Australia, atau lebih tepatnya Persemakmuran Australia adalah sebuah
Negara dibelahan selatan yang terdiri dari daratan utama yaitu benua Australia, Pulau Tasmania, dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Benua yang bertetanggaan dengan Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini, di sebelah utara bertetanggaan dengan kepulauan Solomon, Vanuatu, di timur laut dengan Kaledonia Baru, dan di tenggara dengan Selandia Baru. Awalnya, pada tahun 1606 untuk pertama kalinya seorang bangsa Belanda yang bernama Willem Janszoon atau lebih dikenal dengan Willem Jansz berhasil menemukan garis pantai di benua Australia dan berhasil singgah di kawasan Teluk Carpentaria, untuk yang pertama kalinya. Kemudian dilanjutkan dengan seorang bangsa Belanda yang bernama Abel Tasman pada tahun 1644 yang berhasil menemukan pulau Tasman dan Selandia Baru, dan yang terakhir James Cook pada 1770, seorang bangsa Inggris yang berhasil menemukan Pantai Timur Australia yang lebih subur dan Selandia Baru yang terdiri dari dua pulau utara dan pulau selatan. Pada tahun 1606, benua Austrlia sudah mulai dihuni oleh para Imigran yang berasal dari benua Eropa ( Belanda ), namun di akhir abad ke-18, Inggris mulai menduduki benua ini dan menjadikannya sebagai tempat pembuangan para pelaku kriminal.
Pada pertengahan abad ke-19, ditemukan tambang emas di Australia
sehingga benua itu pun semakin ramai di datangi para Imigran, sejak itu pula para Imigran tersebut mulai memperjuangkan kemerdekaan untuk mengatur sendiri Australia, terlepas dari kontrol Inggris. Sehingga sekarang ini, Australia tergabung dalam Negara Persemakmuran Inggris. Pada 1 Januari 1901, keenam koloni Australia berubah menjadi Federasi dan didirikannlah Persemakmuran Australia. Sejak zaman federasi, Australia telah menggunakan system politik Demokrasi Liberal yang stabil dan menjadi bagian dari dunia persemakmuran. 1. Pembentukan Legislative Council Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa Macquarine adalah gubernur New South Wales yang terakhir memegang kekukasaanya ditangannya sendiri. Juga telah diungkapkan sedikit tentang pengiriman J.T Bigge ke Sydney untuk melakukan berbagai hal di koloni itu. Khusus untuk yang menyangkut keluhan imigran bebas tentang perlakuan Macqurine terhadap emancipists, juga telah dijelaskana. Namun dalam kesempatan ini dirasakan perlu dibicarakan sedikit tentang dampak lain terhadap laporang Bigge, khususnya yang menyangkut pemerintahan di koloni itu, sebab perubahan sistem pemerintahan di New South Wales, pada gilirannya mempengaruhi juga pada koloni yang lain. Salah satu dampak penyelidikan yang dilaporkan oleh Bigge ialah mulai diperkirakannya pemerintahan di New South Wales, walaupun harus diakui bahwa laporan Bigge itu bukanlah penyebab tunggal. Sesungguhnya dalam laporan Bigge tidak merekomendasikan perubahan cara pemerintahan di New South Wales , akan tetapi kritiknya terhadap sistem pemerintahan yang berlaku pada waktu itu mendorong pemerintah Inggrid untuk membatasi kekuasaan gubernur. Jika Macquarine adalh gubernur terakhir yang otokratis, maka penggantinya Sir Thomas Brisbane (1821-1825) adalah gubernur pertama yang kekuasaanya dibatasi berdasarkan undang-undang. Undang-undang Yudikatur (Judicature Act) untuk New South Wales yang dikeluarkan oleh parlemen Inggrid pada tahun 1823 berisi tentang pembentukan suatu legislative council dalam sistem pemerintahan di New South Wales. Jumlah anggotanya minimal 5 orang dan maksimal 7 orang. Kekuasaannya adalah membuat undang-undang untuk memelihara perdamaian, kesejahteraan, dan pemerintahan yang baik di New South Wales, dengan ketentuan undang-undang itu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang Inggrid. Secara teoritis anggota-anggota legislative council ditunjuk oleh pemerintah Inggrid, akan tetapi dalam praktik mereka ditunjuk dan diangkat oleh gubernur. Lebih lanjut dinyatakan bahwa council ini hanya mengeluarkan undang-undang yang diserakan gubernur kepadanya. Legislative council tidak boleh mengambil inisiatif untuk membuat undang-undang. Tidak ada undang-undang dapat diserahkan pada legislative council sebelum direkomendasikan oleh ketua Mahkamah Agung bahwa undang-undang itu konsisten dan sesuai dengan undang- undang Inggrid. Jika gubernur memroses suatu undang-undang dan anggota legislative council tidak menyetujuinya, maka gubernur masih berhak memberlakukan undang-undang tersebut sambil menantikan keputusan pemerintahan Inggrid. Berdasarkan kenyataan seperti diatas, legislative council belum mempunyai wewenang menghentikan kemauan gubernur, badan ini hanya berfungsi sebagai badan penasihat belaka. Namun dengan demikian, pembentukan legislative council merupakan salah satu langkah maju yang menandai kehancuran kewenang-wenangan gubernur. Sekarang gubernur harus bekerjasama dengan satu badan kecil yang secara konstitusional memiliki kewenangan sebagai badan penasihat dan mampu membawa gubernur merasakan perasaan umum. Undang-undang tahun 1823 juga menyebutkan tentang pembentukan Mahkamah Agung (Supreme Court) yang dipimpin oleh seorang hakim agung (Chief Justice). Untuk pertama kali jabatan itu diduduki oleh Sir Francis Forbes, yang sebelumnya telah menduduki jabatan di Newfoundland. Pada tahun 1828 undang-undang tahun 1823 itu mengalami amandemen. Jumlah anggota legislative council ditambah menjadi 16 orang. Sekalipun anggotanya masih ditunjuk oleh pemerintah tang dalam praktik ditunjuk oleh gubernur, namun dewan ini secara mayoritas sudah berhak memveto usul yang diajukan oleh gubernur. Tidak lagi seperti masa sebelumnya gubernur masi bisa memberlakukan undang-undang sambil menunggu keputusan pemerintahan Inggrid. Terjadinya perubahan pemerintahan di New South Wales ini tentu tidak lepas dari adanya erubahan komposisi masyarakat. Keberhasilan erternakan biri-biri di New South Wales, mendorong semakin banyaknya orang bermodal bermigrasi dan menginvestasikan uangnya di sana. Mereka ini yang dalam sejarah Australia disebut aquatters, memperjuangkan hak-haknya dalam pemerintahan agar kepentingan mereka dikoloni tersebut terjamin. Kalau pada masanya Macquarie masih menyatakan bahwa New South Wales masih merupakan penal settlement, mungkin dia benar karena pada waktu itu jumlah narapidana masih dominan. Akan tetapi dalam masa berikutnya komposisi masyarakat berubah. Disekitar tahun 1828 jumlah penduduk bebas sudah seimbang dengan narapidana. Dalam masa selanjutnya nampak kecendrungan bahwa jumlah imigran bebas bergerak melampaui jumlah narapidana. Faktor lain yang harus diperhatikan pada perubahan emerintahan itu, adalah perkembangan pikiran-pikiran yang hidup serta berpengaruh pada masyarakat. Saat pembentukan legislative council, bukan hanya laporan Beggie namun juga pemikiran yang berkembang dalam masyarakat yyang memengaruhi. Salah satunya yang dilemparkan oleh William Charles Wenteworth dimana ia menerbitkan buku tentang New South Wales tahun 1819 yang membicarakan luasnya wilayah yang dapat dijadikan temat pemukiman di New South Wales. Dia menyatakan tentang harapannya pada peningkatan jumlah penduduk tanpa menyembunykan rasa ketidakpuasannya terhadap pemerintahan yang ada. Ia menghendaki adanya lembaga perwakilan seperti yang dimiliki Inggrid serta menuntut peradilan dengan sistem juri juga dilakukan. Dia juga mengkritik pemerintahan New South Wales todak sedikitpun memperlihatkan pemerintahan yang memberi kebebasan sebagaimana di Inggrid. Ketika wentworth ulang dari studinya dari Cambridge University ia mulai melakukan agitasi dengan membentuk lembaga-lembaga yang menjamin kebebasan sebagaimana yang dia harapkan dibukunya. Dia menerbitkan surat kabar bernama Australian ada tahun 1824. Surat kabar tersebut menjadi alat menyampaikan kritik pada saat itu. Dia juga melakukan kampanye menentang kekuasaan mutlak gubernur dan memperjuangkan kebebasan pers. Tahun 1830 jumlah imigran di New South Wales semakin bertambah. Tahun 1841 jumlah imigran melampaui jumlah naraidana bahkan mencaai 4 kali jumlah narapidana.. hal ini membuat kekuasaan mutlak gubernur semakin ditentang. Ara imigran ingin disebut sebagai penghuni penalsettlement. Mereka menghendaki pemerintahan demokrasi atau responsible goverment dengan hal tersebut mereka berpendapat bahwa jalan menuju pemerintahan demokrasi lebih mudah bila transportasi narapidana dihentikan. Sehingga tahun 1840 pemerintahan Inggrid menghentikan transportasi narapidana ke New South Wales. Pada tahun 1842 pemerintah Inggrid memberikan pemerintahan dalam sistem keterwakilan kepada New South Wales. Berdasarkan undang- undang tahun 1842 jumlah anggota legislative council ini menjadi 36 orang, 24 orang dipilih oleh rakyat, dan 12 orang diangkat pemerintahan Inggrid. Legislative council ini juga diberi wewenang membuat undang- undang koloni itu, juga mengatur pembelanjaan uang yang dipungut oleh pemerintah, kecuali uang hasil penjualan “crown land”. Dengan hal tersebut maka untuk pertama kali koloni itu mendapatkan pemerintahan dengan sistem perwakilan rakyat dimana rakyat dapat memilih orang yang duduk di legislative council. Akan tetapi belum seluruh rakyat memiliki hak pilih yang dilaksanakan setiap 5 tahun. Rakyat yang dapat memilih adalah rakyat yang memiliki kekayaan diatas £200 atau membayar pajak sebesar £20 setahun. Namun demikian jalan ke arah pemerintahan demokrasi semakin terbuka. \sistem pemerintahan sebagaimana diatur dengan undang-undang tahun 1842 berlangsung hingga tahun 1850. Ketika Tasmania dan Australia menjadi koloni yang berdiri sendiri, maka kedua koloni tersebut mulai membentuk legislative council dalam waktu yang berbeda. Victoria dan Queensland ada saat itu masih menjadi bagian New South Wales, sedangkan Australia barat masih menghadai persoalan lain. Walaupun legislative council ini telah mengawasi dan membatasi gubernur, namun belum dapat dikatakan bahwa kolono-koloni tersebut menerapkan sistem demokrasi. Gubernur masih bisa memveto undang- undang yang dihasilkan oleh legislative council, meskipun legislative councile dapat membatalkan usul gubernur. Gubernur masih berwenang mengeluarkan undang-undang yang berkaitan dengan keuangan walauun legislative council yang menentukan cara pemungutan dan pengunaannya. Dalam praktinya gubernur masih berhak menjual tanah dan menggunakan uang hasil penjualan tesebut sesukanya. Hal ini membuat rakyat menghendaki pemerintahan yang merefleksikan kepentingan dan aspirasi rakyat. Pada tahun 1840an gerakan untuk memiliki pemerintahan yang demokrasi semakin gencar, terutama karena ribuan orang yang bermigrasi ke koloni-koloni Australia pada masa itu telah terpengaruh oleh gerakan Chartis (Chartis Movement) di Inggrid. Dalam tuntutannya orang-orang seperti Henry Parkes, David Syme, dan Graham Berry, mengerahkan tuntutan pada pembentukan lembaga perwakilan yang merefleksikan seluruh rakyat. Para squatters kaya juga menghendaki emerintahan demokrasi, namun mereka khawatir demokrasi yang menyetarakan rakyat. Dalam hal ini perlu dilihat adanya kepentingan yang berbeda diantara rakyat yang sama-sama menghendaki pemerintahan demokrasi. Dalam hal ini dapat dikatakan perubahan sebagian besar dimulai dari para squatter dimana mereka adalah orang-orang kaya. Hal ini membuat mereka juga enggan menghendaki kesamaan hak dan kepentingan mereka disamakan dengan rakyat biasa. Hingga akhirnya disetujui lembaga perwakilan yang terdiri dari 2 kamar, yaitu majelis rendah (Lowe House) yang diilih dan mewakili sebagian besar rakyat, dan majlis tingi (Upper House) yang dipilih mewakili kelompok kecil rakyat kaya. Hal ini sepertinya didasari dengan tradisi Inggrid dari House of commons yang diilih rakyat dan House of Lords yang bersifat turun-temurun. Pada tahun 1850 pemerintah Inggrid mengeluarkan undang-undang baru yang disebut Australian Colonies Goverment Act yang berisi : 1. Victoria dipisahkan dari New South Wales 2. Semua koloni di Australia kecuali Australia Barat berhak membenruk legislative council seperti di New South Wales. 3. Tiap koloni berhak menyusun pemerintahan sesuai dengan kemauan masing-masing, kemudian menyampaikannya kepada Inggrid untuk diundang-undangkan.
Bagi koloni di Australia undang-undang ini penting sekali artinya terutama
dilihat dari sudut pemerintahan. Dengan undang-undang ini berarti pemerintahan Inggrid sudah siap menyerahkan kepada setiap koloni hak untuk menyusun pemerintahannya.
Berikut adalah bagan pemerintahan saat itu :
2. Masa Pemerintahan Sendiri Secara Terpisah Dilihat dari tuntutan penduduk koloni di Australia mendapatkan pemerintahan demokrasi, Australian Colonies Goverment Act memiliki nilai positif. Undang-undang ini memberi kebebasan pada seluruh koloni dalam menentukan sistem pemerintahan yang sesuai dengan keinginan masing-masing. Setiap koloni boleh mengajukan sistem, menetapkan batas kewenangan dan kekuasaan gubernur, menetapkan jenis pajak, serta mengatur uangnya. Disisi lain hal ini memicu munculnya perpecahan diantara koloni. New South Wales memulia pada tahun 1855, kemudian diikuti oleh Victoria (1856), Tasmania (1856), Queensland (1859). Dalam waktu 10 tahun dikeluarkannya undang-undang Australian Colonies Goverment Act telah muncul 5 koloni yang memiliki otonomi terpisah. Setiap koloni se- pertinya lebih mementingkan koloninya daripada hubungan dengan koloni yangn lain. Sedangkan Australia Barat baru menjalankan pemerintahannya pada tahun 1890. Pada saat lahirnya koloni-koloni tersebut sepertinya mereka tidak memikirkan kerugian yang dihadapi dari pemisahan tersebut. Sebelumnya dikatakan bahwa dibentuknya dewan dewan perwakilan untuk memikirkan kepentingan-kepentingan koloni, namun nampaknya penduduk dan pemerintah tidak mau memikirkan koloni lain. Selama 50 tahun kemudian sejarah Australia daat dikatakan sejarah terpecahnya Australia. Kemudain berbagai masalah yang timbul membuat rakyat koloni memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Persatuan dalam bentuk federasi mungkin menjadi cara terbaik.
Instiut(AII). Jakarta Hardjono, Ratih. 1992. Suku Putihnya Asia (Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Siboro, J. 1989. Sejarah Australia. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan direktorat Jendra Pendidikan Tinggi.