Oleh :
Nama
: Mochammad Syehfu Aref Ghozali
NIM
: 151810301043
Kelompok : 1
Asisten
: Sita Yuliatul W
BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
- Menentukan konsentrasi kritis misel surfaktan pada pelarut air dan menentukan harga
entalpinya.
1.2 Latar Belakang
Konsentrasi kritis misel diperoleh dari terbentuknya misel. Misel merupakan sesuatu
yang dihasilkan dari penggabungan (agregasi) dari ion surfaktan yang merupakan zat
pengaktif permukaan. Misel terdiri dari beberapa jenis, alkil sulfat dan alkil sulfonat termasuk
misel anion, garam amina termasuk misel misel kation , sedangkan polietilena termasuk misel
nonionik. Kenaikan tempertaur dapat menaikkan konstanta kritis misel (KKM) , sedangkan
elektrolit dapat menurunkan konstanta kritis misel (KKM). Misel dapat terbentuk jika
konsentrasi di atas KKM. Misel yang terbentuk dapat mempengaruhi sifat larutan seperti
tegangan permukaan, viskositas, dan daya hantar listrik.
Fenomena permukaan antar muka atau misel banyak terjadi dalam kehidupan seharihari, misalnya proses pembersihan kotoran pada pakaian, dan peralatan rumah tanggga,
menulis pada kertas dengan menggunakan tinta, air dijaga agar tidak penetrasi kedalam daun
oleh suatu senyawa hidrofobik menyerupai lilin yang terdapat dipermukaan daun. Fenomena
permukaan-antarmuka juga banyak dimanfaatkan pada proses-proses industri, seperti industri
tekstil, plastik dankaret sintetik, pigmen, agrokimia, farmasi, kosmetik, pangan, teknik sipil.
dalam
Larutan encer, untuk larutan dengan konsentrasi tinggi atau larutan pekat, maka akan terjadi
perubahan mendadak pada beberapa sifat fisik seperti: tekanan osmosis, turbiditas, daya
hantar listrik dan tegangan muka. Surfaktan dan zat aktif permukaan merupakan spesies yang
aktif pada antarmuka antara dua fase, seperti antarmuka antara fase hidrofil dan hidrofob.
Surfaktan berakumulasi pada antarmuka, dan mengubah tegangan permukaan (Atkins,1997).
Sejumlah konsentrasi surfaktan yang terlarut dalam air , akan membentuk monomer
dan terkonsentrasi pada permukaan air membentuk lapisan tunggal dimana grup yang bersifat
hidrofil (suka air) akan berikatan kebawah permukaan air, sedangkan ekor hidrokarbon yang
bersifat hidrofob (tidak suka air) akan menjauhi permukaan air. Konsentrasi surfaktan yang
lebih tinggi menyebabkan terjadinya agregasi atau asosiasi dari ion surfaktan berupa spekiral
yang merupakan zat aktif permukaan, yang dikenal dengan misel. Miselisasi terjadi akibat
adanya interaksi antara hidrofobik. Interaksi hidrofobik akan menolak atau menjauhkan ekro
hidrokarbon dari surfaktan terhadap air, dan akan menghasilkan agregasi ,sedangkan grup
kepala hidrofobik akan tetap berkontak langsung dengan air. Konsentrasi setimbang dimana
monomer surfaktan membentuk misel disebut konsentrasi kritis misel (Reeves, 1997).
Surfaktan yang ditambahkan secara kontinyu akan menyebabkan keadaan larutan
menjadi jenuh atau tertutupi oleh surfaktan dan adsorbsi surfaktan ke permukaan tidak terjadi
lagi. Misel dalam larutan encer membentuk suatu kumpulan dengan kepala gugus hidrofilik
bersinggungan dengan pelarut yang mengelilinginya , sehingga menjauhkan ekor gugus
hidrofobik di dalam pusat misel (Atkin, 2006).
Termodinamika pembentukan misel menunjukkan bahwa entalpi pembentukannya
dalam sistem air mungkin positif (endotermik). Perubahan entalpi (entropi) yang positif
walaupun molekul itu berkumpul menunjukkan adanya kontribusi pelarut pada entropi dan
molekul akan lebih bebas bergerak setelah molekul terlartu menjadi kumpulan kecil. Larutan
surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada daerah
konsentrasi tertentu. Surfaktan saat berada di atas KKM, suurfaktan dapat berfungsi sebagai
pengemulsi yang akan melarutkan senyawa secara normal tidak larut dalam pelarut yang
digunakan. Fenomena tesebut terjadi karena
Sabun-sabun
0,75%, 0,5%,0,25%,0,1%
diambil masing-masing larutan 20 mL
diukur daya hantar larutan pada suhu kamar
diukur daya hantar larutan pada suhu (50,45,40,35,30)C.