Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH LITERASI DIGITAL

KELOMPOK 10
ANGGOTA :
1. Candra Nur Aurellita (2310631010014)
2. Hosea Sebastian P.M (2310631010110)
3. Luhvita Surya Dena (2310631010120)

LITERASI DIGITAL
Saat ini peran teknologi digital menjadi tuntutan di segala aspek kehidupan. Tanpa terkecuali di dunia
Pendidikan.“Teknologi pada dasarnya perannya membantu” itulah pesan singkat yang disampaikan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim dalam
wawancaranya di talk show salah satu stasiun televisi. Untuk mendukung transformasi tersebut
setidaknya dibutuhkan penguatan literasi digital dalam guru beradaptasi perubahan global ini.
Secara bahasa, literasi (literacy) atinya melek huruf atau kecakapan membaca dan menulis. Maka, secara
bahasa, literasi digital adalah kemampuan membaca dan menulis dalam teknologi digital. Literasi adalah
istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca,
menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu.
Jadi, pengertian literasi digital adalah kemampuan dan wawasan seseorang dalam aspek pemanfaatan
teknologi digital, alat komunikasi, membuat dan mengevaluasi informasi dengan sehat dan cermat serta
patuh kepada hukum dalam kehidupan. Menurut Paul Gilster dalam Digital Literacy (1997), literasi
digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari
berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti computer.
Terdapat empat pilar yang membentuk kerangka kerja tersebut kemampuan penggunaan layanan digital
(digital skills), beretika dalam ruang digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan
membangun budaya digital (digital culture).
1. Digital Skill
Secara literal, digital skill berarti kemampuan untuk bermanuver dan memanfaatkan digital tools untuk
hal-hal tertentu.
•MANFAAT:
Manfaat digital skill sangat beragam, termasuk:
1.Peningkatan Peluang Karir:
Keterampilan digital dapat membuka pintu untuk berbagai jenis pekerjaan di berbagai industri.
2. Efisiensi:
Menggunakan alat dan teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan sehari-hari, seperti
mengelola data dan komunikasi.
3. Kewirausahaan:
Kemampuan digital dapat membantu Anda memulai bisnis online atau memperluas eksistensi bisnis
tradisional ke ranah digital.
4. Akses ke Informasi:
Dengan keterampilan digital, Anda dapat mengakses sumber daya dan informasi yang tak terbatas melalui
internet.
5. Kolaborasi Global:
Memahami alat kolaborasi online dapat membantu Anda bekerja sama dengan orang dari berbagai
belahan dunia.
6. Peningkatan Produktivitas:
Menggunakan alat digital yang sesuai dapat meningkatkan produktivitas dan membantu mengotomatisasi
tugas-tugas rutin.
7. Kreativitas:
Keterampilan digital dapat membantu Anda mengekspresikan ide dan kreativitas melalui media digital
seperti desain grafis, video, dan musik.

•CONTOH PENGGUNAAN
1. Penggunaan Perangkat Lunak Produktivitas:
Kemampuan untuk menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint),
Google Workspace (Docs, Sheets, Slides), dan perangkat serupa untuk mengelola dokumen, spreadsheet,
dan presentasi.
2. Pengelolaan Email:
Kemampuan untuk efisien mengelola email, termasuk mengirim, menerima, mengarsipkan, dan mengatur
pesan.
3. Desain Grafis:
Keahlian dalam menggunakan perangkat lunak desain grafis seperti Adobe Photoshop, Illustrator, atau
Canva untuk membuat grafik, gambar, dan desain visual lainnya.
4. Pengembangan Web:
Keterampilan dalam membangun dan mengelola situs web menggunakan bahasa pemrograman seperti
HTML, CSS, dan JavaScript.
5. Pengelolaan Media Sosial:
Kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook, Instagram,
Twitter, dan LinkedIn untuk tujuan pribadi atau bisnis.
•CARA MENGEMBANGKAN DIGITAL SKILL:
1.Keterampilan untuk menggunakan perangkat digital (seperti komputer, laptop, handphone, dan tablet).
Keterampilan ini mencakup kemampuan untuk menggunakan aplikasi online, perangkat lunak, dan sistem
operasinya.
2.Kemampuan untuk menemukan, mengeksplorasi, mengatur, dan berbagi data serta informasi secara
tepat.
3.Kemampuan untuk menjaga privasi dan data diri Anda agar tetap aman di dunia digital.
4.Kemampuan untuk menggunakan sumber daya digital untuk tujuan tertentu, seperti belajar, berbelanja,
perbankan, atau bahkan bekerja.

2. Digital ethics
Menurut Siberkreasi & Deloitte (2020), etika digital (digital ethics) adalah kemampuan individu
dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika (netiquette) digital dalam kehidupan sehari-hari.

Adanya etika dalam teknologi dapat mengatur batasan sikap dan perilaku seseorang di media
digital. Hal ini dapat mengurangi tindakan bullying, berita palsu (hoax), pelecehan seksual,
hingga ujaran kebencian. Adanya moral dan prinsip dalam etika digital dapat mengatur perilaku
seseorang. Mereka dapat membuat pilihan dan tindakan yang benar. Sehingga perilaku di dunia
digital ini membantu masyarakat ke arah positif.

Perkembangan era digital ini memudahkan orang untuk mengakses informasi. Adanya etika
digital membantu seseorang untuk mengarahkan sikap dan perilaku. Etika menjadi sistem nilai
dan norma moral yang menjadi pegangan individu atau kelompok.

Mengutip dari Modul Etis Bermedia Digital, berikut tindakan untuk melawan konten negatif di
internet:
1. Dapat membedakan motivasi dan mencari informasi terlebih dahulu.
2. Menyaring informasi yang bermanfaat.
3. Dapat mengendalikan keinginan dalam akses informasi.
4. Jangan mengakses informasi yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

3. Digital Culture
Digital Culture merupakan bentuk aktivitas masyarakat di ruang digital dengan tetap memiliki
wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan kebhinekaan.

Diperlukan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan


membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal dalam kehidupan
sehari-hari dalam adaptasi digital. Digital culture menyoroti pentingnya memahami budaya
digital yang berkembang di masyarakat. Ini melibatkan pemahaman tentang aturan dan norma-
norma yang berlaku dalam komunitas online, serta penghargaan terhadap keragaman dan
keterbukaan dalam berinteraksi dengan orang dari latar belakang dan budaya yang berbeda.
Beberapa komponen dari digital culture meliputi:
Kesadaran tentang etika perilaku online dan bagaimana membangun hubungan positif dalam
lingkungan digital, Pemahaman tentang netiquette atau etika dalam berkomunikasi di dunia maya,
menghargai dan mengenali kesenjangan digital yang ada di masyarakat.

Digital Culture merupakan budaya bermedia digital atau beradaptasi dengan perkembangan
digital. Seperti apa yang dikatakan Menteri Nadiem Makarim bahwa teknologi itu perannya
membantu, tentunya dengan perlahan mengadopsi aktifitas digital akan menghadirkan efisiensi
kegiatan aktivitas sekolah

Contoh sederhana dan mudah dalam kegiatan digital culture satuan pendidikan:

1. Absensi digital sehingga perhitungan dan rekapitulasi lebih mudah. Tentunya Pijar Sekolah
mengakomodir penggunaan tersebut baik untuk absensi siswa dan guru. Berikut tutorial
digital absensi siswa.
2. Chating grup dengan aplikasi pesan instant. Wali kelas membuat group whatsapp merupakan
salah satu digital culture yang mudah diterapkan dan memiliki hasil yang efisien dalam
kordinasi kebutuhan di sekolah.
3. Broadcast Pengumuman juga dengan mudah diterapkan dalam lingkungan sekolah. Selain
bisa menggunakan aplikasi chatting seperti Whatsapp. Sekolah juga bisa membuat fanpage
Facebook sekolah.Untuk menyasar seluruh user sekolah seperti guru, siswa, dan orang tua
Pijar Sekolah memiliki fitur pengumuman semua user. Operator bisa membuat broadcast
pengumuman dengan malampirkan media apapun dan nantinya diterima oleh guru, siswa, dan
orang tua.
4. Input Penilaian juga bisa bisa dilakukan dengan mudah. Tujuannya adalah pengarsipan dan
reporting untuk memudahkan pengajar yang nantinya bisa digunakan perhitungan nilai
program semester (prosem).Apalagi pengajar me nggunakan fitur yang dapat mengkalkulasi
penilaian dari tugas, latihan soal, sumatif tengah semester (STS) pengganti PTS, dan sumatif
akhir semester (SAS) penggangti PAS pada kurikulum merdeka seperti yang dimiliki oleh
fitur penilaian di Pijar Sekolah.

Karena hal ini, dari banyaknya kegunaan dari dgital culture salah satunya pada bidang
Pendidikan bahkan dalam bidang lainnya ,generasi muda diharapkan tidak hanya cakap
dalam digital tetapi harus sesuai dengan budaya Indonesia, misalnya mampu membuat konten
video yang menarik dan kekinian yang tetap menghargai keberagaman bangsa. Mampu
membuat konten video tentang indahnya seni budaya bangsa, keindahan pariwisata, kecintaan
terhadap produk bangsa Indonesia.

4. Digital Safety
Digital Safety (Keamanan Digital) merupakan kemampuan seseorang menyadari dan
meningkatkan perlindungan dan keamanan data pribadinya. Untuk itu, ada lima indikator dalam
pilar digital safety. Pertama, mengetahui fitur proteksi perangkat keras. Kedua, paham terkait
proteksi identitas digital dan data pribadi di platform digital. Sementara itu, indikator yang ketiga
adalah pengetahuan dasar mengenai penipuan digital. Keempat, paham rekam jejak digital di
media (mengunduh dan mengunggah). Kelima, memiliki minor safety atau keamanan sederhana.
Misalnya dengan memahami catfishing, yakni kegiatan penipuan (seperti berpura-pura
menggunakan identitas lain) yang dilakukan secara daring.
Memahami tentang keamanan sederhana di dunia maya seperti antisipasi adanya catfishing atau
penipuan dengan berpura-pura menggunakan identitas lain secara daring. Maraknya penipuan
yang terjadi secara daring harus kita sikapi dengan pemahaman terhadap keamanan data diri di
media digital. Untuk itu, dengan tidak sembarang mengklik tautan atau link dari sumber yang
tidak terpercaya yang dikhawatirkan dapat mencuri identitas diri kita yang bersifat rahasia.

Penipuan juga dapat dilakukan dengan melakukan pengelabuan lewat media sosial atau online
shop dengan tujuan mencuri data-data rahasia pribadi. Oleh karena itu, tidak memberikan atau
mengisi identitas pribadi di media digital yang tidak terpercaya merupakan salah satu pemahaman
terhadap digital safety. Identitas diri hanya dapat diberikan kepada sumber yang terpercaya
seperti terkait dengan data pribadi sebagai karyawan perusahaan tempat bekerja, data pribadi
sebagai Aparatur Sipil Negara dalam website Kepegawaian maupun data pribadi yang diminta
oleh pihak perbankan terpercaya, sehingga data pribadi tersebut benar-benar terjamin
keamanannya.

Jadi, Digital safety bertujuan untuk mengamankan kegiatan digital. Kerap kita temui, penggunaan
teknologi digital ini dilengkapi dengan penggunaan password atau OTP yang diperlukan
verifikasi untuk mengaksesnya. Hal ini dilakukan bukan semata untuk mempersulit pekerjaan
manusia, akan tetapi penggunaan tersebut atau istilahnya cyber security adalah upaya untuk
menjaga keamanan penggunaan teknologi digital yang digunakan oleh masyarakat untuk menjaga
data dan sebagainya yang ada di dalamnya.

Agar bisa menggunakan berbagai teknologi digital, diperlukan keterampilan digital yang harus
dipelajari dan sering diasah. Sebab, perkembangan teknologi digital tersebut memang akan terus
terjadi secara bertahap dan mau tak mau, masyarakat perlu menyesuaikan diri dengan belajar
serta mengasah keterampilan digital. Hal tersebut diberlakukan supaya masyarakat dapat
mengikuti perkembangan zaman digital seperti sekarang ini, sehingga masyarakat juga tidak
ketinggalan dalam hirup pikuk perkembangan digital yang sedang berlangsung.

Tidak hanya untuk remaja dan orang dewasa, literasi digital juga perlu dikenalkan kepada anak
usia dini. Hal ini karena anak-anak tersebut lahir di era paparan teknologi digital atau disebut
sebagai digital native. Pengenalan literasi digital sejak dini dapat membuat anak-anak lebih cakap
dan melek terhadap teknologi yang ada di hadapan mereka.

Dengan demikian, pembahasan mengenai empat pilar literasi digital yang sangat penting untuk
diterapkan oleh masyarakat, sehingga dengan hadirnya empat pilar literasi digital tersebut, akan
memudahkan pemerintah dalam mengukur tingkat literasi digital dan merencanakan strategi yang
tepat untuk meningkatkan literasi digital di masyarakat.

Salam Literasi!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai