Anda di halaman 1dari 9

REVOLUSI PRANCIS Keadaan Eropa sebelum Revolusi Perancis Revolusi Perancis merupakan sebuah masa peralihan politik dan

sosial dalam sejarah Perancis. Pada saat itu, kaum demokrat dan para pendukung republikanisme bersatu menjatuhkan sistem pemerintahan monarki (kerajaan) abosolut, yang dianggap terlalu kaku dan memberikan keistimewaan berlebih pada keluarga kerajaan dan golongan bangsawan. Raja Louis XVI (pemimpin negara saat itu) misalnya, bisa hidup mewah dan menghambur-hamburkan dana kerajaan, sementara sebagian besar rakyatnya hidup miskin. Singkat kata, rakyat menghendaki pemerintahan yang memerhatikan hak-hak mereka. Dalam Revolusi Perancis, mereka menggunakan slogan Persamaan, Kebebasan, dan Persaudaraan (Liberte, Egalite, Fraternite). Revolusi Perancis berakhir pada November 1799 dengan dibubarkannya monarki absolut Perancis, yang diganti dengan bentuk negara monarkis terbatas (selanjutnya menjadi republik). LATAR BELAKANG DAN PERISTIWA Sebuah revolusi besar yang mengubah tatanan pemerintah dan kemasyarakatan justru terjadi Perancis. Golongan masyarakat yang menjadi penggeraknya adalah warga kota yang berkeinginan menggantikan peranan kaum bangsawan dan gereja dalam pemerintah maupun perekonomian. Revolusi tersebut disebabkan oleh banyak hal yang cakupannya cukup luas, di antaranya sebagai berikut: a. Berkembangnya Paham Rasionalisme[1] dan Aufklarung[2] Paham-paham itu muncul setelah adanya gerakan renaissance[3] dan humanisme yang menentang kekuasan kaum Gereja di Eropa. Merupakan paham yang menganggap bahwa pikiran merupakan sumber segala kebenaran, sehingga segala sesuatu yang tidak masuk akal dianggap tidak benar. Tokoh-tokoh rasionalisme dan aufklarung ini di antaranya Denis Diderot dan J.d Alembert dan Voltaire. b. Munculnya Paham Romantisme Paham romantisme merupakan paham yang menjunjung tinggi perasaan dan menghargai naluri manusia Tokoh-tokoh paham romantisme yang banyak berpengaruh dalam revolusi perancis adalah Jean Jacques Rousseau. c. Pengaruh Perang Kemerdekaan Amerika (Revolusi Amerika) Dalam perang Kemerdekaan Amerika, Perancis membantu Amerika dengan mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Lafayette.mereka telah mengenal pahmpaham baru tentang kebebasan dan demokrasi serta Declaration of Independence yang di dalamnya berisi penghargaanya terhadap hak asasi manusia. d. Ketidakadilan dalam Sistem Feodalisme[4] Sistem feodalisme di Perancis membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut. 1) Golongan I (bangsawan) 2) Golongan II (kaum agama) 3) Golongan III (rakyat jelata) Kaum bangsawan dan kaum agama tinggi memiliki hak istimewa sedangkan kaum agama rendah dan rakyat jelata tidak memiliki hak. Dengan hak-hak istimewanya, selain bebas pajak kaum bangsawan pun dapat menarik pajak dari rakyat. e. Pemerintahan yang Buruk Kekuasaan tunggal raja pada masa pemerintahannya berubah menjadi tirani yang yang memberikan kelonggaran raja untuk bertindak sewenang-wenang

f. Adanya Kekosongan Kekuasaan (Vacuum of power) Pada masa pemerintahan Louis XIV dan Louis XV, rakyat takut terhadap rajanya walaupun mereka membencinya. Sedangkan pada masa pemerintahnya Louis XVI, walaupun bersifat diktator namun tidak memiliki wibawa, sehingga rakyat tidak takut kepadanya. Sejak Raja Louis XIV, raja-raja Perancis suka berfoya-foya dengan wanita-wanita cantik (madame deficit) sehingga kas Negara kosong. Pada tahun 1789, Ketika masa pemerintahan Louis XVI, beban negara sudah sangat tinggi. Untuk mengatasi tersebut, satu-satunya cara adalah menarik pajak kepada kaum bangsawan. Sidang Etats Generaux pun akhirnya digelar, tetapi terjadi kerusuhan. Hal itu disebabkan golongan III (dari rakyat jelata) yang jumlahnya terbesar menuntut hak suaranya dalam voting secara perorangan Sedangkan golongan I dan II menghendaki voting dilakukan pergolongan. Dengan cara itu golongan I dan II yang bersekongkol dapat dipastikan memenangkan suara. Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Perancis menyerbu penjara Bastille yang merupakan tempat tahanan politik penentang pemerintah raja Perancis dan tempat gudang senjata. Penyerbuan ini disebabkan oleh sebagai berikut: 1. Rakyat mendengar desas-desus bahwa Raja Perancis mengumpulkan tentaranya di sekitar paris untuk menindas rakyat 2. Rakyat membutuhkan senjata yang terdapat dalam penjara Bastille Penyerbuan terhadap penjara Bastille berhasil dengan baik karena, tentara yang berkumpul di Paris memihak rakyat, penyerangan tersebut dianggap sebagai permulaan revolusi dan diresmikan sebagai Hari Nasional Perancis. Pada tanggal 20 Juli 1789 Dewan Nasional bersidang di lapangan tennis, akibatnya Raja memerintahkan membubarkan Dewan Konstituante, tetapi tidak dihiraukan. Raja pun tidak bertindak dan pasrah terhadap keadaan negerinya. Saat itulah rakyat jelata yang berkuasa. Pimpinan rakyat yng terkenal dalam Dewan Konstituante diantaranya, Mirabeau (bangsawan), Lafayette (bangsawan), dan Sieyes (kaum agama). Pada tanggal 27 Agustus 1789, Dewan Konstituante mengumumkan Hak Asasi Manusia dan Warga (Declaration des Droits de lhomme et du Citoyen) sebagai dasar dari pemerintah baru. Pada tanggal 14 juli 1790 UUD Perancis disahkan. Dengan demikian pemerintahan Perancis berubah menjadi Monarki Konstituonal yang membatasi kekuasaan Raja. Salah satu dokumen penting yang dihasilkan pada saat terjadi Revolusi Perancis adalah Pernyataan Hak-Hak Asasi Manusia danWarga Hak-hak asasi manusia yang dianggap telah dimiliki manusia dan warga sejak lahir adalah sebagai berikut. 1) Hak atas kemerdekaan pribadi 2) Hak diperlakuan sama dengan hukum 3) Hak kebebasan bertempat tinggal 4) Hak atas milik pribadi 5) Hak atas keamanan pribadi 6) Hak untuk membela diri 7) Hak kebebasan menyatakan pendapat 8) Hak kebebasan memeluk agama. Salah satu ajaran yang berpengaruh di Eropa sebelum Revolusi Perancis adalah ajaran Niccolo Machiavelli. Ajarannya mendukung kekuasaan raja secara mutlak. Ia menulis

dalam bukunya yang berjudul II Principe (atau The Prince artinya Sang Raja). Dalam bukunya digambarkan tentang kekuasaan seorang raja yang absolut dengan kekuasaan tak terbatas terhadap suatu negara, termasuk harta dan rakyat yang berada di dalam wilayah kekuasaannya. Ajaran Machiavelli berkembang di Eropa sekitar abad ke-17 dan dianut oleh raja-raja dari Eropa seperti Raja Frederick II, Tsar Peter Agung, Kaisar Joseph II, Raja Charles I dan juga raja-raja Louis dari Prancis. Raja Frederick II (1740-1786) dari Prusia
Friedrich II dari Prusia atau Frederick II (24 Januari 1712 17 Agustus 1786) dari dinasti Hohenzollern memerintah Kerajaan Prusia antara 1740 sampai 1786. Atas prestasinya, ia dikenal juga dengan nama Friedrich Agung (Friedrich der Groe) dan juga mendapat julukan der alte Fritz ("Fritz Tua").

Di dalam usaha untuk membina kekuasaan yang tak terbatas, Raja Frederick II memajukan dan memperkuat sebuah Kerajaan Prusia agar menjadi sebuah kerajaan terkuat di Jerman. Politik Bismarck adalah Darah dan Besi (Druch Blut und Eisen), yaitu berusaha untuk memajukan negaranya dengan cara membangun industri secara besar-besaran dan juga diimbangi dengan pembangunan angkatan perang yang kuat. Tsar Peter Yang Agung (1689-1727) dari Rusia Dengan kekuasaan penuh di tangannya, Tsar Peter Yang Agung berusaha untuk memajukan Kerajaan Rusia melalui beberapa cara, di antaranya mendatangkan teknisiteknisi dari beberapa negara untuk membangun industri-industri di Rusia seperti: industri kapal, senjata, dan membangun armada-armada dalam usaha untuk memperkuat negaranya. Politik Tsar Peter Yang Agung yang terkenal adalah Politik Air Hangat. Politik Air Hangat adalah politik untuk mencari pelabuhan-pelabuhan yang tidak membeku pada musim dingin. Dengan politik air hangat ini Tsar Peter membangun kota baru di laut Baltik yang diberi nama ST. Petersburg. Kemudian kota ini dijadika sebagai ibu kota kerajaan Rusia, dan setelah revolusi Rusia tahun 1917 kota ini diubah namanya menjadi Leningrad. Raja Charles I (1625 1649) dari Inggris Raja Charles I ingin membentuk kekuasan absolut di negerinya, tetapi usaha raja ini mendapat tantangan hebat dari parlemen di bawah pimpinan Oliver Cromwell. Akhirnya inggris diubah menjadi Republik dengan Cromwell sebagai kepala negaranya dan bergelar Lord Protector. Tindakan-tindakan yang diambil oleh Cromwell adalah sebagai berikut : a. Raja Charles I dihukum mati. b. Inggris diubah menjadi Republik (1649-1660) c. Mengangkat dirinya sebagai kepala negara. Dalam perkembangan selanjutnya kekuasaan parlemen semakin bertambah kuat dan pada tahun 1689 parlemen berhasil memaksa Ratu Merry untuk menandatangani piagam Bill of Right (Piagam Hak Azasi). Peristiwa Bill of Right ini merupakan suatu

perubahan yang sangat besar dan mendasar tanpa pertumpahan darah dengan hasil yang gemilang, sehingga sering disebut dengan Glorious Revolution (revolusi yang maha agung). Absolutisme Di Perancis Di dalam bidang ekonomi, Menteri Jean Baptiste Colbert (1622-1683) sangat besar jasanya dalam melaksanakan politik ekonomi Merkantilisme. Sehingga pada masanya sering disebut dengan masa Colbertisme. Semua kewajiban perdagangan dan perekonomian diatur oleh pemerintah dengan tujuan untuk mendapat keuntungan dalam jumlah yang sangat besar. Pada masa kekuasaan Raja Louis XIV (1643-1715) kekuasaan absolutisme Perancis mencapai puncak kejayaannya. Terbukti dengan beberapa langkah yang ditempuh oleh Raja Louis XIV dalam masa pemerintahannya, diantaranya : 1. Mematahkan benteng-benteng kaum Calvinist yang merupakan negara-negara kecil di dalam lingkungan kerajaan Perancis. 2. Menghapuskan kekuasaan kaum bangsawan feodal dan raja-raja vasal, sehingga mereka tinggal menjadi tuan-tuan tanah. 3. Fungsi dan peranan lembaga perwakilan rakyat dihapuskan pada pemerintaha Raja Louis XIV. Ciri-ciri pemerintahan Raja Louis XIV adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Memerintah tanpa undang-undang Memerintah tanpa dewan legislatif Memerintah tanpa kepastian hukum Memerintah tanpa anggaran belanja yang pasti Memerintah tanpa dibatasai oleh kekuasaan apapun.

Raja Louis XIV terkenal dengan ucapannya Letat cest moi (negara adalah saya) yang merupakan suatu semboyan abadi yang melukiskan bagaimana seorang raja absolut paling berhasil dikawasan eropa pada masa itu. Masyarakat kota merupakan penentang utama terhadap sikap dan pemerintahan Raja Louis XIV. Golongan ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Menjunjung tinggi azas persamaan Menjunjung tinggi kebebasan Penggunaan akal fikiran yang sehat dan serba perhitungan Kehidupan warga masyarakat kota yang bersifat liberalisme.

Akhirnya, Amerika Serikat berhasil memperoleh kemerdekaannya tanggal 4 juli 1776, dimana dalam perang itu Perancis memberikan bantuan kepada Amerika. Bantuan itu berupa pasukan sukarelawan dibawah pimpinan Jendral Marquis de Lavayette, sehingga sekembalinya di Perancis Ia menyebarkan semangat dan cita-cita kemerdekaan, kebebasan dan persamaan.

Tokoh-tokoh pembaharuan yang menentang kekuasaan absolutisme rajaraja Louis diantaranya : 1. John Locke (1632-1704) seorang filsuf Inggris yang menganjurkan adanya undang-undang (konstitusi) dalam suatu kerajaan dan berpendapat bahwa manusia memiliki hak-hak sejak lahir seperti hak kemerdekaan, hak memilih, hak untuk memiliki dan sebagainya. 2. Montesquieu (1689-1755)Seorang filsuf berkebangsaan Perancis dalam bukunya LEsprit des Lois (1748) (The Spirit of The Law) menyatakan bahwa suatu negara yang ideal adalah yang kekuasaannya dibagi atas tiga kekuasaan yaitu:

Legislatif (pembuat Undang-Undang) eksekutif (pelaksana Undang-Undang) Yudikatif (mengadili setiap pelanggar undang-undang)

Ketiga hal diatas sering disebut dengan Trias Politica

3. Jean jacques Rousseau (1712-1778) Seorang filsuf Perancis dalam bukunya yang berjudul Du Contract Social (Perjanjian Masyarakat), mengatakan bahwa manusia sejak lahir adalah sama dan merdeka. Oleh karena itu ian menganjurkan sistem pemerintahan demokrasi atau kedaulatan rakyat dengan semboyan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat Sebab-sebab Revolusi Perancis dan Perkembangannya

Revolusi Perancis adalah perubahan bentuk pemerintahan Perancis dari kerajaan menjadi republik. Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Louis XVI pada abad ke-18. Revolusi ini memiliki semboyan liberte, egalite, fraternite (kebebasan, persamaan, persaudaraan). 1. Ketidakadilan dalam Bidang Politik dan Ekonomi Masyarakat Perancis Pada waktu itu masyarakat Perancis terbagi atas tiga golongan, golongan I terdiri atas raja dan kaum bangsawan yang bebas pajak bahkan berhak memungut pajak. Golongan II terdiri atas kaum agama yang bebas pajak dan mendapat uang (gaji) dari hasil pajak. Golongan III adalah rakyat biasa yang hanya menjadi objek pajak. 2. Kekuasaan Absolut Raja Pemerintahan Louis XIV bersifat monarki absolut. Raja dianggap selalu benar. Semboyan Louis XIV adalah letat cest moi (negara adalah saya). Untuk mempertahankan keabsolutannya, ia mendirikan penjara Bastille. Penjara ini diperuntukkan bagi siapa saja yang berani menentang keinginan raja. Penahanan juga dilakukan terhadap orang-orang yang tidak disenangi raja. Mereka ditahan dengan surat penahanan tanpa sebab (lettre du cas). Absolutisme Louis XIV tidak terkendali karena kekuasaan raja tidak dibatasi undang-undang. 4. Timbul Paham Baru Menjelang Revolusi Perancis muncul ide-ide atau paham-paham baru yang pada intinya adalah memperjuangkan kebebasan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia. Paham-paham ini muncul akibat berbagai tekanan yang menyengsarakan rakyat mulai menimbulkan keinginan-keinginan untuk mencapai kebebasan. Paham-paham yang melatari terjadinya revolusi di Perancis sebagai berikut: a. Ajaran dari Jean Jasques Rousseau, tokoh pemikir dari Perancis. Dalam bukunya Du Contract Social, ia menyatakan bahwa menurut kodratnya manusia dilahirkan sama dan merdeka. Buku ini juga memuat tiga prinsip yang di kemudian hari menjadi semboyan Revolusi Perancis, yaitu liberte, egalite, dan fraternite (kemerdekaan/kebebasan, persamaan, dan persaudaraan). Ajaran tersebut menyebabkan Rousseau mendapat sebutan Bapak Demokrasi Modern.

b. Montesquieu, yang terpengaruh ajaran John Locke (Inggris), menyebarluaskan ajaran Trias Politika, yaitu pembagian kekuasaan menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

c. Paham Rationalisme dan Aufklarung menuntut orang untuk berpikir rasional (masuk akal). d. Ajaran Voltaire tentang kebebasan.

5. Krisis Ekonomi Perancis mengalami kemerosotan ekonomi dan keuangan pada masa pemerintahan Louis XVI. Hal ini disebabkan karena sikap raja dan keluarganya, terutama permaisuri Marie Antoinette, selalu menghambur-hamburkan uang negara untuk berfoya-foya. Masalah keuangan semakin diperburuk akibat ikutsertanya Perancis dalam Perang Kemerdekaan Amerika. 6. Pengaruh Perang Kemerdekaan Amerika Dalam perang kemerdekaannya dari Inggris, Amerika dibantu oleh tentara sukarelawan Perancis yang dipimpin Jenderal Lafayette. Mereka kemudian terpengaruh oleh semangat kemerdekaan Amerika. Nilai-nilai perjuangan kemerdekaan Amerika seperti yang terangkum dalam naskah proklamasinya, Declaration of Independence (disampaikan oleh Thomas Jefferson), yaitu pengakuan atas hak-hak manusia, dengan segera menjalar menjadi paham baru di Perancis. Sebab khusus terjadinya revolusi Perancis adalah karena masalah penghamburan uang negara yang dilakukan oleh permaisuri raja Louis XVI yakni Marie Antoinette beserta putri-putri istana lainnya. Klimak dari situasi tersebut adalah serangan terhadap penjara Bastille tanggal 14 juli 1789. Penjara ini merupakan lambang kekuasaan dan kesewenangan raja-raja Louis. Semboyan revolusi perancis adalah Liberte (liberty = kebebasan), Egalite (Equality = persamaan), Fraternite (Fraternity = persaudaraan). Lagu kebangsaan perancis adalah La marseillaise dan tanggal 14 juli diperingati sebagai hari nasional Perancis. Kerajaan Perancis diubah menjadi sebuah republik dan diperintah oleh pemerintahan Terror atau Reign of Terror (suatu sistem pemerintahan dengan cara-cara diktator). Pada tahun 1795. Untuk menggantikan sistem pemerintahan Terror itu dibentuk sistem pemerintahan Directorie (1795-1799), tetapi tidak berhasil mengatasi kekacauankekacauan yang terjadi di Perancis. Keadaan seperti ini memberikan kepada seorang Jenderal muda yang bernama Napoleon Bonaparte untuk menyelamatkan negara Perancis dari kekacauan pergolakan dan peperangan. Keberhasilan ini membawa namanya terkenal dan mendapat kepercayaan dari rakyat Perancis untuk menjadi pemimpin, sehingga rakyat Perancis mengangkatnya menjadi seorang konsul pada Republik Perancis pada tahun 1799. Akibat Revolusi Perancis Bidang Ekonomi

Semangat Revolusi Perancis dengan cepat menjalar dan membawa pengaruh yang luas dalam berbagai bidang. Akibat Revolusi Perancis, baik bagi Perancis maupun bagi dunia dapat dirinsi sebagai berikut:

Bagi Perancis 1. Bidang politik a. Nasionalisme menjadi diperkuat dan mencapai puncak pada masa pemerintahan Kaisar Napoleon. b. Undang-Undang Dasar merupakan kekuasaan tertinggi c. Timbulnya pengertian republik. Mula-mula revolusi Perancis bersifat liberal (17891792), kemudian bersifat radikal (1792-1795). Dalam masa radikal inilah pemerintahan disusun secara republik. Pemerintahan raja dianggap dianggap kurang tepat karena secara turun temurun. Timbullah ide republik yang kepala negara dipilih oleh rakyat. d. Timbulnya ide tentang aksi revolusioner, yaitu penggunaan kekuatan rakyat dalam revolusi. 2. Bidang ekonomi a. b. c. d. e. Kapitalisme berkembang karena yang berkuasa adalah golongan borjuis. Petani menjadi pemilik tanah, bukan lagi penyewa tanah. Penghapusan sistem pajak feodal. Penghapusan gilde dan berkembang perdagangan bebas. Timbulnya industri besar. Hal ini dimungkinkan karena Napoleon banyak memberi subsidi pada industri-industri besar.

f. timbulnya industri-industri di Eropa g. kehidupan perdagangan beralih dari pantai ke pedalaman h. Inggris Kehilangan pasar di Eropa, karena Perancis menjalankan politik kontinental

3. Bidang sosial a. Dihapuskannya feodalisme. b. Adanya susunan masyarakat yang baru, yakni petani, buruh, golongan pertengahan, dan kapitalis. c. Terciptanya bangsawan baru dalam masyarakat bukan karena keturunan, tapi karena berjasa pada negara. d. Pendidikan dan pengajaran yang merata untuk semua lapisan masyarakat. Bagi Dunia 1. Akibat Politik a. Tersebarnya paham liberalisme ke berbagai negara di Eropa. b. Semboyan Revolusi Perancis Liberte, Egalite, Fraternite (Kebebasan, Persamaan, Persaudaraan) menggema ke berbagai negara Eropa dan menjadi spirit dalam melawan raja-raja absolut. c. Tersebarnya paham demokrasi. d. Nasionalisme di Eropa timbul sebagai akibat tindakan sewenang-wenang Napoleon terhadap negara-negara Eropa yang hampir seluruhnya berhasil dikuasai.

e. Aksi revolusioner di Perancis dalam masa revolusi ditiru oleh negara-negara Eropa lainnya. 2. Akibat Ekonomi a. Berkembangnya industri-industri di Eropa. b. Kehidupan perdagangan baralih dari daerah pantai Eropa ke pedalaman. c. Inggris kehilangan pasar di Eropa. 3. Akibat Sosial a. Penghapusan feodalisme. b. Pendidikan dan pengajaran yang merata untuk semua lapisan masyarakat. c. Code Napoleon digunakan oleh masyarakat Eropa. Belanda menerapkannya hingga tahun 1838, Jerman sampai tahun 1910. Code Napoleon besar pengaruhnya dalam hukum di negara-negara Eropa

Anda mungkin juga menyukai