Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2023/2024

NAMA LENGKAP : CHRISTINE TAFFY LIDYA SEPTIANA


NIM : 20220610002
MATA KULIAH : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HARI/TANGGAL : SELASA/19-12-2023
WAKTU : Sesuai Ketentuan
DOSEN PENGAMPU :Prof. Dr. M. Tauchid Noor, S.H., M.H., M.Pd.
SIFAT : Daring/Online

ISILAH JAWABAN ANDA DIBAWAH INI!

1. Pendapat para ahli


• De La Bascecoir Anan, hukum administrasi negara adalah himpunan peraturan
tertentu yang menjadi sebab Negara berfungsi atau bereaksi dan peraturan itu
mengatur hubungan antara warga Negara dengan pemerintah.
• Sir. W. Ivor Jennings mendefinisikan Hukum Administrasi Negara sebagai
hukum yang berhubungan dengan Administrasi Negara, hukum ini menentukan
organisasi kekuasaan dan tugas dari pejabat administrasi.
• Logemann mengartikan Hukum Administrasi Negara sebagai seperangkat dari
norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan untuk
memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang
khusus.
• J.H.P. Beltefroid mengartikan Hukum Administrasi Negara sebagai
keseluruhan aturan tentang cara bagaimana alat pemerintahan dan badan
kenegaraan dan majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya.
• L.J Van Apeldoorn mendefinisikan Hukum Administrasi Negara sebagai
keseluruhan aturan yang hendaknya diperhatikan oleh par a pendukung
kekuasaan penguasa yang diserahi tugas pemerintahan itu.
• A.A.H. Strungken mengartikan Hukum Administrasi Negara sebagai aturan-
aturan yang menguasai tiap cabang kegiatan penguasa sendiri.
• J.P. Hooykaas mendefinisikan Hukum Administrasi Negara sebagai ketentuan
mengenai campur tangan dan alat perlengkapan Negara dalam lingkungan
swasta.
• R. Abdoel Djamali mendefinisikan Hukum Administrasi Negara sebagai
petaruran hukum yang mengatur administrasi, yaitu hubungan antara warga
negara dan pemerintahannya yang menjadi sebab hingga negara itu berfungsi.
• Djokosutono mendefinisikan Hukum Administrasi Negara sebagai hukum
yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum antara jabatan-jabatan
dalam negara dengan warga masyarakat.
• Oppen Hein mendefinisikan Hukum Administrasi Negara sebagai suatu
gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan yang tinggi maupun
rendah jika badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberikan
kepadanya oleh Hukum Tata Negara.
• Marcel Waline mendefinisikan Hukum Administrasi Negara sebagai
keseluruhan aturan yang menguasai kegiatan alat perlengkapan Negara yang
bukan alat perlengkapan perundang-undangan atau kekuasaan kehakiman
menentukan luas dan batas kekuasaan alat perlengkapan tersebut, baik terhadap
warga masyarakat maupun antara alat perlengkapan itu sendiri, atau pula
keseluruhan aturan yang menegaskan dengan syarat bagaimana badan tata
usaha negara/ administrasi memperoleh hak dan membebankan kewajiban
kepada para warga masyarakat dengan peraturan alat perlengkapannya guna
kepentingan pemenuhan kebutuhan umum.

2. Perbedaan HAN dan HTN


• Hukum Administrasi Negara (HAN) dan Hukum Tata Negara (HTN) adalah
dua cabang ilmu hukum yang mempelajari negara. HAN merupakan bagian dari
HTN dalam arti luas. Hukum Tata Negara menjelaskan bentuk negara yang
tercantum dalam undang-undang dasarnya, sedangkan Hukum Administrasi
Negara adalah tata cara melaksanakan tugas-tugas Hukum Tata Negara untuk
kepentingan warga negara atau masyarakat umum. Hukum Administrasi Negara
mengkaji negara dalam keadaan bergerak atau bekerja dan dinamis, sedangkan
Hukum Tata Negara mengkaji negara dalam keadaan diam atau statis. Hukum
Administrasi Negara berhubungan dengan negara dalam keadaan bergerak
karena memiliki inti “role-playing” atau sikap tindak negara, sedangkan Hukum
Tata Negara berhubungan dengan negara tidak bergerak membahas “status” dan
“role” dalam negara tersebut.

3. Hakikat, peran, dan tujuan Hukum Administrasi Negara


• Hakikat Hukum Administrasi Negara
Hakikat Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat kaidah yang
mengatur hubungan antara pemerintah dengan warga negara, antara
pemerintah dengan pemerintah, dan antara pemerintah dengan badan
hukum privat. Hukum Administrasi Negara mengatur bagaimana
pemerintah menjalankan kekuasaannya, bagaimana warga negara dan
badan hukum privat berhubungan dengan pemerintah, dan bagaimana
penyelesaian sengketa antara pemerintah dengan warga negara atau
badan hukum privat.
• Peran Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara memiliki peran penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih. Hukum
Administrasi Negara berperan untuk:
➢ Mengatur dan membatasi kekuasaan pemerintah. Hukum
Administrasi Negara mengatur wewenang, tugas, dan fungsi
pemerintah, sehingga pemerintah tidak dapat bertindak
sewenang-wenang.
➢ Melindungi hak warga negara dan badan hukum privat.
Hukum Administrasi Negara melindungi hak warga negara dan
badan hukum privat dari tindakan sewenang-wenang
pemerintah.
➢ Menjamin kepastian hukum. Hukum Administrasi Negara
memberikan kepastian hukum bagi pemerintah, warga negara,
dan badan hukum privat.
• Tujuan Hukum Administrasi Negara
Tujuan Hukum Administrasi Negara adalah untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih. Penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih adalah pemerintahan yang:
➢ Akuntabel yaitu pemerintah bertanggung jawab atas
tindakannya.
➢ Transparan yaitu pemerintah terbuka dan dapat diakses oleh
publik.
➢ Partisipatif yaitu pemerintah melibatkan publik dalam
pengambilan keputusan.
➢ Efektif dan efisien yaitu pemerintah menjalankan tugas dan
fungsinya secara efektif dan efisien.

4. Menurut isinya Hukum Administrasi Negara dapat dibagi 2, yaitu peraturan dan
keputusan.
• Peraturan adalah ketentuan hukum yang bersifat umum dan abstrak, yang
mengikat orang banyak atau suatu golongan orang. Peraturan ini dibuat oleh
lembaga negara yang berwenang, seperti Presiden, DPR, atau Menteri.
Peraturan dalam Hukum Administrasi Negara memiliki beberapa fungsi,
yaitu:
➢ Mengatur, artinya memberikan pedoman bagi pemerintah
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
➢ Melindungi, artinya melindungi hak warga negara dan badan
hukum privat dari tindakan sewenang-wenang pemerintah.
➢ Menjamin kepastian hukum, artinya memberikan kepastian
hukum bagi pemerintah, warga negara, dan badan hukum privat.
.
Contoh peraturan dalam Hukum Administrasi Negara antara lain:
➢ Undang-Undang seperti Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan
➢ Peraturan Pemerintah seperti Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah
➢ Peraturan Presiden seperti Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
• Keputusan adalah ketentuan hukum yang bersifat khusus dan konkret, yang
mengikat orang atau badan tertentu. Keputusan ini dibuat oleh pejabat
administrasi negara, seperti kepala daerah, kepala dinas, atau kepala kantor.
Keputusan dalam Hukum Administrasi Negara memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
➢ Melaksanakan artinya melaksanakan ketentuan peraturan yang
berlaku.
➢ Mengatasi artinya mengatasi persoalan yang timbul dalam
pelaksanaan peraturan.
➢ Menciptakan artinya menciptakan ketentuan hukum baru yang
diperlukan.

Contoh keputusan dalam Hukum Administrasi Negara antara lain:**


➢ Surat Izin Usaha yang dikeluarkan oleh Dinas Penanaman
Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu
➢ Surat Keputusan Pemberhentian Pegawai yang dikeluarkan
oleh Kepala Dinas Kepegawaian
➢ Surat Keputusan Pengumuman Tender yang dikeluarkan
oleh Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

Peraturan dan keputusan dalam Hukum Administrasi Negara saling berkaitan.


Peraturan merupakan dasar bagi pembuatan keputusan. Keputusan yang dibuat
oleh pejabat administrasi negara harus berdasarkan peraturan yang berlaku.

5. Apakah kebijakan dapat dipidanakan


• Umumnya kebijakan tidak dapat dipidanakan karena kebijakan merupakan
keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka menjalankan tugas dan
fungsinya. Kebijakan tidak bersifat melawan hukum, melainkan merupakan
upaya pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu.
Tetapi terdapat beberapa pengecualian di mana kebijakan dapat dipidanakan.
Pengecualian ini terjadi apabila kebijakan tersebut:
a) Melanggar peraturan perundang-undangan, Kebijakan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dapat dipidanakan
sebagai tindak pidana umum.
b) Mengandung unsur korupsi, Kebijakan yang dilakukan dengan cara
koruptif, seperti suap, pemerasan, atau gratifikasi, dapat dipidanakan
sebagai tindak pidana korupsi.
c) Menyebabkan kerugian negara, Kebijakan yang menyebabkan kerugian
negara dapat dipidanakan sebagai tindak pidana korupsi atau tindak pidana
lainnya.
Dasar hukum yang mengatur tentang pengecualian kebijakan yang dapat
dipidanakan adalah sebagai berikut:
A. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan
B. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi

Berikut adalah beberapa contoh kebijakan yang dapat dipidanakan:


A. Kebijakan pemerintah yang melarang impor beras, padahal beras
merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Kebijakan ini dapat
dipidanakan sebagai tindak pidana umum karena bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2012 tentang Pangan.
B. Kebijakan pemerintah yang memberikan izin kepada perusahaan untuk
mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, padahal hal
tersebut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Kebijakan ini dapat
dipidanakan sebagai tindak pidana korupsi karena dilakukan dengan
cara koruptif, yaitu suap kepada pejabat pemerintah.
C. Kebijakan pemerintah yang menyebabkan kerugian negara sebesar
Rp100 miliar. Kebijakan ini dapat dipidanakan sebagai tindak pidana
korupsi atau tindak pidana lainnya.

6. Pendapat mengenai putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 90/PUU- XXI/2023,


tentang usia Capres/Cawapres dilihat dari Hukum Administrasi Negara
• Pasca Mahkamah Konstitusi membacakan beberapa putusan terhadap
permohonan pengujian undang-undang (judicial review) mengenai
konstitusionalitas Pasal 169 huruf q UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum yang mengatur batas minimal usia calon presiden dan wakil presiden,
muncul berbagai pendapat dari kalangan masyarakat yang turut memberikan
penilaian atas putusan-putusan tersebut. Ada di antara masyarakat yang setuju
dan tidak setuju terhadap Putusan MK tersebut, khususnya perkara nomor
90/PUU-XXI/2023. Dari berbagai putusan yang telah dibacakan, ada satu
putusan perkara yang menimbulkan kericuhan beragam komentar publik, yakni
Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang amar putusannya mengabulkan
sebagian permohonan dengan menyatakan konstitusionalitas usia
capres/cawapres yang sebelumnya ditetapkan “paling rendah 40 (empat puluh)
tahun”. Menurut saya menilai bahwa perkara yang telah diputus MK merupakan
putusan yang sifatnya final dan terakhir, sehingga tidak ada upaya hukum lain
yang bisa ditempuh. Menurutnya ada empat kejanggalan putusan MK yang
menilai konstitusionalitas batas usia capres/cawapres, khususnya dalam Putusan
MK Nomor 90/PUU-XXI/2023. Putusan tersebut tidak sesuai dengan konsep
awal dari keberadaan Mahkamah Konstitusi yang fungsinya itu menguji norma
yang sudah ada. Sedangkan permintaannya (petitum) adalah menambah norma.
Kalau menguji norma yang sudah ada, maka alternatifnya itu menguji (apakah)
norma itu konstitusional atau tidak. Kemudian putusan MK tidak bisa
menyampingkan suasana politis, karena putusan ini sedang memasuki tahapan
pencalonan presiden dan wakil presiden. Menariknya dalam Putusan MK juga
disebutkan secara jelas ada pihak yang akan diuntungkan atas putusan MK
tersebut, yakni Gibran Raka buming yang merupakan anak Presiden Jokowi
sekaligus keponakan Ketua MK, Anwar Usman.

Anda mungkin juga menyukai