Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rika Afrianto

NPM : 19144400003

Dinamika dan Tantangan Kontitusi di Indonesia

Para pendiri negara kesatuan Republik Indonesia telah setuju untuk


merancang konstitusi sebagai konstitusi tertulis dengan semua arti dan fungsinya.
Sehari setelah Republik Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945,
Konstitusi Indonesia disahkan sebagai "Revolusi Konstitusi" pada 18 Agustus 1945 oleh
Komite Indonesia untuk Persiapan Kemerdekaan dalam sebuah teks yang disebut
"Konstitusi Republik Indonesia" . Oleh karena itu, UUD 1945 adalah UUD yang sangat
pendek dan hanya memuat 37 pasal, tetapi ketiga isi UUD tersebut, yang harus ada sesuai
dengan ketentuan umum teori UUD, dipenuhi dalam UUD 1945.
Singkatnya, penulis konstitusi 1945 yang sama melihat kemungkinan untuk
membuat perubahan atau penyesuaian dengan merumuskan pasal 37 konstitusi 1945
tentang perubahan konstitusi. Dan jika MPR bermaksud untuk mengubah konstitusi
melalui pasal 37 UUD 1945, rakyat Indonesia harus terlebih dahulu dikonsultasikan
melalui referendum. (Sentuh No. 1 / MPR / 1983 Artikel 105-109 Jo. Sentuh No. IV /
MPR / 1983 pada referendum).
Perubahan konstitusi tahun 1945 kemudian secara bertahap diimplementasikan
dan menjadi salah satu agenda dari pertemuan tahunan MPR tahun 1999 sampai
amandemen keempat dari pertemuan tahunan MPR tahun 2002 bersama dengan
kesepakatan untuk membentuk komite konstitusi untuk membentuk suatu melakukan
tinjauan. perubahan UUD 1945 berdasarkan Peraturan MPR No I / MPR / 2002
membentuk komite konstitusi. Ketika kita meneliti sejarah Indonesia merdeka,
tampaknya telah terjadi dinamika ketatanegaraan, serta perubahan terhadap konstitusi
atau konstitusi yang berlaku. Setelah diadopsi satu hari setelah deklarasi kemerdekaan,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 mulai berlaku sebagai
hukum dasar yang mengatur kehidupan konstitusi Indonesia dengan semua batasannya.
Mengapa Karena sejak awal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
dimaksudkan oleh Bung Karno sendiri sebagai konstitusi cepat yang akan tetap

1
disempurnakan di masa depan. Dinamika konstitusi di Indonesia adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Dinamika Konstitusi di Indonesia

konstitusi Masa berlakunya


UUD NRI 1945 18 Agustus sampai dengan
(masa Kemerdekaan) Agustus 1950, dengan catatan, mulai
27 Desember 1949 sampai dengan 17
Agustus hanya berlaku di wilayah RI
Proklamasi.

Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 sampai


dengan 17 Agustus 1950

UUDS 1950 17 Agustus 1950 sampai dengan 5


Juli 1959
UUD NRI 1945 (Masa 5 Juli 1959 sampai dengan 1965
Orde Lama)
UUD NRI 1944 (Masa 1966 sampai dengan 1998
Orde Baru)

Pada pertengahan 1997 negara Indonesia dilanda krisis ekonomi dan mata uang
yang sangat serius. Krisis ekonomi dan mata uang di Indonesia merupakan tantangan
besar pada saat itu. Sebagai akibat dari krisis, harga telah naik sementara daya beli
masyarakat terus turun. Sementara itu, nilai tukar rupee ke mata uang asing, terutama
dolar AS, terus turun. Menanggapi kondisi ini, pemerintah telah mencoba berbagai
langkah untuk mengatasinya. Namun, kondisi ekonomi belum membaik. Lebih buruk dan
lebih buruk dari hari ke hari. Krisis tersebar luas secara politis. Orang tidak lagi
mempercayai pemerintah. Krisis kepercayaan kemudian muncul di pemerintahan.
Gelombang protes besar-besaran telah terjadi di Jakarta dan daerah-daerah. Demonstrasi
ini dianimasikan oleh pelajar, pemuda, dan berbagai komponen bangsa lainnya.
Pemerintah tidak bisa lagi mengendalikan situasi. Jadi Presiden Suharto mengumumkan
pengunduran dirinya pada 21 Mei 1998. Pengangkatan Presiden Suharto menandai awal
dari era reformasi negara.

2
Tumbangnya rezim orde baru dan lahirnya era reformasi adalah bagian dari salah
satu tujuan reformasi pada saat itu. Pada awal era reformasi (pertengahan 1998),
masyarakat harus berurusan dengan berbagai tuntutan reformasi. Tuntutan ini telah
dikomunikasikan oleh berbagai bagian bangsa, terutama pelajar dan kaum muda. Berikut
ini adalah enam tuntutan reformasi tersebut:

1. Amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


2. Penghapusan doktrin dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
3. Penegakkan supremasi hukum, penghormatan HAM (Hak Asasi Manusia), serta
pemberantasa KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme).
4. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah
5. Mewujudkan kebebasan pers
6. Mewujudkan kehidupan demokrasi

Keberadaan tuntutan ini didasarkan pada gagasan bahwa Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) tidak memberikan dasar bagi
kehidupan yang demokratis, penguatan populasi dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia. Selain itu, ada artikel dalam UUD NRI 1945 yang menimbulkan interpretasi
yang berbeda atau lebih dari satu (banyak interpretasi) dan menawarkan peluang untuk
mengelola negara yang otoriter, terpusat, tertutup, dan potensi praktik kolusi, korupsi,
dan Nepotisme yang berkembang (KKN). Organisasi negara ini menyebabkan
penurunan kehidupan nasional. Buktinya adalah terjadinya krisis di berbagai bidang
kehidupan (krisis multidimensi). Permintaan untuk perubahan UUD NRI 1945 adalah
langkah besar ke depan. Ini dikatakan sebagai langkah maju karena tidak ada perubahan
di era sebelumnya. Posisi politik pemerintah, yang didukung oleh MPR, tidak memiliki
niat untuk memodifikasi UUD NRI 1945. Walaupun ada keinginan untuk mengubah
UUD NRI 1945, referendum dengan persyaratan yang sangat spesifik harus diadakan
kaku (untuk meminta pendapat orang). Karena persyaratan yang sangat ketat, UUD
NRI 1945 tidak mungkin diubah.

3
Dalam perkembangannya, tuntutan untuk perubahan UUD NRI 1945 dan
seterusnya menjadi kebutuhan bersama rakyat Indonesia. Atas dasar ini, hasil MPR dari
pemilihan parlemen 1999, sesuai dengan kekuasaannya sebagaimana diatur dalam Pasal
37 UUD NRI 1945, telah membawa perubahan bertahap dan sistematis sebanyak empat
kali:

1. Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999.


2. Perubahan Kedua, pada Sidang Tahunan MPR 2000.
3. Perubahan Ketiga, pada Sidang Tahunan MPR 2001.
4. Perubahan Keempat, pada Sidang Tahunan MPR 2002.

Perubahan UUD NRI 1945 yang dilakukan oleh MPR, selain merupakan
perwujudan dari tuntutan reformasi, sebenarnya sejalan dengan pemikiran pendiri
bangsa (founding father) Indonesia. Ketua panitia Penyusun UUD NRI 1945, yakni Ir.
Sukarno dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 18 Agustus 1945, di
antaranya menyatakan sebagai berikut:

“...bahwa ini adalah sekedar Undang-Undang Dasar Sementara, Undang-


Undang Dasar Kilat, bahwa barang kali boleh dikatakan pula, inilah
revolutiegrondwet. Nanti kita membuat Undang-Undang Dasar yang lebih
sempurna dan lengkap”

4
Berikut ini adalah gambaran proses perubahan UUD 1945

Sejauh ini, perubahan UUD 1945 Republik Indonesia telah dilakukan empat kali,
yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk
menyesuaikan dengan tuntutan dan tantangan zaman itu. Masalah dan tantangan yang
dihadapi negara pada saat itu tentu berbeda dari awal reformasi. Tuntutan reformasi itu
adalah sebagai berikut:

a. Mengamandemen UUD NRI 1945,


b. Menghapuskan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia,
c. Menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), serta
pemberantasan korupsi,kolusi, dan nepotisme (KKN),
d. Melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah,
e. Mewujudkan kebebasan pers,
f. Mewujudkan kehidupan demokrasi

Daftar Pustaka

Ismail dan Sri Hartati. 2020. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Konsep Dasar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara di Indonesia). Jawa Timur : Qiara Media

Anda mungkin juga menyukai