Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN AUSTRALIA MENUJU DEMOKRASI

Resume

Tugas Mata Kuliah

Sejarah Australia Oceania

Dosen Pengampu : Drs. Nelsusmena

Disusun oleh :

Nadia Utami

Hanifah Rizky Indriastuti

Frida Indriyani

Farah Nisaul Fatonah

Salsabila Tamimah

Harsiwi Aji

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH

2019
BAB V

Perkembangan Menuju Pemerintahan Demokrasi

Australia, atau lebih tepatnya Persemakmuran Australia adalah sebuah


Negara dibelahan selatan yang terdiri dari daratan utama yaitu benua Australia,
Pulau Tasmania, dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Benua yang bertetanggaan dengan Indonesia, Timor Leste, dan Papua
Nugini, di sebelah utara bertetanggaan dengan kepulauan Solomon, Vanuatu, di
timur laut dengan Kaledonia Baru, dan di tenggara dengan Selandia Baru.
Awalnya, pada tahun 1606 untuk pertama kalinya seorang bangsa Belanda yang
bernama Willem Janszoon atau lebih dikenal dengan Willem Jansz berhasil
menemukan garis pantai di benua Australia dan berhasil singgah di kawasan
Teluk Carpentaria, untuk yang pertama kalinya. Kemudian dilanjutkan dengan
seorang bangsa Belanda yang bernama Abel Tasman pada tahun 1644 yang
berhasil menemukan pulau Tasman dan Selandia Baru, dan yang terakhir James
Cook pada 1770, seorang bangsa Inggris yang berhasil menemukan Pantai Timur
Australia yang lebih subur dan Selandia Baru yang terdiri dari dua pulau utara dan
pulau selatan. Pada tahun 1606, benua Austrlia sudah mulai dihuni oleh para
Imigran yang berasal dari benua Eropa ( Belanda ), namun di akhir abad ke-18,
Inggris mulai menduduki benua ini dan menjadikannya sebagai tempat
pembuangan para pelaku kriminal.

Pada pertengahan abad ke-19, ditemukan tambang emas di Australia


sehingga benua itu pun semakin ramai di datangi para Imigran, sejak itu pula para
Imigran tersebut mulai memperjuangkan kemerdekaan untuk mengatur sendiri
Australia, terlepas dari kontrol Inggris. Sehingga sekarang ini, Australia tergabung
dalam Negara Persemakmuran Inggris. Pada 1 Januari 1901, keenam koloni
Australia berubah menjadi Federasi dan didirikannlah Persemakmuran Australia.
Sejak zaman federasi, Australia telah menggunakan system politik Demokrasi
Liberal yang stabil dan menjadi bagian dari dunia persemakmuran.
1. Pembentukan Legislative Council
Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa Macquarine adalah
gubernur New South Wales yang terakhir memegang kekukasaanya
ditangannya sendiri. Juga telah diungkapkan sedikit tentang pengiriman
J.T Bigge ke Sydney untuk melakukan berbagai hal di koloni itu. Khusus
untuk yang menyangkut keluhan imigran bebas tentang perlakuan
Macqurine terhadap emancipists, juga telah dijelaskana. Namun dalam
kesempatan ini dirasakan perlu dibicarakan sedikit tentang dampak lain
terhadap laporang Bigge, khususnya yang menyangkut pemerintahan di
koloni itu, sebab perubahan sistem pemerintahan di New South Wales,
pada gilirannya mempengaruhi juga pada koloni yang lain.
Salah satu dampak penyelidikan yang dilaporkan oleh Bigge ialah
mulai diperkirakannya pemerintahan di New South Wales, walaupun harus
diakui bahwa laporan Bigge itu bukanlah penyebab tunggal.
Sesungguhnya dalam laporan Bigge tidak merekomendasikan perubahan
cara pemerintahan di New South Wales , akan tetapi kritiknya terhadap
sistem pemerintahan yang berlaku pada waktu itu mendorong pemerintah
Inggrid untuk membatasi kekuasaan gubernur. Jika Macquarine adalh
gubernur terakhir yang otokratis, maka penggantinya Sir Thomas Brisbane
(1821-1825) adalah gubernur pertama yang kekuasaanya dibatasi
berdasarkan undang-undang. Undang-undang Yudikatur (Judicature Act)
untuk New South Wales yang dikeluarkan oleh parlemen Inggrid pada
tahun 1823 berisi tentang pembentukan suatu legislative council dalam
sistem pemerintahan di New South Wales. Jumlah anggotanya minimal 5
orang dan maksimal 7 orang.
Kekuasaannya adalah membuat undang-undang untuk memelihara
perdamaian, kesejahteraan, dan pemerintahan yang baik di New South
Wales, dengan ketentuan undang-undang itu tidak boleh bertentangan
dengan undang-undang Inggrid.
Secara teoritis anggota-anggota legislative council ditunjuk oleh
pemerintah Inggrid, akan tetapi dalam praktik mereka ditunjuk dan
diangkat oleh gubernur. Lebih lanjut dinyatakan bahwa council ini hanya
mengeluarkan undang-undang yang diserakan gubernur kepadanya.
Legislative council tidak boleh mengambil inisiatif untuk membuat
undang-undang. Tidak ada undang-undang dapat diserahkan pada
legislative council sebelum direkomendasikan oleh ketua Mahkamah
Agung bahwa undang-undang itu konsisten dan sesuai dengan undang-
undang Inggrid. Jika gubernur memroses suatu undang-undang dan
anggota legislative council tidak menyetujuinya, maka gubernur masih
berhak memberlakukan undang-undang tersebut sambil menantikan
keputusan pemerintahan Inggrid.
Berdasarkan kenyataan seperti diatas, legislative council belum
mempunyai wewenang menghentikan kemauan gubernur, badan ini hanya
berfungsi sebagai badan penasihat belaka. Namun dengan demikian,
pembentukan legislative council merupakan salah satu langkah maju yang
menandai kehancuran kewenang-wenangan gubernur. Sekarang gubernur
harus bekerjasama dengan satu badan kecil yang secara konstitusional
memiliki kewenangan sebagai badan penasihat dan mampu membawa
gubernur merasakan perasaan umum. Undang-undang tahun 1823 juga
menyebutkan tentang pembentukan Mahkamah Agung (Supreme Court)
yang dipimpin oleh seorang hakim agung (Chief Justice). Untuk pertama
kali jabatan itu diduduki oleh Sir Francis Forbes, yang sebelumnya telah
menduduki jabatan di Newfoundland.
Pada tahun 1828 undang-undang tahun 1823 itu mengalami
amandemen. Jumlah anggota legislative council ditambah menjadi 16
orang. Sekalipun anggotanya masih ditunjuk oleh pemerintah tang dalam
praktik ditunjuk oleh gubernur, namun dewan ini secara mayoritas sudah
berhak memveto usul yang diajukan oleh gubernur. Tidak lagi seperti
masa sebelumnya gubernur masi bisa memberlakukan undang-undang
sambil menunggu keputusan pemerintahan Inggrid.
Terjadinya perubahan pemerintahan di New South Wales ini tentu
tidak lepas dari adanya erubahan komposisi masyarakat. Keberhasilan
erternakan biri-biri di New South Wales, mendorong semakin banyaknya
orang bermodal bermigrasi dan menginvestasikan uangnya di sana.
Mereka ini yang dalam sejarah Australia disebut aquatters,
memperjuangkan hak-haknya dalam pemerintahan agar kepentingan
mereka dikoloni tersebut terjamin. Kalau pada masanya Macquarie masih
menyatakan bahwa New South Wales masih merupakan penal settlement,
mungkin dia benar karena pada waktu itu jumlah narapidana masih
dominan. Akan tetapi dalam masa berikutnya komposisi masyarakat
berubah. Disekitar tahun 1828 jumlah penduduk bebas sudah seimbang
dengan narapidana. Dalam masa selanjutnya nampak kecendrungan bahwa
jumlah imigran bebas bergerak melampaui jumlah narapidana.
Faktor lain yang harus diperhatikan pada perubahan emerintahan itu,
adalah perkembangan pikiran-pikiran yang hidup serta berpengaruh pada
masyarakat. Saat pembentukan legislative council, bukan hanya laporan
Beggie namun juga pemikiran yang berkembang dalam masyarakat yyang
memengaruhi. Salah satunya yang dilemparkan oleh William Charles
Wenteworth dimana ia menerbitkan buku tentang New South Wales tahun
1819 yang membicarakan luasnya wilayah yang dapat dijadikan temat
pemukiman di New South Wales. Dia menyatakan tentang harapannya
pada peningkatan jumlah penduduk tanpa menyembunykan rasa
ketidakpuasannya terhadap pemerintahan yang ada. Ia menghendaki
adanya lembaga perwakilan seperti yang dimiliki Inggrid serta menuntut
peradilan dengan sistem juri juga dilakukan. Dia juga mengkritik
pemerintahan New South Wales todak sedikitpun memperlihatkan
pemerintahan yang memberi kebebasan sebagaimana di Inggrid.
Ketika wentworth ulang dari studinya dari Cambridge University ia
mulai melakukan agitasi dengan membentuk lembaga-lembaga yang
menjamin kebebasan sebagaimana yang dia harapkan dibukunya. Dia
menerbitkan surat kabar bernama Australian ada tahun 1824. Surat kabar
tersebut menjadi alat menyampaikan kritik pada saat itu. Dia juga
melakukan kampanye menentang kekuasaan mutlak gubernur dan
memperjuangkan kebebasan pers.
Tahun 1830 jumlah imigran di New South Wales semakin bertambah.
Tahun 1841 jumlah imigran melampaui jumlah naraidana bahkan mencaai
4 kali jumlah narapidana.. hal ini membuat kekuasaan mutlak gubernur
semakin ditentang. Ara imigran ingin disebut sebagai penghuni
penalsettlement. Mereka menghendaki pemerintahan demokrasi atau
responsible goverment dengan hal tersebut mereka berpendapat bahwa
jalan menuju pemerintahan demokrasi lebih mudah bila transportasi
narapidana dihentikan. Sehingga tahun 1840 pemerintahan Inggrid
menghentikan transportasi narapidana ke New South Wales.
Pada tahun 1842 pemerintah Inggrid memberikan pemerintahan dalam
sistem keterwakilan kepada New South Wales. Berdasarkan undang-
undang tahun 1842 jumlah anggota legislative council ini menjadi 36
orang, 24 orang dipilih oleh rakyat, dan 12 orang diangkat pemerintahan
Inggrid. Legislative council ini juga diberi wewenang membuat undang-
undang koloni itu, juga mengatur pembelanjaan uang yang dipungut oleh
pemerintah, kecuali uang hasil penjualan “crown land”.
Dengan hal tersebut maka untuk pertama kali koloni itu mendapatkan
pemerintahan dengan sistem perwakilan rakyat dimana rakyat dapat
memilih orang yang duduk di legislative council. Akan tetapi belum
seluruh rakyat memiliki hak pilih yang dilaksanakan setiap 5 tahun.
Rakyat yang dapat memilih adalah rakyat yang memiliki kekayaan diatas
£200 atau membayar pajak sebesar £20 setahun. Namun demikian jalan ke
arah pemerintahan demokrasi semakin terbuka.
\sistem pemerintahan sebagaimana diatur dengan undang-undang
tahun 1842 berlangsung hingga tahun 1850. Ketika Tasmania dan
Australia menjadi koloni yang berdiri sendiri, maka kedua koloni tersebut
mulai membentuk legislative council dalam waktu yang berbeda. Victoria
dan Queensland ada saat itu masih menjadi bagian New South Wales,
sedangkan Australia barat masih menghadai persoalan lain.
Walaupun legislative council ini telah mengawasi dan membatasi
gubernur, namun belum dapat dikatakan bahwa kolono-koloni tersebut
menerapkan sistem demokrasi. Gubernur masih bisa memveto undang-
undang yang dihasilkan oleh legislative council, meskipun legislative
councile dapat membatalkan usul gubernur. Gubernur masih berwenang
mengeluarkan undang-undang yang berkaitan dengan keuangan walauun
legislative council yang menentukan cara pemungutan dan pengunaannya.
Dalam praktinya gubernur masih berhak menjual tanah dan menggunakan
uang hasil penjualan tesebut sesukanya. Hal ini membuat rakyat
menghendaki pemerintahan yang merefleksikan kepentingan dan aspirasi
rakyat.
Pada tahun 1840an gerakan untuk memiliki pemerintahan yang
demokrasi semakin gencar, terutama karena ribuan orang yang bermigrasi
ke koloni-koloni Australia pada masa itu telah terpengaruh oleh gerakan
Chartis (Chartis Movement) di Inggrid. Dalam tuntutannya orang-orang
seperti Henry Parkes, David Syme, dan Graham Berry, mengerahkan
tuntutan pada pembentukan lembaga perwakilan yang merefleksikan
seluruh rakyat. Para squatters kaya juga menghendaki emerintahan
demokrasi, namun mereka khawatir demokrasi yang menyetarakan rakyat.
Dalam hal ini perlu dilihat adanya kepentingan yang berbeda diantara
rakyat yang sama-sama menghendaki pemerintahan demokrasi.
Dalam hal ini dapat dikatakan perubahan sebagian besar dimulai dari
para squatter dimana mereka adalah orang-orang kaya. Hal ini membuat
mereka juga enggan menghendaki kesamaan hak dan kepentingan mereka
disamakan dengan rakyat biasa. Hingga akhirnya disetujui lembaga
perwakilan yang terdiri dari 2 kamar, yaitu majelis rendah (Lowe House)
yang diilih dan mewakili sebagian besar rakyat, dan majlis tingi (Upper
House) yang dipilih mewakili kelompok kecil rakyat kaya. Hal ini
sepertinya didasari dengan tradisi Inggrid dari House of commons yang
diilih rakyat dan House of Lords yang bersifat turun-temurun.
Pada tahun 1850 pemerintah Inggrid mengeluarkan undang-undang
baru yang disebut Australian Colonies Goverment Act yang berisi :
1. Victoria dipisahkan dari New South Wales
2. Semua koloni di Australia kecuali Australia Barat berhak
membenruk legislative council seperti di New South Wales.
3. Tiap koloni berhak menyusun pemerintahan sesuai dengan
kemauan masing-masing, kemudian menyampaikannya kepada
Inggrid untuk diundang-undangkan.

Bagi koloni di Australia undang-undang ini penting sekali artinya terutama


dilihat dari sudut pemerintahan. Dengan undang-undang ini berarti
pemerintahan Inggrid sudah siap menyerahkan kepada setiap koloni hak
untuk menyusun pemerintahannya.

Berikut adalah bagan pemerintahan saat itu :


2. Masa Pemerintahan Sendiri Secara Terpisah
Dilihat dari tuntutan penduduk koloni di Australia mendapatkan
pemerintahan demokrasi, Australian Colonies Goverment Act memiliki
nilai positif. Undang-undang ini memberi kebebasan pada seluruh koloni
dalam menentukan sistem pemerintahan yang sesuai dengan keinginan
masing-masing. Setiap koloni boleh mengajukan sistem, menetapkan batas
kewenangan dan kekuasaan gubernur, menetapkan jenis pajak, serta
mengatur uangnya.
Disisi lain hal ini memicu munculnya perpecahan diantara koloni.
New South Wales memulia pada tahun 1855, kemudian diikuti oleh
Victoria (1856), Tasmania (1856), Queensland (1859). Dalam waktu 10
tahun dikeluarkannya undang-undang Australian Colonies Goverment Act
telah muncul 5 koloni yang memiliki otonomi terpisah. Setiap koloni se-
pertinya lebih mementingkan koloninya daripada hubungan dengan koloni
yangn lain. Sedangkan Australia Barat baru menjalankan pemerintahannya
pada tahun 1890.
Pada saat lahirnya koloni-koloni tersebut sepertinya mereka tidak
memikirkan kerugian yang dihadapi dari pemisahan tersebut. Sebelumnya
dikatakan bahwa dibentuknya dewan dewan perwakilan untuk memikirkan
kepentingan-kepentingan koloni, namun nampaknya penduduk dan
pemerintah tidak mau memikirkan koloni lain. Selama 50 tahun kemudian
sejarah Australia daat dikatakan sejarah terpecahnya Australia. Kemudain
berbagai masalah yang timbul membuat rakyat koloni memikirkan cara
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Persatuan dalam bentuk federasi
mungkin menjadi cara terbaik.

Berikut tabel perkembangan koloni di Australia :


Daftar Pustaka

Machali, Dr.Rochayah. 1997. Geografi Australia- Australia-indonesia


Instiut(AII). Jakarta
Hardjono, Ratih. 1992. Suku Putihnya Asia (Perjalanan Australia Mencari
Jati Dirinya). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Siboro, J. 1989. Sejarah Australia. Jakarta: Departemen pendidikan dan
Kebudayaan direktorat Jendra Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai