Anda di halaman 1dari 11

 Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, bahwa

atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat bersilaturahim


ber-halal bi halal setelah kita menjalankan ibadah di
bulan Ramadhan dan merayakan Idul Fitri 1443
Hijriyah pada kesempatan yang berbahagia ini.

 Kita juga bersyukur bahwa perayaan Idul Fitri kali ini


berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, yang karena
pandemi Covid-19, tradisi mudik Lebaran tidak dapat
dilakukan. Namun pada tahun 2022 ini, berkat
kebijakan Pemerintah dan dukungan semua pihak,
mudik Lebaran Alhamdulillah dapat dilakukan,
sehingga kesempatan bagi masyarakat untuk
bersilaturahim dengan keluarga, kerabat dan sanak-
famili di kampung halaman dapat dilakukan, dengan
tetap melakukan protokol kesehatan yang ketat.

Hadirin sekalian yang berbahagia,

 Saya menyambut baik penyelenggaraan Halal bi Halal


oleh Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) pada saat
ini, sebagai ajang bersilaturahim, mempererat tali
persaudaraan, saling maaf-memaafkan selaras

2
dengan semangat “kembali ke fitrah” (ke kesejatian
manusia yang hanif atau cenderung pada
kebaikan/kebenaran) sebagaimana yang mengemuka
dalam suasana Hari Raya Idul Fitri.

 Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang


penyelenggaraannya dilakukan dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi digital, ikhtiar
untuk melakukan proses pendidikan dan pencerahan
harus terus dilakukan bagi segenap peserta-didik (para
mahasiswa), guna menghadirkan dan menumbuhkan
generasi unggul sebagai pribadi-pribadi yang mandiri,
terampil, cerdas, kreatif dan inovatif, adaptif, memiliki
wawasan dan solidaritas kebangsaan yang tinggi,
serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa
lainnya.

 Hal tersebut selaras dengan harapan Presiden Joko


Widodo ketika meresmikan berdirinya UICI pada 22
Juli 2021 yang diinisiasi Korps Alumni Himpunan
Mahasiswa Islam (KAHMI). Sebagai lembaga
pendidikan berbasis digital, Presiden berharap UICI
dapat memperkaya inovasi pendidikan tinggi di Tanah
Air. Program-program studi di UICI sangat inovatif,
3
termasuk sains data dan bisnis digital. Bapak Presiden
yakin melalui berbagai inovasi yang dilakukan
Indonesia akan mampu memenangkan kompetisi
global yang semakin ketat. Bapak Presiden
menegaskan “bahwa dengan dukungan KeIslaman
untuk KeIndonesiaan, dengan modernisasi dan
moderasi, dengan kerja keras penguatan Iptek dan
inovasi, kita yakin Insya Allah Indonesia maju bisa
cepat kita raih, yakin usaha sampai!”

 Harapan Presiden Joko Widodo tersebut merupakan


tantangan bagi UICI untuk terus bergerak maju,
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
di abad digital ini. Sebagaimana kita pahami bersama,
kita telah memasuki abad digital yang menyertai
fenomena Revolusi Industri 4.0. Perkembangan yang
pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
atau teknologi digital telah menyebabkan hadirnya
fenomena disrupsi di hampir seluruh bidang
kehidupan. Hal tersebut berdampak pada potensi akan
banyaknya sektor-sektor pekerjaan yang hilang atau
tergantikan atau terotomasi oleh mesin atau robot.
Namun demikian, diperkirakan juga akan hadir
4
peluang-peluang baru yang dapat dikembangkan.
Berbagai kajian telah membahas isu ini, dan saya yakin
UICI termasuk lembaga pendidikan yang secara
intensif telah mengkaji dampak disrupsi teknologi
tersebut, dan melakukan simulasi-simulasi dalam
rangka mengantisipasi berbagai dampak yang
ditimbulkannya, serta mengembangkan peluang-
peluang baru yang dapat dilakukan ke depan.

Hadirin sekalian yang berbahagia,

 Pada kesempatan yang berbahagia ini, kepada saya


diberikan tema: Membangun Peradaban di Era
Digital untuk Keadilan dan Kesejahteraan Bangsa.
Kata-kata kuunci yang mengemuka dalam tema ini
ialah peradaban, era digital, keadilan dan
kesejahteraan bangsa. Peradaban memiliki kata
dasar adab, yang dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) diartikan sebagai “kehalusan dan
kebaikan budi pekerti; kesopanan; atau akhlak.”
Namun demikian KBBI mengartikan peradaban
sebagai “kemajuan”. Dan kita dapat menambahkan

5
bahwa kemajuan yang beradab, yang berlandaskan
dimensi moralitas. Bahwa, peradaban sebagai capaian
kemajuan kebudayaan atau puncak segala ikhtiar
manusia untuk mencapai kemajuan, maka ia dilandasi
oleh dimensi moralitas. Pengertian sedemikian, identik
pula dengan civilization dalam bahasa Inggris.
Civilization meniscayakan perilaku umat manusia
yang civilized (beradab). Sebagai bangsa yang besar,
para Pendiri Bangsa juga telah mengakomodasi hal
tersebut ke dalam sila kedua Pancasila :
Kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Peradaban kita dewasa ini diwarnai oleh


berkembangnya teknologi digital. Secara kuantitatif
jumlah pengguna internet dan telepon pintar di dunia,
termasuk Indonesia semakin meningkat, menjangkau
ke seluruh lapisan masyarakat dan wilayah. Kehadiran
teknologi digital mengubah pola komunikasi
konvensional yang melibatkan media-media massa
konvensional menjadi komunikasi yang berpola
nonkonvensional melalui media sosial, di mana semua
individu yang memegang peranti digital dapat
mengemukakan opini atau pendapat masing-masing
6
yang seringkali tanpa mengindahkan kaidah-kaidah
komunikasi yang santun dan beradab.

 Berbagai kecenderungan komunikasi di media sosial


dewasa ini telah meninggalkan catatan kepada kita
fenomena berkembangnya beragam penyesatan
informasi berupa hoaks, berita palsu, ujaran kebencian
(hate speech) dan yang sejenisnya. Di abad ini, jagat
digital juga banyak dimanfaatkan oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan ragam
kejahatan digital dan propaganda komputasi yang
meninggalkan ekses bagi kemunduran kualitas
peradaban digital itu sendiri.

 Berbagai kecenderungan negatif yang dipicu hadirnya


media sosial tersebut tentu dapat berdampak pada
kemunduran kualitas peradaban kita. Dengan
demikian berkembangnya teknologi digital atau
revolusi TIK, belum tentu menjamin bahwa peradaban
manusia kini dan ke depan semakin berkualitas. Hal ini
bisa kita pahami mengingat, sebagaimana dicatat oleh
Eric Schmidt dan Jared Cohen, dalam bukunya The
New Digital Age: Reshaping the Future of People,
Nations and Business (2013): kebaikan dan
7
kejahatan di zaman digital kita, memiliki potensi dan
kesempatan yang sama untuk hadir.

 Karenanya, menjadi concern kita bersama, agar abad


digital kita bergerak ke arah peningkatan kualitas
peradaban. Kita harus ambil bagian agar peradaban
kita tidak semakin merosot kualitasnya, kemanusiaan
kita pun tidak turut tergerus di dalamnya. Kita harus
mampu menepis ekses-ekses pemanfaatan teknologi
digital oleh masyarakat, karenanya literasi digital
harus terus digalakkan dengan melibatkan berbagai
pihak (pemangku kepentingan). Teknologi digital harus
kita manfaatkan untuk menumbuhkan segenap potensi
kemanusiaan kita, dan tentu saja selaras dengan tema
kita: Teknologi digital harus kita manfaatkan untuk
menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bangsa.

 Dalam kerangka itu, Pemerintah telah menetapkan


kebijakan-kebijakan yang relevan agar teknologi digital
bermaslahat bagi kemajuan bangsa. Kita telah memiliki
Undang-undang (UU) No. 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik
(UU ITE). Berbagai aturan pelaksanaannya oleh
8
Pemerintah juga telah dilengkapi dengan
mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak
termasuk dari berbagai organisasi masyarakat dan
kalangan akademisi. Selain itu, Pemerintah dan DPR
tengah mempersiapkan perundang-undangan tentang
perlindungan data pribadi. Semua itu diharapkan
menjadi panduan bagi kita semua sebagai warga
negara Indonesia untuk semakin memahami dan
memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan
terlindungi dari berbagai bentuk kejahatan digital.

Hadirin sekalian yang berbahagia,

 Manakala kita kaitkan dengan konteks keadilan dan


kesejahteran digital, maka dimensinya luas di mana
satu sama lain saling terkait, baik secara teknis
maupun substansi. Khasanah keadilan digital,
misalnya secara teknis menuntut adanya pemerataan
akses masyarakat terhadap sarana-prasarana
teknologi digital. Dalam konteks ini, Pemerintah terus
mengembangkan segenap peranti yang dibutuhkan
agar masyarakat Indonesia dapat mengakses atau

9
menjangkau dan memanfaatkan teknologi digital tanpa
terkendala oleh keterbatasan-keterbatasan teknis.
Percepatan dalam mengatasi kendala-kendala teknis
itu terus dilakukan, apalagi sudah merupakan
kebutuhan mendesak di mana ketika pandemi Covid-
19 terjadi, penyelenggaraan pendidikan kita dari
tingkat dasar hingga perguruan tinggi dilakukan secara
daring.

 Keadilan digital dalam konteks menjamin seluruh


masyarakat dapat mengakses dan memanfaatkan
teknologi digital, juga diarahkan untuk peningkatan
kesejahteraan mereka. Karenanya, pemerintah
mendorong agar para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) dapat memanfaatkan teknologi
digital dengan baik, sehingga mampu menggerakkan
ekonomi nasional secara signifikan. Konektivitas antar-
pelaku usaha dan dengan segenap potensi konsumen
yang ada dapat dikembangkan melalui jejaring digital
yang lebih efektif menerobos berbagai hambatan
konvensional.

10
 Kita juga berharap berbagai industri rintisan (start up)
juga terus berkembang sebagai Decacorn bahkan
Unicorn, seiring dengan berkembangnya
pengetahuan dan inovasi digital sebagaimana
dikembangkan UICI melalui program kewirausahaan
digital. Semua itu tentu membutuhkan kolaborasi
dengan berbagai pihak, dengan Pemerintah dan
pemangku kepentingan lainnya.

 Mengakhiri pidato ini, sekali lagi saya mengucapkan


selamat atas perkembangan dan pertumbuhan UICI
sebagai wahana dalam mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan dan inovasi digital bagi para
peserta didiknya, semoga UICI mampu menghasilkan
manusia-manusia unggul yang siap mengantarkan
Indonesia pada kemajuan dan kesejehteraan,
sebagaimana yang diharapkan oleh Pendiri Bangsa.
Bilahit Taufiq Wal Hidayah,
Mohon maaf lahir dan batin,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG


PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA

PROF. DR. MUHADJIR EFFENDY. M.A.P


11

Anda mungkin juga menyukai