Anda di halaman 1dari 29

Dugaan Korupsi Pada Jaminan

Uang Muka Proyek SPPM Transmisi PLN 500 kV


Sumatera Paket 2 PT Waskita Karya –
PT. Duta Cipta Pakarperkasa
Merugikan Negara Rp. 107 miliar

Legal Opinion
Klaim Pencairan Bank Garansi/ Kontra Bank Garansi
Jaminan Uang Muka Kontrak Surat Perjanjian Pemesanan
Material (SPPM)
No. 001/SPPM/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/2015
Tanggal 18 Desember 2015 antara PT. Waskita Karya
(Persero) Tbk dan PT. Duta Cipta Pakarperkasa

FAKTA HUKUM
Fakta hukum adalah uraian mengenai hal yang
menimbulkan sengketa / perselisihan.
Pada sengketa/gugatan PT Bank Jatim terhadap PT. Pan
Pacific Insurance terkait Kontra Bank Garansi Nomor
01111319060001 tanggal 12 April 2019 yang diterbitkan PT.
Pan Pacific Insurance disampaikan fakta hukum sebagai
berikut:

Mengenai Sertifikat Kontra Bank Garansi


Pada 12 April 2019 PT. Pan Pacific Insurance atas dasar
permohonan PT. Duta Cipta Pakarperkasa melalui surat Ref
No: DCP.0160/03.18/FA tanggal 19 Maret 2019 Perihal
Permohonan Perpanjangan Bank Garansi Jaminan Uang Muka
yang ditujukan kepada PT. Pan Pacific Insurance menerbitkan
Sertifikat Kontra Bank Garansi Jaminan Uang Muka:
1. Nomor: 01111319060001
2. Nilai Penjaminan: Rp. 123.309.535.544.00
3. Penerima Jaminan: PT. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur Tbk Cabang Kelapa Gading
4. Alamat: Ruko Inkopal Blok C No.8 Jl. Boulevard Raya
Kelapa Gading Jakarta Utara 14240
5. Masa Berlaku Penjaminan adalah 90 (sembilan puluh) hari
kelender terhitung sejak tanggal 1 April 2019 sampai
dengan 29 Juni 2019

Serifikat Penjaminan Bank Garansi Jaminan Uang Muka ini


diterbitkan oleh PENJAMIN (PT. Pan Pacific Insurance)
sehubungan dengan akan diterbitkannya Bank Garansi oleh
PENERIMA JAMINAN untuk kepentingan PT Duta Cipta
Pakarperkasa (TERJAMIN) guna keperluan:
“Design dan Pengadaan Material Tower 500 kV Proyek
Transmisi 500 kV” berdasarkan Amandemen VI No.
001/AMD.VI/SPPM/D.VIII/PRYTRANSMISI/P2/2018 tanggal
29 Nopember 2018 dan Surat No. 214/WK/D.VIII/2019
tanggal 18 Maret 2019 dengan harga kontrak Rp.
404.721.726.727.00”
Ditujukan kepada PT. Waskita Karya (Persero) Tbk Jl. MT
Haryono Kav X No. 10 Cawang, Jakarta Timur 13340.
Pada Sertifikat Kontra Bank Garansi tercantum ketentuan
syarat dan kondisi (terms and conditions) sebagai berikut:
“ Bahwa apabila selama masa berlakunya Sertifikat
Penjaminan ini TERJAMIN telah lalai atau terjadi wanprestasi
sebagaimana ditentukan dalam Bank Garansi dimaksud
sehingga terjadi pencairan Bank Garansi maka PENERIMA
JAMINAN (cq Bank Jatim) wajib terlebih dahulu
memberitahukan kepada PENJAMIN dengan disertai asli
Sertifikat Penjaminan Bank Garansi dan bukti-bukti
pencairan Bank Garansi tersebut di atas dengan batas
waktu pengajuan klaim selambatlambatnya 30 (tiga puluh)
hari kalender sejak tanggal berakhirnya Sertifikat
Penjaminan Bank Garansi.”

Fakta bahwa Bank Jatim tidak dapat memenuhi kewajiban


berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Kontra Bank
Garansi.
Sertifikat Penjaminan Kontra Bank Garansi dengan sendirinya
tidak berlaku apabila:
1. TERJAMIN telah memenuhi kewajibannya sebagaimana
disebutkan dalam Bank Garansi yang bersangkutan walau
pun jangka waktu berlakunya sertifikat penjaminan ini
belum berakhir.
2. Jangka waktu untuk pengajuan klaim telah berakhir atau
tidak adanya klaim dari PENERIMA JAMINAN
3. Adanya pernyataan dari PENERIMA JAMINAN dan
TERJAMIN bahwa telah selesainya hal yang dijamin
dalam Bank Garansi tersebut yang dituangkan dalam
Surat Pernyataan bermeterai serta ditandatangani kedua
pihak.

Sertifikat Penjaminan Bank Garansi (Kontra Bank Garansi)


merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Penerbitan
Bank Garansi antara PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Timur (Bank Jatim) dengan PT. Pan Pacific Insurance No.
054/60/III/2016/DIR/KMK dan
No. 099/PKS/PPI-BPDJATIM/III/2016 tanggal 21 Maret 2016.
Segenap akibat hukum yang timbul terhadap penerbitan
Sertifikat Kontra Bank Garansi ini Penjamin memilih
penyelesaian di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Berdasarkan terms & conditions pada Sertifikat Kontra Bank


Garansi Nomor 01111319060001 tanggal 12 April 2019 dapat
disimpulkan poin-poin sebagai berikut:
1. Sertifikat Kontra Bank Garansi diterbitkan atas permintaan
aplicant: PT.
Duta Cipta Pakarperkasa selaku Pihak TERJAMIN.
2. Penerima Jaminan adalah: PT. BANK JATIM
3. Keperluan/Kepentingan yang dijamin adalah Pekerjaan:
“Design dan Pengadaan Material Tower 500 kV”
berdasarkan Amandemen VI No.
001/AMD.VI/SPPM/D.VIII/PRY-TRANSMISI/P2/2018
tanggal 18 Nopember 2018 dan Surat No.
214/WK/D.VIII/2019 tanggal 18 Maret 2019.
4. Risiko yang jadi objek penjaminan Kontra Bank Garansi
adalah Kelalaian atau wanprestasi dari TERJAMIN (PT
Duta Cipta Pakarperkasa) sebagaimana ditentukan di
dalam Bank Garansi sehingga terjadi pencairan Jaminan
Bank Garansi.
5. Bahwa Penjaminan Kontra Bank Garansi bersifat
bersyarat (conditional): Apabila TERJAMIN (PT. Duta
Cipta Pakarperkasa) telah lalai atau terjadi wanprestasi
sebagai mana ditentukan dalam Bank Garansi sehingga
terjadi pencairan Bank Garansi.

Bahwa Permintaan Pencairan Kontra Bank Garansi oleh


PENERIMA JAMINAN/PT Bank Jatim kepada PENJAMIN/PT.
Pan Pacific Insurance, PENERIMA JAMINAN/PT Bank Jatim
wajib terlebih dahulu memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
PENJAMIN/PT Pan Pacific Insurance
2. Menyerahkan Asli Sertifikat Penjaminan Bank Garansi
3. Menyerahkan Bukti-bukti Pencairan Bank Garansi
4. Kewajiban tersebut di atas harus dipenuhi dalam batas
waktu / selambatlambatnya 30 hari kalender sejak tanggal
berakhirnya Sertifikat Penjaminan Bank Garansi yakni 29
Juli 2019.
Bahwa setelah kewajiban PENERIMA JAMINAN terpenuhi
maka PENJAMIN wajib melakukan pembayaran paling lambat
14 hari kerja sejak Surat Klaim diterima.
Bahwa Penjamin telah menentukan PN Jakarta Selatan
sebagai lembaga hukum yang berwenang dalam penyelesaian
segenap sengketa yang timbul.

Mengenai Ketentuan Hukum Penjaminan Bank Garansi


atau Kontra Bank Garansi
Penjaminan Bank Garansi atau Kontra Bank Garansi termasuk
dalam ruang lingkup Penjaminan berdasarkan UU Nomor 1
Tahun 2016 Tentang Penjaminan dan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 6/POJK.05/2014 Tentang Penyelenggara
Usaha Lembaga Penjaminan.
Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh Penjamin
atas pemenuhan kewajiban finansial Terjamin kepada
Penerima Jaminan.
Penjaminan bank garansi atau kontra bank garansi merupakan
penjaminan yang diperlukan untuk mendapatkan bank garansi.
Pengertian Bank Garansi berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia SE BI No. 23/7/UKU tanggal 18-03-1991 adalah:
1. Warkat yang diterbitkan bank yang menyebabkan
kewajiban membayar apabila terjadi wanprestasi.
2. Penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat-surat
berharga yang dapat menimbulkan kewajiban membayar
bagi bank bila terjadi wanprestasi.
3. Perjanjian bersyarat sehingga dapat menimbulkan
kewajiban finansial bagi bank.
Bank Garansi dan Penjaminan Bank Garansi/Kontra Bank
Garansi adalah sebuah perikatan atau perjanjian
penanggungan (borgtocht) sebagaimana diatur dalam 1820
KUH Perdata:
“Penanggungan adalah suatu persetujuan dengan mana
seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang (kreditur),
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang
(debitur) manakala orang itu sendiri (debitur) tidak
memenuhinya (wanprestasi).
Berdasarkan Pasal 1820 KUH Perdata tersebut Bank Garansi
dan Penjaminan Bank Garansi adalah perjanjian
penanggungan yang bersifat accesoir dalam arti senantiasa
dikaitkan dengan perjanjian pokoknya.

Bahwa tujuan dan isi dari penanggungan ialah memberikan


jaminan untuk dipenuhinya perutangan dalam perjanjian pokok.
Adanya penanggungan itu dikaitkan dengan perjanjian pokok,
mengacu pada perjanjian pokok sehingga perjanjian
penanggungan itu bersifat accesoir.

Mengenai sifat accesoir dari penanggungan, dari beberapa


ketentuan undangundang dapat disimpulkan bahwa
penanggungan adalah bersifat accesoir, dalam arti senantiasa
dikaitkan dengan perjanjian pokok, antara lain:

1. Tidak ada penanggungan tanpa adanya perutangan


pokok yang sah;
2. Besarnya penanggungan tidak akan melebihi besarnya
perutangan pokok;
3. Penanggung berhak mengajukan tangkisan-tangkisan
yang bersangkutan dengan perutangan pokok;
4. Beban pembuktian yang tertuju pada si berutang dalam
batas-batas tertentu mengikat juga si penanggung;
5. Penanggungan pada umumnya akan hapus dengan
hapusnya perutangan pokok.

Sebagai perjanjian accesoir maka Bank Garansi dan


Penjaminan Bank Garansi/Kontra Bank Garansi seperti halnya
perjanjian accesoir yang lain mempunyai akibat hukum tertentu,
yakni;

1. Adanya perjanjian penanggungan tergantung pada


perjanjian pokok;
2. Jika perjanjian pokok itu batal maka perjanjian
penanggungan ikut batal;
3. Jika perjanjian pokok itu hapus, perjanjian penanggungan
ikut hapus;
4. Dengan diperalihkannya piutang pada perjanjian pokok,
maka semua perjanjian - perjanjian accesoir yang melekat
pada piutang tersebut akan ikut beralih.

Bahwa perjanjian pokok dimaksud dalam penerbitan Sertifikat


Bank Garansi Jaminan Uang Muka No. 12323128 3448 tanggal
2 April 2019 oleh Bank Jatim dan Sertifikat Penjaminan Bank
Garansi Nomor 01111319060001 tanggal 12 April 2019 oleh
PT Pan Pacific Insurance adalah Amandemen No.
001/AMD.VI/SPPM/D.VIII/PRY-TRANSMISI/P2/2018 tanggal
29 Nopember 2018 yang tercantum dalam Bank Garansi dan
Penjaminan Bank Garansi (Kontra Bank Garansi).

Bahwa dokumen Amandemen VI sebagaimana tercantum pada


Sertifikat Bank Garansi dan Sertifikat Penjaminan / Kontra Bank
Garansi tidak ditemukan di dalam seluruh dokumen pendukung
klaim pencairan Kontra Bank Garansi yang diterima PT Pan
Pacific Insurance.
Bahwa salinan Amandemen VI yang diterima PT Pan Pacific
Insurance berbeda dengan Amandemen VI yang tercantum
dalam Bank Garansi dan
Penjaminan/Kontra Bank Garansi.

Bahwa pada Amandemen VI tersebut tercantum masa berlaku


Amandemen VI dari 18 Desember 2015 sampai dengan 31
Januari 2019.

Bahwa Amandemen VI dimaksud merupakan amandemen dan


bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Pemesanan
Material (SPPM) No. 001/SPPM/WK/DIV
INFRASTRUKTUR/TRANSMISI/2015 antara PT Waskita
Karya (Persero) Tbk Divisi Infrastruktur dengan PT. Duta Cipta
Pakarperkasa.

Bahwa terkait Kontrak SPPM dimaksud, PT Pan Pacific


Insurance menerima 2
(dua) versi salinan Kontrak SPPM yang berbeda tanggal
penerbitan/penandatanganan dan perbedaan terms and
conditions yang tercantum di dalamnya.

Dari keterangan tertulis (kronologi) yang dibuat oleh PT DCP


disebutkan bahwa nilai kontrak sebesar Rp. 1.035.039.069.900
(Incl. PPN 10%) atau berbeda dengan nilai kontrak tercantum
pada kedua versi SPPM sebelumnya yakni masing-masing
sebesar Rp. 1.046.589.069.900 (incl. PPN 10%), sehingga
patut diduga bahwa terdapat sedikitnya 3 (tiga) versi SPPM
yang berbeda.

Bahwa terkait SPPM dimaksud telah diterbitkan Amandemen


VII pada tanggal 31 Januari 2019 dengan masa berlaku
terhitung sejak 18 Desember 2015 sampai dengan 28 Februari
2019.

Dan pada 12 April 2019 diterbitkan Amandemen VIII dengan


masa berlaku 18 Desember 2015 sampai dengan 18 Mei 2019.
Bahwa terkait penerbitan Amandemen VII dan VIII SPPM
tersebut tidak ada pemberitahuan baik lisan atau tertulis
kepada PT Pan Pacific Insurance.

Bahwa berdasarkan POJK Nomor 6/POJK.05/2014 Tentang


Penyelenggara Usaha Lembaga Penjaminan terkait
Penjaminan Bank Garansi, penjaminan dapat dibatalkan.
Pasal 15 POJK Nomor 6/POJK.05/2014 :
(1) Penjaminan dapat dibatalkan, apabila:
a. Penerima Jaminan atau Terjamin terbukti memberikan
informasi, data, atau dokumen palsu;
b. Penerima Jaminan atau Terjamin secara nyata
menyembunyikan informasi, data atau dokumen yang
tidak sesuai dengan ketentuan
Penjaminan; atau
c. Penerima Jaminan atau Terjamin terbukti melanggar
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerjasama.

Mengenai Surat Pengajuan Klaim Pencairan Kontra Bank


Garansi/Penjaminan Bank Garansi oleh PT Bank Jatim
kepada PT. Pan Pacific Insurance
Bahwa PT Bank Jatim telah menyampaikan permintaan
pencairan / klaim Penjaminan Bank Garansi (Kontra Bank
Garansi) kepada PT Pan Pacific Insurance secara tertulis
sebagai berikut:
1. Surat No. 058/185/JKT/KGD/KRD/Srt tertanggal 29 Mei
2019
2. Surat No. 058/220/KGD/KRD/Srt tertanggal 15 Juli 2019
3. Surat No. 058/238/KGD/KRD/Srt tertanggal 5 Agustus
2019
4. Surat No. 058/261/KGD/KRD/Srt tertanggal 20 Agustus
2019
Bahwa keempat surat dari PT Bank Jatim tersebut telah
diterima oleh PT Pan Pacific Insurance namun tidak
melampirkan bukti-bukti pencairan Bank Garansi Jaminan
Uang Muka oleh Bank Jatim sebagaimana kewajiban
Penerima Jaminan/Bank Jatim berdasarkan persyaratan/ terms
& conditions di dalam Sertifikat Kontra Bank Garansi.
Kegagalan PT Bank Jatim dalam memenuhi kewajiban berupa
bukti-bukti pencairan Bank Garansi yang dimaksud (Bank
Garansi Jaminan Uang Muka Nomor 12323128 3448 tanggal
01 April 2019) sesuai dengan batas waktu 30 hari (selambat-
lambatnya 29 Juli 2019) sebagaimana tercantum di dalam
Sertifikat Kontra Bank Garansi merupakan dasar bagi PT Pan
Pacific Insurance selaku Penjamin untuk menolak permintaan
pencairan Penjaminan Bank Garansi/Kontra Bank Garansi
yang disampaikan PT Bank Jatim.
Mengenai Keperluan/Kepentingan Penjaminan
Pekerjaan/Proyek
Bahwa Keperluan/Kepentingan yang dijamin berdasarkan
Sertifikat Penjaminan Bank Garansi/Kontra Bank Garansi No.
01111319060001 tanggal 12 April 2019 yang diterbitkan PT
Pan Pacific Insurance adalah Pekerjaan/Proyek:
“Design dan Pengadaan Material Tower 500 kV” berdasarkan
Amandemen VI
No. 001/AMD.VI/SPPM/D.VIII/PRY-TRANSMISI/P2/2018
tanggal 29 Nopember
2018 dan Surat No. 214/WK/D.VIII/2019 tanggal 18 Maret
2019.”

Mengenai Objek Penjaminan : Amandemen VI


Bahwa Amandemen VI No. 001/AMD.VI/SPPM/D.VIII/PRY-
TRANSMISI/P2/2018 tanggal 29 Nopember 2018 adalah
subject matter of contract pada Bank Garansi Jaminan Uang
Muka dan Kontra Bank Garansi dimaksud.
Bahwa berdasarkan pemeriksaan atas berkas dokumen klaim
yang diserahkan PT Bank Jatim kepada PT Pan Pacific
Insurance ditemukan hal-hal sebagai berikut:
Nomor Amandemen VI sebagaimana tercantum pada sertifikat
Bank Garansi No.
12323128 3448 dan Sertifikat Kontra Bank Garansi No.
01111319060001 TIDAK DITEMUKAN dalam berkas dokumen
pendukung permintaan pencairan
Penjaminan/Klaim yang diterima PT. Pan Pacific Insurance.
Terdapat 3 (tiga) versi penomoran Amandemen VI sebagai
berikut:
1. Pada Sertifikat Bank Garansi No. 12323128 3448 / Kontra
Bank Garansi No. 01111319060001 tercantum:

No. 001/AMD.VI/SPPM/D.VIII/PRY-TRANSMISI/P2/2018

2. Pada dokumen klaim, Amandemen VI tercantum:

Nomor: AMD.VI/001/SPPM/DII/PRY-
TRANSMISI/P2/2018

3. Pada Amandemen VII dan VIII, nomor Amandemen VI


yang jadi rujukan tercantum:

Nomor: AMD.VI/001/WK/DVIII/PRY-TRANSMISI/P2/2018
Pada ketiga versi Amandemen VI tersebut seluruhnya
mencantumkan tanggal 29 Nopember 2018 sebagai tanggal
penerbitan dan masa berlaku Amandemen VI mulai dari 18
Desember 2015 sampai dengan 31 Januari 2019.
(Masa berlaku Amandemen VI telah daluarsa ketika Sertifikat
Bank Garansi dan Sertifikat Kontra Bank Garansi diterbitkan).
Pada Amandemen VI No: AMD.VI/001/SPPM/DII/PRY-
TRANSMISI/P2/2018 yang diterima PT Pan Pacific Insurance
ditemukan hal-hal sebagai berikut:
Bahwa Amandemen VI dimaksud adalah terkait dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian
Pemesanan Material (SPPM) Nomor :
001/SPPM/WK/Div.Infrastruktur/Transmisi/2015 tanggal 18
Desember 2015.
Bahwa sebelumnya telah diterbitkan Amandemen I, II, III, IV
dan V.
Bahwa setelahnya diterbitkan Amandemen VII dan VIII.
Bahwa pada Amandemen VI disepakati perobahan/revisi atas
SPPM dan Amandemen-Amandemen sebelumnya, antara lain:
Kesepakatan Jual Beli Material sesuai spesifikasi PLN semula
berdasarkan desain Pihak Kedua (DCP) yang telah disetujui
pihak Pertama (WK) diubah menjadi Kesepakatan Jual Beli
Material sesuai spesifikasi PLN berdasarkan desain Pihak
Pertama (WK).
Material yang dibeli Pihak Pertama (WK): semula tercantum
untuk dipergunakan pada Proyek Transmisi 500 kV Sumatera,
diubah penggunaannya untuk Proyek Transmisi 500 kV
Sumatera Paket 2 (Perawang – Peranap, Riau).
Jenis dan Kualitas Material serta Volume yang harus diadakan
dan atau difabrikasi Pihak Kedua (DCP) diubah menjadi:
1. Semula termasuk Pekerjaan Design Tower diubah jadi
tidak termasuk pekerjaan Design Tower.
2. Volume Jual Beli Material semula 47.522.455 Kg diubah
menjadi
15.084.553 Kg.
3. Semula tidak ada Pekerjaan Pabrikasi Tower diubah
menjadi termasuk Pekerjaan Pabrikasi Tower dengan
Volume 5.415.447 Kg.
4. Nilai Jual Beli Supply Material semula Rp.
1.050.541.542.042 (excl. PPN 10%) atau Rp.
1.155.595.969.246 (Incl. PPN 10%) berubah jadi Rp.
309.983.561.397 (excl. PPN 10%);
atau total Rp. 340.981.917.536 (incl.
PPN 10%) Jumlah ini termasuk nilai
pekerjaan Desain Tower yang sudah
dibatalkan/dihapus namun tetap
dicantumkan sebesar Rp.
5. 250.000.000.

5. Nilai Pekerjaan Pabrikasi semula tidak ada diubah menjadi


Rp.
57.945.282.900 (Excl PPN 10%) atau Rp 63.739.811.190
(incl. PPN 10%)

6. Total Nilai Pekerjaan berdasarkan Amandemen VI


tercantum sebesar Rp. 367.928.844.207 atau Rp.
404.721.728.727 (incl. PPN).

Pada Amandemen VI tercantum jangka waktu pekerjaan dan


masa berlaku kontrak: sejak 18 Desember 2015 sampai
dengan 31 Januari 2019.
Amandemen VI berlaku surut sehingga ketentuan-ketentuan
tercantum pada Amandemen VI berlaku terhitung sejak 18
Desember 2015, termasuk mengenai ketentuan Uang Muka.
Berdasarkan ketentuan tercantum di dalam Amandemen VI
Pasal 5 yang sudah menghapus pekerjaan Design Tower, nilai
total pekerjaan berdasarkan Amandemen VI seharusnya
adalah: Rp. 367.928.844.207 – Rp. 5.250.000.000 (design
tower) = Rp. 362.678.844.207 atau Rp. 398.946.728.627 (incl.
PPN 10%).
Sedangkan Nilai Jual Beli Material seharusnya adalah Rp.
259.073.561.397 + Rp. 45.660.000.000 = Rp. 304.673.561.397
atau Rp. 335.140.917.536 (incl PPN).
Pembayaran Uang Muka 20% dari Nilai Material seharusnya
adalah Rp.
67.028.183.507 (Incl PPN 10%) bukan Rp. 192.918.427.790.

Jangka Waktu Pekerjaan diubah menjadi:


Mulai Tanggal 18 Desember 2015 sampai dengan tanggal 31
Januari 2019 atau 38 bulan sejak perjanjian (SPPM)
ditandatangani bersama.
Target realisasi penyerahan material (Mass Production) 1
(pertama) pada April 2017.

Mengenai Pembayaran Uang Muka


Pada Amandemen VI No: AMD.VI/001/SPPM/DII/PRY-
TRANSMISI/P2/2018 dari berkas dokumen pendukung klaim
pencairan Bank Garansi/Kontra Bank Garansi yang diterima PT
Pan Pacific Insurance, khusus mengenai ketentuan
Pembayaran Uang Muka dari PT Waskita Karya kepada PT
Duta Cipta
Pakarperkasa yang tercantum pada Pasal 7 Amandemen VI
dimaksud TIDAK BERUBAH sebagaimana seharusnya
mengikuti revisi/perubahan Nilai Jual Beli Material / Nilai
Pekerjaan seperti tercantum pada Pasal 5 Amandemen VI.
Pada Pasal 7 Amandemen VI dimaksud tercantum ketentuan
Pembayaran Uang Muka oleh PT Waskita Karya kepada PT
Duta Cipta Pakarperkasa tetap sebesar total Rp.
192.918.427.790 terdiri dari:
Uang Muka 20% dari Material senilai Rp. 187.143.427.790 (Incl
PPN 10%)
Pembayaran Pertama 50% Pekerjaan Design Tower Rp.
5.775.000 (Incl PPN 10%)
Pencantuman Pembayaran Uang Muka Total pada Pasal 7
Amandemen VI sebesar Rp. 192.918.427.790 tersebut tidak
sesuai/tidak konsisten/tidak tepat berdasarkan ketentuan
Pasal 5 Amandemen VI tentang perobahan/revisi Nilai
Pekerjaan/Jual Beli Material.
Berdasarkan perobahan/revisi Nilai Pekerjaan/Jual Beli Material
pada Pasal 5 Amandemen VI, jumlah Pembayaran Uang Muka
oleh PT Waskita Karya kepada PT Duta Cipta Pakarperkasa
seharusnya adalah :
1. Uang Muka 20% dari Nilai Material (Rp. 335.140.917.536)
yakni sebesar
Rp. 67.028.183.507 (Incl PPN 10%) bukan Rp.
192.918.427.790

2. Uang Muka Design Tower = Nil.


Amandemen VI yang merevisi Nilai Pekerjaan/Jual Beli Material
diterbitkan pada 29 Nopember 2019, sedangkan Pembayaran
Uang Muka senilai Rp. 192.918.427.790 telah dibayar PT
Waskita Karya kepada PT DCP dalam beberapa tahap sejak
tanggal 29 Desember 2015 hingga 11 Maret 2016 seharusnya
dilakukan penagihan untuk pengembalian kelebihan
pembayaran Uang Muka tersebut oleh PT Waskita Karya dan
mencantumkan ketentuan kewajiban pengembalian kelebihan
Pembayaran Uang Muka pada Amandemen VI tanggal 29
Nopember 2019.

Terjadinya kelebihan pembayaran Uang Muka oleh PT Waskita


Karya kepada PT Duta Cipta Pakarperkasa yang
diabaikan/dibiarkan saja tanpa ada kewajiban/keharusan PT
Duta Cipta Pakarperkasa untuk mengembalikannya adalah
kesalahan/kelalaian PT Waskita Karya sendiri dan bukan
merupakan perbuatan wanprestasi/inkar janji berdasarkan
ketentuan Bank Garansi/Kontra Bank Garansi dan ketentuan
hukum.
Kelalaian PT Waskita Karya tidak menagih pengembalian atas
kelebihan pembayaran uang muka dimaksud tidak dapat
dialihkan/dibebankan menjadi kewajiban pihak lain dalam hal
ini PT Bank Jatim dan atau PT Pan Pacific Insurance melalui
modus pengajuan pencairan Bank Garansi/Kontra Bank
Garansi dengan menggunakan dalih bahwa PT Duta Cipta
Pakarperkasa telah wanprestasi/ingkar janji.
Kelalaian PT Waskita Karya dan atau PT Duta Cipta
Pakarperkasa tersebut bukan merupakan objek penjaminan
Bank Garansi / Kontra Bank Garansi.

Mengenai Dokumen Pendukung/Kelengkapan Klaim


Pencairan Bank Garansi/Kontra Bank Garansi
Berdasarkan pemeriksaan pada berkas dokumen klaim yang
diterima PT Pan Pacific Insurance ditemukan hal-hal sebagai
berikut:
Setelah penerbitan Amandemen VI tanggal 29 Nopember 2018
terbit
Amandemen VII pada 31 Januari 2019 dan Amandemen VIII
pada 12 April 2019.
Kedua Amandemen ini tidak pernah disampaikan kepada PT
Pan Pacific
Insurance.
Terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) versi Amandemen VI,
Kontrak SPPM dan Amandemen I hingga Amandemen VIII
yang masing-masing versi berbeda penomoran, isi, terms &
conditions.
Beberapa dokumen pendukung klaim tidak ditandatangani
pejabat PT Waskita Karya.
Hingga per 30 April 2020 tidak ditemukan dokumen bukti
pencairan Bank Garansi Nomor 13223128 3448 tanggal 02
April 2019 yang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi PT
Bank Jatim dalam pengajuan pencairan Kontra Bank Garansi.

Mengenai Tagihan DCP atas Pekerjaan dan Pembayaran


WK
Bahwa PT Waskita Karya telah melakukan pembayaran atas 2
(dua) tagihan PT Duta Cipta Pakarperkasa (DCP) untuk
Pekerjaan Design Tower pada tanggal 28 Desember 2015
masing- masing Rp. 5.775.000.000 dan Rp. 5.171.250.000 atau
total pembayaran Rp. 10.946.250.000 dari total tagihan DCP
Rp.
11.500.000.000.
Bahwa PT Waskita Karya telah melakukan pembayaran atas
tagihan untuk Pembayaran Uang Muka sebesar Rp.
161.803.433.067 dari total tagihan DCP sebesar Rp.
181.368.427.791 dalam empat tahap masing-masing pada
tanggal 29 Desember 2015, 5 Februari 2016 (2 pembayaran)
dan 11 Maret 2016.
Di samping pembayaran Uang Muka Material dan Pekerjaan
Design Tower tersebut di atas, PT Waskita Karya telah
melakukan pembayaran atas tagihan DCP berdasarkan
prestasi pekerjaan.
Pembayaran dari PT Waskita Karya kepada PT Duta Cipta
Pakarperkasa terjadi pada: 28-29 Desember 2015 = Rp
35.477.809.621 (atas 3 invoice)
5 Feb – 11 Maret 2016 = Rp. 153.298,538.875
3 Agustus 2016 = Rp. 14.113.652.777
Selanjutnya pembayaran terjadi pada 13 April hingga 13
Des 2017 Lalu pada 12 Maret 2018, 29 Oktober 2018
dan Jan – 26 Juni 2019.
Total pembayaran WK adalah per 26 Juni 2019 adalah sebesar
Rp. 455.136.856.612 (termasuk PPN 10% dan PPh Pasal 1.5%
) atau terjadi kelebihan pembayaran dari WK sebesar Rp.
50.415.127.885 (berdasarkan nilai kontrak tercantum) atau
kelebihan sebesar Rp. 55.665.127.885 (minus nilai Pekerjaan
Design Tower).

Jumlah pembayaran WK tersebut di atas tidak


dapat dipastikan kebenarannya.
Kepastian mengenai jumlah total pembayaran dari WK ke DCP
tidak dapat diketahui karena:
Masih ada pembayaran WK kepada DCP melalui rekening
bank lain yang tidak diperoleh datanya (Bank Syariah Mandiri,
Bank BCA, HSBC dll).
Perhitungan tersebut di atas tidak berdasarkan dokumen asli
(SPPM, Amandemen, BAST, Rekapitulasi dst) sehingga tidak
diketahui nilai kontrak sebenarnya.
Hampir semua dokumen pendukung klaim pencairan BG/KBG
yang diterima PT. Pan Pacific Insurance adalah dokumen
palsu.
Sampai 3 Mei 2019 PT. Pan Pacific Insurance tidak menerima
dokumen asli Kontrak SPPM dan Amandemennya.
Terdapat perbedaan nomor rekening dan bank penerima
pembayaran untuk tagihan DCP dengan nomor rekening dan
bank penerima tercantum pada Amandemen VI.

Mengenai Kontrak SPPM dan Amandemen I sd VIII


Dari pemeriksaan berkas dokumen klaim ditemukan 2 (dua)
salinan SPPM antara PT Waskita Karya (WK) dan PT Duta
Cipta Pakarperkasa (DCP) yang berbeda tanggal
penerbitan/penandatanganan dan terms & conditions.

1. Kontrak SPPM Nomor: 001/SPPM/WK/DIV


INFRASTRUKTUR/TRANSMISI/2015 tanggal 18
Desember 2015

2. Kontrak SPPM Nomor: 001/SPPM/WK/DIV


INFRASTRUKTUR/TRANSMISI/2015 tanggal 17
Desember 2015

Maksud dan Tujuan SPPM adalah Jual Beli Design dan


Material Tower Transmisi 500 kV untuk digunakan WK pada
pelaksanaan pekerjaan Proyek Transmisi 500 kV - Sumatera.

Nilai Proyek pada kedua versi SPPM ini adalah Rp.


951.444.609.000 atau Rp.
1.046.589.069.900 Incl PPN 10%.

Volume jual beli material Tower Transmisi 500 kV sebanyak


47.522.455 kilogram
(Equivalent 1.188 Unit Tower Transmisi 500 kV sesuai
Permenperin RI Tentang Standar Spesifikasi dan Harga Tower
Transmisi)
Pembayaran Uang Muka 20% dari Nilai Material senilai Rp.
170.130.388.900 (tidak ditemukan dasar perhitungan nilai ini
pada SPPM).
Pembayaran Pertama 50% terhadap Design Tower Rp.
5.250.000.000 Total Pembayaran Tahap Pertama: Rp.
175.380.388.900.
Pembayaran Tahap Pertama paling lambat 14 hari kalender.
Ditemukan berbagai kerancuan dan inkonsistensi, saling
bertentangan dan kesalahan mendasar pada terms &
conditions SPPM yang seharusnya tidak mungkin terjadi pada
sebuah Kontrak Pekerjaan.
Masing-masing dari kedua versi SPPM ini ditandatangani oleh
kedua pihak yakni Ir. Ridwan Darma Kepala Divisi WK dan Ir.
J.E Sendjaja Direktur DCP dan masing-masing dibubuhi
materai dan stempel.

Diduga ada versi ketiga dari Kontrak SPPM di mana pada versi
ketiga ini tercantum nilai pekerjaan/kontrak berbeda dengan
SPPM versi tanggal 17-122015 dan versi 18-12-2015.
SPPM versi ketiga mencantumkan nilai pekerjaan/kontrak
SPPM sebesar Rp. 1.035.039.069.900 (satu triliun tiga puluh
lima miliar tiga puluh sembilan juta enam puluh sembilan ribu
sembilan ratus rupiah) include PPN 10%, sebagaimana disebut
dalam dokumen kronologi proyek Waskita 500 Kv Sumatera
yang dibuat DCP.

Amandemen I.
Pencantuman Nomor Amandemen I yang diterima PT. Pan
Pacific Insurance adalah:
001.AMD/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/2015
tanggal 25 Januari 2016

Pencantuman Nomor Amandemen I sebagai rujukan pada


seluruh dokumen berbeda dengan yang tercantum pada
Salinan Amandemen I, yaitu: Nomor:
001.AMD/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/2016
(bukan tahun 2015 sebagaimana Salinan Amandemen I yang
diterima PT. PPI)
Pasal 7 ayat 1 yang direvisi melalui Amandemen I tidak
merujuk pada ketentuan yang tercantum di dalam SPPM.
Tidak ada perbaikan/revisi terkait berbagai kesalahan fatal
yang tercantum pada SPPM.
Amandemen II.
Ditemukan perbedaan tanggal penerbitan:
Pada salinan Amandemen II dokumen pendukung klaim yang
diterima PPI tercantum tanggal 12 April 2016.
Pada Amandemen III sd VIII (dokumen klaim) yang merujuk
Amandemen II tercantum tanggal penerbitan Amandemen II
adalah 1 Maret 2016.

Amandemen III.
Amandemen III yang diterima PPI bernomor:
010.amd/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/20
16 Penulisan Judul: Amandemen 3 (bukan III).
Pada dokumen lain yang merujuk Amandemen 3
mencantumkan Amandemen III dengan Nomor:
003.AMD/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/2016
Melalui Amandemen III dilakukan revisi satuan volume material
dari tonase menjadi unit Tower.
Volume material dari 47.522.455 kilogram atau 47.522 ton atau
equivalen 1.188 Unit Tower Transmisi 500 kV diubah menjadi
sebanyak 445 unit Tower.
Menghapus pekerjaan Design Tower.
Jangka waktu pekerjaan diubah/diperpanjang dari 18 Des 2015
– 30 September 2017 menjadi 18 Desember 2015 – 28
Februari 2018.
Target penyerahan pekerjaan 1 (pertama) mundur jadi pada
Oktober 2016
Tidak ada revisi terhadap nilai jual beli material dan jumlah
pembayaran Uang Muka.

Amandemen IV.
Salinan Amandemen IV yang diterima PPI bernomor:
004/AMD.IV/SPPM.001/WK/DII/Transmisi/2018
Amandemen IV yang jadi rujukan pada seluruh dokumen
mencantumkan Amandemen IV Nomor:
AMD.IV/001/WK/DII/PRY-TRANSMISI/P2/2018.
Dilakukan revisi terhadap volume pekerjaan: Dari 445 unit
Tower menjadi 379 Unit Tower.
Tidak ada perubahan Nilai Jual Beli Material/Nilai Pekerjaan
terkait pengurangan volume pekerjaan.
Tidak ada revisi Jumlah Pembayaran Uang Muka.
Perpanjangan masa pekerjaan menjadi 18 Desember 2015
hingga 31 Agustus 2018.
Target penyerahan pekerjaan 1 (pertama) mundur jadi pada
April 2017.
Pada Amandemen IV bertindak mewakili WK: Ir. M. Indrayana
Kepala Divisi II PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Amandemen V.
Salinan Amandemen IV yang diterima PPI bernomor:
AMD.V/001/SPPM/WK/DII/PRY-TRANSMISI/P2/2018
Amandemen V yang jadi rujukan tercantum pada seluruh
dokumen adalah:
Nomor: AMD.V/001/WK/DII/PRY-TRANSMISI/P2/2018
Volume Material yang tercantum pada Amandemen V
sebanyak 47.522.455 kg (Eq. 1.188 Unit Tower)
Revisi terhadap type Tower: Type 4AA dihapus.
Nilai Pekerjaan/Jual Beli Material jadi Rp. 1.055.595.696.246
Incl. PPN 10%. Revisi Satuan Volume: Dari Unit Tower
dikembalikan ke tonase.
Pembayaran Uang Muka 20% dari Nilai Material = Rp.
187.143.427.790 dan Pekerjaan Desain Tower Rp.
5.775.000.000
Total Pembayaran Uang Muka Rp. 192.918.427.790
Amandemen VII.
Nomor tercantum pada salinan Amandemen VII yang diterima
PPI:
001/AMD.VII/SPPM/WK/DVIII/PRY-TRANSMISI/P2/2019
Pada seluruh dokumen lain Amandemen VII tercantum dengan
Nomor: AMD.VII/WK/DVIII/PRY-TRANSMISI/P2/2019.
Tanggal 31 Januari 2019.
Perobahan yang mewakili WK dari Indrayana menjadi Purma
Yose Rizal Senior Vice President Division VIII dan
Vaelintinus Adhi Suryanto menggantikan JE Sendjaja
sebagai pihak mewakili DCP.
Perobahan volume pekerjaan yang tidak diketahui dasar
rujukannya.
Perpanjangan Jangka Waktu pekerjaan menjadi 18 Des 2015
sampai 28 Februari 2019.

Amandemen VIII.
Salinan Amandemen VIII yang diterima PPI bernomor:
001/AMD.VIII/SPPM/D.EPC/PRY-TRANSMISI/P2/2019
tanggal 12 April 2019
Mencantumkan volume material dalam satuan tonase : 21.649
ton ( eq. 541 Unit Tower)
Tidak ada revisi atas berbagai kesalahan serius pada terms
and conditions SPPM dan Amandemen I sd VII.
Perpanjangan Jangka Waktu pekerjaan menjadi 18 Des 2015
sampai 18 Mei 2019. ===
Kesimpulan:

1. Penerbitan Sertifikat Bank Garansi Nomor 12323128 3448


tanggal 2 April 2019 oleh Bank Jatim adalah berdasarkan
permohonan PT Duta Cipta Pakarperkasa (TERJAMIN)
dan atas sepengetahuan atau persetujuan PT Waskita
Karya (Persero) Tbk (Obligee).

2. Penerbitan Sertifikat Sertifikat Penjaminan Bank


Garansi/Kontra Bank Garansi Nomor 01111319060001
tanggal 12 April 2019 oleh PT Pan Pacific Insurance
adalah terkait dengan akan diterbitkannya Sertifikat Bank
Garansi Jaminan Uang Muka Nomor 12323128 3448
tanggal 2 April 2019 oleh Bank Jatim.
3. Permintaan pencairan Penjaminan Bank Garansi / Kontra
Bank Garansi Nomor 01111319060001 oleh Bank Jatim
kepada PT Pan Pacific Insurance tidak dapat diproses
/permintaaan ditolak karena Bank Jatim tidak dapat
memenuhi kewajiban/persyaratan yang tercantum di
dalam Sertifikat Penjaminan/Kontra Bank Garansi, antara
lain: Penyerahan bukti-bukti pencairan Bank Garansi
Nomor 12323128 3448 kepada PT. Pan Pacific
Insurance selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal berakhirnya Sertifikat Penjaminan Bank Garansi
(29 Juni 2019).

4. Bahwa dalam proses penerbitan Bank Garansi dan Kontra


Bank Garansi dimaksud, PT Duta Cipta Pakarperkasa
(DCP) dan atau PT Waskita Karya (Persero) Tbk terbukti
telah menyampaikan informasi palsu atau tidak benar
kepada Bank Jatim dan PT Pan Pacific Insurance.

5. Bahwa penyampaian informasi palsu atau tidak benar oleh


PT DCP dan PT WK tersebut terus berlanjut pada saat
pengajuan permintaan pencairan Bank Garansi Jaminan
Uang Muka oleh PT WK kepada Bank Jatim melalui
penyerahan dokumen pendukung klaim palsu/ tidak
benar/berbeda dengan dokumen asli.

6. Terbukti telah terjadi penyampaian informasi palsu/tidak


benar dan atau pemalsuan dokumen dalam penerbitan
dan klaim Bank Garansi/Kontra Bank Garansi sehingga
pengajuan permintaan pencairan Bank Garansi Jaminan
Uang Muka/Kontra Bank Garansi dimaksud harus ditolak
dan penjaminan harus dibatalkan atau batal demi hukum.
7. Bahwa dari pemeriksaan dokumen klaim, terdapat indikasi
bahwa terkaait kontrak SPPM dimaksud telah terjadi
korupsi atau penggelapan atas kelebihan pembayaran
Uang Muka dengan modus penggelembungan / mark up
pembayaran uang muka.

8. Bahwa patut diduga nilai kontrak SPPM yang sebenarnya


sejak awal ditandatangani tidak lebih dari Rp. 400 miliar
untuk Pekerjaan supply material tower transmisi 500 kV
Sumatera Paket 2 Perawang – Peranap dengan
kebutuhan tower transmisi sekitar 377 unit dengan volume
total sekitar 15.080 ton.

9. Bahwa pencantuman nilai pekerjaan/nilai jual beli material


sebesar Rp.
1.046.589.069.900 pada SPPM versi 1 dan 2 atau
sebesar Rp.
1.035.039.069.900 pada SPPM versi 3 dengan volume
material sebanyak 47.522.455 kg yang setara dengan
kebutuhan 1.188 unit Tower Transmisi 500 kV adalah
tidak logis dan tidak masuk akal, diduga dilakukan dengan
sengaja untuk menggelembungkan pembayaran uang
muka material.

10. Terbukti bahwa atas kelebihan pembayaran Uang


Muka yang telah diterima PT DCP sejak 28 Desember
2015 hingga 11 Maret 2016 tersebut, PT Waskita Karya
tidak melakukan penagihan pengembalian, tidak
melakukan revisi terhadap ketentuan pembayaran uang
muka pada SPPM melalui amandemen, tidak
mencantumkan kewajiban PT DCP untuk mengembalikan
kelebihan pembayaran Uang Muka.
11. Bahwa kelebihan atas pembayaran Uang Muka oleh
PT Waskita Karya pada kurun waktu 28 Desember 2015
hingga 11 Maret 2016 yang tidak dikembalikan oleh PT
DCP adalah bukan merupakan tindakan wanprestasi/inkar
janji berdasarkan hukum, melainkan sebuah perbuatan
kolusi untuk menguntungkan diri sendiri dan atau pihak
lain secara melawan hukum.

12. Bahwa permintaan penerbitan Bank Garansi / Kontra


Bank Garansi (Maret-April 2019) diduga untuk menutupi
tindak pidana kolusi dan korupsi oknum tertentu yang
telah terjadi sejak Desember 2015 dan diduga juga
sebagai rencana pembobolan perbankan / asuransi
dengan modus pencairan Bank Garansi Jaminan Uang
Muka.

13. Bahwa upaya pihak tertentu melakukan segala cara


terkait pencairan Bank Garansi dan atau Kontra Bank
Garansi dimaksud harus dihentikan.

14. Bahwa terhadap para oknum yang terlibat tindak


pidana korupsi pembayaran uang muka, pemalsuan,
pencucian uang terkait pelaksanaan Kontrak SPPM dan
rencana jahat pembobolan perbankan/asuransi terkait
penerbitan/upaya pencairan Bank Garansi harus diproses
secara hukum.

Demikian disampaikan. Terima kasih.

Jakarta, Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai