yang disebut A dan C, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Pada Gambar 1, A mencerminkan konsep ubiquity atau globalisasi (yaitu
perangkat apa pun, di mana saja, kapan saja, jaringan apa pun, dll) dan C
mencerminkan karakteristik utama IoT (yaitu konektivitas, komputasi, konvergensi,
koleksi). IoT pada dasarnya dapat dilihat sebagai tambahan dari dimensi ketiga
bernama “Thing” ke dalam bidang dunia ICT, yang pada dasarnya didasarkan pada
dua dimensi, Tempat dan Waktu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Dimensi
Evolusi IoT dengan mengacu pada kemajuan teknologi dalam konsepsi Internet
ditunjukkan pada Gambar 3. Internet yang diperkenalkan pada awal 1990-an hanya
berkaitan dengan pembuatan konten statis dan dinamis di World Wide Web (WWW).
Kemudian, produksi skala besar dan kolaborasi bisnis tingkat perusahaan
memprakarsai pembuatan layanan web yang menjadi dasar Web 2.0. Namun
demikian, dengan menjamurnya smartphone dan tablet yang terjangkau saat ini,
aplikasi jejaring sosial menjadi dominan untuk penggunaan Internet. Dalam situasi
saat ini, kemajuan dalam sistem tertanam, komunikasi Machine-to-Machine (M2M),
Cyber Physical Systems (CPS), Wireless Sensor Network (WSN), dan teknologi Web of
Things (WoT) memungkinkan komunikasi berbagai hal melalui Internet.
Perkembangan teknologi secara keseluruhan yang terkait dengan IoT ditunjukkan
pada Gambar 3.
3. Visi IoT
World Wide Web (WWW) konvensional menawarkan kemudahan pencarian informasi,
percakapan email, dan jejaring sosial. Tren IoT yang muncul, hadir dengan visi untuk
memperluas kemampuan ini melalui interaksi dengan spektrum peralatan elektronik
yang luas. Secara umum, visi IoT dapat dilihat dari things centric dan internet centric.
Visi things-centric mencakup kemajuan semua teknologi yang terkait dengan
gagasan "Smart Things." Di sisi lain, visi Internet-centric melibatkan kemajuan
teknologi jaringan untuk membangun koneksi perangkat cerdas interaktif dengan
peningkatan penyimpanan, integrasi yang lebih luas, dan pengelolaan data.
Gambar 4. IoT sebagai konvergensi dari 3 Visi Things, Internet dan Semantic
Visi berorientasi things pada tingkat awal mempromosikan gagasan jaringan melalui
Electronic Product Code (EPC) yang dapat diidentifikasi secara unik. Visi berorientasi
things saat ini berkembang menjadi jaringan sensor pintar / smart sensor network.
Dalam visi berorientasi Internet, komunitas Internet Protocol for Smart Object (IPSO)
dibentuk untuk menjawab tantangan dari komunikasi sensor pintar.
Mempertimbangkan identifikasi unik melalui pengalamatan Internet Protocol (IP),
komunitas IPSO bekerja untuk interoperabilitas smart things ke teknologi protokol IP.
Akhirnya, visi berorientasi semantik memberikan solusi untuk menangani sejumlah
besar data yang dihasilkan oleh perangkat IoT. Lapisan arsitektur IoT dan protokol
terkait telah disusun dalam tiga gambaran ini.
4. Definisi IoT
Mempertimbangkan fakta kesamaan dengan teknologi yang sudah ada dan
membayangkan konvergensi tiga visi yang berbeda, bukanlah pekerjaan mudah
untuk memberikan definisi IoT secara tepat. Secara sederhana, IoT dapat dianggap
sebagai sistem dimana berbagai things terhubung sedemikian rupa sehingga mereka
dapat berinteraksi secara cerdas satu sama lain dan tentu juga dapat terhubung
dengan manusia. Namun, untuk lebih memahami definisi IoT, sejumlah organisasi
standar dan badan pengembangan yang terkait telah memberikan definisi mereka
sendiri. Beberapa definisi IoT yang disajikan oleh beberapa organisasi standar yang
dijabarkan pada Tabel 1.
Institute of Electronic “The Internet of Things (IoT) is a framework in which all things have
and Electric a representation and a presence in the Internet. More specifically,
Engineering (IEEE) the IoT aims at offering new applications and services bridging the
physical and virtual worlds, in which Machine‐to‐Machine (M2M)
communications represents the baseline communication that
enables the interactions between Things and applications in the
Cloud.”
Organization for the “System where the Internet is connected to the physical world via
Advancement of ubiquitous sensors.”
Structured Information
Standards (OASIS)
Internet Engineering “In the vision of IoT, “things” are very various such as computers,
Task Force (IETF) sensors, people, actuators, refrigerators, TVs, vehicles, mobile
phones, clothes, food, medicines, books, etc. These things are
classified as three scopes: people, machines (for example, sensor,
actuator, etc.) and information (for example, clothes, food,
medicine, books, etc.). These ‘things’ should be identified at least
by one unique way of identification for the capability of addressing
and communicating with each other and verifying their identities.
In here, if the ‘thing’ is identified, we call it the ‘object’.”
6. Perbedaan IoT
Dari perspektif evolusi IoT, tampaknya IoT di era sekarang ini telah dianggap sebagai
nama lain dari teknologi tertentu. Oleh karena itu, istilah IoT dikaitkan dengan
teknologi lain yang telah ada dalam literatur, yaitu sistem tertanam, komunikasi
Machine to Machine M2M, Machine-to-Machine (M2M), Cyber Physical Systems (CPS),
Wireless Sensor Network (WSN), dan teknologi Web of Things (WoT). Namun, konsep
IoT tidak dapat dikatakan pengganti dari istilah-istilah tersebut. Berikut ini adalah
penjelasan terkait perbedaan dari IoT dan masing-masing teknologi yang telah ada:
Contoh: Mesin EKG dalam layanan Contoh: Mesin EKG yang terhubung ke
kesehatan yang digunakan untuk Internet dan dapat mentransfer rekaman
merekam sinyal elektrik dari jantung dan sinyal elektrik dari jantung ke cloud dan
dapat dianalisis untuk mendeteksi dapat monitoring secara jarak jauh
kesehatan jantung manusia
Sistem tertanam adalah bagian kecil dari IoT adalah istilah yang lebih luas yang
sistem IoT terdiri dari beberapa teknologi sistem
tertanam, jaringan, dan teknologi
informasi
b. IoT Vs M2M
Tabel 4 menunjukkan perbedaan antara Machine to Machine (M2M) dan IoT.
Sebagian besar, perangkat M2M tidak Pada IoT, sebagian besar perangkat
bergantung pada Koneksi Internet memerlukan konektivitas Internet
Perangkat M2M memiliki opsi terbatas Pada IoT, banyak komunikasi menuntut
untuk diintegrasikan dengan perangkat opsi integrasi tanpa batas
lain karena harus menyesuaikan
persyaratan standar komunikasi
M2M adalah bagian dari IoT IoT adalah istilah yang lebih luas yang
mencakup M2M serta berbagai
teknologi lainnya
c. IoT Vs CPS
Cyber-Physical Systems (CPS) dan IoT sangat tumpang tindih, oleh karena itu,
sangat sulit untuk membedakan batas antara perbedaan diantara keduanya.
Baik IoT maupun CPS mencakup perangkat tertanam yang mampu
mengirimkan data/sinyal fisik melalui jaringan. Namun, penggunaan
istilah-istilah ini telah dieksploitasi oleh komunitas yang berbeda berdasarkan
kriteria yang dirasakan. Tabel 5 menunjukkan perbedaan antara CPS dan IoT.
Istilah CPS biasanya lebih disukai Istilah IoT sering lebih disukai daripada
daripada IoT oleh komunitas teknik. CPS oleh komunitas jaringan dan
Ilmuwan komputer yang bekerja dengan telekomunikasi dan ilmuwan komputer
sistem tertanam juga menggunakan yang melakukan penelitian di bidang
istilah ini jaringan pada generasi sekarang dan
kemajuan Internet di masa depan
Di Amerika Serikat, istilah CPS lebih Di Uni Eropa, istilah IoT lebih disukai
disukai daripada IoT daripada CPS
Internet
d. IoT Vs WSN
Tabel 6 menunjukkan perbedaan antara Wireless Sensor Network (WSN) dan
IoT.
WSN mengacu pada satu set sensor Sistem IoT mencakup semua
khusus untuk memantau, merekam, dan benda/perangkat fisik yang dapat
mengirimkan pembacaan kondisi fisik diidentifikasi secara unik (yaitu peralatan
dari suatu entitas atau lingkungan ke rumah tangga, kendaraan, dll) yang
lokasi pusat disematkan dengan elektronik,
perangkat lunak, sensor, dan aktuator,
dengan konektivitas satu sama lain
melalui Internet. Selain itu, pemrosesan
dan analisis data sensor juga merupakan
bagian dari IoT
WSN adalah bagian dari IoT IoT adalah istilah yang lebih luas dan
mencakup berbagai teknologi selain
WSN
e. IoT Vs WoT
Tabel 7 menunjukkan perbedaan antara Web of Things (WoT) dan IoT.
WoT menyertakan aplikasi berbasis web Aplikasi IoT mencakup semua jenis
melalui lapisan jaringan arsitektur IoT aplikasi seperti aplikasi berbasis web,
aplikasi berbasis android
Menurut literatur, istilah sistem tertanam, M2M, CPS, WSN, dan WoT kadang-kadang
dapat dipertukarkan dengan IoT, namun ini bukan sinonim dari istilah IoT. IoT
kemungkinan akan menjadi istilah yang berlaku atas semua istilah ini. Hubungan
konseptual IoT dengan teknologi terkait lainnya ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar
6 menggambarkan bahwa IoT pada dasarnya adalah hasil dari berbagai teknologi
yang ada yang digunakan untuk pengumpulan, pemrosesan, penyimpulan, dan
transmisi data.
7. Perkembangan IoT
Mark Weiser pada tahun 1999 mengatakan tren umum dalam teknologi dan
memberikan gambaran bahwa perkembangan TI di masa depan tidak akan
bergantung pada teknologi tertentu tetapi akan didasarkan pada pertemuan teknologi
komputasi, yang pada akhirnya menghasilkan Ubiquitous Computing. Dalam
penggambarannya, dunia ubiquitous computing terdiri dari objek nyata yang mampu
merasakan, berkomunikasi, menganalisis, dan bertindak sesuai situasi dan kondisi.
Secara umum, miniaturisasi, portabilitas, konektivitas ubiquitous, integrasi berbagai
perangkat yang ada, dan ketersediaan ekosistem digital (Cloud) adalah faktor-faktor
umum yang memainkan peran penting untuk perkembangan sistem IoT. Tepatnya,
lima tahapan tampilan fungsional IoT atau value loop informasi terkait dengan
pembuatan data, komunikasi data, agregasi data, dan analisis data dan kelima
tahapan tersebut merupakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Setiap tahap value loop informasi IoT diberdayakan oleh teknologi
tertentu. Misalnya, aksi yang diamati di lingkungan menciptakan data yang diteruskan
ke jaringan untuk komunikasi. Data yang dikomunikasikan bersifat heterogen dan
diharuskan mengikuti standar sebelum dikumpulkan untuk tujuan analisis yang
komprehensif. Mempertimbangkan pandangan fungsional ini, sistem IoT secara
teknologi bergantung pada sensor, jaringan, agregasi standar, kecerdasan buatan,
dan perilaku tambahan seperti yang dibahas pada Tabel 8. Oleh karena itu, dalam hal
kemajuan teknologi, lima teknologi berikut menjadi alasan utama perkembangan IoT.
Cara kerja sistem IoT berkisar pada paradigma identifikasi, komunikasi, interaksi dari
anything serta analisis data yang berasal dari anything. Mengikuti paradigma ini,
rincian tentang teknologi ini akan dijelaskan pada sub bagian di bawah.
Identifikasi dalam hal penamaan dan pencocokan smart thing dan layanan di
IoT sangat penting, dan sekarang ini beberapa metode identifikasi digunakan,
yaitu Ubiquitous Code [UCode], EPC, Universal Product Code [UPC], Quick
Response Code [QR Code] , European Article Number [EAN], dll. Namun
demikian, pengalamatan (IPv4 atau IPv6) objek IoT juga penting untuk merujuk
ke alamatnya dalam jaringan komunikasi. Mengenali perbedaan antara
identifikasi objek dan alamat objek sangat penting karena metode identifikasi
tidak unik secara global. Namun, pengalamatan, dalam kasus ini diperlukan
untuk mengidentifikasi objek secara global. Metode identifikasi menawarkan
identitas unik objek dalam jaringan, dan pengalamatan IP publik memberikan
identitas unik untuk smart things melalui Internet.
Penginderaan di IoT meliputi asal data dari smart things yang saling terkait
melalui penggunaan sensor dan aktuator. Sensor pada dasarnya adalah
perangkat elektronik yang bertujuan untuk menghasilkan sinyal listrik, optik,
dan digital yang didapatkan dari lingkungan fisik yang selanjutnya diubah
secara elektronik menjadi informasi yang berguna untuk perangkat cerdas
sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Aktuator adalah pelengkap
teknologi sensor yang bertanggung jawab untuk mengubah sinyal listrik
menjadi energi non listrik.
dalam sistem IFF yang dikirimkan antara interrogator dan responden untuk
mengidentifikasi pesawat milik musuh atau sekutu. Mirip dengan teknologi IFF,
sistem RFID menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi objek fisik
secara real-time melalui pembacaan tag digital. Pada dasarnya, RFID secara
umum terdiri dari tiga komponen berikut dan ditunjukkan pada Gambar 7:
● Tag RFID (Transponder atau Label Cerdas) yang terdiri dari antena,
baterai (opsional), dan chip semikonduktor
● Interrogator (Pembaca atau perangkat baca/tulis) yang memiliki modul
RF, modul kontrol, dan antena
● Controller (Host atau Workstation) untuk menyimpan informasi yang
diperlukan dalam database
Tag RFID dan interrogator dalam sistem RFID tidak harus saling menempel satu
sama lain dan cukup berkomunikasi satu sama lain melalui gelombang radio.
Dalam jangkauan transmisi, Interrogator membaca informasi yang diperlukan,
yaitu nomor seri, pabrikan, lokasi, riwayat penggunaan, jadwal pemeliharaan,
dll yang disimpan pada tag RFID dan mengarahkan informasi ini ke Controller
yang pada akhirnya menggunakan informasi ini untuk berbagai tujuan misalnya
presensi atau sistem pembayaran.
Tag RFID dapat terdiri dari dua jenis, yaitu Tag Aktif (Tag yang memiliki sumber
daya terpasang) dan Tag Pasif (Tag tanpa sumber daya terpasang). Tag RFID
Aktif memiliki kemampuan yang lebih besar, yaitu memori yang besar,
jangkauan baca yang panjang, kecepatan transmisi data yang tinggi, biaya
infrastruktur yang lebih rendah, dll daripada Tag Pasif tetapi lebih kompleks
dan mahal. Tag Aktif menggunakan daya baterai dan mampu mengirimkan
informasi dalam rentang jarak yang lebih jauh. Di sisi lain, untuk mengirimkan
informasi, Tag RFID Pasif dapat memperoleh daya dari sinyal yang diterima
oleh Interrogator. Penggunaan RFID mencakup area aplikasi yang cukup luas,
yaitu identifikasi objek, pelacakan aset, manufaktur, manajemen rantai
pasokan, sistem pembayaran, dan identifikasi lokasi.
Berlawanan dengan perangkat RFID, sensor yang ada pada WSN memiliki
kemampuan bekerja sama untuk merasakan besaran fisik dari lingkungan
sekitar dan mentransfer hasil pembacaan data tersebut. Hasil pembacaan data
c. Standarisasi Agregasi
Agregasi mengacu pada pengumpulan data oleh sensor yang kemudian
dilakukan proses penanganan data, pemrosesan data, dan penyimpanan data.
Agregasi selain memberikan kemudahan penanganan, juga membantu untuk
mengekstraksi kesimpulan yang dapat merupakan pengambilan keputusan di
masa mendatang. Dalam konteks agregasi data di IoT, Standardisasi adalah
salah satu masalah yang penting. Sejauh ini, database relasional dan SQL
menjadi pilihan utama untuk store dan query data terstruktur. Namun, tidak ada
standar yang tersedia untuk menangani data tidak terstruktur.
(GISFI)
Di sisi lain, standar terkait peraturan menjadi penting dalam evolusi IoT karena
IoT mengoleksi data sehingga yang berhubungan dengan kepemilikan data,
penggunaan data, serta penjualan data harus diatur. Membayangkan skala
aplikasi IoT yang muncul, Komisi Perdagangan Federal AS menetapkan
rekomendasi yang disebut Prinsip Praktik Informasi yang Adil (Fair Information
Practice Principles/FIPPs), yang harus dipertimbangkan. Misalnya, aturan di
FIPP menyatakan bahwa:
● Sebelum pengumpulan data, pengguna yang bersangkutan harus diberi
tahu dan diberikan pilihan untuk memilih tentang penggunaan informasi
pribadi mereka
● Setelah penggunaan informasi yang diperlukan, data harus dihapus
● Organisasi harus memperhatikan keamanan dan privasi data yang
dikumpulkan
Namun, hingga saat ini, belum diputuskan tentang organisasi utama yang akan
bertanggung jawab atas penerapan standar regulasi untuk aplikasi IoT.
d. Kecerdasan Buatan
Kebutuhan untuk analisis data yang dikumpulkan menuntut kemajuan
teknologi kognitif. Peningkatan kecerdasan memungkinkan otomatisasi sistem
untuk melakukan tindakan deskriptif (representasi data yang dapat diterima
untuk mengenali wawasan), prediktif (untuk meramalkan konsekuensi masa
depan), dan analisis preskriptif (terkait dengan optimasi). SAS Visual dan
Tableau adalah contoh alat yang membantu dalam analisis data (besar) melalui
visualisasi yang merupakan aspek analisis bisnis yang tidak dapat dihindari.
Analisis prediktif melakukan analisis pada data historis untuk menemukan tren
masa depan melalui penggunaan pendekatan machine learning dengan
menghindari instruksi pemrograman eksplisit. Hadoop, Spark, Neo4j beberapa
adalah tool yang dapat digunakan untuk mendukung analisis prediktif pada big
data. Namun, teknologi ini perlu selalu dikembangkan karena dalam banyak
aplikasi praktis, sangat sulit untuk meramalkan tren masa depan jika ada
korelasi yang kuat antara entitas. Teknik analisis preskriptif meningkatkan
akurasi yang ditentukan dalam optimasi pengambilan keputusan. Computer
vision, natural language processing, dan speech recognition adalah beberapa
e. Perilaku
Peningkatan perilaku melibatkan tindakan yang diperlukan untuk dilakukan
dalam mempertimbangkan semua fase value loop informasi, yaitu dari
penginderaan hingga analisis data. Mengikuti perubahan perilaku orang dan
proses organisasi, peningkatan perilaku mendukung manifestasi tindakan
sugestif dengan penggunaan teknologi canggih (M2M dan Machine to Human
[M2H]). Pada fase loop informasi ini, perhatian IoT ditransfer dari ilmu data ke
ilmu perilaku. Kemajuan dalam M2M dan M2H adalah kekuatan pendorong
utama yang mendukung kemampuan kognitif dan aktuasi mesin untuk
memahami lingkungan dan bertindak secara logis.
8. Arsitektur IoT
Pada dunia Internet, komunikasi didasarkan pada lapisan protokol TCP/IP. Demikian
pula, paradigma IoT adalah teknologi multilayer yang mendukung komunikasi dari
miliaran smart things yang dilengkapi dengan prosesor, sensor/aktuator, dan
komunikator. Mempertimbangkan elemen dasar IoT (seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 8), IoT pada dasarnya menghubungkan berbagai perangkat keras ke
sejumlah besar domain aplikasi. Heterogenitas domain aplikasi dan perangkat keras
memberikan berbagai tantangan signifikan yang penting untuk dipenuhi demi
keberhasilan penerapan sistem IoT yang sederhana dan kompleks. Selain
heterogenitas, mempertimbangkan konektivitas yang ada di mana-mana sepanjang
waktu, IoT perlu mengatasi berbagai masalah termasuk skalabilitas, interoperabilitas,
keamanan/privasi, dan QoS untuk lalu lintas data yang tinggi/kebutuhan penyimpanan
data yang pada akhirnya mempengaruhi arsitektur sistem IoT.
Sejumlah arsitektur IoT telah diusulkan dalam literatur. Arsitektur ini bervariasi tidak
hanya dengan fungsi masing-masing tetapi juga dalam terminologi teknis.
Interoperabilitas antara sistem IoT yang berbeda menjadi terbatas karena arsitektur
yang diusulkan belum menyatu ke arsitektur referensi tunggal. Oleh karena itu, ada
kebutuhan untuk arsitektur berlapis yang merupakan pusat dari semua proyek IoT.
Dalam sub-bab ini, akan dijelaskan beberapa arsitektur dari IoT sebagai berikut:
● Arsitektur IoT 3 layer
● Arsitektur IoT 5 layer
● Arsitektur IoT 6 layer
● Arsitektur IoT 7 layer
objek juga dikenal sebagai layer persepsi atau layer perangkat. Sensor
fisik pada layer ini didasarkan pada prinsip penginderaan (yaitu
kapasitansi, induksi, efek piezoelektrik, dll) dan bertanggung jawab
untuk mendigitalkan dan mentransfer data tersebut ke layer Abstraksi
Objek melalui saluran yang aman. Big data diinisialisasi pada layer ini.
- Object Abstraction (Network) Layer
Layer Abstraksi Objek atau layer Jaringan bertanggung jawab untuk
mengamankan transmisi data dari sensor fisik ke sistem pemrosesan
informasi dengan menggunakan berbagai teknologi, yaitu Wi-Fi,
Inframerah, ZigBee, BLE, WiMax, GSM, 3G/4G/5G, dll. Dengan kata lain,
layer Jaringan mentransfer informasi yang didapatkan dari layer
persepsi ke layer Manajemen Layanan.
- Service Management (middleware) Layer
Middleware adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai antarmuka
antar komponen IoT yang memungkinkan komunikasi antar elemen
yang sebelumnya mungkin tidak dapat dilakukan. Middleware
menghubungkan program yang berbeda dan seringkali kompleks yang
pada awalnya tidak dirancang untuk saling berhubungan. Inti dari
Internet of Things adalah memungkinkan apa saja (anything) untuk
saling terhubung dan saling berkomunikasi data melalui jaringan.
Middleware adalah bagian dari arsitektur yang memungkinkan
konektivitas sejumlah besar things yang beragam dengan menyediakan
lapisan konektivitas untuk sensor dan juga untuk lapisan aplikasi yang
menyediakan layanan yang memastikan komunikasi efektif antar
perangkat lunak.
- Application Layer
Layer aplikasi pada arsitektur IoT lima layer bertanggung jawab atas
penyediaan layanan yang diminta oleh pengguna, misal suhu,
kelembaban, tekanan udara, pengukuran intensitas cahaya, dll. Selain
layanan yang diminta pengguna, layer aplikasi menyediakan layanan
data (yaitu data warehousing, penyimpanan Big Data, penambangan
data, dll.) untuk melakukan data semantik analisis. Smart health,
intelligent transport system, smart building, smart industry, dan smart
city adalah beberapa aplikasi dengan smart user interface pada layer
aplikasi.
- Business Layer
Layer bisnis bertanggung jawab untuk mengelola keseluruhan
aktivitas/layanan sistem IoT melalui pembuatan diagram alur, model
bisnis, dan grafik pada data yang diproses yang diterima dari layer
aplikasi. Selain itu, berdasarkan analisis big data, layer ini mendukung
- Focus Layer
Modul pada layer ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi smart
objects ketika berfokus pada aspek-aspek sistem IoT yang
dipertimbangkan dalam pengembangan sistem.
- Cognizance Layer
Layer ini terdiri dari sensor, aktuator, dan modul pemantauan data yang
bertanggung jawab atas pengumpulan informasi penginderaan dari
smart things (diidentifikasi dalam layer Fokus)
- Transmission Layer
Layer ini bertanggung jawab untuk transmisi data yang didapatkan dari
layer cognizance ke layer aplikasi
- Application Layer
Layer ini bertanggung jawab atas kategorisasi informasi yang diterima
berdasarkan mode aplikasi.
- Infrastructure Layer
Ini berkaitan dengan ketersediaan teknologi berorientasi layanan, yaitu
cloud, big data, data mining, dll.
- Competence Business Layer
Layer ini mencakup analisis model bisnis dari sistem IoT.
a. Bidang Kesehatan
Contoh internet of things yang pertama dalam bidang kesehatan. Saat ini,
banyak sekali teknologi advanced yang dapat membantu kinerja dari dokter
maupun tenaga medis. IoT juga membuat sebuah terobosan baru dalam
pengembangan mesin dan alat medis untuk mendukung kinerja dari tenaga
medis agar lebih efektif, tepat, dan mengurangi resiko kesalahan.
Salah satu contoh dari keberadaan IoT dalam dunia kesehatan adalah
membantu dalam proses pendataan detak jantung, mengukur kadar gula
tubuh, mengecek suhu tubuh dan lain sebagainya. Data yang diperoleh akan
disimpan dalam penyimpanan data berskala besar. Saat ini lebih dikenal
dengan big data. Dengan menggunakan big data mampu membaca informasi
dan data yang berupa angka atau teks secara cepat, dan efisien. Tenaga medis
tidak perlu lagi untuk mencatat secara manual, karena semua informasi dapat
ditampung dalam basis data dan akan dikirimkan pada mesin IoT untuk
menjalankan tugas sesuai dengan algoritma yang dikembangkan. Gambaran
sistem dari IoT pada bidang kesehatan ditunjukkan pada gambar 13.
b. Bidang Energi
Dalam bidang energi, terdapat bervariasi permasalahan yang timbul. Mulai dari
polusi atau pencemaran, pemborosan, dan berkurangnya pasokan sumber
daya. Oleh karena itu, dengan adanya IoT sendiri mampu untuk mengurangi
beberapa resiko tersebut. Misalnya saja, dengan penerapan sensor cahaya
mampu untuk mengurangi penggunaan energi listrik.
Gambar 14. Energy Meter berbasis IoT untuk monitoring daya pada rumah
c. Transportasi
Teknologi cerdas juga telah mencapai bidang transportasi umum. Biasanya,
anda selalu mengendarai sebuah mobil sendiri sesuai dengan aturan dan
kemampuan berkendara yang telah anda pelajari. Namun, apakah anda sudah
mengetahui saat ini ada penemuan terbaru, dimana anda dapat menjalankan
mobil tanpa mengemudi sendiri.
Mobil tersebut dapat berjalan sendiri sesuai dengan prosedur dan terprogram
dengan baik. Jadi, anda dapat merasakan sensasi seperti pada sistem
autopilot di pesawat. Tahap pengembangan kendaraan tersebut masih
diujicobakan di beberapa negara maju. Selain kendaraan, sistem lalu lintas
juga termasuk dalam cakupan internet of things. Dengan IoT, mampu untuk
mengontrol berbagai sistem lalu lintas saat kondisi macet maupun sepi.
Sehingga, mampu mengurangi resiko angka kecelakaan dan pelanggaran lalu
lintas yang terjadi. Pemanfaatan IoT dan kecerdasan buatan pada bidang
transportasi ditunjukkan pada gambar 15.
Gambar 15. Penghitung jumlah mobil untuk penentuan transportasi berbasis IoT
d. Lingkungan Umum
Contoh internet of things yang terakhir yaitu dalam bidang lingkungan umum.
Dimana segala aktivitas manusia, tumbuhan, maupun hewan dapat dipantau
dan diawasi dengan menggunakan teknologi IoT. Misalnya saja, untuk
melakukan penelitian kualitas air harus dibutuhkan sumber informasi yang
akurat dan terpercaya.
Dengan bantuan internet of things, mampu untuk mencari sumber data secara
valid dan cepat. Tidak hanya itu, cakupan wilayah geografis yang disajikan juga
cukup luas dan dapat menjangkau lebih banyak daerah. Dengan bantuan big
data, permasalahan mengenai kecepatan transfer data dan pembacaan data
data tertutupi dengan baik. Salah satu aplikasi IoT yang digunakan dalam
budidaya ikan lele ditunjukkan pada gambar 16.
Pemanfaatan sumber daya secara Sifat sistem IoT yang ubiquitous dan
optimal dalam sistem IoT menghemat pervasive telah meningkatkan risiko
keuangan kehilangan keamanan dan privasi
C. Tugas Harian