Anda di halaman 1dari 32

Versi Publikasi 10082021

Daftar Isi
A. Capaian Pembelajaran
B. Materi PembelajaranPengenalan Internet of Things
1. Pengenalan Internet of Things
2. Evolusi Konsep IoT
3. Visi IoT
4. Definisi IoT
5. Karakter Dasar IoT
6. Perbedaan IoT
a. IoT Vs Sistem Tertanam
b. IoT Vs M2M
c. IoT Vs CPS
d. IoT Vs WSN
e. IoT Vs WoT
7. Perkembangan IoT
a. Teknologi Identifikasi dan Penginderaan
b. Komunikasi dan Jaringan Nirkabel
c. Standarisasi Agregasi
d. Kecerdasan Buatan
e. Perilaku
8. Arsitektur IoT
a. Arsitektur IoT 3 Layer
b. Arsitektur IoT 5 Layer
c. Arsitektur IoT 6 Layer
d. Arsitektur IoT 7 Layer
9. Contoh Sistem IoT
a. Bidang Kesehatan
b. Bidang Energi
c. Transportasi
d. Lingkungan Umum
10. Keunggulan dan Kerugian IoT
C. Tugas Harian

A. Capaian Pembelajaran
- Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dari Internet of Things (IoT)

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
2
Versi Publikasi 10082021

B. Materi Pembelajaran

1. Pengenalan Internet of Things


Dalam kehidupan kita sehari-hari, praktik Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
memiliki peran penting dalam pengembangan masyarakat terkait informasi yang
beredar. Di negara-negara maju, TIK digunakan untuk mengembangkan berbagai
aplikasi dan layanan inovatif untuk menjawab permasalahan yang pada masyarakat
sehingga meningkatkan kualitas hidup manusia. Di era modern, banyak hal yang
terhubung satu sama lain menggunakan teknologi jaringan dengan tujuan untuk
mendorong peningkatan Internet of Things (IoT). IoT adalah jaringan dimana banyak
hal ( juga dikenal sebagai perangkat, objek, dan item) yang teridentifikasi secara unik
dapat saling terhubung yang dapat menawarkan layanan komputasi cerdas. Hal-hal
yang ada pada IoT juga dikenal sebagai Smart Things, yang dapat membantu manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, IoT juga secara positif membantu proses
komunikasi antar manusia. IoT terdiri dari beragam teknologi termasuk komputasi
pervasif, teknologi sensor, sistem tertanam, teknologi komunikasi, jaringan sensor,
protokol Internet, dan teknologi lainnya yang pada akhirnya menopang pertumbuhan
ekonomi masyarakat modern.

Gambar 1. Konsep A dan C dalam Internet of Things (IoT)

Gagasan mendasar dibalik adanya IoT adalah agar tersedianya konektivitas antara
manusia dan perangkat pintar secara seamless. Ide dasar IoT dapat dipahami sebagai
representasi dari berbagai hal yang disebut A dan C, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Pada Gambar 1, A mencerminkan konsep ubiquity atau globalisasi (yaitu
perangkat apa pun, di mana saja, kapan saja, jaringan apa pun, dll) dan C
mencerminkan karakteristik utama IoT (yaitu konektivitas, komputasi, konvergensi,
koleksi). IoT pada dasarnya dapat dilihat sebagai tambahan dari dimensi ketiga
bernama “Thing” ke dalam bidang dunia ICT, yang pada dasarnya didasarkan pada
dua dimensi, Tempat dan Waktu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Dimensi

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
3
Versi Publikasi 10082021

“anything” ini pada akhirnya meningkatkan keberadaan things dimana-mana dengan


terjadinya bentuk komunikasi baru antara manusia dengan benda dan diantara
benda-benda itu sendiri.

2. Evolusi Konsep IoT


Konsep komputasi ubiquitous melalui perangkat pintar dimulai pada awal 1980-an
ketika mesin coke di Universitas Carnegie Mellon terhubung ke Internet dan dapat
melaporkan persediaan minuman dingin. Mark Weiser pada tahun 1991 memberikan
visi kontemporer IoT melalui terminologi komputasi ubiquitous dan komputasi
pervasif. Raji pada tahun 1994 mengelaborasi konsep otomatisasi peralatan rumah
tangga ke seluruh pabrik. Pada tahun 1999, Bill Joy mempresentasikan enam
kerangka kerja web di mana komunikasi perangkat-ke-perangkat dapat dibentuk. Neil
Gershenfeld pada tahun 1999 menggunakan gagasan serupa dalam buku populernya
“When Things Start to Think”. Pada tahun yang sama, istilah "Internet of Things"
dipromosikan oleh Kevin Ashton pada infrastruktur Radio Frequency Identification
(RFID) di Auto-ID Center of Massachusetts Institute of Technology (MIT). Pada tahun
2002, Kevin dikutip di Majalah Forbes dengan mengatakan "Kami membutuhkan
Internet of Things, cara standar komputer untuk memahami dunia nyata". Artikel
tersebut berjudul The Internet of Things, yang merupakan dokumen resmi pertama
yang menggunakan istilah ini secara harfiah.

Gambar 2. Thing sebagai dimensi baru dalam mendukung teknologi IoT

Evolusi IoT dengan mengacu pada kemajuan teknologi dalam konsepsi Internet
ditunjukkan pada Gambar 3. Internet yang diperkenalkan pada awal 1990-an hanya
berkaitan dengan pembuatan konten statis dan dinamis di World Wide Web (WWW).
Kemudian, produksi skala besar dan kolaborasi bisnis tingkat perusahaan
memprakarsai pembuatan layanan web yang menjadi dasar Web 2.0. Namun

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
4
Versi Publikasi 10082021

demikian, dengan menjamurnya smartphone dan tablet yang terjangkau saat ini,
aplikasi jejaring sosial menjadi dominan untuk penggunaan Internet. Dalam situasi
saat ini, kemajuan dalam sistem tertanam, komunikasi Machine-to-Machine (M2M),
Cyber Physical Systems (CPS), Wireless Sensor Network (WSN), dan teknologi Web of
Things (WoT) memungkinkan komunikasi berbagai hal melalui Internet.
Perkembangan teknologi secara keseluruhan yang terkait dengan IoT ditunjukkan
pada Gambar 3.

Gambar 3. Kemajuan teknologi pada IoT

3. Visi IoT
World Wide Web (WWW) konvensional menawarkan kemudahan pencarian informasi,
percakapan email, dan jejaring sosial. Tren IoT yang muncul, hadir dengan visi untuk
memperluas kemampuan ini melalui interaksi dengan spektrum peralatan elektronik
yang luas. Secara umum, visi IoT dapat dilihat dari things centric dan internet centric.
Visi things-centric mencakup kemajuan semua teknologi yang terkait dengan
gagasan "Smart Things." Di sisi lain, visi Internet-centric melibatkan kemajuan
teknologi jaringan untuk membangun koneksi perangkat cerdas interaktif dengan
peningkatan penyimpanan, integrasi yang lebih luas, dan pengelolaan data.

Berdasarkan pandangan tersebut, sistem IoT dapat dilihat sebagai jaringan


terdistribusi dinamis dari perangkat pintar untuk memproduksi, menyimpan, dan
menggunakan informasi yang dibutuhkan. Visi IoT menuntut kemajuan yang signifikan
di berbagai bidang TIK (teknologi identifikasi digital, teknologi komunikasi, teknologi
jaringan, teknologi komputasi, dan teknologi sistem distribusi) yang sebenarnya
merupakan teknologi pendukung atau komponen dasar IoT. Terlebih lagi, paradigma
IoT dapat dibayangkan sebagai konvergensi dari tiga visi dasar, yaitu visi berorientasi
things, visi berorientasi jaringan, dan visi berorientasi semantik. Konvergensi tiga visi
dengan kemampuan dan teknologi ini ditunjukkan pada Gambar 4.

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
5
Versi Publikasi 10082021

Gambar 4. IoT sebagai konvergensi dari 3 Visi Things, Internet dan Semantic

Visi berorientasi things pada tingkat awal mempromosikan gagasan jaringan melalui
Electronic Product Code (EPC) yang dapat diidentifikasi secara unik. Visi berorientasi
things saat ini berkembang menjadi jaringan sensor pintar / smart sensor network.
Dalam visi berorientasi Internet, komunitas Internet Protocol for Smart Object (IPSO)
dibentuk untuk menjawab tantangan dari komunikasi sensor pintar.
Mempertimbangkan identifikasi unik melalui pengalamatan Internet Protocol (IP),
komunitas IPSO bekerja untuk interoperabilitas smart things ke teknologi protokol IP.
Akhirnya, visi berorientasi semantik memberikan solusi untuk menangani sejumlah
besar data yang dihasilkan oleh perangkat IoT. Lapisan arsitektur IoT dan protokol
terkait telah disusun dalam tiga gambaran ini.

4. Definisi IoT
Mempertimbangkan fakta kesamaan dengan teknologi yang sudah ada dan
membayangkan konvergensi tiga visi yang berbeda, bukanlah pekerjaan mudah
untuk memberikan definisi IoT secara tepat. Secara sederhana, IoT dapat dianggap
sebagai sistem dimana berbagai things terhubung sedemikian rupa sehingga mereka
dapat berinteraksi secara cerdas satu sama lain dan tentu juga dapat terhubung
dengan manusia. Namun, untuk lebih memahami definisi IoT, sejumlah organisasi
standar dan badan pengembangan yang terkait telah memberikan definisi mereka
sendiri. Beberapa definisi IoT yang disajikan oleh beberapa organisasi standar yang
dijabarkan pada Tabel 1.

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
6
Versi Publikasi 10082021

Tabel 1. Definisi IoT oleh beberapa organisasi terstandar


Organisasi Standar Definisi Internet of Things (IoT)

Institute of Electronic “The Internet of Things (IoT) is a framework in which all things have
and Electric a representation and a presence in the Internet. More specifically,
Engineering (IEEE) the IoT aims at offering new applications and services bridging the
physical and virtual worlds, in which Machine‐to‐Machine (M2M)
communications represents the baseline communication that
enables the interactions between Things and applications in the
Cloud.”

Organization for the “System where the Internet is connected to the physical world via
Advancement of ubiquitous sensors.”
Structured Information
Standards (OASIS)

National Institute of “Cyber Physical systems (CPS) – sometimes referred to as the


Standards and Internet of Things (IoT) – involves connecting smart devices and
Technology (NIST) systems in diverse sectors like transportation, energy,
manufacturing, and healthcare in fundamentally new ways. Smart
Cities/Communities are increasingly adopting CPS/IoT
technologies to enhance the efficiency and sustainability of their
operation and improve the quality of life.”

International Standard “It is an infrastructure of interconnected objects, people, systems,


Organization (ISO) and information resources together with intelligent services to
allow them to process information of the physical and the virtual
world and react.”

Internet Engineering “In the vision of IoT, “things” are very various such as computers,
Task Force (IETF) sensors, people, actuators, refrigerators, TVs, vehicles, mobile
phones, clothes, food, medicines, books, etc. These things are
classified as three scopes: people, machines (for example, sensor,
actuator, etc.) and information (for example, clothes, food,
medicine, books, etc.). These ‘things’ should be identified at least
by one unique way of identification for the capability of addressing
and communicating with each other and verifying their identities.
In here, if the ‘thing’ is identified, we call it the ‘object’.”

International “IoT is type of network that is available anywhere, anytime, by


Telecommunication anything and anyone.”
Unit (ITU)

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
7
Versi Publikasi 10082021

5. Karakter Dasar IoT


Mempertimbangkan semua perspektif sistem IoT modern, beberapa karakteristik
umum dan vital ditunjukkan pada Gambar 5 dan dijelaskan pada Tabel 2.

Gambar 5. Karakteristik dasar IoT

Tabel 2. Deskripsi dari Karakteristik dasar IoT


Karakteristik IoT Deskripsi

Akuisisi, Banyaknya Sensor terdistribusi (smart things) mengumpulkan


Penyimpanan, data pengamatan lingkungan/entitas fisik dan mengarahkan
Penyaringan, dan ke Cloud untuk penyimpanan dan analitik dengan tujuan
Analisis Data akhir untuk meningkatkan alur kerja bisnis
Sensor

Konektivitas IoT membuka kemungkinan interkonektivitas hal-hal Fisik dan


Virtual dengan bantuan Internet dan infrastruktur komunikasi
global (dibangun menggunakan teknologi kabel dan nirkabel)

Perangkat Interoperabilitas beberapa perangkat (berdasarkan platform


Heterogenitas dan perangkat keras dan jaringan yang berbeda) dengan
Kecerdasan pengolah kecerdasan buatan pada tingkat perangkat
keras/perangkat lunak yang mendukung interaksi cerdas

Skalabilitas Banyaknya konektivitas perangkat IoT menggeser interaksi


manusia ke interaksi perangkat

Keamanan Paradigma keamanan perlu diimplementasikan di tingkat


jaringan serta tingkat perangkat akhir untuk memastikan
keamanan data dan privasi

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
8
Versi Publikasi 10082021

6. Perbedaan IoT
Dari perspektif evolusi IoT, tampaknya IoT di era sekarang ini telah dianggap sebagai
nama lain dari teknologi tertentu. Oleh karena itu, istilah IoT dikaitkan dengan
teknologi lain yang telah ada dalam literatur, yaitu sistem tertanam, komunikasi
Machine to Machine M2M, Machine-to-Machine (M2M), Cyber Physical Systems (CPS),
Wireless Sensor Network (WSN), dan teknologi Web of Things (WoT). Namun, konsep
IoT tidak dapat dikatakan pengganti dari istilah-istilah tersebut. Berikut ini adalah
penjelasan terkait perbedaan dari IoT dan masing-masing teknologi yang telah ada:

a. IoT dan Sistem Tertanam


Tabel 3 menunjukkan perbedaan antara sistem tertanam dan IoT.

Tabel 3. Perbedaan Sistem Tertanam dan IoT


Sistem Tertanam IoT

Sistem tertanam termasuk perangkat IoT adalah sistem yang mencakup


elektronik yang biasanya berdiri sendiri perangkat yang bergantung pada
dan berjalan secara independen di konektivitas Internet untuk dapat
Internet melakukan komunikasi

Sistem tertanam merupakan kombinasi Sistem IoT adalah kombinasi dari


dari perangkat keras dan perangkat perangkat keras komputer, perangkat
lunak (firmware) lunak, dan kemampuan jaringan

Firmware sistem tertanam sebagian IoT membutuhkan pembaruan


besar tidak memerlukan modifikasi berkelanjutan (update)
setelah perangkat dikirim ke
klien/pengguna

Contoh: Mesin EKG dalam layanan Contoh: Mesin EKG yang terhubung ke
kesehatan yang digunakan untuk Internet dan dapat mentransfer rekaman
merekam sinyal elektrik dari jantung dan sinyal elektrik dari jantung ke cloud dan
dapat dianalisis untuk mendeteksi dapat monitoring secara jarak jauh
kesehatan jantung manusia

Sistem tertanam adalah bagian kecil dari IoT adalah istilah yang lebih luas yang
sistem IoT terdiri dari beberapa teknologi sistem
tertanam, jaringan, dan teknologi
informasi

b. IoT Vs M2M
Tabel 4 menunjukkan perbedaan antara Machine to Machine (M2M) dan IoT.

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
9
Versi Publikasi 10082021

Tabel 4. Perbedaan M2M dan IoT


M2M IoT

Dalam M2M, sebagian besar jenis Di IoT, komunikasi terjadi di jaringan IP


komunikasi adalah point to point

Middleware tidak selalu diperlukan Middleware bertanggung jawab atas


untuk pengiriman data pengiriman data

Sebagian besar, perangkat M2M tidak Pada IoT, sebagian besar perangkat
bergantung pada Koneksi Internet memerlukan konektivitas Internet

Perangkat M2M memiliki opsi terbatas Pada IoT, banyak komunikasi menuntut
untuk diintegrasikan dengan perangkat opsi integrasi tanpa batas
lain karena harus menyesuaikan
persyaratan standar komunikasi

M2M adalah bagian dari IoT IoT adalah istilah yang lebih luas yang
mencakup M2M serta berbagai
teknologi lainnya

c. IoT Vs CPS
Cyber-Physical Systems (CPS) dan IoT sangat tumpang tindih, oleh karena itu,
sangat sulit untuk membedakan batas antara perbedaan diantara keduanya.
Baik IoT maupun CPS mencakup perangkat tertanam yang mampu
mengirimkan data/sinyal fisik melalui jaringan. Namun, penggunaan
istilah-istilah ini telah dieksploitasi oleh komunitas yang berbeda berdasarkan
kriteria yang dirasakan. Tabel 5 menunjukkan perbedaan antara CPS dan IoT.

Tabel 5. Perbedaan CPS dan IoT


CPS IoT

Istilah CPS biasanya lebih disukai Istilah IoT sering lebih disukai daripada
daripada IoT oleh komunitas teknik. CPS oleh komunitas jaringan dan
Ilmuwan komputer yang bekerja dengan telekomunikasi dan ilmuwan komputer
sistem tertanam juga menggunakan yang melakukan penelitian di bidang
istilah ini jaringan pada generasi sekarang dan
kemajuan Internet di masa depan

Di Amerika Serikat, istilah CPS lebih Di Uni Eropa, istilah IoT lebih disukai
disukai daripada IoT daripada CPS

CPS dianggap sebagai sebuah sistem IoT dianggap sebagai perangkat di

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
10
Versi Publikasi 10082021

Internet

Pengembangan sistem kontrol yang Pengumpulan, penyimpanan,


efektif, andal, akurat, dan real-time pengelolaan, analisis, dan berbagi Big
adalah tujuan utama CPS Data melalui jaringan Quality of Service
(QoS) adalah tujuan utama IoT

d. IoT Vs WSN
Tabel 6 menunjukkan perbedaan antara Wireless Sensor Network (WSN) dan
IoT.

Tabel 6. Perbedaan WSN dan IoT


WSN IoT

WSN mengacu pada satu set sensor Sistem IoT mencakup semua
khusus untuk memantau, merekam, dan benda/perangkat fisik yang dapat
mengirimkan pembacaan kondisi fisik diidentifikasi secara unik (yaitu peralatan
dari suatu entitas atau lingkungan ke rumah tangga, kendaraan, dll) yang
lokasi pusat disematkan dengan elektronik,
perangkat lunak, sensor, dan aktuator,
dengan konektivitas satu sama lain
melalui Internet. Selain itu, pemrosesan
dan analisis data sensor juga merupakan
bagian dari IoT

WSN adalah bagian dari IoT IoT adalah istilah yang lebih luas dan
mencakup berbagai teknologi selain
WSN

Contoh: Kumpulan besar sensor Contoh: Kulkas yang memiliki


(terhubung secara opsional) yang kemampuan merasakan dan
digunakan untuk memantau mengirimkan pembacaan suhu ke
kelembaban di suatu tempat Internet

e. IoT Vs WoT
Tabel 7 menunjukkan perbedaan antara Web of Things (WoT) dan IoT.

Tabel 7. Perbedaan WoT dan IoT


WoT IoT

Sistem WoT melibatkan penggabungan IoT adalah jaringan hal/objek/perangkat


entitas IoT melalui web pintar, orang, sistem, dan aplikasi

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
11
Versi Publikasi 10082021

WoT menyertakan aplikasi berbasis web Aplikasi IoT mencakup semua jenis
melalui lapisan jaringan arsitektur IoT aplikasi seperti aplikasi berbasis web,
aplikasi berbasis android

Contoh: Sistem tertanam yang Contoh: Jaringan perangkat dan objek


menghubungkan objek melalui web nirkabel
untuk komunikasi dengan objek lain

Menurut literatur, istilah sistem tertanam, M2M, CPS, WSN, dan WoT kadang-kadang
dapat dipertukarkan dengan IoT, namun ini bukan sinonim dari istilah IoT. IoT
kemungkinan akan menjadi istilah yang berlaku atas semua istilah ini. Hubungan
konseptual IoT dengan teknologi terkait lainnya ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar
6 menggambarkan bahwa IoT pada dasarnya adalah hasil dari berbagai teknologi
yang ada yang digunakan untuk pengumpulan, pemrosesan, penyimpulan, dan
transmisi data.

Gambar 6. Hubungan IoT dengan teknologi yang telah ada

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
12
Versi Publikasi 10082021

7. Perkembangan IoT
Mark Weiser pada tahun 1999 mengatakan tren umum dalam teknologi dan
memberikan gambaran bahwa perkembangan TI di masa depan tidak akan
bergantung pada teknologi tertentu tetapi akan didasarkan pada pertemuan teknologi
komputasi, yang pada akhirnya menghasilkan Ubiquitous Computing. Dalam
penggambarannya, dunia ubiquitous computing terdiri dari objek nyata yang mampu
merasakan, berkomunikasi, menganalisis, dan bertindak sesuai situasi dan kondisi.
Secara umum, miniaturisasi, portabilitas, konektivitas ubiquitous, integrasi berbagai
perangkat yang ada, dan ketersediaan ekosistem digital (Cloud) adalah faktor-faktor
umum yang memainkan peran penting untuk perkembangan sistem IoT. Tepatnya,
lima tahapan tampilan fungsional IoT atau value loop informasi terkait dengan
pembuatan data, komunikasi data, agregasi data, dan analisis data dan kelima
tahapan tersebut merupakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Setiap tahap value loop informasi IoT diberdayakan oleh teknologi
tertentu. Misalnya, aksi yang diamati di lingkungan menciptakan data yang diteruskan
ke jaringan untuk komunikasi. Data yang dikomunikasikan bersifat heterogen dan
diharuskan mengikuti standar sebelum dikumpulkan untuk tujuan analisis yang
komprehensif. Mempertimbangkan pandangan fungsional ini, sistem IoT secara
teknologi bergantung pada sensor, jaringan, agregasi standar, kecerdasan buatan,
dan perilaku tambahan seperti yang dibahas pada Tabel 8. Oleh karena itu, dalam hal
kemajuan teknologi, lima teknologi berikut menjadi alasan utama perkembangan IoT.

Tabel 8. Teknologi yang mengakibatkan berkembangnya IoT


Teknologi Deskripsi

Teknologi Identifikasi Pengembangan perangkat (sensor) yang mengubah


dan Penginderaan stimulus fisik apa-pun menjadi sinyal elektronik

Komunikasi dan Jaringan Perangkat ( jaringan) yang mampu mengkomunikasikan


Nirkabel sinyal elektronik

Standardisasi Agregasi Standar teknis yang memungkinkan pemrosesan data


yang efisien dan memungkinkan interoperabilitas
kumpulan data teragregasi

Kecerdasan Buatan Alat analisis yang meningkatkan kemampuan untuk


menggambarkan dan memprediksi hubungan antara
data yang didapatkan

Perilaku Teknologi dan teknik yang meningkatkan kepatuhan


terhadap tindakan yang ditentukan

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
13
Versi Publikasi 10082021

Cara kerja sistem IoT berkisar pada paradigma identifikasi, komunikasi, interaksi dari
anything serta analisis data yang berasal dari anything. Mengikuti paradigma ini,
rincian tentang teknologi ini akan dijelaskan pada sub bagian di bawah.

a. Teknologi Identifikasi dan Penginderaan


Saat ini, lingkungan hidup/kerja kita menuntut penggunaan elektronik misalnya
komputer, proyektor, kamera, tag, dan sensor/aktuator. Identifikasi cerdas dari
sensor/aktuator dan deteksi sinyal fisik adalah dua karakteristik tingkat sistem
dasar dari sistem IoT.

Identifikasi dalam hal penamaan dan pencocokan smart thing dan layanan di
IoT sangat penting, dan sekarang ini beberapa metode identifikasi digunakan,
yaitu Ubiquitous Code [UCode], EPC, Universal Product Code [UPC], Quick
Response Code [QR Code] , European Article Number [EAN], dll. Namun
demikian, pengalamatan (IPv4 atau IPv6) objek IoT juga penting untuk merujuk
ke alamatnya dalam jaringan komunikasi. Mengenali perbedaan antara
identifikasi objek dan alamat objek sangat penting karena metode identifikasi
tidak unik secara global. Namun, pengalamatan, dalam kasus ini diperlukan
untuk mengidentifikasi objek secara global. Metode identifikasi menawarkan
identitas unik objek dalam jaringan, dan pengalamatan IP publik memberikan
identitas unik untuk smart things melalui Internet.

Penginderaan di IoT meliputi asal data dari smart things yang saling terkait
melalui penggunaan sensor dan aktuator. Sensor pada dasarnya adalah
perangkat elektronik yang bertujuan untuk menghasilkan sinyal listrik, optik,
dan digital yang didapatkan dari lingkungan fisik yang selanjutnya diubah
secara elektronik menjadi informasi yang berguna untuk perangkat cerdas
sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Aktuator adalah pelengkap
teknologi sensor yang bertanggung jawab untuk mengubah sinyal listrik
menjadi energi non listrik.

b. Komunikasi dan Jaringan Nirkabel


Komunikasi nirkabel dan jaringan nirkabel adalah inti dari Wireless
Identification and Sensing Technologies (WIST), yang memainkan peran
penting dalam IoT. WIST mengacu pada sensor berbasis RFID dan WSN. Sistem
RFID adalah komponen penting dari IoT. RFID adalah singkatan dari Radio
Frequency IDentification, dan merupakan teknologi komunikasi nirkabel yang
menggunakan medan elektromagnetik untuk secara otomatis mengidentifikasi
tag yang melekat pada objek fisik. Secara umum dinyatakan bahwa teknologi
RFID berakar pada sistem Identification of Friend or Foe (IFF), yang digunakan
pada Perang Dunia Kedua. Kode identifikasi digital dasar telah digunakan

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
14
Versi Publikasi 10082021

dalam sistem IFF yang dikirimkan antara interrogator dan responden untuk
mengidentifikasi pesawat milik musuh atau sekutu. Mirip dengan teknologi IFF,
sistem RFID menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi objek fisik
secara real-time melalui pembacaan tag digital. Pada dasarnya, RFID secara
umum terdiri dari tiga komponen berikut dan ditunjukkan pada Gambar 7:
● Tag RFID (Transponder atau Label Cerdas) yang terdiri dari antena,
baterai (opsional), dan chip semikonduktor
● Interrogator (Pembaca atau perangkat baca/tulis) yang memiliki modul
RF, modul kontrol, dan antena
● Controller (Host atau Workstation) untuk menyimpan informasi yang
diperlukan dalam database

Gambar 7. Blok system RFID

Tag RFID dan interrogator dalam sistem RFID tidak harus saling menempel satu
sama lain dan cukup berkomunikasi satu sama lain melalui gelombang radio.
Dalam jangkauan transmisi, Interrogator membaca informasi yang diperlukan,
yaitu nomor seri, pabrikan, lokasi, riwayat penggunaan, jadwal pemeliharaan,
dll yang disimpan pada tag RFID dan mengarahkan informasi ini ke Controller
yang pada akhirnya menggunakan informasi ini untuk berbagai tujuan misalnya
presensi atau sistem pembayaran.

Tag RFID dapat terdiri dari dua jenis, yaitu Tag Aktif (Tag yang memiliki sumber
daya terpasang) dan Tag Pasif (Tag tanpa sumber daya terpasang). Tag RFID
Aktif memiliki kemampuan yang lebih besar, yaitu memori yang besar,
jangkauan baca yang panjang, kecepatan transmisi data yang tinggi, biaya
infrastruktur yang lebih rendah, dll daripada Tag Pasif tetapi lebih kompleks
dan mahal. Tag Aktif menggunakan daya baterai dan mampu mengirimkan
informasi dalam rentang jarak yang lebih jauh. Di sisi lain, untuk mengirimkan
informasi, Tag RFID Pasif dapat memperoleh daya dari sinyal yang diterima
oleh Interrogator. Penggunaan RFID mencakup area aplikasi yang cukup luas,
yaitu identifikasi objek, pelacakan aset, manufaktur, manajemen rantai
pasokan, sistem pembayaran, dan identifikasi lokasi.

Berlawanan dengan perangkat RFID, sensor yang ada pada WSN memiliki
kemampuan bekerja sama untuk merasakan besaran fisik dari lingkungan
sekitar dan mentransfer hasil pembacaan data tersebut. Hasil pembacaan data

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
15
Versi Publikasi 10082021

penginderaan dikumpulkan untuk disimpan pada database, data warehouse,


atau Cloud yang dapat dilanjutkan pada proses analisis guna membuat
keputusan yang tepat pada suatu masalah. Database, data warehouse, atau
Cloud ini terletak jauh dari tempat pengambilan data dilakukan. Oleh karena
itu, informasi yang didapatkan oleh sensor perlu untuk ditransmisikan ke lokasi
tersebut untuk agregasi dan analisis. Biasanya, jenis transmisi data di IoT ini
melibatkan berbagai jenis komunikasi nirkabel dan teknologi jaringan.

Komunikasi nirkabel pada IoT menekankan cara bagaimana perangkat yang


heterogen dapat berkomunikasi satu sama lain secara berkelanjutan. Di sisi
lain, jaringan nirkabel melibatkan interkonektivitas perangkat untuk transmisi
data yang dirasakan secara efisien. Berbagai jenis jaringan terlibat dalam
transmisi data dari tempat asal ke tujuan. WSN terdiri dari banyak sensor kecil
yang didistribusikan secara ad-hoc tetapi bekerja sama untuk mengukur dan
mentransfer fenomena fisik tertentu ke tujuan yang diperlukan ( juga dikenal
sebagai sink). Mempertimbangkan persyaratan skenario yang berbeda,
Infrared (IR), Radio Frekuensi (RF), dan optik (Laser) adalah tiga skema
komunikasi populer yang digunakan dalam WSN. Selain itu, WSN mengikuti
arsitektur berlapis dan terdiri dari protokol dan algoritma dengan kemampuan
self-organizing. Umumnya, teknologi WSN komersial didasarkan pada standar
IEEE 802.15.4 yang pada akhirnya memberikan definisi lapisan Physical (PHY)
dan MAC untuk komunikasi berdaya rendah.

Saat ini, integrasi teknologi RFID yang memiliki kemampuan penginderaan


(proyek Wireless Identification and Sensing Platform [WISP]) memungkinkan
jenis aplikasi baru dalam IoT. Perangkat WISP mampu merasakan kuantitas fisik
yang berbeda (yaitu suhu, cahaya, tingkat cairan, percepatan, dll) dan mampu
memanfaatkan energi melalui sinyal pembaca yang diterima. Teknologi WISP
ini memungkinkan pembuatan jaringan sensor RFID yang pada akhirnya tidak
memerlukan baterai atau sumber daya.

RFID, sensor, dan sensor RFID terhubung ke Internet melalui perangkat


jaringan heterogen, yaitu Bluetooth, Access Point (AP), router Wi-Fi, Gateway,
dll. Oleh karena itu, diperlukan alamat IP yang unik untuk semua smart things
di Internet. IP bertanggung jawab atas penyediaan pengalamatan IP unik
melalui Internet. Karena skalabilitas yang lebih besar, IPv6 telah dianggap
sebagai salah satu pendukung utama IoT.

Smart things membutuhkan konektivitas yang berkelanjutan dan perlu


terhubung ke berbagai jaringan heterogen melalui switch, router, gateway, dll.
Oleh karena itu, pemilihan teknologi jaringan yang tepat sangat penting.

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
16
Versi Publikasi 10082021

Tergantung pada jangkauan dan/atau kecepatan transmisi data, sejumlah


teknologi jaringan tersedia, yaitu USB, Ethernet, Bluetooth, ZigBee, Near Field
Communication (NFC), Wi-Fi, WiMax, 2G/3G/4G (Long Term Evolution [LTE]), dll.
Teknologi ini dapat diklasifikasikan sebagai Wired/Kabel (termasuk USB dan
Ethernet) dan Wireless/Nirkabel (termasuk Bluetooth, NFC, Wi-Fi, WiMax, dan
2G/3G/4G [LTE]). Jenis konektivitas dan jenis jaringan teknologi komunikasi
ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9. Teknologi Nirkabel


Teknologi Tipe Konektivitas Tipe Jaringan

USB Kabel Personal Area Network

Ethernet Kabel Local Area Network

Bluetooth/Bluetooth Low Nirkabel Personal Area Network


Energy

ZigBee Nirkabel Personal Area Network

Near Field Communication Nirkabel Personal Area Network


(NFC)

Wi‐Fi Nirkabel Local Area Network

WiMax Nirkabel Metropolitan Area Network

2G/3G/4G, LTE/LTE‐Adv. Nirkabel Wide Area Network

c. Standarisasi Agregasi
Agregasi mengacu pada pengumpulan data oleh sensor yang kemudian
dilakukan proses penanganan data, pemrosesan data, dan penyimpanan data.
Agregasi selain memberikan kemudahan penanganan, juga membantu untuk
mengekstraksi kesimpulan yang dapat merupakan pengambilan keputusan di
masa mendatang. Dalam konteks agregasi data di IoT, Standardisasi adalah
salah satu masalah yang penting. Sejauh ini, database relasional dan SQL
menjadi pilihan utama untuk store dan query data terstruktur. Namun, tidak ada
standar yang tersedia untuk menangani data tidak terstruktur.

IoT menjanjikan skalabilitas miliaran perangkat yang pada akhirnya menuntut


standar umum untuk berkomunikasi dan mengumpulkan data yang bersifat
heterogen. Standar Internet yang ada telah dikembangkan tanpa
mempertimbangkan visi IoT. Sejalan dengan itu, sistem IoT telah dikembangkan

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
17
Versi Publikasi 10082021

menggunakan protokol proprietary yang pada akhirnya membuat komunikasi


menjadi bermasalah di antara perangkat IoT. Standardisasi tidak dapat dihindari
dalam IoT karena merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin
interoperabilitas, skalabilitas, semantik data, keamanan, dan privasi. Beberapa
standar harus diikuti untuk mewujudkan agregasi data di IoT. Namun, Standar
Teknologi dan Standar Regulasi adalah dua kategori standar yang luas, yang
terkait dengan proses agregasi.

Standar teknologi termasuk protokol jaringan (aturan yang berhubungan


dengan identifikasi dan konektivitas antar perangkat), protokol komunikasi
(aturan dengan ketentuan bahasa yang sama untuk komunikasi perangkat),
dan protokol agregasi data (aturan yang membantu agregasi dan pemrosesan
data). Sampai saat ini, tidak ada badan standardisasi tunggal atau universal
untuk membuat standar teknologi IoT. Namun, terdapat beberapa organisasi
standardisasi yang aktif di tingkat yang berbeda, yaitu tingkat internasional,
regional, dan nasional yang ditunjukkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Organisasi Standarisasi


Organisasi Tingkat

NoSQL Tingkat Internasional

MapReduce and Hadoop Distributed File Tingkat Internasional


System (HDFS)

Institute of Electric and Electronic Engineers Tingkat Internasional


(IEEE)

Internet Engineering Task Force (IETF) Tingkat Internasional

International Telecommunication Unit (ITU‐T) Tingkat Internasional

One M2M Tingkat Internasional

European Telecommunications Standards Tingkat Regional


Institute (ETSI)

Korean Agency for Technology and Standards Tingkat Nasional


(KATS)

Telecommunication Standards Development Tingkat Nasional


Society, India

Global ICT Standardization Forum for India Tingkat Nasional

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
18
Versi Publikasi 10082021

(GISFI)

Bureau of Indian Standards (BIS) Tingkat Nasional

Kementerian Komunikasi dan Informatika Tingkat Nasional


(Kominfo)

Di sisi lain, standar terkait peraturan menjadi penting dalam evolusi IoT karena
IoT mengoleksi data sehingga yang berhubungan dengan kepemilikan data,
penggunaan data, serta penjualan data harus diatur. Membayangkan skala
aplikasi IoT yang muncul, Komisi Perdagangan Federal AS menetapkan
rekomendasi yang disebut Prinsip Praktik Informasi yang Adil (Fair Information
Practice Principles/FIPPs), yang harus dipertimbangkan. Misalnya, aturan di
FIPP menyatakan bahwa:
● Sebelum pengumpulan data, pengguna yang bersangkutan harus diberi
tahu dan diberikan pilihan untuk memilih tentang penggunaan informasi
pribadi mereka
● Setelah penggunaan informasi yang diperlukan, data harus dihapus
● Organisasi harus memperhatikan keamanan dan privasi data yang
dikumpulkan
Namun, hingga saat ini, belum diputuskan tentang organisasi utama yang akan
bertanggung jawab atas penerapan standar regulasi untuk aplikasi IoT.

d. Kecerdasan Buatan
Kebutuhan untuk analisis data yang dikumpulkan menuntut kemajuan
teknologi kognitif. Peningkatan kecerdasan memungkinkan otomatisasi sistem
untuk melakukan tindakan deskriptif (representasi data yang dapat diterima
untuk mengenali wawasan), prediktif (untuk meramalkan konsekuensi masa
depan), dan analisis preskriptif (terkait dengan optimasi). SAS Visual dan
Tableau adalah contoh alat yang membantu dalam analisis data (besar) melalui
visualisasi yang merupakan aspek analisis bisnis yang tidak dapat dihindari.

Analisis prediktif melakukan analisis pada data historis untuk menemukan tren
masa depan melalui penggunaan pendekatan machine learning dengan
menghindari instruksi pemrograman eksplisit. Hadoop, Spark, Neo4j beberapa
adalah tool yang dapat digunakan untuk mendukung analisis prediktif pada big
data. Namun, teknologi ini perlu selalu dikembangkan karena dalam banyak
aplikasi praktis, sangat sulit untuk meramalkan tren masa depan jika ada
korelasi yang kuat antara entitas. Teknik analisis preskriptif meningkatkan
akurasi yang ditentukan dalam optimasi pengambilan keputusan. Computer
vision, natural language processing, dan speech recognition adalah beberapa

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
19
Versi Publikasi 10082021

contoh teknologi kognitif yang memainkan peran penting dalam analisis


prediktif dan preskriptif. Teknik computer vision sebagian besar digunakan
untuk memproses gambar untuk berbagai jenis diagnosis dan prediksi
penyakit medis. Natural language processing dan teknik speech recognition
lebih disukai untuk melakukan analisis terkait dengan ekspresi dan transkripsi
kata dalam teks dan aksen dalam ucapan. Aplikasi termasuk sistem komputer
kontrol suara, deteksi email spam, dikte medis, dll. Ketersediaan big data yang
dihasilkan melalui perangkat IoT, tuntutan crowdsourcing yang tinggi, kemajuan
dalam alat analisis dan pemrosesan data adalah faktor pendorong utama untuk
peningkatan kecerdasan buatan.

e. Perilaku
Peningkatan perilaku melibatkan tindakan yang diperlukan untuk dilakukan
dalam mempertimbangkan semua fase value loop informasi, yaitu dari
penginderaan hingga analisis data. Mengikuti perubahan perilaku orang dan
proses organisasi, peningkatan perilaku mendukung manifestasi tindakan
sugestif dengan penggunaan teknologi canggih (M2M dan Machine to Human
[M2H]). Pada fase loop informasi ini, perhatian IoT ditransfer dari ilmu data ke
ilmu perilaku. Kemajuan dalam M2M dan M2H adalah kekuatan pendorong
utama yang mendukung kemampuan kognitif dan aktuasi mesin untuk
memahami lingkungan dan bertindak secara logis.

8. Arsitektur IoT
Pada dunia Internet, komunikasi didasarkan pada lapisan protokol TCP/IP. Demikian
pula, paradigma IoT adalah teknologi multilayer yang mendukung komunikasi dari
miliaran smart things yang dilengkapi dengan prosesor, sensor/aktuator, dan
komunikator. Mempertimbangkan elemen dasar IoT (seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 8), IoT pada dasarnya menghubungkan berbagai perangkat keras ke
sejumlah besar domain aplikasi. Heterogenitas domain aplikasi dan perangkat keras
memberikan berbagai tantangan signifikan yang penting untuk dipenuhi demi
keberhasilan penerapan sistem IoT yang sederhana dan kompleks. Selain
heterogenitas, mempertimbangkan konektivitas yang ada di mana-mana sepanjang
waktu, IoT perlu mengatasi berbagai masalah termasuk skalabilitas, interoperabilitas,
keamanan/privasi, dan QoS untuk lalu lintas data yang tinggi/kebutuhan penyimpanan
data yang pada akhirnya mempengaruhi arsitektur sistem IoT.

Sejumlah arsitektur IoT telah diusulkan dalam literatur. Arsitektur ini bervariasi tidak
hanya dengan fungsi masing-masing tetapi juga dalam terminologi teknis.
Interoperabilitas antara sistem IoT yang berbeda menjadi terbatas karena arsitektur
yang diusulkan belum menyatu ke arsitektur referensi tunggal. Oleh karena itu, ada

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
20
Versi Publikasi 10082021

kebutuhan untuk arsitektur berlapis yang merupakan pusat dari semua proyek IoT.
Dalam sub-bab ini, akan dijelaskan beberapa arsitektur dari IoT sebagai berikut:
● Arsitektur IoT 3 layer
● Arsitektur IoT 5 layer
● Arsitektur IoT 6 layer
● Arsitektur IoT 7 layer

Gambar 8. Komponen IoT

a. Arsitektur IoT 3 Layer


Arsitektur IoT paling sederhana terdiri dari tiga lapisan, yaitu layer perception,
network, dan application seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.
- Perception Layer
Layer perception merupakan bagian terbawah pada arsitektur IoT yang
bertanggung jawab atas pengumpulan berbagai jenis informasi melalui
sensor fisik atau komponen smart things (yaitu RFID, sensor, objek
dengan tag atau sensor RFID, dll). Selain itu, layer perception
mentransmisikan informasi yang diproses ke layer network yang ada di
atasnya melalui antarmuka tertentu. Tantangan utama pada layer
perception terkait dengan pengenalan dan persepsi dari lingkungan
adalah penggunaan teknologi dengan daya yang rendah dan skala
nano.
- Network Layer
Layer tengah dalam arsitektur IoT tiga layer adalah layer network atau
jaringan ( juga dikenal sebagai transmisi). Layer jaringan menerima
informasi yang diproses dari layer perception dan meneruskan data
yang diterima ke antarmuka aplikasi yang jaraknya jauh dengan
menggunakan jaringan terintegrasi, Internet, dan teknologi komunikasi

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
21
Versi Publikasi 10082021

lainnya. Sejumlah teknologi komunikasi (yaitu Wireless Local Area


Networks (WLAN), Wi-Fi, LTE, Bluetooth Low Energy [BLE], Bluetooth,
3G/4G/5G, dll) terintegrasi dengan gateway IoT yang menangani tipe
data yang heterogen ke atau dari berbagai things ke aplikasi dan
sebaliknya. Selain operasi jaringan, layer jaringan dalam beberapa
kasus ditingkatkan untuk melakukan operasi informasi di dalam Cloud
- Application Layer
Layer aplikasi di bagian paling atas dari arsitektur IoT tiga layer dan
bertanggung jawab atas penyediaan layanan yang diminta oleh
pengguna, misal hasil pembacaan suhu, kelembaban, tekanan udara,
pengukuran intensitas cahaya, dll. Selain layanan yang diminta
pengguna, layer aplikasi menyediakan layanan data (yaitu data
warehousing, penyimpanan big data, penambangan data, dll) untuk
melakukan data semantik analisis. Smart health, intelligent transport
system, smart building, smart industry, dan smart city adalah beberapa
aplikasi dengan smart user interface pada layer aplikasi.

Gambar 9. Arsitektur IoT 3 Layer

b. Arsitektur IoT 5 Layer


Object (Perception), Object Abstraction (Network), Service Management
(middleware), Application, dan Business adalah urutan dari lima layer dalam
arsitektur IoT lima layer seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10. Setiap layer
dijelaskan secara singkat di bagian berikut:
- Object (Perception) Layer
Layer objek terutama berkaitan dengan identifikasi, pengumpulan, dan
pemrosesan informasi spesifik dari objek (yaitu suhu, kelembaban,
gerakan, perubahan kimia, dll) melalui berbagai jenis sensor fisik. Layer

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
22
Versi Publikasi 10082021

objek juga dikenal sebagai layer persepsi atau layer perangkat. Sensor
fisik pada layer ini didasarkan pada prinsip penginderaan (yaitu
kapasitansi, induksi, efek piezoelektrik, dll) dan bertanggung jawab
untuk mendigitalkan dan mentransfer data tersebut ke layer Abstraksi
Objek melalui saluran yang aman. Big data diinisialisasi pada layer ini.
- Object Abstraction (Network) Layer
Layer Abstraksi Objek atau layer Jaringan bertanggung jawab untuk
mengamankan transmisi data dari sensor fisik ke sistem pemrosesan
informasi dengan menggunakan berbagai teknologi, yaitu Wi-Fi,
Inframerah, ZigBee, BLE, WiMax, GSM, 3G/4G/5G, dll. Dengan kata lain,
layer Jaringan mentransfer informasi yang didapatkan dari layer
persepsi ke layer Manajemen Layanan.
- Service Management (middleware) Layer
Middleware adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai antarmuka
antar komponen IoT yang memungkinkan komunikasi antar elemen
yang sebelumnya mungkin tidak dapat dilakukan. Middleware
menghubungkan program yang berbeda dan seringkali kompleks yang
pada awalnya tidak dirancang untuk saling berhubungan. Inti dari
Internet of Things adalah memungkinkan apa saja (anything) untuk
saling terhubung dan saling berkomunikasi data melalui jaringan.
Middleware adalah bagian dari arsitektur yang memungkinkan
konektivitas sejumlah besar things yang beragam dengan menyediakan
lapisan konektivitas untuk sensor dan juga untuk lapisan aplikasi yang
menyediakan layanan yang memastikan komunikasi efektif antar
perangkat lunak.
- Application Layer
Layer aplikasi pada arsitektur IoT lima layer bertanggung jawab atas
penyediaan layanan yang diminta oleh pengguna, misal suhu,
kelembaban, tekanan udara, pengukuran intensitas cahaya, dll. Selain
layanan yang diminta pengguna, layer aplikasi menyediakan layanan
data (yaitu data warehousing, penyimpanan Big Data, penambangan
data, dll.) untuk melakukan data semantik analisis. Smart health,
intelligent transport system, smart building, smart industry, dan smart
city adalah beberapa aplikasi dengan smart user interface pada layer
aplikasi.
- Business Layer
Layer bisnis bertanggung jawab untuk mengelola keseluruhan
aktivitas/layanan sistem IoT melalui pembuatan diagram alur, model
bisnis, dan grafik pada data yang diproses yang diterima dari layer
aplikasi. Selain itu, berdasarkan analisis big data, layer ini mendukung

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
23
Versi Publikasi 10082021

pengambilan keputusan otomatis serta pembuatan strategi bisnis yang


cerdas.

Gambar 10. Arsitektur IoT 5 Layer

c. Arsitektur IoT 6 Layer


Arsitektur enam lapis terdiri dari Focus Layer, Cognizance Layer, Transmission
Layer, Application Layer, Infrastructure Layer, and Competence Business Layer
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11. Model arsitektur ini dirancang untuk
tujuan integrasi lebih dari satu sistem IoT (berfokus pada bidang studi yang
berbeda) dan menganalisis implikasinya terhadap nilai bisnis.

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
24
Versi Publikasi 10082021

Gambar 11. Arsitektur IoT 6 Layer

- Focus Layer
Modul pada layer ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi smart
objects ketika berfokus pada aspek-aspek sistem IoT yang
dipertimbangkan dalam pengembangan sistem.
- Cognizance Layer
Layer ini terdiri dari sensor, aktuator, dan modul pemantauan data yang
bertanggung jawab atas pengumpulan informasi penginderaan dari
smart things (diidentifikasi dalam layer Fokus)
- Transmission Layer
Layer ini bertanggung jawab untuk transmisi data yang didapatkan dari
layer cognizance ke layer aplikasi
- Application Layer
Layer ini bertanggung jawab atas kategorisasi informasi yang diterima
berdasarkan mode aplikasi.

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
25
Versi Publikasi 10082021

- Infrastructure Layer
Ini berkaitan dengan ketersediaan teknologi berorientasi layanan, yaitu
cloud, big data, data mining, dll.
- Competence Business Layer
Layer ini mencakup analisis model bisnis dari sistem IoT.

d. Arsitektur IoT 7 Layer


Arsitektur IoT tujuh layer terdiri dari tujuh lapisan termasuk Things, Edge
Computing, Data Accumulation, Data Abstraction, Application, People
Collaboration and Processes layer (seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12).
Arsitektur ini menyediakan cara paling sederhana untuk memahami
fungsionalitas sistem IoT.

Gambar 12. Arsitektur IoT 7 Layer

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
26
Versi Publikasi 10082021

Fungsionalitas setiap lapisan dijelaskan sebagai berikut:


- Layer 1: Things Layer
Layer Things terdiri dari perangkat titik akhir sistem IoT termasuk smart
things dan perangkat seluler pintar (yaitu ponsel cerdas, tablet, Personal
Digital Assistant [PDA], dll) untuk mengirim dan menerima informasi.
Layer Things mendukung beragam perangkat dalam hal bentuk, ukuran,
dan prinsip penginderaan; layer mampu mengumpulkan data dan
konversi pengamatan analog ke sinyal digital.
- Layer 2: Connectivity
Mempertimbangkan berbagai protokol komunikasi dan jaringan, layer
konektivitas bertanggung jawab untuk transmisi data tepat waktu di
dalam dan di antara smart things level 1 dan di seluruh jaringan yang
berbeda. Dengan kata lain, komunikasi horizontal antara smart things
level 1 dan switching/routing serta transmisi data yang aman pada level
jaringan yang berbeda merupakan fungsi dasar dari layer ini. Meskipun,
komunikasi dan konektivitas melalui standar jaringan berkemampuan IP
yang ada adalah fokus utama arsitektur referensi IoT, namun,
keterlibatan perangkat yang tidak mendukung IP menuntut standarisasi
gateway.
- Layer 3: Edge/Fog Computing
Layer Edge/Fog Computing bertanggung jawab atas konversi aliran
data jaringan yang heterogen menjadi informasi yang sesuai dalam hal
penyimpanan dan analisis. Menurut aturan pemrosesan informasi awal
dalam sistem IoT cerdas, layer ini memulai pemrosesan terbatas pada
data yang diterima di edge of network, yang sebagian besar disebut
sebagai komputasi Fog. Format data, reduksi, decoding, dan evaluasi
adalah fungsi dasar dari layer ini. Fokus layer ini adalah komunikasi
vertikal antara level 1 dan level 4. Gateway IoT adalah perangkat contoh
pada level ini.
- Layer 4: Data Accumulation
Akumulasi data atau penempatan data bergerak pada disk dilakukan
pada layer ini. Dengan kata lain, pada layer ini, data berbasis peristiwa
diubah menjadi data berbasis query untuk diproses.
Mempertimbangkan kepentingan layer yang lebih tinggi dalam
akumulasi data yang tersedia, layer ini melakukan penyaringan atau
penyimpanan selektif untuk mengurangi data.
- Layer 5: Data Abstraction Layer
Fokus utama pada lapisan abstraksi data terkait dengan rendering dan
penyimpanan data sedemikian rupa sehingga menyatukan semua
perbedaan dalam format data dan semantik untuk pengembangan
aplikasi sederhana dan peningkatan kinerja.

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
27
Versi Publikasi 10082021

- Layer 6: Application Layer


Mempertimbangkan persyaratan aplikasi, interpretasi data level 5
dilakukan pada layer ini. Aplikasi bersifat beragam (termasuk
manajemen sistem dan aplikasi kontrol, aplikasi bisnis, aplikasi
mission-critical, aplikasi analitis, dll) oleh karena itu, permintaan
interpretasi data yang relevan bervariasi dari satu aplikasi ke aplikasi
lainnya. Jika data diatur secara efisien pada layer 5, maka pemrosesan
informasi overhead akan berkurang pada layer ini, yang pada akhirnya
mendukung aktivitas paralel di perangkat akhir.
- Layer 7: Collaboration and Processes
Pada IoT, orang yang berbeda dengan tujuan yang berbeda dapat
menggunakan aplikasi yang sama. Oleh karena itu, di IoT, tujuan akhir
bukanlah pembuatan aplikasi tetapi pemberdayaan orang untuk
melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih baik. Dalam kolaborasi
dan komunikasi untuk bisnis, sebagian besar proses melampaui
beberapa aplikasi IoT.

9. Contoh Sistem IoT


Banyak sekali contoh dari penerapan IoT dalam kehidupan sehari – hari yang tanpa
anda sadari sangat dekat dengan anda. Berikut merupakan beberapa contoh bidang
yang telah menerapkan teknologi IoT.

a. Bidang Kesehatan
Contoh internet of things yang pertama dalam bidang kesehatan. Saat ini,
banyak sekali teknologi advanced yang dapat membantu kinerja dari dokter
maupun tenaga medis. IoT juga membuat sebuah terobosan baru dalam
pengembangan mesin dan alat medis untuk mendukung kinerja dari tenaga
medis agar lebih efektif, tepat, dan mengurangi resiko kesalahan.

Salah satu contoh dari keberadaan IoT dalam dunia kesehatan adalah
membantu dalam proses pendataan detak jantung, mengukur kadar gula
tubuh, mengecek suhu tubuh dan lain sebagainya. Data yang diperoleh akan
disimpan dalam penyimpanan data berskala besar. Saat ini lebih dikenal
dengan big data. Dengan menggunakan big data mampu membaca informasi
dan data yang berupa angka atau teks secara cepat, dan efisien. Tenaga medis
tidak perlu lagi untuk mencatat secara manual, karena semua informasi dapat
ditampung dalam basis data dan akan dikirimkan pada mesin IoT untuk
menjalankan tugas sesuai dengan algoritma yang dikembangkan. Gambaran
sistem dari IoT pada bidang kesehatan ditunjukkan pada gambar 13.

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
28
Versi Publikasi 10082021

Gambar 13. Sistem IoT pada bidang kesehatan

b. Bidang Energi
Dalam bidang energi, terdapat bervariasi permasalahan yang timbul. Mulai dari
polusi atau pencemaran, pemborosan, dan berkurangnya pasokan sumber
daya. Oleh karena itu, dengan adanya IoT sendiri mampu untuk mengurangi
beberapa resiko tersebut. Misalnya saja, dengan penerapan sensor cahaya
mampu untuk mengurangi penggunaan energi listrik.

Dengan sensor tersebut, mampu menangkap partikel cahaya, sehingga saat


cahaya tersebut banyak maka lampu akan mati. Namun, saat tidak ada
pasokan cahaya, maka lampu akan otomatis menyala. Kemudian, juga dapat
menerapkan pada fungsi penjadwalan yang dilakukan pada mesin oven, mesin
pemanas yang telah terintegrasi dengan jaringan internet. Dan contoh konkret
yang sering kita jumpai adalah pada smart TV yang telah menerapkan IoT
untuk metode pencarian channel disesuaikan dengan pilihan pengguna (user).
Salah satu aplikasi IoT pada bidang energi ditunjukkan pada gambar 14.

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
29
Versi Publikasi 10082021

Gambar 14. Energy Meter berbasis IoT untuk monitoring daya pada rumah

c. Transportasi
Teknologi cerdas juga telah mencapai bidang transportasi umum. Biasanya,
anda selalu mengendarai sebuah mobil sendiri sesuai dengan aturan dan
kemampuan berkendara yang telah anda pelajari. Namun, apakah anda sudah
mengetahui saat ini ada penemuan terbaru, dimana anda dapat menjalankan
mobil tanpa mengemudi sendiri.

Mobil tersebut dapat berjalan sendiri sesuai dengan prosedur dan terprogram
dengan baik. Jadi, anda dapat merasakan sensasi seperti pada sistem
autopilot di pesawat. Tahap pengembangan kendaraan tersebut masih
diujicobakan di beberapa negara maju. Selain kendaraan, sistem lalu lintas
juga termasuk dalam cakupan internet of things. Dengan IoT, mampu untuk
mengontrol berbagai sistem lalu lintas saat kondisi macet maupun sepi.
Sehingga, mampu mengurangi resiko angka kecelakaan dan pelanggaran lalu
lintas yang terjadi. Pemanfaatan IoT dan kecerdasan buatan pada bidang
transportasi ditunjukkan pada gambar 15.

Gambar 15. Penghitung jumlah mobil untuk penentuan transportasi berbasis IoT

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
30
Versi Publikasi 10082021

d. Lingkungan Umum
Contoh internet of things yang terakhir yaitu dalam bidang lingkungan umum.
Dimana segala aktivitas manusia, tumbuhan, maupun hewan dapat dipantau
dan diawasi dengan menggunakan teknologi IoT. Misalnya saja, untuk
melakukan penelitian kualitas air harus dibutuhkan sumber informasi yang
akurat dan terpercaya.

Gambar 16. Pemanfaatan IoT untuk budidaya ikan lele

Dengan bantuan internet of things, mampu untuk mencari sumber data secara
valid dan cepat. Tidak hanya itu, cakupan wilayah geografis yang disajikan juga
cukup luas dan dapat menjangkau lebih banyak daerah. Dengan bantuan big
data, permasalahan mengenai kecepatan transfer data dan pembacaan data
data tertutupi dengan baik. Salah satu aplikasi IoT yang digunakan dalam
budidaya ikan lele ditunjukkan pada gambar 16.

10. Keunggulan dan Kerugian IoT


Keunggulan dan kekurangan yang terkait dengan sistem IoT yang dikembangkan dan
yang akan datang dijelaskan pada Tabel 11.

Tabel 11. Keunggulan dan kekurangan IoT


Keunggulan Kekurangan

Kenyamanan dan kemudahan yang Interoperabilitas dan kompatibilitas


ditingkatkan melalui aplikasi AAL perangkat heterogen dalam sistem IoT
(Ambient Assisted Living) berbasis IoT
meningkatkan kualitas hidup

Dalam sistem berbasis IoT, interaksi Kompleksitas sistem berbasis IoT


perangkat-ke-perangkat memberikan menghasilkan lebih banyak kegagalan

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
31
Versi Publikasi 10082021

efisiensi yang lebih baik dalam hal


penerimaan data yang cepat dan hasil
yang akurat yang pada akhirnya
menghemat waktu

Otomatisasi aktivitas sehari-hari melalui Ada risiko peningkatan pengangguran


perangkat IoT memberikan kualitas di masyarakat karena adopsi sistem
layanan yang lebih baik berbasis IoT di sektor industri

Pemanfaatan sumber daya secara Sifat sistem IoT yang ubiquitous dan
optimal dalam sistem IoT menghemat pervasive telah meningkatkan risiko
keuangan kehilangan keamanan dan privasi

C. Tugas Harian

Kerjakan tugas di LMS sesuai instruksi

Materi 1 - Internet of Things Berbasis Project


Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
https://kmmi.kemdikbud.go.id/ || http://ft.uny.ac.id/
32

Anda mungkin juga menyukai