Anda di halaman 1dari 10

695

JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
eISSN 2830-6384 (Online) Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704

INDONESIA CAKAP DIGITAL MELALUI KEGIATAN LITERASI


DIGITAL BAGI SELURUH APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
Dr. Hj. Mudji Estiningsih, S.H, M.Hum
PPSDM KEMENDAGRI REGIONAL JOGJA
E-mail: estiningsih.612@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Article History: Tantangan Digital semakin memicu adrenalin Bangsa,
Received: 19 Dec 2022 semakin banyak wawasan dan pengetahuan yang digali
Revised: 02 Jan 2023 dari pemahaman Literasi Digital bagi Aparatus Sipil
Accepted: 13 Jan 2023 Negera sebagai Pelayan Bangsa. Kesiapan Aparatur
Sipili Negara menjadi kewajiban setiap individu untuk
mendukung Indonesia Cakap Digital. Literasi Digital
Keywords: harus menjadi idola seluruh masyarakat agar menjadi
Literasi Digital, Kesiapan dewasa dalam digitalisasi. Kehati-hatian ASN dalam
ASN, Transformasi Digital, berdigital merupakan salah satu kode etik dan kode
Budaya Digital perilaku dalam penyelenggaraan pemerintahan agar
pegawai memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan; serta tidak
menyalahgunakan informasi intern negara, tugas ,
status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapatkan
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang
lain sehingga ASN harus memahami tentang seluk beluk
digital dan pilar digital.

PENDAHULUAN
Meningktanya produktifitas, pembelajaran jarak jauh mendorong kesejahteraan
pembangunan koneksitas digital disiapkan Indonesia untuk menuju cakap. Terus
meningktakan literasi digital, untuk menyiapkan generasi muda dan masyarakat. Sangat
penting untuk melek digital terutama bagi Apparatur Sipil Negera sebagai pionir untuk
berkembang dalam penyelenggaraaan pemerintah menuju revolusi industriu 4.0. Menyimak
tugas pokok fungsi Aparatur Sipil Negara dengan core value ASN BerAKHLAK, bahwa sesuai
dengan Undang- Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pada Pasal 5 bahwa
setiap Aparatur Sipil Negara memiliki kode etik dan kode etik perilaku dalam
penyelenggaraan pemerintahan agar pegawai memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
serta tidak menyalhgunakan informasi intern negara, tugas , status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain.
Penggunaan internet dewasa ini secara signifikan mengubah gaya hidup maupun
pandnagan masyarakat dalam beberapa cara. Beberapa salauran tidak bisa lepas dari
keberadaan internet mulai dari aspek pribadi maupun hingga komunitas . Penggunaan
Internete juga mengubah tuntunan jaman dari waktu kewaktu berlangsung cepat dan tanpa
memandang apa dan siapapun sehingga apa yang dinamakan dengan DISRUPSI.
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
696
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704 eISSN 2830-6384 (Online)

Empat kekuatan super dunia modern yang mendorong Transformasi Digital , antara
lain mobile, cloud, IoT (Internet of Thing) , AI ( Artificial Intelligence).
Presiden Republik Indonesia tanggal 3 Agustus 2020 , mnginstruksikan Lima langkah
Transfomasi Digital, antara lain : (1) segera lakukan percepatan perluasan akses dan
peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan layanan internal; (2) persiapkan roadmap
transformasi digital disektor-sektor strategis pada sector pemerintahan, layanan public,
bantuan social, Pendidikan, kesehatan, perdagangan, industry maupun penyiaran; (3)
percepatan integrasi pusat data nasional; (4) siapkan kebutuhan SDM Talenta Digital; (5)
yang berkaitan dengan regulasi skema pendanaan dan pembiayaan segera disapkan secepat
cepatnya.
Sehingga dari gambaran tersebut muncul permasalahan yang harus dicermati dan
disiasati oleh seluruh penyelenggara pemerintahan dalam memasuki era Indonesia Cakap
Digial. Penyiasatan yang dimaksud adalah kesiapan Aparatur Sipil Negara dalam terlibat
langsung sebagai sosok cakap digital, artinya wajib mau belajar, mau mencoba coba, mau
berusaha dan mau melakukan perubahan disrupsi jaman. Muncul pertanyaan bagaimana
budaya digital pemerintahan dapat memberikan support kepada ASN untuk
mengembangkan kemampuan dan kemauan melek digital. Tugas pemerintahan adalah
memberikan layanan digital yang lebih baik. Layanan apa saja yang akan dibuat dan sudah
dibuat merupakan buah karya ASN pada percepatan pelayanan public BerAKHLAK.

KAJIAN LITERATUR
Literasi Digital
Literasi Digital berarti pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dibutuhkan oleh
orang perorangan untuk secara maksimal dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai
alat bantu produktifitas dalam bekerja, belajar, dan melakukan aktivitas lain. Literasi Digital
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar
ketrampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Literasi digital dipercepat untuk menindaklanjuti lima Visi Presiden untuk Indonesia
yaitu Pembangunan Infrastruktur, Pembangunan SDM, Keterbukaan Investasi, Reformasi
birokrasi, Penggunaan APBN focus dan tepat sasaran. Termasuk pula lima (5) arahan
Presiden untuk percepatan Transformasi Digital, yaitu Perluasan akses dan peningkatan
infrastruktur digital, Roadmap transformasi digital di sector strategi, percepatan integrase
Pusat dan Data Nasional , Persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Regulasu, skema
pendanaan dan pembiayaan transformasi digital.
Empat (4) PILAR Literasi Digital adalah Digital Skills (Kemampuan individu
mengetahui, memahami, dan perangkat kerasdan piranti lunak TIK serta system operasi
digital) , Digital Ethic (kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesiakan
diri,merasionalkan, mempertimbnagkan dan mengembangakn tata kelola etika), Digital
Safety (kemampuan indovidu dalam mengenali, mempolakan,menerapakan, menganalisis
dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari hari) , Digital
Culture (kemampuan indodvidu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa
dan membangun wawasan kebangsaan, Ideologi Pancasila dan Bhneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari hari).
Yang diperlukan dalam mengelola budaya digital adalah dasar pengetahuan terhadap:

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
697
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
eISSN 2830-6384 (Online) Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704

➢ Nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai kehidupan berbudaya, berbangsa dan
berbahasa Indonesia.
➢ Membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila pada
mesin telusur seperti misalnya radikalisme dan lain lain.
➢ Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
menjunjung gtinggi Nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
➢ Mendorong perilaku konsumsi sehat, mencintai produk Indonesia dan kegiatan
produktif lainnya.

Transformasi Digital
Saat ini memsauki era transformasi dgital perlu didorong oleh telenta yag mumpuni
keterpaduan teknikal dan soft skill. Perkembangan penggunaan internet di Indonesia saat ini
telah mencapai 64% atau 175,4 juta pengguna aktif di tahun 2020 dengan penggguna layanan
mobile mencapai 338,2 juta dengan 59% pengguna aktif mengakses media social (we are
social,2020). Disaat yang bersamaan, pertumbuhan pengguna yang massif ini membuka
ruang yang lebih luas untik meningkatnya penyalahgunaan Teknologi Infornasi dan
komunikasi (TIK) dan internet.
Sebagai ilustrasi penggunaan dunia digital di Idnonesia, sejak tahun 2008 terdapat
lebih dari 144 orang yang telah diproses hokum dikarenakan melanggar Undang-Undang
Informasi dan transaksi Elektronik (ITE) terutama terkait dengan berota palsu dan ujaran
kebencian dimedia social (The Jakarta Post, 2017). Lebih lanut lagi, hingga 31 Desember
2020, terdapat 1.858.554 konten situs yang telah diblokir oleh Kementerian Kominfo dan
mayoritas situs tersebut merupakan situs pornografi (Kominfo, 2019)
Tindakan Pemerintah ini menunjukkan dengan jelas bahwa pekembangan
penggunaan TIK dan Internet di Indonesia kurang sehat, oleh karena itu Literasi digital
sangat diperlukan oleh masyarakat pada umumnya dan ASN pada khususnya.
Merupakan kesiapan ASN memenuhi kewajibannya menjalankan tugas pokok fungsi
melalui digital. Kesehari hariannya tidak terlepas dari kata kata dan tingkah laku digital. Oleh
karena itu tanggungjawab ASN adalah berat dan inilah tantangan untuk mewujudkan
Indonesia melek digital dan ASN Cakap digital. Pekerjaan yang diselesaikan melekat dengan
Pratik praktik digital, mulai dari presensi kehadiran pegawai, cuti pegawai,
pertanggungjawaban pekerjaan (sikerja), laporan pekerjaan, Sasaran Kerja Pegawai,
Penyusunan Angka Kredit, Laporan pajak tahunan, laporan mutas pegawai, laporan
kependudukan, Laporan kelahiran, Laporan kematian, Lapaoran Pensiun dan lain
sebagainya, semua bersentuhan dengan cakap digital, hingga masyarakat berbelanja, semua
berhubungan dengan digital, mobile dan aplikasi. Artinya memerlukan perangkat yang dapat
mengakses semua aplikasi yang diproduksi oleh ASN untuk mewujudkan pelayanan. Dari
keadaan tersebut tentunya diantisipasi dengan pengaman pengaman digital sehingga tidak
terjadi kebocoran data dan kebocoran rahasia pemerintah dan negara. Pertanyaan muncul
lagi, sudahkah aman data semua warga negara Indonesia. Dan sudahkah aman data negara
dan pemerintahan ? tentunya perlu pembahasan khusus tentang budaya digital dan aman
digital.

Memahami Hubungan Antara Teknologi , Pemerintah dan Masyarakat


Ada tiga cara pandang filosofis yaitu : teknologi sebagai kekuatan otonom yang

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
698
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704 eISSN 2830-6384 (Online)

menentukan masyarakat; teknologi sebagai konstruksi manusia yang dapat dibentuk oleh
nilai-nilai kemanusiaan ; teknologi dan masyarakat berevolusi bersama. Perlu dipahami pula
bahwa teknologi muncul itu tidak dengan sendirinya, tetapi memang diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah, tentunya mengalami dinamika kamajuan
bagi kehidupan untuk membawa kondisi tertentu di masa depan, menciptakan nilai tambah
bagi kehidupan manusia. Dampak pengembangan teknologi merupakan suatu transformasi
kehidupan kerja menuju transformasi digital, transformasi kehidupan social menuju
transformasi social budaya.
Transformasi kehidupan social melimgkupi antara lain : text talk, image talk, avatar,
electrified relationships, diri tanpa hambatan, other than you think; interpersonal perceptions
, sintesis realitas dan sintesis menjadi. Teknologi menciptakan peluang,
Tantangan dalam transformasi digital merupakan tanggungjawab semua pihak,
terutama dalam kehidupan pemerintahan menjadi tantangan pemerintahan dan Aparatur
Sipil Negara.

Gambar 1. Tantangan Dalam Transformasi Digital

Literasi Digital Menjadi Penting


Pada pengembangan literasi digital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
memiliki dampak yang bias dipertanggungjawabkan pada kelanjutan kehidupan
pemerintahan. Dampak positif antara lain : kerja baru bermunculan, produktifitas
meningkat (otomatisasi), menurunkan cost, pertumbuhan ekonomi, keuntungan social, user-
driven, innovation,creates better products dan services. Sedangkan dampak negative antara
lain cyber crime, cyber terrorism, fraud, pornography, hoax, hate speech (ujaran kebencian),
cyber bullying.
Manfaat literasi digital akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat dengan pola
pikir dan pandangan yang kritis kreatif, sehingga masyarakat mampu memaksimalkan
kehadiran teknologi dan menjalani kehidupan di dunai digital menjadi lebih baik.
Ciri ciri melek digital antara lain memiliki berbagai ketrampilan, menurut Satuan
Tugas Literasi Digital (Asosiasi Perpustakaan Amerika, 2011), orang melek digital adalah
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
699
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
eISSN 2830-6384 (Online) Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704

seseorang yang :
➢ memiliki berbagai keterampilan (teknis dan kognitif), yang diperlukan untuk
menemukan, memahami, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan
informasi digital dalam berbagai format;
➢ mampu menggunakan beragam teknologi secara tepat dan efektif untuk mengambil
informasi, menafsirkan hasil, dan menilai kualitas informasi tersebut;
➢ memahami hubungan antara teknologi, pembelajaran seumur hidup, privasi pribadi,
dan pengelolaan informasi;
➢ menggunakan keterampilan tersebut dan teknologi secara tepat guna untuk
berkomunikasi dan berkolaborasi dengan teman sebaya, kolega, keluarga, dan
masyarakat umum; dan
➢ menggunakan keterampilan tersebut untuk berpartisipasi secara aktif dalam
masyarakat sipil dan berkontribusi pada komunitas dengan antusias, terinformasi,
dan terlibat.
Pasal 31 ayat 5 UUD RI 1945 pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Pasal 30 ayat 1 UUD RI 1945 tiap tiap
warganegara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Dengan teknologi bisa dijadikan sebagai momentum gerakan persatuan dan kesatuan
antara pulau satu dengan pulau lainnya di Indonesia. Melalui dunia digital zoom seluruh
manusia dalam menyelenggarakan pemerintahan dapat berdekatan menyusun kegiatan
melalui zona zoom yang sudah terbiasa dilakukan saat terjadinya pandemic covid 19 yang
mendorong terbentuknya kemandirian untuk berbudaya digital pada lingkungan
pemerintahan. Budaya digital berinteraksi dengan Nilai /norma, Kebhinekaan, tujuan mulia
Pancasila. Nilai / norma sebagai dasar berprilaku, Kebhinekaan sebagai ekosistem
berbangsa sedangkan tujuan mulia Pancasila sebagai harapan bangsa berkehidupan nyata
dalam hubungannya antara manusia satu dengan manusia lainnya.
Dalam Mentransformasi kehidupan kerja ASN, dengan mengingat dan
mengimplementasikan Peraturan peraturan yang berlaku, antara lain Peraturan Presiden No
95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Peraturan
Presiden SPBE diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan keterpaduan penyelenggaraan
e_Governmnet, diharapkan pula dengan adanya SPBE dapat mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang bersih,efektif transparan dan akuntabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Literasi Pengamanan Digital
1. Mengapa Harus Diamankan
Dalam dunia digitalisasi semua data dan keperluan-keperluan administrasi wajib
untuk diamankan, merupakan langkah pintar dalam menghadapi semua kemungkinan yang
terjadi akibat kelicikan pihak pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kesempatan untuk
membobol data penting dan data rahasia. Pengamanan tersebut tidak hanya diperuntukkan
bagi lembaga pemerintahan atau lembaga non pemerintahan tetapi juga data individu yang
sifatnya privasi. Segala risiko yang ditimbulkan oleh digital harus diantisipasi terhadap
kejahatan cibber crime, ataupun kejahatan lainnya sehingga merugika diri sendiri.

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
700
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704 eISSN 2830-6384 (Online)

Adapun macam macam risiko yang dimaksud antara lain ;


a) Risiko Penggunaan Sarana Digital Pribadi Dan Kedinasan Jauh Berbeda
Pengamanan risiko dalam penggunaan sarana pribadi tanggung jawab Pemilik ;
Risiko penggunaan sarana Kedinasan memiliki dua aspek risiko:
• Untuk otomasi perkantoran
• Untuk Proses Layanan Publik dan Administrasi negara.
b) Risiko penggunaan sarana pribadi dapat dilihat dari dua sudut:
• Kerugian pemilik sarana karena pihak luar → Penipuan dll. → Personal Loss
• Kerugian pemilik sarana karena penyimpangan penggunaan → Hoax, fitnah dll. →
UU ITE
c) Risiko Penggunaan Sarana Kedinasan:
• Stand Alone – Sarana bantu otomasi perkantoran
• Network Computing → Layanan Publik & Administrasi negara.
2. Macam-macam Pengamanan
Pengamanan bertingkat dalam system Pemerintahan sesuai teori Onion Ring antara
lain :
Data dan Informasi

Perlindungan Digital

Perlindungan Phisik

B. Literasi Etika Pemanfaatan Sosmed ASN

Gambar 2. Essential Digital Headlines

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
701
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
eISSN 2830-6384 (Online) Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704

Gambar 3. Daily Time Spent With Media

Gambar 4. Social Media Users Over Time

Gambar 5. Demographic Profile of Meta’s Ad Audience

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
702
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704 eISSN 2830-6384 (Online)

Dari beberapa gambar diatas menunjukkan bahwa besarnya pemanfaataan digital


pada setiap sector pergerakan kehidupan manusia. Usia produktif merajai dalam
penggunaan digital, gaming, dunia pelajaran, dunia pekerjaan serta pencari kerja, dunia
penjualan online, dunia perOjolan (ojek online), sosmed (social media), dunia perbelanjaan,
dunia scan aplikasi dll.
Media sosial didesign sebagai tempat untuk melakukan INTERAKSI dan BERBAGI di
antara para penggunanya Karenanya, sebuah platform social media biasanya memiliki fitur :
1. Koneksi antar pengguna (friends / followers/ subscriber dll)
2. Unggah konten (text, foto, video, dokumen, live streaming, podcast)
3. Saling berkomentar antar pengguna (Comment)
4. Menunjukan emosi atau atensi (Like / Love)
5. Membagikan konten (Share)
6. Menunjukan lokasi (Check in)

C. Literasi Budaya Digital ASN


Dalam memahami budaya digital, yang selalu berhubungan dengan medsos, maka
dipahami, dipelajari tentang hal hal yang harus diwaspadai oleh ASN dalam menjalankan
tugas yang secara langsung bersentuhan dan memanfaatkan dunia digital.
Media sosial didesign sebagai tempat untuk melakukan INTERAKSI dan BERBAGI di
antara para penggunanya
Karenanya, sebuah platform social media biasanya memiliki fitur :
1. Koneksi antar pengguna (friends / followers/ subscriber dll)
2. Unggah konten (text, foto, video, dokumen, live streaming, podcast)
3. Saling berkomentar antar pengguna (Comment)
4. Menunjukan emosi atau atensi (Like / Love)
5. Membagikan konten (Share)
6. Menunjukan lokasi (Check in)
Media sosial bermanfaat untuk melakukan komunikasi, edukasi, rekreasi, promosi,
dll. Tapi juga dapat untuk menyebar konten negatif seperti hoax, ujaran kebencian, fitnah,
provokasi, menghasut, dll. Hal ini sangat BERBAHAYA yang berpotensi memicu kebencian,
kemarahan, yang menyebabkan DISINTEGRASI BANGSA.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia No 83 Tahun 2012, Manfaat Medsos Bagi Pemerintahan adalah:
1. Menyebarluaskan informasi pemerintah agar menjangkau masyakat;
2. Membangun peran aparatur negara dan masyarakat melalui media sosial;
3. Mensosialisasikan strategi dan tujuan pembangunan di masa depan;
4. Membangun interaksi antara pemerintah & masyarakat;
5. Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat terhadap kebijakan dan program
pemerintah;
6. Menggali aspirasi, opini, dan masukan masyarakat terhadap kebijakan dan program
pemerintah.
Etika penggunaan medsos untuk pemerintah berbeda dengan penggunaan untuk
pribadi. Etika yang dimaksud , sebagai berikut:
1. Menjunjung tinggi kehormatan instansi pemerintah.

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
703
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
eISSN 2830-6384 (Online) Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704

2. Memiliki keahlian, kompetensi, objektivitas, kejujuran, dan integritas.


3. Menjaga rahasia negara dan melaksanakan sumpah jabatan.
4. Menegakkan etika yang berlaku agar tercipta citra dan reputasi instansi pemerintah.
5. Menghormati kode etik pegawai negeri.
6. Menyampaikan dan menerima informasi publik yang benar, tepat, dan akurat.
7. Menghargai, menghormati, dan membina solidaritas serta nama baik instansi dan
perorangan.
8. Melaksanakan keterbukaan informasi publik sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Beberapa hal yang perlu diterapkan oleh ASN sebagai berikut;
• ASN itu melakat ke diri kita meskipun di luar jam kerja
• ASN menjadi suri tauladan bagi masyarakat umum
• UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Tiga fungsi ASN yaitu :
Pelaksana kebijakan publik,
Pelayan publik
Perekat dan Pemersatu bangsa
• Perlu bijak dalam bermedia sosial, meski di akun pribadi
• Sadari apa yang boleh dan tidak boleh dibagikan di media sosial
• Perlu memberikan pemahaman ke keluarga dan orang terdekat kita
• Jangan sampai ASN malah ikut menyebarkan berita HOAX
• Sudah ada peraturan perundangan yang mengatur : (1) UU No. 19 Tahun 2016 tentang
Informasi & Transaksi Elektronik; (2) UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Aktivitas Ujaran Kebencian Berkategori Pelanggaran Disiplin ASN


Aktivitas ujaran kebencian kategori pelanggaran DISIPLIN BERAT:
1) Menyampaikan pendapat baik lisan maupun tertulis lewat media sosial yang bermuatan
ujaran kebencian terhadap Pancasila, UUD Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan
Pemerintahan yang sah;
2) Menyampaikan pendapat baik lisan maupun tertulis lewat media social yang
mengandung ujaran kebencian terhadap salah satu suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA);
3) Menyebarluaskan pendapat yang bermuatan ujaran kebencian melalui media sosial
(share, broadcast, upload, retweet, repost instagram dan sejenisnya)
4) Mengadakan kegiatan yang mengarah pada perbuatan menghina, menghasut,
memprovokasi, & membenci Pancasila, UUD Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI,
dan Pemerintah yang sah;
Kategori Pelanggaran DISIPLIN SEDANG atau RINGAN
1) Mengikuti atau menghadiri kegiatan yang mengarah pada perbuatan menghina,
menghasut, memprovokasi, dan membenci Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika,
NKRI, dan Pemerintahan yang sah;
2) Menanggapi atau mendukung sebagai tanda setuju pendapat sebagaimana pada poin 1
dan 2 dengan memberikan likes, dislike, love, retweet, atau comment di media sosial

Strategi yang perlu dilakukan dalam bermedia sosial lembaga pemerintah berkaitan
dengan menentukan CARA PENDEKATAN serta HUBUNGAN yang ingin dijalin antara

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
704
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.1, No.5, Januari 2023, pp: 695-704 eISSN 2830-6384 (Online)

lembaga dan masyarakat. Masing-masing program atau konten yang dibuat akan memiliki
strategi tersendiri. Strategi umum ini perlu dibuat sebagai acuan utama dalam setiap konten
atau program yang dibuat dalam media social.

KESIMPULAN
Tujuan Pengembangan Teknologi adalah memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan
masalah serta membawa kondisi tertentu dimasa depan dan menciptakan nilai tambah bagi
kehidupan pribadi dan masyarakat. Seorang ASN harus dapat membawakan tupoksi netral,
netralitas ASN penting dan mengisi konten yang menyejukan. ASN yang melayani
masyarakat, secara srtuktural birokrasi tetapi harus mampu memberikan pelayanan kepada
publik, internet adalah tools, ASN bekerja dibelakanag layar harus mampu memilah dan
memberikan dunia digital yang positif.
Literasi Digital penting untuk ASN, agar tetap relevan dan kompetitif, budaya digital
menjadi lebih fleksibel dan tenaga kerja yang memiliki kemampuan sesuai era digital, deliver
yang berkesinambungan, berdampak nyata pada pemangku kepentingan. Literasi Digial
menjadi sebuah budaya atau habit setiap umat manusia pada level usia, dikarenakan semua
urusan kehidupan langsung berhubungan dengan dunia digital, jadi setiap disruptif
lingkungan perlu mengadop filosofi Ki Hajar Dewantoro : Ing ngarso sung tulodo, Ing Madya
Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

SARAN
1) Diharapkan semua Aparatur Sipil Negara sebagai apparat ataupun kedudukannya
sebagai masyarakat dapat memulai pembiasaan untuk mendigitalkan kemampuan
melalui peka terhadap aplikasi aplikasi serta mau dan mampu belajar terhadap hal hal
baru yang berhubungan dengan teknologi.
2) Diharapkan semua orang tua mengawasi dan menjaga komunikasi dengan putra putri
usia produktif sebagai action pencegahan terjadinya bullingisasi melalui dunia digital
serta mampu mengawasi hingga tidak melampaui batas melakukan medsos dan waspada
terhadap hal hal yang seharusnya tidak dilakukan dalam dunia digital yang
mengakibatkan kerugian bagi para pelajar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Astuti, S.I., Prananingrum, E.N., Rahmiaji, L.R., Nurhajati, L., Lotulung, L.J.H., Kurnia, N.
(2021). Modul Budaya Bermedia Digital. Kominfo, Japelidi, dan Siberkreasi
[2] Deuze, M. (2006). Participation, Remediation, Bricolage: Considering Principal
Components of a Digital Culture. In: The Information Society 22(2), pp.63-75.
[3] https:// https://www.unicef.org/globalinsight/media/1271/file/%20UNICEF-Global-
Insight digital-literacyscoping-paper-2020.pdf
[4] https://zestradar.com/inspiration/photographerreveals-whats-really-hiding-under-
the-tip of-theiceberg-hint-its-stunning/

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS

Anda mungkin juga menyukai