EKSTRADISI
DIiusun Oleh:
2021
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3
A. Latar belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Pengertian Ekstradisi.............................................................................................................5
B. Unsur-unsur Ekstradisi...........................................................................................................7
A. kesimpulan............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkah rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Hukum Internasional dengan
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Penulisan makalah yang berjudul “ ekstradisi ” , saya berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pihak yang membaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kemajuan sistem komunikasi jarang terdengarnya kasus yang terkait antara negara
negara yang berhubungan dengan internasional. kasus yang terjadi atau di sebut dengan
ekstradisi merupakan warga yang menempati suatu negara atau wilaya di tempati,
tersebut menimbulkan kasus dari warga tersebut. maka Ekstradisi ini mengambil tindakan
sehingga kerja sama antara negara nasional dan internasional tidak berjalan baik
semestinya.
ekstradisi senatiasa menyerahkan para pelaku kejahatan tindak pidana kepada negara
asalnya agar di tindak lanjuti pidana tersebut. tindak pidana yang terkait bukan hanya
yang di tindak tapi juga terdakwa, tertudu atau seseorang yang telah dijatuhi hukuman
pidana yanag telah mempunyai kekuatan mengikat yang pasti (teehuku, terpidana). oleh
negara tempatnya berada.
B. Rumusan Masalah
a. medalami dan memahami pengertian dan sejarah Ekstradisi.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekstradisi
Ekstradisi adalah penyerahan oleh suatu negara kepada negara yang meminta
penyerahan seseorang yang disangka atau dipidana karena melakukan suatu kejahatan di
luar wilayah negara yang menyerahkan dan di dalam yurisdiksi wilayah negara yang
meminta penyerahan tersebut karena berwenang untuk mengadili dan memidananya
(Undang-undang Nomor 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi).
Istilah ekstradisi atau extradition berasal dari bahasa latin ekstradere. Ex artinya ke
luar, sedangkan Tradere berarti memberikan atau menyerahkan. Sedangkan dalam bahasa
inggris, kata extradition berarti penyerahan
Menurut Kansil (2002), ekstradisi adalah pemindahan seseorang dari suatu negara ke
negara lain secara paksa untuk diajukan ke depan sidang pengadilan atau dimasukkan
penjara untuk suatu kejahatan yang timbul jikalau seseorang yang dituduh atau telah
dijatuhi hukuman mencari perlindungan (atau pada waktu itu bertempat tinggal) di
negara lain.
Menurut Budiarto (1980), ekstradisi adalah suatu proses penyerahan tersangka atau
terpidana karena telah melakukan suatu kejahatan yang dilakukan secara formal oleh
suatu negara kepada negara lain yang berwenang memeriksa dan mengadili pelaku
kejahatan tersebut.
B. Unsur-unsur Ekstradisi
Menurut Parthiana (2004), terdapat beberapa unsur dalam hukum ekstradisi, yaitu sebagai
berikut:
a. unsur subjek
b. Unsur objek
Unsur ini meliputi tentang tata cara untuk mengajukan permintaan penyerahan
maupun tata cara untuk menyerahkan atau menolak penyerahan itu sendiri serta
segala hal yang ada hubungannya dengan itu. Penyerahan hanya dapat dilakukan
apabila sebelumnya ada diajukan permintaan untuk menyerahkan oleh negara
peminta kepada negara diminta. Permintaan tersebut haruslah didasarkan pada
perjanjian ekstradisi yang telah ada sebelumnya antara kedua pihak atau apabila
perjanjian itu belum ada, juga bisa didasarkan pada saat asas timbal baik yang telah
disepakati.
c. Unsur tujuan
Menurut Damaian (1991), terdaat tiga jenis sistem ekstradisi, yaitu sebagai
berikut:
b. Ekstradisi sistem tanpa sistem daftar (eliminative system), yaitu sistem yang
hanya menggunakan maksimum hukuman atau minimum hukuman sebagai
ukuran untuk menerapkan apakah suatu kejahatan yang dapat diserahkan atau
tidak tanpa menyebutkan satu persatu nama delik yang dapat diekstradisikan.
Contoh: Perjanjian Ekstradisi antara Italia dan Panama 1930 menentukan
minimum 2 tahun.
Asas ini bermula pada abad ke-18, yang menunjukkan bahwa yang dapat
diserahkan hanyalah para penjahat politik dan pasukan yang melakukan tindakan
disersi. Apabila negara-diminta berpendapat bahwa kejahatan yang dijadikan
sebagai alasan untuk permintaan ekstradisi oleh negara-peminta adalah tergolong
sebagai kejahatan politik, maka negara-diminta harus menolak permintaan
tersebut. Hal ini dikarenakan kejahatan politik bersifat subjektif serta definisi
kejahatan politik yang berlaku secara umum bagi hukum internasional juga tidak
ada. Suatu kejahatan digolongkan sebagai kejahatan politik atau tidak memang
merupakan sebuah masalah politik yang didasarkan kepada pertimbangan-
pertimbangan politik yang tentu saja sangat subjektif.
Menurut asas ini, jika kejahatan yang dijadikan alasan untuk permintaan
ekstradisi atas orang yang diminta, ternyata telah diadili dan/atau telah dijatuhi
hukuman yang telah memiliki kekuatan hukum yang mengikat, maka negara yang
diminta diharuskan menolak permintaan dari negara-peminta tersebut. Asas ini
memberikan jaminan kepastian hukum bagi orang yang pernah dijatuhi putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan mengikat yang pasti, baik putusan itu
merupakan putusan pembebasan ataupun pelepasan dari tuntutan pidana maupun
putusan yang berupa penghukuman atas dirinya.
f. Asas Daluwarsa
Asas ini dikenal juga dengan asas lewat waktu (lapse of time). Asas ini
menyatakan bahwa seseorang tidak dapat diserahkan oleh negara yang diminta
kepada negara-peminta dikarenakan hak untuk menuntut atau hak untuk
melaksanakan putusan pidana telah daluwarsa atau lewat waktu menurut hukum
dari salah satu maupun hukum dari kedua belah pihak. Tujuan dari diakui
daluwarsa ini adalah demi memberikan jaminan kepastian hukum bagi semua
pihak. Bahwa suatu fakta yang sudah demikian lamanya terjadi dan tidak pernah
dipersoalkan selama jangka waktu tersebut,dipandang sebagai suatu hal yang
sudah lewat dan oleh karena itu tidak bisa diungkit-ungkit lagi.
c. Prinsip-prinsip hukum
Salah satu contoh kasus perjanjian dari ekstradisi adalah seperti yang dilakukan
oleh Indonesia dengan singapura, dimana kedua negara ini melakukan perjanjian
tentang para koruptor yang seandainya melarikan diri ke salah satu negara tersebut
maka akan dipenjarakan dan akan dikirim kembali ke negara asalnya untuk
ditindaklanjuti lagi.
Selain itu juga, negara dengan julukan negara singa tersebut merupakan surga
yang sangat dinikmati oleh para koruptor. Bahkan lebih dari 18 orang koruptor yang
berada di singapura menanamkan hasil korupsinya tersebut dan membangun
kekayaan mereka melalui negara satu ini. Lalu apakah perjanjian ini berjalan sesuai
dengan harapan Indonesia?
Nyatanya tidak karena negara singapura sendiri malah lebih memilih untuk
melindungi para koruptor tersebut untuk menyukseskan dan meningkatkan
roda ekonomi mereka. Mereka berasumsi bahwa para koruptor adalah salah
satu aset berharaga mereka juga untuk menyukseskan perekonomian mereka
tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ekstradisi adalah penyerahan oleh suatu negara kepada negara yang meminta penyerahan
seseorang yang disangka atau dipidana karena melakukan suatu kejahatan di luar wilayah
Negara.
sejarah ekstradisi adalah awal mula dari perjanjian perdamaian antara raja rameses ii dari
mesir dengan hatu sili ii dari ketha yang di buat pada tahun 1279 SM.
Unsur subjek Negara atau Negara-negara yang memiliki yurisdiksi untuk mrngadili atau
menghukum sangat berkepentingan untuk mendapat kembali orang tersebut. Objek yaitu
setelah pelaku kejahtan itu sendiri (tersangka, tertuduh, terdakwa atau terhukum.)
B. SARAN
Untuk menimbang dan mengelola hukum kepada pelaku tersangka atau oknum, Negara
Indonesia harus di adakan gaormane ( gabungan oragnisasi masyarkat Negara) tertentu
agar proses peradilanpun tidak mengakibatkan campur tangan pemerintah atau kepalah
antar Negara.
DAFTAR PUSTAKA
• Nusbaum, Arthur. 1969. A Concise History of the Law of Nation - Sejarah Hukum
Internasional Bandung: Bina Cipta.
• Parthiana, I Wayan. 2004. Hukum Pidana Internasional dan Ekstradisi. Bandung: Yrama
Widya.
• Parthiana, I Wayan. 1990. Ekstradisi dalam Hukum Internasional dan Hukum Nasional.
Bandung: Mandar Maju.
• Budiarto, M. 1980. Masalah Ekstradisi dan Jaminan Perlindungan Hak-Hak Azasi Manusia.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
• Wayan Parthiana, 2009, Ekstradisi dalam hukum internasional Moderen, grma widya Bandung.
h . 75-92