Anda di halaman 1dari 19

BAB I

Latar belakang Pengertian


dan Perkembangan
Ekstradisi
BAB I-1

Latar belakang Pengertian dan


Perkembangan Ekstradisi

• Ekstradisi ( UU RI No 1 / 1979):
penyerahan oleh suatu negara yang
meminta penyerahan yang disangka atau
dipidana, karena melakukan suatu
kejahatan di luar wilayah negara; yang
menyerahkan dan didalam yurisdiksi
wilayah negara; yang meminta
penyerahan tersebut karena berwenang
mengadili dan menghukumnya .
BAB I-2
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Ekstradisi: suatu ‘perjanjian´ (treaty)


antara Negara Republik Indonesia dengan
negara lain yang ratifikasinya dilakukan
dengan Undang-undang .
• Jika belum ada perjanjian maka ekstradisi
dapat dilakukan atas dasar hubungan baik
dan jika kepentingan Negara Republik
Indonesia menghendakinya (Pasal 2 ayat
1 dan 2)
BAB I-3
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Adanya lembaga ekstradisi ini, maka


pelaku kejahatan yang melarikan diri ke
negara lain tidak akan lepas dari
jangkauan hukum.
• Merupakan implementasi adagium yang
pertama kali diajukan Grotius, aut punere
ant dedere (pelaku kejahatan diadili oleh
negara dimana kejahatan dilakukan).
BAB I-4
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Maksud dan tujuan ekstradisi adalah untuk


menjamin agar pelaku kejahatan berat
tidak dapat menghindarkan diri dari
penuntutan atau pemidanaan, karena
seringkali suatu negara yang wilayahnya
dijadikan tempat berlindung oleh seseorang
penjahat tidak dapat menuntut atau
menjatuhkan pidana kepadanya
BAB I-5
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Dalam hal ekstradisi ada dua unsur yang


sangat memegang peranan penting pada
pelaksanaanya, yaitu kedaulatan negara
dan hak asasi manusia.
• Berdasarkan kedua aspek ini maka ada
tiga hal yang menjadi kerangka dasar
dalam pelaksanaan ekstradisi yaitu: 1)
kerangka dasar konvensional; 2) kerangka
dasar obyeksional; 3) kerangka dasar
prosedural.
BAB I-6
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Kerangka dasar konvensional adalah landasan


yang digunakan berbentuk perjanjian antar
negara.
• Bentuk perjanjian ekstradisi ada yang bilateral
maupun multilateral. Beberapa contoh
perjanjian ekstradisi yang bersifat bilateral,
misalnya:
a. Perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan
Malaysia 1974 (telah diratifikasi oleh
pemerintah Indonesia dengan UU Nomor 9
Tahun 1974).
BAB I-7
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

b. Perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan


Filipina 1976 (telah diratifikasi oleh pemerintah
Indonesia dengan UU Nomor 10 Tahun 1976).
c. Perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan
Thailand 1978 (telah diratifikasi oleh
pemerintah dengan UU Nomor 2 Tahun 1978).
BAB I-8
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Setiap negara dapat saja membuat


Undang-undang ekstradisi walaupun
belum pernah mengadakan perjanjian
ekstradisi dengan negara lain
• Mengingat masalah ekstradisi kadang-
kadang melibatkan lebih dari dari dua
negara, terutama negara-negara yang
secara geografis berdekatan letaknya,
maka perjanjian ekstradisi diadakan
secara multilateral
BAB I-9
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

Contoh perjanjian ekstradisi multilateral


misalnya:
• Perjanjian ekstradisi Liga Arab tanggal 14
september 1952;
• Konvensi ekstradisi negara-negara eropa
13 Desember 1957;
• Konvensi ekstradisi negara-negara
Benelux (Belgia, Nederland, dan
Luxemburg) 27 Juni 1962.
BAB I-10
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Pada umumnya perjanjian ekstradisi


menentukan bahwa ekstradisi hanya
berlaku untuk kejahatan-kejahatan berat
• Dengan demikian kejahatan yang tidak
tercantum di dalam daftar itu merupakan
kejahatan yang tidak dapat dijadikan
dasar untuk meminta penyerahan. Contoh
perjanjian ekstradisi yang menganut
sistem seperti ini misalnya Perjanjian
ekstradisi Indonesia – Malaysia .
BAB I-11
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

Jenis kejahatan dimaksud adalah:


• 1. Pembunuhan berencana
• 2. Pembunuhan
• 3. Perkosaan
• 4. Penculikan dan penculikan anak
• 5. Kejahatan yang dilakukan terhadap wanita
• 6. Pemalsuan dan tindak pidana yang berkaitan dengan
pemalsuan
• 7. Penipuan
• 8. Penyuapan dan korupsi
• 9. Penyelundupan
• 10.Bajak laut dan seterusnya
BAB I-12
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Kerangka dasar prosedural dalam pelaksanaan


ekstradisi maksudnya adalah bagaimana tata
cara menuntut pelaku kejahatan yang
diekstradisikan.
• Permintaan untuk menyerahkan pelaku
kejahatan tersebut tidak harus dipenuhi oleh
pihak yang diminta, meskipun ada landasan
perjanjiannya.
• Bila pihak yang diminta menganggap perlu
berdasarkan pertimbangan yang wajar maka
negara yang diminta boleh saja menolak untuk
mengekstradisikan pelaku kejahatan tersebut.
BAB I-13
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

Kelemahan Pengusiran:
• Pertama, individu si pelaku kejahatan yang diusir
itu sedapat mungkin akan berusaha mencari
negara lain yang mau menerimanya dan kalau
bisa untuk selama mungkin, untuk menghindari
tuntutan pidana dari negara yang memiliki
yurisdiksi atas kejahatannya
• Kedua, tindakan pengusiran itu tidaklah
membantu untuk mencegah dan memberantas
kejahatan lintas batas negara sebab orang-orang
pelarian semacam ini lolos dari proses peradilan
pidana dan atau penghukuman atas kejahatannya
BAB I-14
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Ketiga, bagi si pelaku kejahatan itu


sendiri, walaupun pengusiran mungkin
dalam batas-batas tertentu, lebih
menguntungkan dirinya. Tetapi bila
negara tempatnya melarikan diri juga
memiliki yurisdiksi atas kejahatannya
kemudian ternyata mengadili sendiri orang
tersebut dan jika terbukti bersalah akan
dijatuhi hukuman.
BAB I-15
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

Kelemahan Ekstradisi:
• Pertama, persyaratan materiilnya yng
terlalu banyak dan jika salah satu saja
tidak terpenuhi, meskipun yang lain
semuanya terpenuhi, maka
pengekstradisian tidak akan bisa dilakukan
• Kedua, prosedur dan mekanismenya yang
terlalu panjang birokratis, yaitu melalui
saluran diplomatik mengingat masalah
ekstradisi adalah masalah antar negara
BAB I-16
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Ketiga, sebagai konsekuensi dari pertama dan


kedua diatas dibutuhkan biaya, tenaga, dan
pikiran yang cukup besar terutama karena
banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi
serta lamanya waktu yang dibutuhkan dari awal
hingga akhir proses ekstradisi.
• Keempat, dalam beberapa hal, implementasi
ekstradisi sangat dipengaruhi oleh faktor politik
subyektif dari negara diminta sebagai tempat
beradanya orang yang diminta
BAB I-17
Latar belakang Pengertian dan Perkembangan Ekstradisi

• Harus disadari bahwa kenyataannya orang yang


diminta berada di dalam wilayah negara diminta
sehingga negara diminta memainkan posisi kunci
dalam memutuskan apakah permintaan dari
negara peminta akan dikabulkan atau tidak.
• Tidak terlepas dari faktor politik yaitu
pertimbangan-pertimbangan politik dari negara
diminta dalam mengambil keputusan
(mengabulkan ataupun menolak) terhadap
permintaan dari negara peminta.

Anda mungkin juga menyukai