Komunikasi Politik
Oleh:
TOHIRUDDIN
T202320111
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
Ruang Lingkup Komunikasi Politik
1. Who (Komunikator Politik)
Komunikator politik menurut Harold Dwight Lasswell (Nimmo, 1993: 13) bukan
hanya tentang personal saja, tetapi bisa juga suatu lembaga ataupun organisasi
baik itu lembaga politik, pemerintahan maupun non pemerintahan. Berdasarkan
sumbernya, Nasution (1990: 23) membedakan Komunikator menjadi dua, yaitu :
a. Sumber Individual (Individual source)
Apabila seorang politikus, pejabat, atau rakyak biasa bertindak langsung dalam
menyampaikan pesan politik. Individu terdiri dari :
1. pejabat
2. Politisi
3. Pemimpin Opini
4. Jurnalis
5. Aktivis
6. Pemimpin
7. Komunikator Profesional
b. Sumber Kolektif (Collective Source)
Apabila pesan bersumber dari individu atas nama lembaga atau organisasi politik.
1. Pemerintah
2. Partai Politik
3. Oraganisasi Kemasyarakatan
4. Media Masaa
5. Kelompok Penekanan
6. Kelompok Politik
7. Konsultan Komunikasi
Menurut Nimmo (1993: 71) ada tiga tipologi Komunikator utama dalam
komunikasi politik, yaitu :
1. Politikus
Berdasarkan kemampuan dalam memengaruhi struktur sosial, Politikus
diklasifikasikan sebagai :
a. Di dalam atau luar jabatan pemerintah
b. Berpandangan nasional atau subnasional
c. Berurusan maslah berganda dan masalah tunggal.
2. Komunikator Profesional
Menurut James Carey komunikator profesional adalah makelar simbol, yaitu yang
menerjemahkan sikap, minat, pengetahuan dan komunitas bahasa kedalam istilah
istilah komunitas bahasa lain yang tapi menarik dan dapat dimengerti dan pesan
yang dihasilkan tidak memiliki hubungan yang pasti di satu pihak, dibebankan
oleh khalayak akhir dan pihak lain oleh sumber asal (Nimmo, 1993: 72).
Contohnya adalah seorang jurnalis dan promotor.
3. Aktivis
Nimmo membagi aktivis menjadi dua bagian yaitu, juru bicara dan pemuka
pendapat.
5. Effect Komunikasi
1. Belajar Politik
Yaitu proses mengadopsi dan menerapkan diri politik pada tindakan orang lain
yang diharapkan dan berlanjut melalui pengambilan peran dan permainan peran
yaitu dengan bersandiwara dan meniru.
2. Partisipasi Politik
Dapat diartikan sebagai orang yang tidak sekedar ikut mengamati dan menilai tapi
juga menghubungi dan bertukar pesan dengan pemimpin pemerintahan dan bukan
pemerintahan.
3. Mempengaruhi Politik
Berfokus pada komunikasi kampanya dalam proses pengambilan keputusan
siapa yang akan dipilih pada saat pemilu berlangsung.
4. Memengaruhi Pejabat yang Mengambil Kebijakan Politik
Menurut Nimmo (1993: 81) ada tiga teori umum tetang peran komunikasi dalam
pemilihan umum., yaitu :
1. Teori kehendak rakyat
Teori yang berargumentasi bahwa pemilu mempunyai dimensi instrumental yang
penting, yakni menyajian kepada para pemberi suara alat alternatif untuk
mencapai tujuan yag telah disepakati di dalam kerangka peraturan yang telah
diterima.
2. Teori yang menekankan bahwa penelitian umum menyajikan mekanisma
kontrol raket.
Fokus pandangan ini lebih evaluatif ketinbang instrumental, lebih efektif
ketimbang kognitif. Pemberian suara bukan memilih kandidat dan atau partai
untuk mengjukan tujuan yang kentara dan tertentu, melainkan meilih siapa yang
akan memerintah selama periode tertentu dan terbatas.
3. Teori Dukungan Rakyat
Dalam teori ini, pemilu mengkomunikasikan mandat kebijakan dalam
pandangan kontrol rakyat, mereka mengkomunikasikan persetujuan atau
penolakan terhadap pemegang pemerintahan.