Anda di halaman 1dari 26

HUKUM ACARA

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

OLEH:
ANTON CATU R SUL IST I YO,S.H.
HAKIM ADHOC PHI – PN SEMARANG
DASAR HUKUM :
UU NO.2 Tahun 2004 Tentang
Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial;

UU No 11 tahun 2020 Tentang


Cipta Kerja (Ketenagakerjaan);

UU No 13 Tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan;

HIR /Rbg;

KUHAPerdata.
PERLUNYA HUKUM ACARA PHI

• Adanya konflik hubungan industrial;


• Kurangnya pengetahuan para pihak yang
berselisih mengenai “cara bermain”
(hukum acara) dalam menyelesaikan
perselisihan.
UNSUR DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL

• Pekerja/Buruh atau serikat pekrja/buruh


• Pengusaha/gabungan pengusaha
• Pemerintah
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDSTRIAL
PS 1 ANGKA 1 UU NO.2 TH 2004
perbedaan pendapat yang mengakibatkan
pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau
serikat
pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh
dalam satu perusahaan.
JENIS PERSELISIHAN
PS 2 UU NO 2 TH 2004

• Hak;
• Kepentingan;
• Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan;
• Perselsihan antar serikat pekerja/buruh dalam
satu peusahaan.
PERSELISIHAN HAK

• perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya


hak, akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.
PERSELISIHAN KEPENTINGAN
• perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena
tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan,
dan/atau perubahan syarat-syarat kerja
yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
PERSELISIHAN PHK
• perselisihan yang timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu
pihak.
PERSELISIHAN ANTAR SERIKAT
PEKERJA/BURUH DALAM SATU PERUSAHAAN
• perselisihan antara serikat
pekerja/serikat buruh dengan serikat pekerja/serikat buruh
lain hanya dalam satu perusahaan,
karena tidak adanya persesuaian paham mengenai
keanggotaan, pelaksanaan hak, dan
kewajiban keserikatpekerjaan.
POLA PENYELESAIAN PPHI

• Diluar Pengadilan (Non Litigasi) :


Bipartit (ps 6 & 7);
Mediasi (ps 8 s/d 16);
Konsiliasi ( ps 17 s/d 28);
Arbitrase (ps 29 s/d 54).
• Di Pengadilan Hubungan Industrial (Litigasi), memiliki konsekuensi adanya
hukum acara. (ps 57)
• Kecuali ps 110, bila tidak puas dapat dilakukan upaya hukum kasasi.
PENYELESAIAN MELALUI
KONSILIASI – MEDIASI
PENGADILAN
KONSILIASI: HUB.INDUSTRIAL
1. Perselisihan Kepentingan
2. Perselisihan SP/SB
3. Perselisihan PHK PB MENERIMA TIDAK
3 HARI MENERIMA
KERJA

JAWABAN
MEDIASI: 30 HARI
ANJURAN
1. Perselisihan Kepentingan 10 HARI
KERJA
2. Perselisihan SP/SB KERJA
3. Perselisihan Hak ANJURAN
4. Perselisihan PHK TERTULIS
10 HARI
KERJA

PB SEPAKAT TIDAK SEPAKAT


5 - 7 HARI
KERJA

KONSILIATOR - MEDIATOR
PENYELESAIAN MELALUI ARBITRASE

MAHKAMAH AGUNG
PUTUSAN
PENINJAUAN KEMBALI (PK) APABILA
KEPUTUSAN MENGANDUNG UNSUR
ARBITER UNSUR:
• Surat atau Document diakui atau
dinyatakan palsu setelah keputusan
dijatuhkan; atau
SEPAKAT 2 PIHAK
• Setelah keputusan diambil diketemukan
document yang bersifat menentukan,
yang disembunyikan oeh pihak lawan;
atau
BIPARTIT • Keputusan diambil dari tipu muslihat
yang dilakukan oleh salah satu pihak
PB dalam pemeriksaan perselisihan; atau
• Keputusan melampaui kekuasaan
PERSELISIHAN PERSELISIHAN
Arbiter Ketenagakerjaan; atau
KEPENTINGAN ANTAR SP / SB
• Keputusan bertentangan dengan
peraturan-perundang.
PROSEDUR PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

MAHKAMAH AGUNG 30 HARI


KERJA
P. HAK P. PHK Ps 155
PUTUSAN
FINAL PENGADILAN PHI 50 HARI
KERJA

PB PB Ps 103

ARBITER KONSILIASI MEDIASI 30 HARI


KERJA
SEPAKAT 2 PIHAK Ps 15, Ps
25, Ps 40
(1)

DINAS YG BERTANGGUNG JAWAB DIBIDANG KETENAGAKERJAAN

PB BIPARTIT 30 HARI
KERJA
Ps 3 (2)

KEPENTINGAN SP / SB HAK PHK


PERSELISIHAN
TUGAS DAN WEWENANG PENGADILAN HI
a. di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;
b. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan;
c. di tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja;
d. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh
dalam satu perusahaan.
TATA CARA ACARA DI PENGADILAN HI

• Diajukan di PN /PHI yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh bekerja ( ps 81 jo


118 HIR/ 142 Rbg ) ;
• Gugatan PHK 1 th setelah surat keputusan/ pemberitahuan diterima (ps 82PUT MK No. 114
Th 2015  “Pasal 159” tdk memmpunyai kekuatan hukum mengikat);
• Guagatan haruslah jelas dan cermat;
• Isi gugatan ;
idetitas para pihak;
dalil-dalil / fundamentum petendi;
tuntutan / petitum.
• Gugatan dibawah 150 juta biaya ditanggung negara (ps 58 );
• Gugatan dilampiri Risalah dan/atau mediasi dan konsiliasi (ps 83);
• Gugatan dapat dicabut bila Tergugat belum memberikan Jawaban,
bila sudah harus persetujuan Tergugat (ps 85);
• Dalam 7 hr kerja KPN menunjuk Majelis Hakim;
• Dalam 7 hr kerja Ketua Majelis Hakim melakukan sidang pertama
(ps 89 ayat 1);
• Pemanggilan di tempat tinggal / kediaman terakhir (ps89 ayat 2);
• Bila tidak hadir, memberitahukan kepada Majelis Hakim (ps 93
ayat1);
• Majelis Hakim menunda sidang selambat-lambatnya 7 hr kerja sejak
penundaan;
• Penundaan max 2 kali;
• Bila Penggugat tidak hadir setelah dipanggil secara patut 3 X , maka gugatan
gugur (ps 93 ayat 3)
• Bila Tergugat demikian juga, maka diputus Verstek (ps 93 aat 2);
• Sidang terbuka untuk umum;
• Hakim dalam persidangan pertama harus menguapayakan perdamaian (ps 130
HIR/154Rbg)
• Atas Gugatan, Tergugat dapat memberikan Jawaban, dilanjutan Penggugat
mengajkan Replik da Tergugat dapat mengajukan Duplik;
PEMBUKTIAN
• Kebenaran dalil diketahui dari pembuktian;
• Kebenaran yang dicari adalah kebenaran
formil;
• Yang membuktikan adalah yang mendalikan;
ALAT BUKTI
PS 164 HIR JO PS 284 RBG JO PS 1866 BW

• Alat bukti tertulis ;


• Saksi ;
• Persangkaan ;
• Pengakuan ;
• Sumpah ;
• Pemeriksaan setempat (tambahan)
PENGAMBILAN PUTUSAN

• Hakim harus mempertimbangkan hukum,


perjanjian, kebiasaan dan keadilan ( ps 100 );
• Diputus dalam musyawarah Majelis Hakim;
• Putusan dibacakan dalam sidang terbuka ;
PUTUSAN
• Dalam 7 hari kerja setelah dibacakan PP harus sudah
memberitahukan isi putusan kepada pihak yang tidak hadir;
• Dalam 14 hari kerja setelah ditandatangani Panitera Muda
harus sudah menerbitkan salinan putusan;
• Dalam 7 hari kerja setelah terbit, harus sudah dikirim
kepada para pihak;
• Pihak yang berselisih dapat memohon putusan untuk
dilaksanakan terlebih dahulu ;
• Pihak yang tidak puas dapat mengajukan Kasasi dalam jangka
waktu 14 hari kerja setelah putusan dibacakan (bila hadir) / diterima
(bila tidak hadir) ;
• Untuk perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat
pekerja/buruh dalam satu perusahaan, putusan final dan tetap;
KASASI
• Diajukan ke Sub Kepaniteraan PHI pada PN setempat (ps 111);
• Peyelesaian 30 hari kerja setelah diterima ;

Perkara PHI tidak bisa diajukan PK


SEMA no 3 th 2018

Anda mungkin juga menyukai