Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Tentang Hak Cipta

a. Sejarah Hak Cipta di Indonesia

Secara yuridis formal Indonesia diperkenalkan dengan masalah hak cipta pada
tahun 1912, yaitu pada saat diundangkannya Auteurswet ( Wet van 23 September
1912, Staatblad 1912 Nomor 600 ), yang mulai berlaku 23 September 1912

Setelah Indonesia merdeka, ketentuan Auterswet 1912 ini kemudian masih


dinyatakan berlaku sesuai dengan ketentuan peralihan Undang – Undang Dasar 1945,
Pasal 192 Konstitusi Sementara Republik Indonesia serikat dan Pasal 142 Undang –
Undang Dasar Sementara 1950. Pemberlakuan Auteurswet 1912 ini sudah tentu
bersifat sementara. Pada Tahun 1958, Perdana Menteri Djuanda menyatakan
Indonesia keluar dari Konvensi Bern dan menyatakan semua ketentuan hukum
tentang hak cipta sudah tidak berlaku lagi, supaya para intelektual Indonesia dapat
memanfaatkan hasil karya, cipta, dan karya asing tanpa harus membayar royalti.
Dengan pertimbangan agar tidak menyulitkan Indonesia dalam pergaulan masyarakat
internasinal, sikap itu ditinjau kembali setelah orde baru berkuasa. Ketentuan lama
zaman Belanda tentang hak cipta, yaitu Auteurswet 1912 berlaku kembali

Hal tersebut telah berlangsung cukup lama hingga saat Undang-Undang Hak
Cipta Nasional pertama diberlakukan pada tahun 1982, yaitu terkandung dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta. Dalam pelaksanaannya
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1982 ini ternyata banyak ditemukan pelanggaran
terutama pembajakan terhadap hak cipta, yang telah berlangsung dari waktu ke
waktu dengan semakin meluas dan sudah mencapai tingkat yang membahayakan
dan berdampak merugikan untuk mencipta, yang didefinisikan lebih luas akan
membahayakan sendi kehidupan dalam arti seluas-luasnya.
Perkembangan tindak pelanggaran hak cipta tersebut dipengaruhi oleh berbagai
faktor . Penyebab munculnya keadaan tersebut disebabkan oleh :

1) Masih belum memasyarakatnya etika untuk menghargai karya cipta seseorang;


2) Kurangnya pemahaman terhadap arti dan fungsi hak cipta, serta ketentuan
undang-undang hak cipta pada umumnya, yang disebabkan karena masih
kurangnya penyuluhan mengenai hal tersebut;
3) Terlalu ringannya ancaman yang ditentukan dalam undang-undang hak cipta
terhadap pembajakan hak cipta.

Setelah dikeluarkannya Undang-Undang Hak Cipta tahun 1982 pemerintah


Indonesia dua kali melakukan perubahan undang-undang tentang hak cipta. Kedua
perubahan tersebut tekandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 dan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Seiring dengan kemajuan
teknologi dan perkembangan kehidupan di masyarakat, jika dicermati dalam
Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 tidak tergambar secara jelas
adanya perlindungan hak ekonomi dan hak moral bagi para pencipta serta pemegang
hak terkait. Perubahan undang-undang ini disebabkan negara kita ikut serta dalam
Persetujuan tentang Aspek – Aspek Dagang Hak Atas Kekayaan Intelektual
(Agreement on Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights, Including Trade
Counterfeit Goods/ TRIPs) yang merupakan bagian dari persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World Trade
Organization)

Dengan keterkaitan tersebut Negara kita telah meratifikasi dengan Undang-


Undang Nomor 7 Tahun 1994 dan melanjutkan dengan menerapkan dalam undang
undang-undang yang salah satunya adalah Undang-Undang Hak Cipta.Selain itu,
Indonesia juga meratifikasi Berne Convention for the Protection of Artistic and
Literary Works (Kovensi Berne tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra) melalui
keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997.

Meskipun penyempurnaan atas beberapa peraturan tentang hak cipta telah di


lakukan, namun karena kekayaan intelektual masyarakat, Indonesia memerlukan
perlindungan hukum yang memadai agar terdapat iklim persaingan usaha yang sehat
yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional.

Dengan latar belakang tersebut, pada tahun 2014 dibentuklah Undang-Undang


Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang selanjutnya disebut Undang-Undang
Hak Cipta. Didalam Undang-Undang Hak Cipta yang baru ini membuat banyak
pembaharuan hukum, diantaranya yaitu undang-undang hak cipta yang baru
mengatur mengenai perpanjangan masa perlindungan hak cipta, pengaturan
mengenai perpanjangan masa perlindungan hak cipta, pengaturan mengenai

a. Pengertian Hak Cipta


Hak Cipta adalah salah satu bagian dari hak kekayaan intelektual, selain hak cipta,
hak kekayaan intelektual juga mencakup hak kekayaan industry yang terdiri dari :
paten , merek ,desain industri ,desain tata letak sirkuit terpadu , indikasi
geografis ,varietas tanaman baru , rahasia dagang , lisensi dan waralaba
Pengertian hak cipta di Indonesia pertama kali ditafsirkan oleh Pasal 1 Auteurswet
1912 sebagai hak pengarang, yaitu hak tunggal dari pengarang,atau hak dari yang
mendapat hak tersebut,atas hasil ciptaanya dalam lapangan kesusastraan, pengetahuan
dan kesenian, untuk mengumumkan dan memperbanyak dengan mengingat
pembatasan-pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang. (Badan Pembinaan
Hukum Nasional)
Istilah hak pengarang kemudian digantikan menjadi hak cipta. Istilah hak cipta
pertama kali diusulkan oleh Sutan Mohammad Syah pada Kongres Kebudayaan di
Bandung pada tahun 1951 sebagai pengganti istilah hak pengarang yang dianggap
kurang luas cakupan pengertiannya, karena istilah hak pengarang itu memberikan
kesan penyempitan makna, yang seolah olah dicakup hanyalah hak dari pengarang
saja, atau yang ada sangkut pautnya dengan karang mengarang saja, padahal tidak
demikian. Istilah hak cipta ini kandungan artinya lebih tepat dan luas, dibandingkan
jika menggunakan istilah hak pengarang. secara yuridis, istilah hak telah dipergunakan
dalam Undang – Undang Hak Cipta tahun 1982 sebagai pengganti istilah hak
pengarang yang digunakan dalam auteurswet 1912
Hak cipta juga dapat didefinisikan sebagai hak milik yang melekat oleh karya-karya
cipta di bidang kesastraan, seni, dan ilmu pengetahuan seperti karya tulis, karya musik,
lukisan, patung, dan sebagainya.Dan pada hakikatnya, hak cipta adalah hak yang
dimiliki oleh pencipta untuk mengeksplorasi dengan berbagai cara karya cipta yang
dihasilkan.

Hak Cipta muncul secara otomatis ketika suatu karya ciptaan lahir dari seorang
pencipta. Dengan demikian sistem pendaftaran Hak Cipta menggunakan sistem
deklaratif bukan sistem konstitutif seperti yang berlaku pada pendaftaran paten dan
merk, sebab tanpa dilakukannya pendaftaran oleh pencipta, ataupun pemegang hak cipta
keberadaan karya cipta tersebut tetap dilindungi hanya saja bagi ciptaan yang tidak
didaftarkan akan susah serta memakan waktu pembuktian tentang Hak Ciptanya
daripada ciptaan yang telah di daftarkan,

b. Ruang Lingkup Hak Cipta

Terkait Ruang Lingkup dalam perlindugan hak cipta diterangkan dalam Pasal 30 ayat
(1) Undang-Undang Hak Cipta yang meliputi ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan ,seni, dan, Sastra terdiri dari :

a. Buku, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. Lagu dan/ atau musik dengan atau tanpa teks atau syair:
e. Drama, drama musical, tari,koreografi, pewayangan, dan pantonim
f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni
pahat, patung, atau kolase;
g. Karya seni terapan
h. Karya arsitektur;
i. Peta;
j. Karya seni batik atau seni motif lain;
k. Karya fotografi;
l. Potret;
m. Karya sinematografi;
n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi,dan karya lain dari hasil transformasi;
o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya
tradisional
p. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program
komputer maupun media lainnya;
q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya
yang asli;
r. Permainan video; dan
s. Program komputer
Undang Undang Hak Cipta juga menjelaskan terkait hasil karya yang tidak
dilindungi.Karya-karya yang tidak dilindungi tersebut yaitu hasil karya yang belum
diwujudkan dalam bentuk nyata

Pada Pasal 42 Undang-Undang Hak Cipta juga menegaskan bahwa hasil rapat terbuka
lembaga Negara, peraturan perundang-undangan, pidato kenegaraan atau pidato
pejabat pemerintah, putusan pengadilan atau penetapan hakim, dan kitab suci atau
symbol keagamaan bukanlah suatu karya atau ciptaan

c. Sifat Hak Cipta


Jika membahas tentang sifat, terdapat dua unsur penting terkandung dalam rumusan
pengertian hak cipta yang terkandung dalam Undang – Undang Hak Cipta, yaitu:

1) Hak cipta yang dapat dipindahkan, dialihkan pada orang lain


2) Hak moral yang dalam keadaan bagaimanapun dan dengan jalan apapun tidak
dapat ditinggalkan daripada penciptanya (mengumumkan, menetapkan judul,
mencantumkan nama dalam karya, dan mempertahankan keutuhan dan integritas
karyanya).
3) Hak yang dapat dipindahkan atau dialihkan itu sekaligus merupakan bukti nyata
bahwa hak cipta adalah hak kebendaan. Dalam Istilah Undang – Undang Hak
Cipta,pengalihan itu dapat berupa pemberian izin ( lisensi ) kepada pihak ketiga.
Selain sifatnya sebagai hak kebendaan, hak cipta juga merupakan hak kekayaan
yang objeknya adalah benda tidak berwujud, sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua benda yang tidak dapat dilihat atau diraba dan dapat dijadikan obyek hak
kekayaan.
Kedudukan hak cipta sebagai benda juga terlihat pada rumusan Pasal 499 KUH
Perdata, disebutkan bahwa: “Menurut Undang-Undang, barang adalah tiap benda
dan tiap hak yang dapat menjadi objek hak milik.” Rumusan tersebut diatas dapat
menempatkan hak cipta sebagai hak yang merupakan bagian dari benda.
Pemegang hak cipta dapat menguasai hak cipta sebagai hak milik. Kemudian
dijelaskan dalam Pasal 16 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta yang berbunyi “Hak
cipta merupakan benda bergerak tidak berwujud” . Dengan kata lain hak cipta
merupakan hak yang termasuk hak kebendaan yang tergolong dalam kategori
benda bergerak tidak berwujud atau immaterial.

d. Pendaftaran Hak Cipta


Pendaftaran ciptaan dan produk hak terkait bukan merupakan syarat untuk
mendapatkan hak cipta dan hak terkait yang terkadung dalam Pasal 64 Ayat 2
Undang Undang Hak Cipta. Ketentuan ini menjelaskan bahwa hak cipta
menganut stelsel deklaratif, yang berarti pendaftaran tidak merupakan kewajiban,
pemegang hak adalah yang menggunakan terlebih dahulu ( first to use). Namun
dalam pasal 66 Ayat 1, pendaftaran dapat dilakukan untuk kepentingan
pembuktian apabila muncul permasalahan dikemudian hari.Pihak penggugat
(dalam hal ini pencipta atau pemegang hak cipta) harus membuktikan bahwa ia
pemilik atau pemegang yang sah.

e. Peralihan Hak Cipta


Sebagai benda bergerak tidak berwujud atau immaterial, Hak Cipta dapat
dialihkan kepemilikannya. Pasal 16 ayat 2 Undang-Undang Hak Cipta mengatur
peralihan hak cipta baik secara keseluruhan maupun sebagaia dengan cara:
a. Pewarisan
b. Hibah
c. Wakaf
d. Wasiat
e. Perjanjian tertulis; atau
f. Sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan

Dijelaskan dalam Pasal 16 ayat 2 Undang-Undang Hak Cipta bahwa yang dapat
dialihkan hanyalah hak ekonominya saja, sedangkan hak moral tetap melekat pada diri
penciptanya. Hak ekonomi atas suatu ciptaan akan tetap berada di tangan pencipta atau
pemegang hak cipta selama si pencipta atau pemegang hak cipta tersebut tidak mengalihka
seluruh hak ekonominya

Peralihan tersebut tidak dapat dilakukan kedua kali kepada pencipta atau pemegang
hak cipta yang sama. ( Penjelasan Pasal 17 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Hak Cipta). Hal
ini menunjukan bahwa peralihan pada benda pada umumnya karena adanya hak moral
yang tidak dapat dialihkan kepada siapapun melainkan tetap melekat pada diri penciptanya

Hak cipta sendiri dianggap sebagai benda bergerak tidak berwujud, maka dari itu
peralihan hak cipta tersebut tidak dapat dilakukan dengan cara lisan. Peralihan hak cipta
sendiri haruslah dengan cara tertulis baik dengan akta otentik (akta yang dibuat dihadapan
pejabat yang berwenang) atau akta dibawah tangan. Persetujuan secara lisan saja tidak
diakui oleh Undang – Undang Hak Cipta. Hal ini untuk menjaga agar jangan sampai timbul
penyimpangan-penyimpangan terhadap hak dan kewajiban dikemudian hari, sehingga di
dalam akta perjanjian harus dibuat sejelas mungkin hak-hak yang dipindahkan akta yang
dialihkan serta hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari kedua belah pihak

f. Hak Ekonomi dan Hak Moral


1) Pengertian Hak Ekonomi dan Hak Moral
Berdasarkan penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Hak Cipta, hak ekonomi adalah hak
yang dimiliki oleh seseorang pencipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
ciptaannya. Hak ekonomi pada tiap peraturan di berbagai Negara selalu berbeda-beda.
Akan tetapi secara umum, setiap negara minimal mengenal dan mengatur hak
ekonomi yang meliputi hak reproduksi dan hak distribusi
Di Indonesia, penjelasan mengenai hak ekonomi ini terkandung di dalam Pasal 9
ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta ,yaitu :

a. Hak untuk menerbitkan\


b. Menggandakan
c. Menerjemahkan
d. Mengadatasi
e. Mengaransemen
f. Mentransformasikan
g. Mendistribusikan
h. Mempertunjukan
i. Mengumumkan
j. Mengkomunikasikan
k. Menyewakan salinan atau ciptaanya

Dapat diketahui bahwa hanya seorang pencipta atau pemegang hak cipta yang
diperbolehkan melakukan hal-hal tersebut diatas karena hanya pencipta yang memiliki
hak ekonomi atas karya ciptaanya. Setiap orang yang melaksanakan hak ekonomi
sebagaimana yang telah disebutkan diatas, harus mendapat izin pencipta atau
pemegang hak cipta terlebih dahulu. Jika tanpa izin dari pencipta atau pemegang cipta,
tidak ada seorang pun yang diperbolehkan melakukan penggandaan dan/atau
pengunaan secara komersial atas suatu ciptaan yang penjelasannya terkandung dalam
Pasal 9 ayat 2 Undang Undang Hak Cipta)
Selain Hak Ekonomi ,Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Hak Cipta, secara
gambling dijelaskan bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif yang juga terdiri dari
hak moral. Sifat pribadi yang terkandung dalam hak cipta yang melahirkan konsepsi
hak moral bagi si pencipta atau ahli warisnya. Hak moral tersebut dianggap sebagai
hak pribadi yang dimiliki oleh seorang pencipta untuk mencegah terjadinya
penyimpangan atas karyanya
Hak moral tersebut merupakan perwujudan dari hubungan yang terus berlangsung
anata pencipta dengan hasil karya ciptanya meskipun pencipta atau pemegang hak
cipta telah memindahkan hak ekonomi ciptaanya kepada orang lain. Apabila
pemegang hak cipta baru (pemegang hak ekonomi) mengilagkan nama pencipta, maka
pencipta atau ahli warisnya berhak untuk menuntut kepada pemegang hak cipta yang
baru supaya nama penciptanya terdahulu tetap dicantumkan dalam ciptaanya.
Pemegang hak cipta tidak diperbolehkan melakukan perubahan terhadap ciptaan
kecuali atas persetujuan pencipta ataupun ahli warisnya, dan meskipun hak cipta telah
dipindah tangankan, selama penciptaanya masih hiduo diperlukan persetujuan untuk
mengadakan perubahan atas ciptaan tersebut. Namun bila pencipta telah meninggal
dunia maka diperlukan izin dari ahli warisnya untuk melakukan perubahan terhadap
karya ciptanya.
Pasal 5 Undang-Undang Hak Cipta mengatur tentang hak moral pencipta terhadap
ciptaanya.Pencipta mempunyai hak yang melekat pada dirinya untuk:
a. Tetap mencantumkan atau tidak mencamtukan namanya pada salinan
sehubungan dengan pemakaian ciptaanya untuk umum
b. Menggunakan nama alias atau samarannya
c. Mengubah ciptaanya sesuai dengan kepatutan dalam masyarkat
d. Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan,
modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau
reputasinya.
Hak moral ini juga diatur didalam konvensi internasional di bidang hak cipta yaitu
Bern Convention, yang antara lain menyebutkan bahwa pencipta memiliki hak untuk
mengklaim kepemilikan atas karyanya dan mengajukan keberatan atas perubahan,
pemotongan, penguragan, atau modifikasi lain serta aksi pelanggaran lain yang
berkaitan dengan karya tersebut, dimana hal-hal tersebut merugikan kehormatan atau
reputasi si pencipta
Begitu eratnya hubungan pencipta dan ahli warisnya dengan hak moral,maka hak
moral tersebut tidak dapat dialihkan atau melekat pada penciptanya selama masih
hidup,kecuali ada wasiat atau sebab lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan
setelah pencipta meninggal dunia. Dengan demikian hak moral pencipta ini merupakan
salah sati pembatasan dari hak cipta yang telah diserahkan kepada orang lain yang
bukan merupakan penciptanya. Hal ini mengigat sifat manunggal hak cipta yang selalu
melekat pada diri pencipta, maka dari itu hak moral tidak bisa dialihkan dari
penciptanya
Terhadap hak moral ini, walaupun hak ciptanya (hak ekonominya) telah diserahkan
sepenuhnya atau sebagian ke orang lain,pencipta tetap berwenang melayangkan
tuntutan hukum untuk mendapat ganti kerugian terhadap seorang yang dirasa
melanggar hak moralnya. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata, yang
menyatakan bahwa “tiap perbuata hukum yang karena salahnya menerbitkan kerugian
itu mengganti kerugian tersebut” . Pernyataan tersebut kemudian dipertegas dalam
Pasal 98 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta yang berbunyi “Pengalihan hak cipta atas
seluruh ciptaan kepada pihak lain tidak mengurangi hak pencipta atau ahli warisnya
untuk menggugat setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak dan tanpa
persetujuan pencipta yang melanggar hak moral pencipta”
Undang-Undang Hak Cipta secara spesifik menerangkan bahwa bagaimana cara
melindungi hak moral yang melekat pada pencipta.Hal ini dijelaskan pada Pasal 6
Undang-Undang Hak Cipta yang berbunyi “Pencipta diperbolehkan mendapat
informasi manajemen Hak Cipta yang meliputi metode atau sistem yang dapat
mengidentifikasi originalitas subtansi ciptaan dan penciptanya serta pencipta diberikan
kode akses dan kode informasi untuk mendapatkan informasi mengenai ciptaanya”

2) Waktu Perlindungan Hak Ekonomi dan Hak Moral


Pengaturan mengenai jangka waktu perlindugan hak ekonomi berbeda dari suatu
jenis ciptaan lainnya yang pada umumya didasarkan pada eksploitasi bisnis yang dapat
diperoleh oleh penciptannya sehubungan dengan pengakuan hak ekonomi atau ciptaan
itu. Cepat atau lambatnya waktu, disesuaikan dengan kepentingan ekonomi dari
pencipta yang telah melakukan investasi waktu, tenaga, pikiran, keahlian, dan atau
dana dalam menghasilkan ciptaan. Untuk mencpai keadilan, jangka waktu
perlindungan hak cipta itu juga dikaitkan dengan hak masyarakat atau kepentingan
umum terhadap suatu ciptaan. Berikut adalah pembagian berdasarkan penjelasan
Undang-Undang Hak Cipta:
Perlindungan Hak Cipta atas Ciptaan:
a. buku, pamphlet, dan semua hasil karya tulis lain;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. lagu atau music dengan atau tanpa teks;
e. drama,drama musikal, tari, koreografi, pewayagan dan pantonim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan,gambar, ukiran kaligrafi, seni
pahat, patung atau kolase;
g. karya arsitektur;
h. peta;
i. karya seni batik atau seni motif lain,
Berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 70 (tujuh puluh) tahun
setelah pencipta meninggal dunia, jika penciptanya 2 orang atau lebih maka ukura
yang dipakai adalah pencipta yang terlama hidupnya (meninggal dunia paling
akhir) diantara pencipta itu dan berlangsung hingga 70 (tujuh puluh) tahun
sesudahnya, dan jika penciptannya adalah badan hukum berlaku selama 50 tahun
sejak pertama kali diumukan ( Pasal 58 Undang-Undang Hak Cipta)

Perlindungan Hak Cipta Atas Ciptaan:

a. Karya fotografi
b. Potret
c. Karya sinematografi
d. Permainan video;
e. Program komputer;
f. Perwajahan karya tulis;
g. Terjemahan, tafsir, saduran, bungan rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi, dan karya lain dari hasil transformasi
h. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi budaya
tradisional;
i. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
program komputer atau media lainnya; dan
j. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli.
Perlindungan ciptaan yang tercantum diatas berlaku selama 50 ( lima puluh )
tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.Sedangkan perlindungan hak
cipta atas ciptaan berupa karya seni terapan berlaku selama 25 ( dua puluh lima )
tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.
Berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (1) dan ayat (2) serta pasal 39 ayat (1) dan ayat
(3) Undang-Undang Hak Cipta. Negara adalah sebagai pemegang Hak Cipta
atas:
(1) Ekspresi budaya tradisional dengan perlindungan tanpa batas waktu
(2) Ciptaan tidak diketahui penciptannya dan belum dilakukan pengumuman; dan
ciptaan yang telah dilakukan pengumuman tetapi tidak diketahui penciptanya dan
pihak yang mengumumkan ciptaan. Jangka waktu perlindungannya adalah 50 (lima
puluh) tahun sejak ciptaan tersebut pertama kali dilakukan pengumuman ( Pasal 60
Undang-Undang Hak Cipta)
(3) Jangka waktu berlakunya hak cipta atas ciptaan yang diumumkan bagian demi
bagian,dihitung mulai tanggal pengumuman bagian yang terakhir. Dalam
menentukan jangka waktu hak cipta atas ciptaan terdri dari 2 jilid atau lebih,
demikian pula ikhtisar atau berita yang diumumkan secara berkala dan tidak
bersamaan waktunya, maka tiap jilid atau ikhtisar dan berita itu masing – masing
dianggap sebagai ciptaan tersendiri. ( Pasal 61 Undang-Undang Hak Cipta).
Untuk masa berlakunya hak moral dijelaskan pada Pasal 57 Undang-Undang Hak
Cipta bahwa hak moral pencipta berlaku tanpa batas waktu. Hak moral ini berlaku
selama berlangsungnya jangka waktu hak cipta atas ciptaan yang bersangkutan.

2. Tinjauan Tentang Media Sosial

a. Sejarah Media Sosial


Pada tahun 1920an, menurut the Oxford English Dictonary orang mulai berbicara
tentang media masa dan satu generasi, lalu pada tahun 1950an, orang mulai berbicara
tentang revolusi komunikasi ,namun perhatian terhadap sarana-sarana komunikasi jauh
lebih tua daripada itu.Retroika,yaitu studi tentang seni berkomunikasi secara lisan dan
tulisan, sudah mendapat tempat yang sangat terhormat di masa Yunani dan Romawi
kuno.Retroika juga dipelajari di abad pertengahan, dan dengan semangat yang lebih besar
lagi dizaman renaistance.
Dalam paruh pertama abad ke 20,terutama sekali ketika munculnya perang dunia ke 2,
perhatian para ilmuwan terpusat pada studi tentang propaganda.Baru baru ini,beberapa
ahli teori yang ambisius, mulai dari antropologi prancis Claude Levi-Strauss sampai
pakar sosiologi jerman Niklas Luhman telah memperluas konsep komunikasi lebih jauh
lagi.Luhman tentang kekuasaan, uang dan cinta karena demikian banyaknya
komunicationsmedien
Awal mula terbentuknya sosial media terjadi pada tahun 1978 dari penemuan sistem
papan buletin, yang dapat memungkinkan seseorang untuk mengunggah, atau
mengunduh informasi, dapat berkomunikasi dengan menggunakan surat elektronik yang
koneksi internetnya masih terhubung dengan saluran telepon dengan modem. Sistem
papan buletin ini ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang keduanya
adalah sesama pecinta dunia komputer. Perkembangan sosial media pertama kali
dilakukan melalui pengiriman surat elektronik pertama oleh peneliti ARPA (Advanced
Research Project Agency) pada tahun 1971. Tahun 1995 merupakan kelahiran situs
GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data
website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan
GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website – website lain

Pada Tahun 1997 muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun
sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs
jejaring sosial di banding Classmates.com
Tahun 1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi,yaitu Blogger, Situs ini
menawarkan penggunanya agar dapat membuat halaman situsnya sendiri.sehingga
pengguna dari Blogger ini dapat membuat hal tentang apapun.termasuk hal pribadi
ataupun untuk mengkritisi pemerintah. Bisa dikatakan blogger ini menjadi tonggak
berkembangnya sebuah media sosial. Perkembangan media sosial di Indonesia berangkat
dari masuknya internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network , dimana
semangat kerjasama, kekeluargaan dan gotong royong sangat hangat dan terasa di antara
para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya
kemudian yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktivitasnya, terutama
yang melibatkan perdaganga internet.
Sejak tahun 1988 ada pengguna awal internet diindonesia yang memanfaatkan CIX
(Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet. Berdasarkan catatan whois
ARIN dan APNIC, protokol internet (IP) pertama dari Indonesia, UI-NETLAB
(192.41.206/24) didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 juni 1988. RMS Ibrahim,
Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi
Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal
pembanguan Internet Indonesia pada tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal
telah mengontribusikan keahlian serta dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan
sejarah jaringan komputer diindonesia.

Berdirinya Friendster pada tahun 2002, merupakan tonggak awal lahirnya situs media
sosial. Saat itu Friendster sangat booming,dan menjadi sebuah media sosial menjadi
fenomenal terutama di Indonesia sendiri. Pada Tahun 2003 lahir juga media sosial yang
bernama LinkedIn, dan juga Myspace namun kedua media sosial ini kurang digandrungi
oleh masyrakat Indonesia.Kemudian pada tahun 2004 lahirlah aplikasi media sosial yang
paling fenomenal dari awal kemunculanya hingga saat ini yaitu Facebook. Kemudian
setelah itu mulailah aplikasi media sosial bermunculan seperti Twitter, google+,
instagram dan lainnya

b. Pengertian Media Sosial


Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, dan
wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di
seluruh dunia.Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang
mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideology dan
teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated
content”.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page
pribadi,kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi.Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Instagram, Whatsapp, dan
Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka
media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberikan
kontribusi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar,
serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas (Anang Sugeng
Cahyono,Pengaruh Meida Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyrakat di Indonesia).

c. Fungsi media sosial


- Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial
manusia mengunakan internet dan teknologi web.
- Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi.
Menstransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu
sendiri
- Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media siaran
dari satu institusi media ke banyak audience (one to many) menjadi praktik
komunikasi dialogis antara banyak audience (many to many)

d. Manfaat media sosial


1. Sarana belajar, mendengarkan , dan menyampaikan
Bermacam aplikasi media sosial dapat dimanfaatkan untuk belajar melalui
beragam informasi, data, dan isu yang termuat di dalamnya. Pada aspek lain,
media sosial juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan berbagai informasi
kepada pihak lain.

2. Sarana dokumentasi, administrasi, dan integrasi


Berbagai macam aplikasi media sosial pada dasarnya merupakan gudang
dokumentasi beragam konten, dari yang berupa profil, informasi, reportase,
kejadian, rekam peristiwa sampai pada hasil riset-riset kajian.Beberapa hal yang
bisa dilakukan media sosial, antara lain membuat blog organisasi,
mengintegrasikan berbagai lini di perusahaan, menyebarkan konten yang relevan
sesuai dengan target di masyarakat atau memanfaatkan media sosial sesuai
kepentingan visi, misi tujuan efisiensi dan efektifitas operasional organisasi.

3. Sarana perencanaan, strategi, dan manajemen


Media sosial ditangan para pakar manajemen dan marketing dapat menjadi senjata
yang dahsyat untuk melancarkan perencanan dan strateginya. Misalnya,
melakukan promosi, menggaet pelanggan setia, menghimpun loyalitas customer,
menjajaki market, mendidik public sampai menghimpun respon masyarakat

4. Sarana control, evaluasi, dan pengukuran


Media sosial berfaedah untuk melakukan control organisasi dan juga
mengevaluasi berbagasi perencanaan dan strategi yang telah dilakukan. Ingat
respons publik dan pasar menjadi alat ukur, kalibrasi dan parameter untuk
evaluasi

3. Tinjauan Tentang Foto


a. Pengertian Fotografi
Fotografi “Photography”merupakan kata yang berasal dari Yunani yang berasal dari 2
kata “Photo” yang berarti sinar dan “Graphos” yang berarti menggambar. Jika
diperumpakan fotografi dengan melukis,salam fotografi yang digunakan yaitu kamera
sedangkan lensa sebagai kuasnya,sensor digital sebagai kanvas atau kertas dan cahaya
sebagai catnya
Michael Langford, pada dasarnya fotografi merupakan perpaduan imajinasi dengan
desain visual, keterampilan, dan kemampuan pengelompokan praktis.bukan hanya
menangkap gambar semata,namun juga “menata” objek-objek yang ada di dalamnya agar
dapat mencapai estetika yang baru. Dalam garis besar, pengertian fotografi adalah suatu
proses atau cara untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai ojek tersebut pada media yang peka cahaya. Prinsip dari
fotografi yaitu memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu
membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran
luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan yang identik dengan cahaya
yang memasuki medium pembiasan (lensa)

b. Pengertian Fotografi Digital


Kamera analog bertugas membuat jejak diatas film saja. Berbeda dengan kamera
digital, kamera digital dapat membuat jejak diatas permukaan CCD, dan juga
berfungsi menampilkan gambar dilayar, mengolah gambar lewat software yang
tersedia, menseleksi gambar dilayar, mengolah gambar lewat software yang tersedia,
menseleksi gambar (menyimpan atau menghapus gambar). Sekaligus mengirim atau
mempublikasikan gambar.Digitalisasi memperluas pandangan kita tentang konsep
ruang dan waktu dalam fotografi.
Fotografi digital tidak lagi menggunakan film dan proses lanjutannya, pemrosesan
dalam kamar gelap untuk mencuci film dan mencetak foto (menggunakn berbagai zat
kimia). Kamera digital merupakan teknologi terbaru dalam evolusi fotografi. Kamera
jenis ini menggunakan sensor jenis CCD dan CMOS sebagai perekam gambar
pengganti film. Sedangkan untuk media penyimpanannya digunakan kartu memori
yang tersedia dalam berbagai jenis: Compact Flash, Memory Stick, dan Smart Media
Card. Terdiri dari 3 format kamera digital: digital compact (pocket digital),DSLR
(Digital Single Lens Reflex) dan Digital Back untuk kamera Medium Format. Selain
alasan sederhana seperti biaya produksi yang menjadi lebih murah, juga lebih mudah
untuk diunggah di dunia maya.
Prototype kamera pertama kali dikeluarkan pada tahun 1975.Saat itu,Steven Sasson
mengeluarkan sebuah kamera yang dapat merekam segala aktivitasnya ke dalam sebuah
kaset digital.Kaset tersebut akan dengan mudah dikonversi menjadi file digital lewat
mesin yang ada dibawahnya. Hanya saja sifatnya prototype dan lebih pada sebuah
penemuan atau inovasi produk ini tidak dikomersilkan. Baru pada tahun 80 an akhir
beberapa produsen kamera mulai melakukan pengembangan terhadap kamera.
Pada Tahun 2000,masa dimana awal mula kejayaan kamera handphone. Samsung
yang telah berhasil mengaplikasikan kamera digital kedalam sebuah handphone.Sebuah
kamera digital yang mampu memotret hingga 20 gambar dengan dimensi 640 x 480 pixel
serta mempunyai kapasitas penyimpanan 1MB internal storage.
Tahun 2001,merupakan potensi yang cukup signifikan dalam perkembangan dunia
fotografi serta gambar digital, Google menjadi “search engine” pertama yang
memunculkan fitur “images” dalam mesin pencariannya.
Dalam fotografi digital, maka file yang kita ambil juga bertransformasi menjadi bentuk
digital.Setelah media sosial di internet tumbuh dengan pesat, produksi foto snapshot
semakin meningkat. Banyak foto dipublikasikan di media sosial, maupun disimpan di
Cloud, Facebook, Instagram, Dropbox, atau Google Drive menjadi galeri maya favorit
bagi perayaan foto-foto snapshot semakin bergeser dari foto privat menjadi foto publik.

Fungsi Fotografi
1) Fotografi sebagai Media Informasi
Rasanya tidak ada media massa cetak (surat kabar, tabloid, dan majalah) di negeri
ini yang tidak menyertakan foto dalam setiap terbitannya.Foto seringkali menjadi
daya tarik bagi pembaca sebelum membaca berita. Kedudukan karya foto disini
yaitu sebagai daya tarik, jadi karya foto dalam jurnalisitik yaitu sebagai
pelengkap/penunjang dari sebuah berita.
2) Fotografi sebagai Media Berekspresi
Benjamin berpendapat bahwa fotografi dan film sebagai bentuk seni inovatif yang
menggantikan bentuk - bentuk seni lama seperti lukisan dan sandiwara

Pengertian Foto Produk

Foto produk merupakan suatu cara bagaimana kita mengambil gambar sebuah
produk untuk mendiskripsikan bentuk, fungsi produk tersebut dan yang lebih
penting membuat produk tersebut agar mempunyai daya tarik penjualan terhadap
produk tersebut menarik agar dapat laris terjual.

Hal yang paling utama dalam foto produk adalah bagaimana foto tersebut dapat
meningkatkan penjualan barang,ini bisa dimulai dengan membuat barang supaya
terlihat sangat bagus dan konsep yang menarik. Sehingga pembeli dapat tertarik dan
merasa penasaran terhadap barang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai