Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang terjadinya Revolusi Rusia

Pada permulaan abad 19 keadaan Rusia masih sangat terbelakang jika dibandingkan
dengan keadaan Eropa Barat. Masyarakat Rusia terbagi atas dua golongan, yaitu tuan tanah
(bangsawan dan petani (rakyat jelata). Industri belum ada dankarena itu belum ada kaum
pertengahan (borjuis). Rusia masih merupakan negara agraris yang kolot. Tidak adanya kaum
borjuis mempersulit masuknya liberalisme ke Rusia, karena lazimnya kaum borjuis
merupakan kaum pendukung liberalisme.1
Sebagaimana revolusi yang terjadi di Perancis sekitar tahun 1789-1795 yang timbul
karena ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah, keinginan untuk menghapus
feodalisme, dan adanya diskriminasi terhadap golongan. Sehingga membuat golongan
tersebut iri dengan melakukan sebuah pergerakan perubahan yang disebut sebagai revolusi
Perancis.
Revolusi yang terjadi di Rusia terilhami dari Revolusi Perancis yang menuntut
persamaan hak dan kewajiban serta Undang-undang yang sama bagi semua kelas. Revolusi
seperni ini juga terjadi di Rusia yang dikarenakan ketidakpuasan kaum buruh yang selalu
diperas tenaganya tetapi mendapatkan gaji yang rendah. Para pengusaha dapat mendapatkan
kekayaan dan harta benda yang banyak, tetapi berbeda dengan kaum buruh yang tidak
mendapatkan apa-apa.
Revolusi Rusia terjadi pada masa pemerintahan Tsar Nicholas II. Nicholas II bersifat
Reaksioner dan meneruskan politik Alexander III, ialah reaksioner dalam urusan
pemerintahan tetapi progresif dalam urusan ekonomi. Industrialisasi diperhebat. Tetapi
dengan majunya Industrialisasi, gerakan-gerakan sosialisme juga semakin maju. Akhirnya ia
juga menjadi korban gerakan Sosialisme. Pada tahun 1917 ia turun tahta, ditangkap dan
dibuang ke Siberia. Pada tahun 1918 ia dengan keluarganya dibunuh oleh kaum Bolshevik
(Komunis).2
Kaum buruh di Rusia dari tahun ke tahun semakin meningkat dikarenakan semakin
banyaknya perusahaan-perusahaan Industri yang ada pada saat itu yang membutuhkan tenaga
kerja yang banyak pula. Hanya kaum buruh, kaum borjuis, dan kaum petani juga tidak setuju
1 Subantardjo. Sari Sedjarah Eropah-Amerika. Jilid II. Jogjakarta. 1954. hlm. 93
2 Subantardjo. Sari Sedjarah Eropah-Amerika. Hlm. 101-102

dengan apa yang dilakukan pemerintah dimana bangsawan-bangsawan pemilik perusahaan


semakin kaya sedangkan tingkatan dibawahnya tidak bertambah kekayaannya bahkan
berkurang kekayaannya dikarenakan dominasi bangsawan. Sehingga perusahaan revolusioner
pun muncul dan telah berkali-kali dinyatakan baik dari golongan borjuis, buruh dan petani
yang terilhami dari Revolusi Perancis dan revolusi yang terjadi di Eropa.
Ada tiga hal penting yang menjadi seluk-beluk terjadinya revolusi rusia. 3 Pertama,
bahwa orang-orang yang berkuasa di Rusia menjaga agar di Rusia selalu ada di luar pengaruh
Revolusi Perancis. Kekuasaan seutuhnya dipegang di tangan Tsar, yang dibantu para pejabat
kerajaan yang tersusun secara hirarkis. Parlemen tidak ada. Oleh karena itu, kaum borjuis
Rusia tidak merasa puas terhadap tsarisme dan terhadap kaum bangsawan yang memiliki
tanah jauh lebih luas daripada kaum buruh. Meskipun kaum borjuis Rusia masih sangat kecil
jumlahnya, tetapi sangat penting peranannya dalam masyarakat. Golongan itu menyadari
kelemahannya dan mengerti cara untuk melawan tsarisme dan kaum bangsawan, mereka
sangat membutuhkan sokongan dari kaum buruh yang banyak jumlahnya.
Kedua, kelas buruh di Rusia dalam beberapa hal berbeda coraknya dengan kaum
buruh didaerah lainnya di Eropa. Dengan bantuan capital asing industri Rusia tumbuh dengan
sangat pesat. Industrynya terpusat. Meskipun jumlah pabrik tidak banyak, tetapi masingmasing merupakan perusahaan yang besar. Jumlah buruhnya ribuan bahkan puluhan ribu.
Oleh karena itu mereka lebih mudah merasakan rasa senasib sepenanggungan daripada kaum
buruh di Perancis yang meskipun jumlahnya lebih banyak tetapi tersebar atas perusahaanperusahaan kecil yang sangat besar jumlahnya. Upah di Rusia lebih rendah, tetapi jam
kerjanya lebih panjang. Biasannya buruh pabrik di Rusia juga lebih erat hubungannya dengan
dengan desa, daripada buruh di negara lain di Eropa.Artinya bahwa kaum buruh St.
Petersburg dan Moskow masih mempunyai tempat berlindung. Hal itu tidak dikenal oleh
proletariat Berlin, Paris atau London. Jika ada pemogokan atau pengangguran buruh Rusia
dapat kembali ke desa. Masyarakat desa cukup kokoh, mereka rela menolongnya meskipun
dirinya juga sedang mengalami kemiskinan.
Ketiga, kaum borjuis dan Proletar Rusia dalam perjuangannya melawan ketidakadilan
pada masa itu, mereka juga melibatkan para kaum tani. Di tahun 1861 Rusia pun
menghapuska peruluran, meskipun merupakan negara terakhir di Eropa yang melakukan hal
itu. Hal tersebut melemahkan kedudukan kaum bangsawan, tetapi tidak memperkuat
3Prof. Dr. J. M. Romein. AeraEropa. Jakarta. 1956. hlm. 154

keduduka kaum petani. Kemerdekaan tersebut harus mereka tebus dengan utang. Tanah harus
mereka beli dengan harga yang mahal, sedangkan tanah tersebut tergolong tanah yang tidak
subur. Akibatnya 70% dari kaum tani terlalu sedikit luas tanahnya. Bahkan kurang lebih tahun
1900 ada kira-kira 7 juta petani yang belum mempunyai tanah.
Peristiwa tersebut merupakan faktor, yang menyebabkan Industri Rusia berkembang
dengan cepat. Sebab bagi mereka yang tidak mempunyai tanah tidak ada jalan lain selain
menjadi buruh pabrik.4
Sejak kekalahannya dalam perang melawan Jepang pada tahun 1905, bayangan
revolusi selalu tampak di Rusia. Berbagai gerakan rakyat menentang pemerintahan ditindas
dengan kekuatan senjata. Gerakan tersebut bersifat sporadis dan seberapapun usaha
pemerintah untuk menindasnya, gerakan-gerakan serupa selalu muncul. Akhirnya, revolusi
sungguh-sungguh terjadi di tengah perang Dunia ketika Rusia mengalami kekalahankekalahan besar.
Sebab-sebab terjadinya revolusi sebagai berikut:
1. Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner.
Ketika negara-negara lain mulai mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya,
Tsar Nichollas II melakukan hal yang sama. Ia memang mengizinkan dibentuknya
Duma (Daerah Perwakilah Rakyat Rusia), namun keberadaanya hanya sandiwara
belaka. Pemilihan negara Duma dilakukan dengan pura-pura karena pada
praktiknya, anggota Dema adalah orang-orang yang Propemerintahan Tsar. Hasilhasil rapat dan rekomendasi duma kepada Tsar tidak akan pernah dihiraukan.
2. Susunan pemerintahan Tsar yang buruk
Pemerintahan pada masa Tsar Nichollas II tidak disusun secara rasional, melainkan
atas dasar Favoritisme. tsar tidak memilih orang-orang yang cakap untuk
pemerintahannya, orang-orang yang dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintah
hanyalah orang-orang yang disukainya. Dalam hal ini, Nichollas II sangat
dipengaruhi oleh istrinya, Tsarrina Alexandra. Alexandra sendiri sangat
dipengaruhi oleh seorang biarawan yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan,
Grigori Rasputin. Alexandra dan Rasputin adalahorang-orang yang sangat kotor
dan benci terhadap segala macam paham baru.
3. Orang yang berkuasa di Rusia menjaga agar Rusia selalu berada di luar Revolusi
Perancis, dan segala sesuatu di tentukan oleh Tsar yang dibantu oleh pejabat
4Prof. Dr. J. M. Romein. AeraEropa. Jakarta. 1956. hlm. 155

kerajaan. Tidak adanya parlemen membuat gol. Borjuis tidak puas terhadap
Tsarisme dan terhadap kaum bangsawan yang memiliki tanah yang luas daripada
kaum buruh.
4. Kaum borjuis dan proletar Rusia dalam perjuangannya menentang keadaan yang
tidak sesuai dengan zaman itu dan mendapat sahabat ketiga yaitu petani.
5. Kelas kaum buruh di Rusia berbeda dengan di Eropa
Kelas buruh yang ada di Rusia berbeda dengan kelas buruh yang ada di Eropa.
Dan dengan bantuan capital asing industri rusia dapat berkembang.
6. Perbedaan social yang mencolok
Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu
saangat jauh perbedaannya . tsar dan para bangsawan hidup mewah dan kaya raya,
sementara rakyat, terutama petani dan buruh, sangat miskin dan sengsara.
Bangsawan juga memiliki berbagai macam hak yang tidak dimiliki oleh rakyat,
bahkan banyak hak rakyat yang diabaikan. Sekalipun perbudakan telah
dihapuskan, para bangsawan tetap memperlakukan rakyat biasa seperti budak
dalam kehidupan sehari-hari.
7. Persoalan tanah
Perubahan kebijakan agraria oleh menteri Stolypin pada tahun 1906 hanya
menghasilkan perubahan tanah-tanah mir. Diluar mir, masih banyak tanah
berukuran luas yang menjadi milik para tuan tanah, baik bangsawan maupun para
kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para petani kecil
(buruh tani). Para buruh tani ini lalu berusaha menuntut tanah yang seharusnya
menjadi menentang kabir.
8. Adanya aliran-alian menentang Tsar
Dalam revolusi pada tahun 1905, aliran-aliran yang menentang Tsar dapat ditindas,
tetapi tidak lenyap. Mereka melakukan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan
kekuatan sambal menunggu kesempatan untuk kembali muncul. Aliran-aliran
tersebut sebagai berikut:
a. Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran ini
menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar.
b. Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta
pemerintahan yang modern dan demokratis. Kaum sosialis merupakan anasir
yang revolusioner dan terbagi lagi atas dua aliran: Mensheviks (moderat atau
social demokrat) dan Bolsheviks (Radikal, kemudian berkembang menjadi
partai komunis). Golongan Mensheviks dipimpin oleh Georgi Plekhanou yang
kemudian digantikan olehKerensky. Adapun golongan Bolsheviks dipimpin
oleh Lenin dan Trotsky.
9. Kekalahan perang.

Ketika melibatkan diri dalam Perang Dunia I, sebenarnya Rusia tidak mempunyai
tujuan perang yang tertentu. Rusia ikut perang karena terikat dan terseret oleh
perjanjian-perjanjiannya dengan negara-negara lain. Terutama yang tergabung
dalam

Tripel

Entente.

Keikutsertaan

Rusia

dalam

Perang

Dunia

mendapatsmbutan dingin dari rakyatnya. Peperangan yang tidak didukung oleh


rakyat tentu menghasilkan kekalahan. Kekalahan-kekalahan besar Rusia
(Pertempuran di Tannenberg dan di sekitar danu-danau wilayah Masuri)semakin
mengecewakan hati dan melenyapkan kepercayaan rakyat kepada Tsar, rakyat
mulai jemu kepada peperangan dan menginginkan kedamaian.
10. Ancaman bahaya kelaparan.
Lima belas juta warga Rusia di Mobilisasi oleh Jepang.kesejahteraan mereka harus
dijamin penuh oleh negara. Sementara, banyaknya orang yang di kirim ke medan
perang berakibat kurangnya tenaga kerja, baik dalam bidang Industri maupun
pertanian. Macetnya Industri dan kematian ini menimbulkan bahya kelaparan
sebab kurangnya bahan makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau.
Revolusi ini telah mengakhiri system monarki yang telah berlangsung berabad-abad di tanah
Rusia. Setelah kejatuhan Tsar, kekuasaan berada dalam Tarik menarik dua kekuatan besar
yaitu Pemerintahan sementara disatu sisi, dengan Dewan pekerja dan prajurit Petrogad (Soviet
Petrogad) di sisi lain. Soviet Petrogad terbentuk dari kristalisasi kekuatan kiri revolusioner
yang masih menginginkan bergulirnya revolusi, Karenanya mereka tidak mengakui eksistensi
Pemerintahan sementara. Hal ini mengakibatkan terjadinya kekuasaan ganda dalam masa
transisi tersebut.5

Sumber:
Prof. Dr. J. M. Romein. AeraEropa. Jakarta:Ganaco. 1956
Jean Bruhat. Sedjarah Sovjet Rusia. Jakarta: Pustaka Rakjat. 1954
Robbert Gellately. Lenin, Stalin dan Hitler. Jakarta: Gramedia. 2011
A. Fahrurodji. Rusia Baru menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2005
Subantardjo. Sari Sedjarah Eropah-Amerikah. Jogjakarta: Bopkri. 1954
5 A. Fahrurodji. Rusia Baru menuju Demokrasi. Jakarta. 2005. hlm. 125.

Anda mungkin juga menyukai