Anda di halaman 1dari 26

Hukum Adminisrasi Negara (HAN) mempunyai beberapa istilah antara lain:

▪ Hukum Tata Usaha Negara (HTUN), dan


▪ Hukum Tata Pemerintahan (HTP).
▪ Pengertian Hukum Administrasi Negara telah dikemukakan pada pokok bahasan Hukum
Tata Negara.
▪ Istilah Hukum Administrasi Negara dalam bahasa Inggris “administrative law”, dan dalam
bahasa Belanda “administratiefrecht”, dan “Verwaltungsrecht” (bahasa Jeman), “droit
administratief” (bahasa Perancis).

J. Oppenheim
HAN mempelajari negara dalam keadaan bergerak (staat in beweging), sedangkan HTN
mempelajari negara dalam keadaan belum bergerak (staat in rust).

VanVollenhoven
“Hukum Administrasi Negara” adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan yang mengikat
alat-alat perlengkapan negara, baik yang tinggi maupun yang rendah, pada waktu alat-alat
perlengkapan negara itu mulai melaksanakan tugasnya yang ditetapkan dalam Hukum Tata
Negara.

2/26
J. H. A. Logemann
▪ HTUN meliputi peraturan-peraturan khusus yang disamping hukum perdata yang berlaku
umum, mengatur cara-cara organisasi negara ikut serta di dalam pergaulan hidup
kemasyarakatan.
▪ HTUN menyelidiki (onderzoekt) hubungan-hubungan istimewa, yang diadakan untuk
memungkinkan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus. [Staatsrecht van
Nederlans Indie]
▪ HTUN meyelidiki (onderzoekt) sifat hukum dari misalnya: hubungan dinas umum tentang ijin-
ijin pemerintah dan perintah-perintah, tentang dispensasi-dispensasi, grasi, dan tentang
penggabungan dalam milisi dst.

Utrecht
▪ HAN merupakan pelajaran tentang hubungan hukum istimewa (leer van de bijzondere
rechtsbetrekkingen), yang memungkinkan para pejabat menjalankan tugas istimewa mereka.
▪ HAN menyelidiki hubungan-hubungan hukum istimewa yang diadakan untuk memungkinkan
para pejabat administrasi negara melakukan tugas mereka secara khusus.
▪ HAN adalah hukum yang mengatur sebagian lapangan pekerjaan administrasi negara. Bagian
lapangan pekerjaan administrasi negara diatur oleh hukum tata negara, hukum privat dan
sebagainya.
▪ Pengertian hukum administrasi negara dan pengertian hukum yang mengatur pekerjaan
administrasi negara itu tidak identik.

3/26
W.F. Prins
▪ HTN mempelajari hal-hal yang fundamental, yang merupakan dasar-dasar dari negara,
sedangkan HAN lebih menitik beratkan kepada hal-hal yang teknis saja.

Romeyn
▪ HTN mempelajari dasar-dasar dari negara, sedangkan HAN adalah mengenai
penyelesaian teknis selanjutnya.

Warda
▪ Hukum Tata Usaha Negara mempelajari tentang sifat peraturan-peraturan hukum dan
bentuk bentuk hukum, yang memuat turut serta pemerintah dalam pergaulan sosial
ekonomis dan juga tentang asas-asas hukum yang menguasainya.

Kranenburg
▪ Hukum Administrasi Negara mengatur susunan dan wewenang khusus alat-alat
perlengkapan (badan) kenegaraan seperti kepegawaian, peraturan-peraturan wajib
militer, peraturan-peraturan jaminan sosial, peraturan-peraturan perumahan, peraturan
perburuhan dan sebagainya.

4/26
Prajudi Atmosudirdjo
▪ Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai seluk-beluk administrasi Negara
(HAN heteronom) dan hukum yang dicipta atau merupakan hasil buatan administrasi
Negara (HAN otonom).
▪ Hukum administrasi negara, hukum tata pemerintahan, semuanya menyangkut
administrasi, bestuur, besturen.
▪ Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum administrasi merupakan instrument
yuridis bagi penguasa untuk secara aktif terlibat dengan masyarakat, dan pada sisi lain
hukum administrasi merupakan hukum yang memungkinkan anggota masyarakat
mempengaruhi penguasa dan memberikan perlindungan terhadap penguasa.

P. de Haan cs [Bestuursrecht in d Sociale Rechtsstaat]


▪ Hukum Tata Pemerintahan (HAN) mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu:
o norma,
o instrumen, dan
o jaminan.

5/26
Van Wijk-Konijnenbelt dan P. de Haan
Hukum administrasi negara meliputi:
a. mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat;
b. mengatur cara-cara partisipasi warga negara dalam proses pengaturan dan
pengendalian masyarakat;
c. sebagai perlindungan hukum (rechtsbescherming);
d. menetapkan dan menerapkan norma-norma dasar bagi penguasa untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang baik/layak (algemene beginselen van behoorlijk
bestuur).

6/26
Sumber-sumber hukum administrasi negara adalah:
a. Undang-Undang mencakup: (UUD 1945, Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan
Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, Keputusan
Gubernur, Keputusan Bupati/Walikota dan Keputusan Tata Usaha Negara
lainnya);
b. Yurisprudensi;
c. Perjanjian (Nasional maupun Internasional);
d. Kebiasaan Administrasi Negara/TUN;
e. Doktrin Hukum (ajaran hukum dari para ahli hukum).

7/26
Ada dua pengertian tentang pemerintahan, yakni pemerintahan dalam arti luas dan
pemerintahan dalam arti sempit.

Pemerintahan dalam arti luas.


▪ Pemerintahan dalam arti luas adalah terdiri dari tiga kekuasaan menurut “trias
politica dari Montesquiu”) yang terpisah satu sama lain (separation des
pouvoirs) meliputi kekuasaan: legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
▪ Van Vollenhoven, pemerintahan dalam arti luas (bewindvoering) atau
“regeren” meliputi:
a. membuat peraturan (regeling–wetgeving)
b. pemerintahan/pelaksana (bestuur);
c. peradilan (Rechtspraak);
d. Polisi (politie).
▪ Koentjoro Purbopranoto keempat pemerintahan dalam arti luas dari Van
Vollenhoven tersebut dinamakan “caturpraja”.

8/26
▪ Lemaire [Het Recht in Indonesie]
Pemerintahan dalam arti luas (bewindvoering) itu ada lima fungsi atau
kekuasaan (pancapraja) yaitu:
a. penyelenggaraan kesejahteraan umum (bestuurszorg);
b. pemerintahan (bestuur);
c. polisi (politie);
d. peradilan (rechtspraak);
e. membuat peraturan.

▪ A.M. Donner [Nederlands bestuursrecht]


Pemerintahan dalam arti luas meliputi:
(a) badan-badan pemerintahan pusat yang menentukan haluan Negara
(taakstelling);
(b) instansi-instansi pemerintahan yang melaksanakan keputusan
pemerintahan pusat (verwekenlijking van de taak).

9/26
Pemerintahan dalam arti sempit.
▪ Van Vollenhoven: Pemerintahan dalam arti sempit adalah hanya badan pelaksana
(executive, bestuur) saja , tidak termasuk badan peradilan, badan pembuat undang-
undang dan badan kepolisian.
▪ Van Poelye: Pemerintahan dalam arti sempit adalah sebagai organ/badan/alat
perlengkapan negara yang diserahi pemerintahan (government/bestuur). Pemerintahan
dalam arti luas adalah sebagai fungsi yakni meliputi keseluruhan tindakan, perbuatan
dan keputusan oleh alat-alat pemerintahan (bestuursorganen) untuk mencapai tujuan
pemerintahan (administration).
▪ Utrecht:
o Pemerintahan dalam arti sempit (executive, bestuur, bestuurszorg) ialah administrasi
negara.
o Penyelenggara administrasi negara adalah pemerintahan dalam arti sempit (eksekutif,
pemerintahan, penyelenggara kesejahteraan umum).

Dengan kata lain, administrasi negara adalah pemerintahan dalam arti sempit yaitu lembaga
pelaksana pemerintahan atau eksekutif (pemerintahan=bestuur, penyelenggaraan
kesejahteraan umum = bestuurszorg, dan kepolisian); tidak termasuk badan peradilan
(yudikatif) dan badan pembuat undang-undang (legislatif). Administrasi negara dalam arti
luas mencakup kekuasaan eksekutif, yudikatif dan legislative.

10/26
Van Vollenhoven
Perbuatan pemerintahan (bestuurshandeling) adalah pemeliharaan kepentingan
negara dan rakyat secara spontan dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendah
(prinsip hierarkhi).

Rommeyn
▪ bestuurshandeling adalah tiap tindakan atau perbuatan alat perlengkapan
pemerintahan (bestuursorganen), juga di luar lapangan Hukum Tata
Pemerintahan, misalnya keamanan, peadilan dan lain-lain, yang bermaksud
untuk menimbulkan akibat hukum di bidang hukum administrasi.
▪ Perbuatan pemerintahan (bestuurshandeling) adalah tindakan-tindakan hukum
yang dilakukan oleh penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan.

11/26
Utrecht, ada Sembilan macam penyelenggaraan kepentingan kolektif oleh administrasi
negara (Pemerintahan), yang bertindak adalah:
1. Administrasi Negara sendiri (pemerintahan);
2. Subyek hukum (badan hukum) lain, yang tidak termasuk administrasi negara dan yang
mempunyai hubungan istimewa atau hubungan biasa dengan pemerintah. Hubungan istimewa
(khusus) ini diatur oleh hukum publik dan hukum privat (misalnya pekerjaan yang dilakukan oleh
perusahaan asing berdasarkan undang-undang penanaman modal asing di Indonesia);
3. Subyek hukum lain, yang tidak termasuk administrasi negara dan yang menjalankan
pekerjaannya berdasarkan konsesi (consessie) atau ijin (vergunning) dari pemerintah;
4. Subyek hukum, yang tidak termasuk admnistrasi negara dan yang diberi subsidi oleh
pemerintah, misalnya Lembaga Pendidikan Swasta;
5. Pemerintah bersama-sama dengan subyek hukum lain (beberapa subyek hukum) yang tidak
termasuk administrasi negara, dan kedua belah pihak itu tergabung dalam bentuk kerja sama
(vorm van samenwerking) tertentu yang diatur oleh hukum privat, misalnya pemerintahan
bergabung dalam Perseroan Terbatas, yang dewan direksinya ada wakil pemerintah, atau
pemerintah mendirikan Perseroan Terbatas;
6. Yayasan yang didirikan atau diawasi pemerintah;
7. Kooperasi yang didirikan atau diawasi pemerintah;
8. Perusahaan Negara;
9. Subyek hukum lain yang tidak termasuk admnistrasi negara, tetapi diberi suatu kekuasaan
memerintah (delegasi perundang-undangan).

12/26
Agar dapat menjalankan tugasnya, maka administrasi negara (perbuatan
pemerintahan) melakukan bemacam-macam perbuatan pemerintahan. Perbuatan
administrasi negara (pemerintahan) dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. perbuatan administrasi negara (pemerintahan) berdasarkan hukum
(rechtshandelingen)
1. perbuatan pemerintahan berdasarkan hukum privat
Pekerjaan administrasi negara sering mengadakan perbuatan yang berdasarkan hukum
privat, misalnya jual beli tanah (1457 B.W.), menyewa ruangan/gedung pertemuan
(Pasal 1548 B.W.).
2. perbuatan pemerintahan berdasarkan hukum publik.
▪ perbuatan hukum publik yang bersegi dua (berbagai pihak) atau ada
persetujuan kehendak antara dua pihak.
(misalnya perjanjian kontrak kerja antara perusahaan asing dengan pemerintah,
kontrak kerja menjadi militer/PNS dengan pemerintah) diatur dengan hukum publik
(HTUN) bukan berdasarkan hukum privat.
▪ Perbuatan hukum publik bersegi satu (sepihak) berupa
keputusan/penetapan (beschikking).

13/26
b. perbuatan administrasi negara (pemerintahan) berdasarkan fakta/bukan
tindakan hukum (feitelijke handelingen).
Perbuatan pemerintahan (administrasi negara) yang bukan perbuatan hukum,
misalnya meresmikan pembukaan jalan raya/bandara/kantor pemerintahan.

▪ Di Negara Belanda istilah “Beschikking” diperkenalkan oleh Van der Pot dan Van
Vollenhoven, di Indonesia diperkenalkan oleh W.F. Prins.
▪ Di Indonesia istilah “beschikking” oleh Utrecht, Boedisoesetya dan ahli
HAN/HTUN yang lain diterjemahkan dengan “ketetapan”, Koentjoro
Purbopranoto menyebutnya “keputusan”. Prajudi Atmosudirdjo (1988)
menyebutnya “penetapan”.
▪ Istilah “keputusan” digunakan karena istilah “ketetapan” telah digunakan oleh
MPR yang berlaku umum yakni berupa “ketetapan MPR”. Selain itu keputusan
adalah bersifat khusus, individual dan final.

14/26
Lemaire dan E.Utrecht
▪ Tugas pemerintah dalam suatu negara “welfare state” adalah “bestuurszorg”
yaitu menyelengarakan kesejahteraan umum.

Dalam menjalankan kesejahteraan umum, pemerintahan atau administrasi negara


melakukan berbagai perbuatan dalam bentuk membuat peraturan-peraturan yang
disebut dengan keputusan (beschikking).
▪ Peraturan adalah kaidah-kaidah umum atau kaidah-kaidah yang berlaku umum
mengikat umum,
▪ Keputusan adalah sebagai kaidah khusus berlaku terhadap orang-orang tertentu,
mengikat orang-orang tertentu (subyek hukum tertentu).

Hans Kelsen [General theory of law and state]


▪ menggunakan istilah “general norms” untuk peraturan, dan “individual norm”
untuk keputusan.

15/26
▪ Perbuatan membuat keputusan ini adalah perbuatan yang khusus dalam
lapangan Pemerintah, seperti halnya membuat undang-undang adalah perbuatan
yang khusus dalam lapangan perundang-undangan. Sesuai dengan fungsi
administrasi negara yaitu melaksanakan undang-undang, maka keputusan itu
juga pada hakekatnya adalah melaksanakan undang-undang dan peraturan-
peraturan ke dalam suatu hal yang konkrit, ke dalam kejadian yang nyata
tertentu.

Contoh:
• Surat izin bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh wali kota atas permintaan A, maka surat
izin bangunan (IMB) itu yang merupakan keputusan wali kota, yang hanya mengikat dan
berlaku terhadap A saja.
• Suatu ijazah Universitas adalah suatu keputusan yang hanya mengikat seseorang yang
namanya tercantum dalam ijazah itu,
• Sebuah surat penetapan pajak adalah suatu keputusan/ketetapan yang hanya berlaku dan
mengikat seseorang yang namanya disebut dalam surat keputusan/penetapan pajak itu.

16/26
Prins [Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia]
▪ menggunakan istilah “ketetapan“ terjemahan dari “bechikking”.
▪ Ketetapan adalah “suatu perbuatan hukum sepihak dibidang pemerintahan,
dilakukan oleh organ/alat-alat pemerintahan berdasarkan kewenangan khusus”.

Utrecht
“beschikking” atau “ketetapan” adalah suatu perbuatan yang berdasarkan hukum
publik yang bersegi satu, ialah yang dilakukan oleh alat-alat pemerintahan
berdasarkan sesuatu kekuasaan istimewa.

Van der Pot [Nederlandch Bestuursrecht]


beschikking adalah perbuatan hukum (rechtshandelingen) yang dilakukan alat-
alat pemerintahan itu (der bestuursorganen) dalam menyelenggarakan hal
khusus (hun wilsverklaringen voor het byzondere geval), dengan maksud
mengadakan perubahan dalam bidang hubungan hukum (gericht op een wijziging
in de wereld der rechtsverhodingen).

17/26
A.M. Donner
menjelaskan “beschikking” adalah suatu perbuatan hukum dalam hal istmewa
yang dilakukan oleh suatu alat pemerintahan sebagai alat pemerintahan dan/atau
berdasarkan suatu ketentuan yang mengikat dan berlaku umum, dengan maksud
menentukan hak-kewajiban mereka yang tunduk pada tata-tertib hukum, dan
penentuan tersebut diadakan oleh alat pemerintahan itu dengan tidak
sekehendak mereka yang dikenai penentuan itu.
Van Poelye
beschiking adalah pernyataan tertulis kehendak suatu alat perlengkapan
pemerintahan dari penguasa pusat yang sifatnya sepihak dan ditujukan keluar,
berdasarkan kewenangan atas dasar suatu peraturan HTN atau HTP yang
tujuannya ialah perubahan atau pembatalan sesuatu hubungan hukum yang ada,
atau penetapan sesuatu hubungan hukum yang baru, ataupun yang memuat
sesuatu penolakan pemerintah-penguasa terhadap hal-hal tertentu.

18/26
Dalam literatur Hukum Administrasi/Tata Usaha/Tata Pemerintahan berbahasa Indonesia, ada
beberapa macam atau bentuk “beschikking” (keputusan atau ketetapan) sebagai perbuatan
hukum (rechtshandelingen).

Van der Wel membedakan (macam-macam) keputusan atas:


a. de rechtsvastellende beschikkingen (keputusan deklaratur);
b. de constitutieve beschikkingen, terdiri atas:
(1) belastende beschikkingen (keputusan yang memberi beban);
(2) begunstigende beschikkingen (keputusan yang menguntungkan);
(3) status verleningen (penetapan status);
c. De afwijzende beschikkingen (keputusan penolakan).

19/26
Utrecht membedakan (macam-macam) ketetapan, yakni:
a. Ketetapan Positif dan Negatif
▪ Ketetapan Positif (Positive beschikking) adalah perbuatan hukum yang menimbulkan
hak/dan kewajiban bagi yang dikenai ketetapan;
▪ Ketetapan Negatif (Positive beschikking) ketetapan yang tidak menimbulkan perubahan
dalam keadaan hukum yang telah ada (tidak menimbulkan hak dan kewajiban).
▪ Ketetapan Negatif dapat berbentuk: pernyataan tidak berkuasa/berwenang
(onbevoegdverklaring), pernyataan tidak dapat diterima (een niet
ontvankelijkverklaring), atau suatu penolakan sepenuhnya (een algehele afwijzing);
b.Ketetapan Deklaratoir dan Ketetapan Konstitutif
▪ Ketetapan Deklaratur (Declaratoire beschikking) hanya menyatakan bahwa yang
bersangkutan diberi haknya menurut ketentuan yang ada atau karena hukumnya
demikian (rechtsvastellende beschikking);
▪ Ketetapan Konstitutif (constitutieve beschikking) adalah menciptakan/membuat hukum
(rechtscheppend);
c. Ketetapan Kilat dan Ketetapan Tetap (vluchtige en blijvende beschikkingen)
Ketetapan kilat (vluchting) adalah ketetapan yang hanya berlaku berakibat pada satu saat
yang singkat saja, yakni pada saat ditetapkan.

20/26
Prins. Ada 4 (empat) macam ketetapan yaitu:
(1) ketetapan yang bertujuan mengubah redaksi/teks ketetapan lama;
(2) ketetapan negative, ketetapan yang tidak mengubah sesuatu dan tidak
merupakan halangan untuk melakukan tindakan apabila dikemudian hari ada
perubahan keadaan;
(3) pencabutan atau pembatalan ketetapan terdahulu;
(4) pernyataan pelaksanaan (de uitvoerbaarverklaring), misalnya menutup jalan raya
karena ada perbaikan jalan.

21/26
d. Dispensasi, ijin (vergunning), lisensi, dan konsesi;
(1) dispensasi adalah tindakan pejabat administrasi yang berwenang (bestuur) yang
menghapuskan berlakunya suatu ketentuan undang-undang terhadap suatu peristiwa
yang khusus (relaxation legis);
(2) ijin (vergunning) adalah ketetapan/tindakan pejabat administrasi yang berwenang
(bestuur) yang memperbolehkan suatu tindakan yang dilarang oleh ketentuan undang-
undang untuk tujuan khusus, misalnya, ijin pertambangan minyak bumi kepada PT.
Pertamina; ijin Pengangkutan Udara kepada PT. GIA;
(3) lisensi, oleh Prins diartikan sebagai suatu ijin yang memberikan kebebasan untuk
menjalankan perusahaan (bedrijfsvergunning). Lisensi adalah ijin yang bertujuan
komersial atau menambah fiskal dan mendatangkan keuntungan.
(4) konsesi, menurut Prins “bentuk konsesi seakan-akan merupakan suatu kombinasi dari
lisensi dan pemberian status (statusverlening) bagi sebuah usaha yang luas bidangnya dan
meliputi “het uit gebreide regime van rechten en verplichtingen” (mengandung hak dan
kewajiban yang sangat luas).

Menurut Prajudi Atmosudirdjo, konsesi merupakan penetapan yang memungkinkan


konsesionaris mendapat dispensasi, izin, lisensi dan juga semacam wewenang pemerintahan
untuk memindahkan kampung, membuat jalan dan sebagainya.

22/26
G.W. Paton: Asas hukum adalah alam pikiran yang dirumuskan secara luas dan yang
mendasari suatu norma hukum.
Bellefroid: Asas hukum (rechtsbeginsellen) merupakan norma dasar yang dijabarkan dari
hukum positif, dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang
lebih umum.
Sudikno Mertokusumo: Asas hukum umum adalah merupakan pengendapan hukum positif
dalam suatu masyarakat.
Bruggink, dalam Arief Sidharta: Asas hukum adalah meta kaidah yang berkenaan dengan
kaidah hukum dalam bentuk kaidah perilaku.

Asas-asas hukum adalah nilai-nilai moral yang mendasari atau melandasi norma hukum
positif, atau pikiran-pikiran dasar yang bersifat abstrak dari norma hukum positif.
Setiap penyelenggaraan pemerintahan oleh aparatur pemerintah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, perlu didasari oleh nilai-nilai moral atau asas-asas umum
pemerintahan yang baik atau layak agar pelaksanaan pemerintahan berjalan efektif dan
efisien.

23/26
Crince Le Roy [Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur]:
a) Asas Kepastian hukum (rechtszekerheidsbeginsel/principle legal security);
b) Asas keseimbangan (evenredigheids beginsel/principle of proportionality);
c) Asas kesamaan dalam mengambil keputusan (gelijkheidsbeginsel/principle of
equality);
d) Asas bertindak cermat atau seksama (vuldigheidsbeginsel/principle of carefulness);
e) Asas motifasi untuk setiap keputusan (motiveringsbeginsel/principle of motivation);
f) Asas jangan menyalahgunakan kewenangan (verbod van detournement de
pouvoir/principle of non misuse of competence);
g) Asas permainan yang layak (principle of fair play/fair play beginsel);
h) Asas keadilan atau larangan bertindak sewenang-wenang (redelijkheidsbeginsel of
verbod van willekeur/principle of reasonableness or prohibition of arbitrariness);
i) Asas pemenuhan pengharapan yang ditimbulkan (principle van opgewekte
verwachtingen/ principle of meeting raised expectation);
j) Asas meniadakan akibat dari keputusan yang dibatalkan (herstelbeginsel/principle of
undoing the consequences of annulled decision);
k) Asas perlindungan cara hidup pribadi (princip van besckerning van de persoonlijke
levenssfeer/principle of protecting the personal way of life).

24/26
Koentjoro Poerbopranoto menambahkan:
l) Asas kebijaksanaan (principle of sapintly);
m) Asas penyelenggaraan kepentingan umum (principle of public service).

▪ Agar asas-asas pemerintahan yang layak dilaksanakan dan ditaati oleh penyelenggara
Negara dan pemerintahan sebaiknya diatur tersendiri dalam undang-undang yang
mengatur tentang penyelenggaraan Negara dan pemerintahan atau pemberian pelayanan
kepada publik.
▪ Pengaturan asas-asas pemerintahan yang layak dalam undang-undang harus disertai
pemberian sanksi kepada aparatur penyelenggara Negara dan pemerintahan apabila tidak
mentaatinya.

25/26
26/26

Anda mungkin juga menyukai