Anda di halaman 1dari 14

Temuan

Hasil Pemeriksaan Pada


Dokumen Kontrak SPPM - Amandemen I s.d VIII
dan Transaksi Pembayaran
PT Waskita Karya – PT Duta Cipta Pakarperkasa
============================================

I. Temuan Pada Dokumen Kontrak SPPM –


Amandemen I sd VIII

Terkait surat PT Waskita Karya No. 271/WK/EPC/2019


tanggal 14 Juni 2019 perihal instruksi pencairan Bank Garansi
Jaminan Uang Muka No. 12323128 3448 dan penyampaian
berkas dokumen pendukung klaim yang ditujukan kepada
Bank Jatim, dengan ini disampaikan hasil pemeriksaan atas
dokumen pendukung klaim tersebut.
Pemeriksaan terkait klaim pencairan Bank Garansi tersebut
meliputi pemeriksaan atas keabsahan dokumen, atas
konten/isi/ terms & conditions dokumen, dokumen
korespondensi pihak terkait, atas transaksi pembayaran dari
PT Waskita kepada PT Duta Cipta Pakarperkasa,
pengumpulan bahan dan keterangan di lapangan dan
seterusnya.
Berikut ini disampaikan hasil pemeriksaan terkait keabsahan
dokumen pendukung klaim pencairan Bank Garansi yang
diserahkan PT Waskita Karya kepada Bank Jatim.
Hasil Pemeriksaan Dokumen Kontrak SPPM
Hasil Pemeriksaan terhadap salinan (copy) dokumen Kontrak
“Surat Perjanjian Pemesanan Material (SPPM)” antara PT
Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Duta Cipta Pakarperkasa
Untuk Design Dan Pengadaan Material Tower 500 kV –
Proyek Transmisi 500 kV.

Berdasarkan pemeriksaan ditemukan 2 (dua) atau lebih


Kontrak SPPM antara PT Waskita Karya (WK) dan PT Duta
Cipta Pakarperkasa (DCP) yang berbeda:
A. Tanggal Penerbitan/Penandatanganan Kontrak SPPM
B. Ketentuan/Isi/content/terms & conditions
C. Nilai proyek/pekerjaan dan seterusnya

1. Kontrak SPPM Nomor: 001/SPPM/WK/DIV


INFRASTRUKTUR/TRANSMISI/2015 tanggal 18 Desember
2015

2. Kontrak SPPM Nomor: 001/SPPM/WK/DIV


INFRASTRUKTUR/TRANSMISI/2015 tanggal 17 Desember
2015

Pada kedua Kontrak SPPM di atas terdapat perbedaan


tanggal, isi / terms & conditions dll namun Kontrak SPPM
ini juga ditandatangani oleh kedua pihak (Ridwan
Darma/WK dan Sendjaja/DCP).

Diduga ada versi III (ketiga) dari Kontrak SPPM, di mana pada
SPPM versi ketiga tercantum nilai pekerjaan/kontrak berbeda
dengan SPPM versi 17-12-2015 dan versi 18-12-2015.
SPPM versi ketiga mencantumkan nilai pekerjaan/kontrak
SPPM sebesar Rp. 1.035.039.069.900 (satu triliun tiga puluh
lima miliar tiga puluh sembilan juta enam puluh sembilan
ribu sembilan ratus rupiah) include PPN 10%, sebagaimana
disebut dalam dokumen kronologi proyek Waskita 500 Kv
Sumatera yang disampaikan DCP kepada Bank Jatim.
Sedangkan pada SPPM versi I (pertama) dan II (kedua) nilai
kontrak tercantum Rp. 1.046.589.096.900 (satu triliun empat
puluh enam miliar limaratus delapan puluh sembilan juta
sembilan puluh enam ribu sembilan ratus rupiah) include PPN
10% atau selisih sebesar Rp. 11.550.000.000 (sebelas miliar
lima ratus lima puluh juta rupiah).
Nilai kontrak / pekerjaan SPPM Proyek Transmisi 500 kV dari
PT Waskita Karya kepada PT Duta Cipta Perkasa sejak awal
yang sebenarnya dapat diketahui dari:
1. informasi yang tercantum pada Amandemen III sd VIII
2. Berita Acara Serah Terima Material
3. Dokumen Monitoring Potongan Uang Muka
4. Invoice Tagihan DCP kepada WK
5. Bukti Transfer Pembayaran dari Waskita ke DCP
6. Bukti Pengembalian kelebihan pembayaran Uang
Muka dari DCP (J.E Sendjaja dan Vaelintinus Adi
Suryanto) kepada oknum-oknum PT Waskita Karya
dst.

Pada salinan Amandemen 3 (ketiga) Nomor:


010.amd/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/ 2016
tanggal 22 Nopember 2016 tercantum revisi ketentuan Pasal
6 pada SPPM yang menghapus pekerjaan Design Tower
hingga Destruction Test, sehingga pekerjaan yang disubkan
kepada DCP berdasarkan Amandemen SPPM hanya
menyangkut pengadaan material saja.
Amandemen III ini diterbitkan diduga untuk menghapus jejak
korupsi oknum Waskita Karya pada pekerjaan design tower
dengan modus pekerjaan fiktif.
Dugaan ini dibuktikan dari pengembalian uang sekitar Rp 10.9
miliar dari Rekening Bank DCP kepada oknum Waskita dalam
2 (dua) tahap, sesaat setelah pembayaran tagihan atas design
tower dari WK diterima DCP.

Salinan Amandemen 3 Nomor:


010.amd/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/ 2016
tanggal 22 Nopember 2016 yang diserahkan WK kepada Bank
Jatim diduga palsu karena terdapat perbedaan nomor
amandemen dan penulisan amandemen 3 tersebut dengan
amandemen III (ketiga) yang diduga asli yang tercantum pada
amandemen IV sd VIII.
Pemeriksaan pada berkas dokumen amandemen I sd VIII yang
diserahkan Waskita Karya kepada Bank Jatim, ditemukan
“kesalahan” dalam penyebutan dan penomoran setiap
amandemen (I sd VIII), antara lain:

Amandement I (Dokumen Waskita ke Bank Jatim)


Nomor:
001.AMD/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/2015
tanggal 25 Januari 2016
Berbeda dengan penyebutan/pencantuman Amandemen I
oleh Waskita Karya pada seluruh dokumen terkait yaitu:
001.AMD/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/2016
(bukan tahun 2015 sebagaimana Salinan Amandemen I yang
diserahkan WK ke Bank Jatim)

Amandement II
Pada amandemen II ditemukan perbedaan tanggal
penerbitan: Pada salinan Amandemen II dokumen
pendukung klaim WK ke Bank Jatim tercantum tanggal 12
April 2016.
Sedangkan pada seluruh pada Amandemen III sd VIII
(dokumen klaim) yang merujuk Amandemen II tercantum
tanggal penerbitan Amandemen II adalah 1 Maret 2016.
Amandemen 3
Salinan Amandemen 3 (bukan angka romawi) diserahkan WK
kepada Bank Jatim dengan Nomor Amandemen:
Nomor:
010.amd/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/2016.

Sedangkan pada dokumen lain yang merujuk Amandemen 3


mencantumkan Nomor Amandemen 3 :
Nomor:
003.AMD/SPPM.001/WK/DIV.Infrastruktur/Transmisi/2016

Amandemen IV
Salinan Amandemen IV pada dokumen klaim:
Nomor: 004/AMD.IV/SPPM.001/WK/DII/Transmisi/2018

Amandemen IV yang jadi rujukan pada seluruh dokumen:


Nomor: AMD.IV/001/WK/DII/PRY-TRANSMISI/P2/2018

Amandemen V
Salinan Amandemen IV pada dokumen klaim:
Nomor: AMD.V/001/SPPM/WK/DII/PRY-TRANSMISI/P2/2018
Amandemen V yang jadi rujukan tercantum pada seluruh
dokumen adalah:
Nomor: AMD.V/001/WK/DII/PRY-TRANSMISI/P2/2018

Amandemen VI
Salinan Amandemen VI pada dokumen klaim:
Nomor: AMD.VI/001/SPPM/WK/DII/PRY-TRANSMISI/P2/2018
Pada dokumen lain (Amandemen VII, VIII dst) Nomor
Amandemen VI yang jadi rujukan adalah Nomor:
AMD.VI/001/WK/DVIII/PRY-TRANSMISI/P2/2018

Amandemen VII
Pada dokumen klaim Nomor Amandemen VII adalah:
001/AMD.VII/SPPM/WK/DVIII/PRY-TRANSMISI/P2/2019

Pada dokumen lain Amandemen VII tercantum dengan


Nomor: AMD.VII/WK/DVIII/PRY-TRANSMISI/ P2/2019.
Dan seterusnya.
Terkait Amandemen VI
Khusus pada Amandemen VI yang merupakan subject matter
of contract tercantum pada sertifikat Bank Garansi Jaminan
Uang Muka No. 12323128 3448 tanggal 2 April 2019,
tercantum Nomor Amandemen VI:
001/AMD.VI/SPPM/WK/D.VIII/PRY-TRANSMISI/P2/2018.
Nomor Amandemen VI sebagaimana tercantum pada
sertifikat Bank Garansi No. 12323128 3448 tersebut TIDAK
DITEMUKAN dalam berkas dokumen klaim yang diserahkan
Waskita Karya kepada Bank Jatim.
Pencantuman nomor dan tanggal Amandemen yang berbeda
dan atau penerbitan ganda atas Kontrak SPPM dan
amandemen I sd VIII dilakukan secara sistematis dan
terencana patut diduga sebagai upaya menutup jejak tindak
pidana korupsi atas kelebihan pembayaran/mark up
pembayaran Uang Muka oleh oknum WK serta sebagai
modus dalam upaya pembobolan Bank Garansi oleh oknum
WK berkolusi dengan oknum DCP.
II. Temuan Penggunaan SPPM sebagai Rujukan
Korespondensi/Transaksi

PT DCP selalu menggunakan SPPM versi tanggal 17 Desember


2015 sebagai rujukan/referensi yang dicantumkan dalam
invoice dan dokumen korespondensi dengan pihak WK.
PT WK selalu menggunakan SPPM versi tanggal 18 Desember
2015 sebagai rujukan/referensi yang dicantumkan dalam
Amandemen I sd VIII serta korespondensi dengan pihak Bank
Jatim.

III. Temuan Pada Dokumen Transaksi Pembayaran

Hasil pemeriksaan dari dokumen transaksi pembayaran dari


WK kepada DCP ditemukan sebagai berikut:
Berdasarkan kontrak SPPM dan Amandemen SPPM setiap
pembayaran atas tagihan DCP dibayar oleh PT Waskita Karya
melalui Nomor Rekening dan Bank sebagaimana tercantum
dalam Kontrak SPPM dan Amandemen SPPM.
Berdasarkan ketentuan Amandemen II (Kedua) Nomor:
002.AMD/SPPM.001/WK/Div.Infrastruktur/Transmisi/2016
tertanggal 12 April 2016 yang diserahkan PT Waskita Karya
kepada Bank Jatim, bahwa terhitung sejak 12 April 2016
pembayaran dari PT Waskita Karya kepada PT Duta Cipta
PakarPerkasa harus ditujukan ke:
Rekening Nomor 706-9825-677 pada Bank Syariah Mandiri
Cabang Raya Darmo Surabaya an. PT Duta Cipta
Pakarperkasa.
Namun, ditemukan fakta bahwa pembayaran atas 16
tagihan / invoice PT DCP total sekitar Rp 180 miliar dibayar
oleh WK melalui Rekening Nomor 3128-881-231 pada Bank
BNI Cabang Tanjung Perak Surabaya.
Jika merujuk pada tanggal penerbitan Amandemen II (Kedua)
sebagaimana tercantum pada Amandemen III sd VIII yaitu 1
Maret 2016, maka terdapat pembayaran dari PT Waskita
Karya kepada PT DCP sebesar Rp. 97.155.510.537 (Invoice
Nomor 0070/DCP/02/16 tertanggal 15 Februari 2016) yang
direalisasikan pembayarannya oleh WK pada tanggal 11
Maret 2016 melalui Rekening Nomor 00000096-01-001495-
30-2 pada Bank BRI Cabang Kaliasin Surabaya bukan pada
Rekening Nomor 706-9825-677 pada Bank Syariah Mandiri
Cabang Raya Darmo Surabaya sebagaimana ketentuan pada
Amandemen II (Kedua).
Di samping itu ditemukan pembayaran PT Waskita Karya atas
2 (dua) invoice PT Duta Cipta Pakarperkasa (Nomor
045/DCP/03/18 dan 295/DCP/10/18) total sekitar Rp. 11,3
miliar dibayarkan melalui Rekening pada Bank Jatim Capem
Jakarta Kelapa Gading yang tidak tercantum pada kontrak
SPPM dan Amandemen I sd VIII sebagai salah satu Rekening
penerima pembayaran dari PT Waskita Karya.
Pelanggaran terhadap Ketentuan Kontrak SPPM dan
Amandemen I sd VIII terkait pelaksaaan pembayaran dari PT
Waskita Karya kepada PT DCP diduga untuk mengaburkan
kejahatan korupsi atas kelebihan pembayaran Uang Muka
dan Design Tower masing-masing sebesar Rp. 109 miliar dan
Rp. 11.5 miliar oleh oknum PT WK berkolusi dengan oknum
DCP.
Berdasarkan pemeriksaan dokumen invoice tagihan PT Duta
Cipta Pakarperkasa dan realisasi pembayaran dari PT Waskita
Karya, ditemukan fakta antara lain sebagai berikut:
Pembayaran atas Design Tower oleh PT Waskita Karya
kepada PT DCP sebanyak 2 (dua) kali:
Rp. 5.775.500.000 (include PPN 10%)
Rp. 5.171.250.000
Total: Rp. 10.946.750.000

Dibayar pada tanggal 28 Desember 2015 melalui Rekening


an. DPC pada Bank BRI Cabang Kaliasin Surabaya yang
langsung dicairkan pada esok hari tanggal 29 Desember 2015
melalui Cheque Nomor 01455402 ap Antok Sugianto dengan
nilai nominal Rp. 10.900.000.000.
Modus hampir sama pada pembayaran Uang Muka dari PT
Waskita Karya sebesar Rp 170 miliar, dibayar melalui 4
(empat) tahap:
Rp. 28.069.888.916 (29 Desember 2015)
Rp. 28.071.514.169 (5 Februari 2016)
Rp. 28.071.514.169 (5 Februari 2016)
Rp. 97.155.510.537 (11 Maret 2016)
Total Rp. 181.368.427.791 (nilai invoice DCP)
Atau:
Rp. 161.801.433.067 (jumlah uang diterima pada Rekening
DCP).

Realisasi Pembayaran terakhir dari PT Waskita Karya kepada


PT Duta Cipta Pakarperkasa sepanjang tahun 2016 adalah
pada tanggal 3 Agustus 2016 sebesar Rp 14.113.625.777
(invoice Nomor 0103/DCP/05/16 tanggal 2 Mei 2016)
melalui Bank BNI yang tidak tercantum dalam ketentuan
Kontrak & Amandemen terkait.
Tidak ditemukan dokumen pembayaran Uang Muka 20% dari
material yakni persis sejumlah Rp. 170.130.388.900
sebagaimana tercantum dalam kontrak SPPM dan
Amandemen SPPM.
Tidak ditemukan dasar penetapan jumlah uang muka Rp.
170.130.388.900 atau 20% dari nilai material sebagaimana
tercantum pada Kontrak SPPM dan Amandemen
Tidak ditemukan koreksi atas kelebihan pembayaran Uang
Muka atau pengembalian atas kelebihan pembayaran Uang
Muka.
DCP tidak dapat menyerahkan salinan Bank Garansi Jaminan
Uang Muka senilai Rp 170.130.388.900 kepada Bank Jatim.
Tidak ada bukti atas pembayaran Uang Muka dari Waskita
Karya total Rp. 161.801.433.077 atau Rp. 181.368.427.791
(berdasarkan nilai invoice DCP) telah diterbitkan Bank
Garansi Jaminan Uang Muka.
Tidak ditemukan bukti pembayaran biaya atas penerbitan
Bank Garansi Jaminan Uang Muka sebelumnya dari Bank BRI,
Bank BNI atau Exim Bank.
Ditemukan penarikan sejumlah uang (lebih Rp 110 miliar)
melalui cek dari Rekening DCP di berbagai Bank dengan
mencantumkan keterangan “Pembayaran Fee”.
Transaksi pembayaran dari WK kepada DCP terkait Kontrak
SPPM tidak mencerminkan atau tidak sesuai/berbeda dengan
ketentuan tercantum dalam SPPM dan seluruh amandemen.
Berdasarkan salinan Amandemen V dan VI diperoleh indikasi
bahwa nilai pekerjaan Kontrak SPPM sejak awal paling tinggi
sekitar Rp. 367 miliar, di mana Rp. 304 miliar di antaranya
adalah pengadaan material. Namun tidak tertutup
kemungkinan bahwa nilai total pengadaan material tidak
lebih dari Rp 259 miliar dengan Rp 57,9 miliar adalah
pekerjaan pabrikasi.
Dengan perhitungan indikasi tersebut dan ketentuan Uang
Muka 20% dari nilai material, maka seharusnya Uang Muka
yang dibayar oleh Waskita Karya kepada DCP maksimal
sebesar Rp. 304 miliar x 20% = Rp 60.8 miliar dan minimal
sebesar Rp. 259 miliar x 20% = Rp. 51.8 miliar.
Realisasi pembayaran Uang Muka sebesar Rp 181 miliar
(berdasarkan invoice DCP) atau Rp 161 miliar (berdasarkan
uang pembayaran yang diterima di rekening DCP) adalah
pembayaran yang di luar seharusnya atau mark up.
Berdasarkan keterangan DCP dan mutasi rekening bank DCP,
ditemukan kick back / pembayaran fee diduga untuk oknum
Waskita lebih dari Rp 110 miliar.

Jakarta, Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai