Anda di halaman 1dari 5

Term of Reference (TOR)

Kegiatan Komunitas
Ngabuburit Literasi Digital
" Literasi Digital; Kreatif, Berkembang dan Maju dengan Media Sosial"
Minggu, 17 Maret 2024
Pkl. 14.00 – 17.30 WIB

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum/Kebijakan

a. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan


Informatika.
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea 4 “Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”
c. Peraturan Menteri Kominfo Nomor 2 Tahun 2021 tentang Renstra Kemenkominfo
Tahun 2020-2024
d. Asean ICT Masterplan 2020, Strategic Thrust ke 5 tentang Human Capital
Development
e. Pidato Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tahun 2018 tentang kebutuhan
kemampuan dalam literasi digital.
f. Visi Misi Presiden Republik Indonesia: Indonesia Toward Digital Nation 2035,
dengen menciptakan dan mengembangan digital talent skill masyarakat Indonesia.

2. Gambaran Umum

Berdasarkan Survei APJII Tahun 2020, pengguna internet di Indonesia telah mencapai
196,71 juta pengguna aktif atau sekitar 73,7% dari total populasi penduduk Indonesia.
Disaat yang bersamaan, pertumbuhan pengguna yang massif ini membuka ruang yang
lebih luas untuk meningkatnya penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dan Internet. Sebagai ilustrasi, penggunaan dunia digital di Indonesia, hingga
akhir 2020 terdapat lebih dari 320 kasus pelanggaran Undang Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE), terutama terkait dengan berita palsu dan ujaran kebencian
di media social (www.detik.com, 2021). Lebih lanjut lagi. Hingga 31 Desember 2020,
terdapat 1.858.554 konten situs yang telah diblokir oleh Kementerian Kominfo dan
mayoritas situs tersebut merupakan situs pornografi (Kominfo, 2019). Tindakan
pemerintah ini menunjukkan dengan jelas bahwa perkembangan penggunaan TIK dan
Internet di Indonesia kurang sehat. Karena itu, Literasi Digital sangatlah diperlukan bagi
masyarakat. Berikut hasil pengukuran Status Literasi Digital Indonesia tahun 2020 di
34 provinsi di Indonesia dalam rangka untuk mengukur dan menganalisa kebiasaan dan
aktivitas responden dalam menggunakan internet. Akses internet ini diakui responden
semakin cepat, terjangkau dan tersebar sampai ke pelosok. Sebagian besar masyarakat
juga menggunakan internet ini untuk berkomunikasi melalui pesan singkat, melakukan
aktivitas di media sosial, serta menonton video secara online. Media sosial yang paling
banyak digunakan masyarakat di Indonesia secara nasional adalah Whatsapp, Facebook,
dan Youtube. 40% dari pengguna media sosial Whatsapp bahkan menggunakannya
lebih dari 5 jam sehari.
Dalam menggunakan media sosial, ternyata masih banyak responden yang mengaku
menaruh informasi pribadi yang sensitif di media sosial. Selain itu, 30%-60% responden
mengaku pernah terpapar hoaks, 11% responden pernah menyebarkan hoaks karena
tidak terlalu memikirkan kebenaran informasi tersebut, dan sebagian hoaks yang
ditemukan terkait isu politik, kesehatan, dan agama yang diterima paling banyak
melalui media social Facebook. Pengukuran literasi digital di Indonesia masih berada
pada level “sedang”. Sub-indeks dari informasi dan literasi data memiliki skor yang
paling rendah. Sementara itu, secara rata-rata skor indeks untuk Indonesia wilayah
Tengah memiliki skor indeks yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor indeks
Indonesia wilayah Barat dan Timur. Oleh karena itu, kemampuan untuk
mengidentifikasi hoaks perlu diperkuat. Jika masyarakat dapat mengidentifikasi hoaks,
maka mereka akan cenderung tidak ikut menyebarkan hoaks. Namun hal ini terkait
dengan kemampuan kognitif masyarakat itu sendiri. Diperlukan juga kampanye untuk
menghilangkan kebiasaan menaruh informasi pribadi yang bersifat sensitif di media
sosial. RUU Perlindungan Data Pribadi dapat menjadi momentum yang tepat untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap data pribadi mereka. Pengetahuan tentang
literasi digital perlu dikemas sehingga menjadi topik yang dibahas di lingkaran
keluarga/saudara. Orang-orang dan tokoh-tokoh kunci ini dapat sekaligus menjadi
sumber target berbagi informasi. Perlu juga melibatkan tokoh agama, ketua RT/RW,
serta tokoh adat karena tingkat kepercayaan masyarakat terhadap mereka cukup tinggi.

Berdasarkan hasil kajian literasi digital diatas, Kementerian Komunikasi dan


Informatika dituntut berperan aktif dalam menghentikan penyebaran hoaks serta
dampak negatif internet lainnya dengan meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat
Indonesia melalui pelatihan kecakapan literasi digital. Dunia internet saat ini semakin
dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran kebencian, dan radikalisme, bahkan
praktik- praktik penipuan. Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital
saat ini hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran dari tiap-tiap individu.
Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami
pesan dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Dalam hal
ini, bentuk yang dimaksud termasuk menciptakan, mengkolaborasi, mengomunikasikan,
dan bekerja sesuai dengan aturan etika, dan memahami kapan dan bagaimana teknologi
harus digunakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Termasuk juga kesadaran dan
berpikir kritis terhadap berbagai dampak positif dan negatif yang mungkin terjadi akibat
penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari- hari. Memacu individu untuk beralih dari
konsumen informasi yang pasif menjadi produsen aktif, baik secara individu maupun
sebagai bagian dari komunitas. Jika generasi muda kurang menguasai kompetensi
digital, hal ini sangat berisiko bagi mereka untuk tersisih dalam persaingan memperoleh
pekerjaan, partisipasi demokrasi, dan interaksi sosial. Literasi digital akan menciptakan
tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif. Mereka tidak
akan mudah termakan oleh isu yang provokatif, menjadi korban informasi hoaks, atau
korban penipuan yang berbasis digital. Membangun budaya literasi digital perlu
melibatkan peran aktif masyarakat secara bersama-sama. Dengan demikian, kehidupan
sosial dan budaya masyarakat akan cenderung rukun dan kondusif.
Untuk mewujudkan serta mengimplementasikan hasil kajian tersebut, maka perlu
dilaksanakan berbagai kegiatan literasi digital terhadap masyarakat agar dapat
mengetahui serta mengikuti berbagai kegiatan literasi digital, sehingga hasil akhir dari
kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia
melalui berbagai kelas literasi digital. Kementerian Komunikasi dan Informatika telah
Menyusun Peta Jalan Literasi Digital 2021 -2024 yang menggunakan sejumlah referensi
global dan nasional. Dalam Peta Jalan ini dirumuskan 4(empat) kerangka literasi digital
untuk penyusunan kurikulum, yaitu Digital Skills, Digital Safety, Digital Ethics, dan
Digital Culture. Dan 3(tiga) kerangka literasi digital yang digunakan dalam penyusunan
program yaitu, Digital Society, Digital Economy, dan Digital Government.

Sebagai organisasi atau komunitas yang bergerak dalam intelektual dan pergerakan
massa, syarat utama bagai PMII untuk bisa memantau dan menilai serta memberikan
pandangan terhadap persoalan kebijakan publik dan berbagai isu lainnya, ialah dengan
senantiasa menumbuhkan dan membiasakan setiap kadernya untuk memiliki jiwa
literatif, baik dari buku-buku, cerita-cerita sesepuh hingga pemanfaatan akses
perkembangan teknologi yang semakin mudah dijangkau.

Maka dalam hal ini dipandang penting untuk menyelenggarakan kegiatan untuk
mendalami ilmu-ilmu tentang literasi digital dari para pemateri yang ahli.

3. Tujuan & Sasaran

● Meningkatkan kapasitas literasi digital peserta pelatihan guna utilisasi internet


dan teknologi digital yang lebih optimal; dan
● Meningkatkan kesadaran akan pentingnya edukasi literasi digital guna
mewujudkan ekosistem digital yang aman, nyaman, dan produktif.

B. Penerima Manfaat
Penerima Manfaat Utama dari kegiatan ini adalah :
Penerima manfaat kegiatan ini adalah kader PMII dari tingkat Rayon dan Komisariat
PMII se Mojokerto, yang terdiri dari 6 Rayon dan 6 Komisariat serta Pengurus Cabang,
dengan jumlah peserta 40 kader.

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan
a. Kegiatan dilaksanakan secara Offline (tatap muka)
b. Tempat : Aula Uluwiyah, Institut Agama Islam Uluwiyah Mojosari Mojokerto
c. Jam : 14.00 – 17.30 WIB
d. Peserta Kegiatan :
Perwakilan para kader PMII dari tingkat Rayon dan Komisariat PMII se
Mojokerto, yang terdiri dari 6 Rayon dan 6 Komisariat serta Pengurus Cabang.
e. Susunan Kegiatan :

Waktu Kegiatan
Minggu, 17 Maret 2024
14.00 – 14.10 WIB Persiapan Kegiatan
14.10 – 14.30 WIB Briefing Moderator dan Narasumber
14.30 – 14.40 WIB - Semua Crew dan Talent sudah siap pada tempat
masing-masing
14.40 – 14.45 WIB - Pembukaan oleh Moderator
14.45 – 15.10 WIB - Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
- Mars Syubbanul Wathan
- Mars PMII
15.10 – 15.20 WIB - Sambutan Bapak Semuel A. Pangerapan – Dirjen
APTIKA Kominfo
15.20 – 16.20 WIB - Memulai diskusi “Literasi Digital; Kreatif,
Berkembang dan Maju dengan Media Sosial”
- Narasumber
• Syafiudin (Jurnalis Kompas TV)
• Fuad Amanullah (Owner Mojokerto Update)
• Mochamad Mahfud Faizal Ishaq S.Kom,
M,Sos. (Ahli Komunikasi Media Sosial)
Moderator
• Ana Yuskristiyan
16.20 – 16.40 WIB Tanya Jawab dengan Peserta
16.40 – 17.25 WIB Closing Statement dari para narasumber
17.25 – 17.30 WIB Closing

2. Talking Points

● Syafiudin,
1. Penjelasan mengenai pentingnya media sosial sebagai sumber informasi dan
pengetahuan
2. Hal apa saja yang perlu digunakan dalam membaca dan mengamati
perkembangan informasi dan teknologi digital
3. Menjadikan Prinsip 5 W 1 H sebagai jiwa dalam bermedia sosial
● Fuad Amanullah
1. Mengapa kita harus melihat perkembangan teknologi dan informasi sebagai
peluang yang menghasilkan rupiah
2. Akibat sekedar menjadi pengguna bukan pencipta dalam ruang media sosial
3. Apa yang harus dilakukan untuk menciptakan ruang yang menghasilkan dalam
bermedia sosial

● Mochamad Mahfud Faizal Ishaq


1. Cara membaca perilaku konten bisnis dan politik
2. Sharing pengalaman atau pembacaan dalam pengelolaan media sosial dalam
bisnis dan politik
3. Tips & Trik menjadi tuan di akun media sosial sendiri.

3. Tahapan dan Waktu Pencapaian Keluaran

No Tahapan Pekerjaan Durasi


1. Persiapan Kegiatan H-7
● Rapat Persiapan dengan Mitra terkait
● Penyusunan Surat Tugas
● Penyusunan Surat Undangan
● Koordinasi dengan Pihak Penyedia
2. Pelaksanaan Kegiatan H
● Koordinasi Persiapan Kegiatan
● Penyelenggaraan Kegiatan
● Evaluasi Kegiatan
3. Pertanggungjawaban Kegiatan H+1
● Pengumpulan Dokumen dan/atau Kontrak
● Pembuatan Laporan
● Penyelesaian Administrasi Kegiatan

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan dilaksanakan pada hari Minggu, 17 Maret 2024

E. Penutup
Demikian TOR ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan
aturan perundang-undangan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai