Anda di halaman 1dari 2

NAMA : AYU ANGRENI

NPM : H1A121136

TUGAS “EKSTRADISI”
HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

PENGERTIAN EKSTRADISI
Menurut Undang-undang RI No. 1 Tahun 1979, Ekstradisi adalah penyerahan
oleh suatu negara yang meminta penyerahan seorang yang disangka atau dipidana
karena melakukan suatu kejahatan di luar wilayah negara yang menyerahkan dan
didalam yurisdiksi wilayah negara yang meminta penyerahan tersebut, karena
berwenang untuk mengadili dan menghukumnya.

UNSUR-UNSUR EKSTRADISI
1. Unsur subyek, yaitu negara diminta dan negara/negara-negara peminta
2. Unsur obyek, yaitu orang yang diminta, yang bisa berstatus sebagai tersangka,
tertuduh, terdakwa, ataupun terhukum
3. Unsur prosedur atau tata cara, yaitu harus dilakukan menurut prosedur atau tata
cara atau formalitas tertentu
4. Unsur tujuan, yaitu untuk tujuan mengadili dan atau penghukumannya.

ASAS-ASAS EKSTRADISI
1. Asas Kejahatan Ganda (double criminality principle) Kejahatan yang dijadikan
sebagai alasan untuk meminta ekstradisi atas orang yang diminta, haruslah
merupakan kejahatan, baik menurut hukum negara peminta maupun hukum
negara diminta.
2. Asas Kekhususan (principle of speciality) Apabila orang yang diminta telah
diserahkan, negara peminta hanya boleh mengadili dan atau menghukum orang
yang diminta, hanyalah berdasarkan pada kejahatan yang dijadikan alasan untuk
meminta ekstradisinya.
3. Asas tidak menyerahkan pelaku kejahatan politik (Non extradiction of political
criminal) Jika negara diminta berpendapat, bahwa kejahatan yang dijadikan
alasan untuk meminta ekstradisi olen negara peminta adalah tergolong sebagai
kejahatan politik, maka negara diminta harus menolak permintaan tsb.
4. Asas tidak menyerahkan warga negara (non extradiction of nations) Jika orang
yang diminta ternyata adalah warga negara dari negara diminta, maka negara
diminta dapat menolak permintaan dari negara peminta. Asas ini berlandaskan
pada pemikiran, bahwa negara berkewajiban melindungi warga negaranya dan
sebaliknya warga negaranya memang berhak untuk memperoleh perlindungan
dari negaranya.Tapi jika negara diminta menolak permintaan negara peminta,
negara diminta berkewajiban untuk mengadili dan atau menghukum warga
negaranya itu berdasarkan pada hukum nasionalnya sendiri.
5. Asas non bis in idem atau ne bis in idem, Jika kejahatan yang dijadikan alasan
untuk meminta ekstradisi atas orang yang diminta, ternyata sudah di adili dan
atau sudah dijatuhi hukuman yang telah memiliki kekuatan mengikat yang pasti
maka permintaan negara peminta harus ditolak oleh negara diminta.
6. Asas daluwarsa yaitu permintaan negara peminta hrs ditolak apabila penuntutan
atau pelaksanaan hukuman thap kejahatan yang dijadikan sebagai alasan untuk
meminta ekstradisi atas orang yg diminta, sudah dalawuarsa menurut hukum
dari salah satu atau kedua pihak.

DASAR HUKUM EKSTRADISI


1. Perundang-undangan Nasional
Pada abad ke-19 banyak negara yang telah menetapkan Undang-undang
Ekstradisi. Dalam penetapan tersebut, sebagian mereka dipengaruhi keinginan
untuk menyelamatkan kemerdekaan seseorang dan sebagian lagi oleh
pandangan mereka bahwa segala hukum pidana dan prosedur harus didasarkan
pada perundang-undangan.
2. Perjanjian Ekstradisi
Setelah menetapkan Perjanjian Ekstradisi, selanjutnya diteruskan dengan usaha
membuat perjanjian atau konvensi untuk mengadakan keseragaman ekstradisi
dan prosedurnya, yang terdiri dari :
 Perjanjian bilateral yaitu suatu perjanjian yang diadakan oleh 2 (dua) negara,
dimana masing-masing negara harus memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan.
 Perjanjian multilateral dan konvensi yaitu suatu perjanjian yang
ditandatangani oleh lebih dari 2 (dua) negara. Sejumlah negara yang
mempunyai hubungan geografis, historis atau kebudayaan atau mempunyai
kepentingan bersama dalam bidang ekonomi telah mengambil ketentuan
guna membuat standar Undang-undang Ekstradisi dengan menandatangani
konvensi.
3. Perluasan Konvensi Internasional
Ekstradisi dapat didasarkan atas perluasan suatu Konvensi tertentu yang
menyatakan bahwa ekstradisi dapat diberikan dalam hal pelanggaran yang
disebut dalam perjanjian.
4. Tata Krama Internasional
Dalam hal tidak terdapat hukum, perjanjian atau konvensi yang mengatur
sebagaimana tersebut diatas, ekstradisi dapat dilaksanakan atas dasar suatu
tata krama oleh negara terhadap negara lain yang disebut "Disguished
Extradition"

Anda mungkin juga menyukai