Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Kimia Fisik

Daya Hantar Larutan Elektrolit


Ridho Arief Al Rasyid*, Dwi Nanda Cakra Wiguna, Martika Ernanda, Rachma Andini Galuh Utomo, Muhammad
Anis Zhafran Al Anwary, Lily Kusuma Wardhani.
Kelompok 6, Kelas B, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 65145, Indonesia

ABSTRAK: Daya hantar atau konduktansi merupakan kebailkan dari tahanan, sehingga
berhubungan dengan kemampuan listrik untuk mengalir melalui suatu penghantar. Untuk
larutan elektrolit istilah konduktansi dikenal sebagai daya hantar yaitu kebalikan dari
tahanan. Daya hantar larutan dipengaruhi oleh kekuatan elektrolit, konsentrasi, suhu juga
tetapan dielektrik. Pola kenaikan daya hantar akan sedikit berbeda bila elektrolit merupakan
surfaktan. Selain itu karena muata listrik diangkut oleh ion yang berada dalam larutan maka
daya hantar juga dapat dipengaruhi oleh jenis ion. Untuk menentukan Konsentrasi Kritis
Misel (KKM) surfaktan dan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai KKM ,
dilakukan pengukuran daya hantar larutan sukrosa, NaCl dan etanol setiap penambahan
surfaktan 2 mL sampai volume surfaktan yang ditambahkan 40 mL. Penambahan surfaktan
kedalam larutan akan menyebabakan peningkatan jumlah pembawa muatan dan sebagai
akibatnya maka terjadi peningkatan konduktivitas. Dengan membuat grafik hubungan
antara konsentrasi (x) dan konduktivitas akan diperoleh persamaan garis yang kemudian
didapat nilai KKM.

Conductivity or conductance is the inverse of prisoners, and it relates to the ability of


electricity to flow through a conductor. For the term conductance of the electrolyte solution
known as conductivity that is the inverse of prisoners. Conductivity of the electrolyte
solution is affected by the strength, concentration, temperature dielectric constant as well.
The pattern of increase in conductivity will be slightly different when the electrolyte is
surfaktan.Selain it because muata electricity carried by ions in solution, the conductivity
can also be influenced by the type of ion.To determine the Critical Micelle Concentration
(KKM) surfactant and to determine the factors that affect the KKM, measurement of
conductivity solution of sucrose, NaCl and ethanol each additional surfactant volume 2 mL
to 40 mL of surfactant added. The addition of the surfactant in the solution to be causing an
increase in the number of charge carriers and as a result, the increased conductivity. By
making a graph of the concentration (x) and the conductivity will be obtained equation of
the line which then acquired the KKM.

I. PENDAHULUAN
Konduktivitas memncerminkan kontribusi dari semua ion yang bergerak dalam larutan
dan dapat mendukung arus. Larutan dengan kandungan cukup banyak ion-ion yang sudah
bergerak mampu menghantar arus listrik dengan baik, sedangkan larutan yang hanya
mengandung sedikit ion-ion yang mudah bergerak kurang baik menghantarkan arus listrik
(Mulyasuryani, 2018)

Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 1


Laporan Praktikum Kimia Fisik

Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan, ion yang
mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar listrik berhubungan
dengan pergerakan ion dalam larutan elektrolit. Daya hantar listrik akan meningkat cepat
dengan naiknya konsentrasi pada larutan elektrolit kuat sebaliknya untuk elektrolit lemah
kenaikan daya hantar kurang baik (tidak sigifikan) (Farida, 2016).
Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan
listrik, yang merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R):

R = ρ L/A

Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu daya hantar
listrik dinyatakan:

DHL = 1/R = k A/L


Dimana,

k = 1/R x L/A

Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1 disingkat Ω-1, tetapi secara
resmi satuan yang digunakan adalah siemen, disingkat S, dimana S = Ω-1 maka satuan k adalah
Sm- 1 atau SCm-1. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan / cairan elektrolit.
Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri
tidak dapat dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan. Ukuran yang lebih spesifik yaitu
konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila
konsentrasi larutan sebesar satu molar (Khan, 2008)

Surfaktan atau surface active agent merupakan molekul-molekul yang mengandung


gugus hidrofilik (suka air) dan gugus lipofilik (suka minyak/lemak) pada molekul yang sama,
sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Aktifitas surfaktan
diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan yang suka akan air (hidrofilik)
merupakan bagian polar dan molekul yang suka akan minyak/lemak (lipofilik) merupakan
bagian nonpolar.

Sifat-sifat surfaktan yaitu dapat menurunkan tegangan permukaan, tegangan antar


muka, meningkatkan kestabilan partikel yang terdispensi dan mengontrol jenis formulasinya
baik oil in water (o/w) atau water in oil (w/o). Penambahan surfaktan dalam larutan akan
menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan suatu cairan dan diantarmuka fasa baik
cair-gas maupun cair-cair. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambah melebihi
konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi terbentuknya
misel ini disebut critical micelle consentration (CMC). Tegangan permukaan akan menurun

Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 2


Laporan Praktikum Kimia Fisik

hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan akan konstan yang
menunjukkan bahwa antarmuka menjadi jenuh dan terbentuk misel yang berada dalam
keseimbangan dinamis dengan monomernya (Aninda, 2016).
Surfaktan merupakan sebuah kelas penting dari bahan kimia industri yang banyak
digunakan di hampir setiap sektor industri modern. molekul surfaktan menyesuaikan diri sesuai

dengan struktur molekul skizofrenia dan karenanya mereka menyerap pada antarmuka dengan
kelompok polar terhadap air dan kelompok nonpolar menuju fase non berair. Salah satu sifat
mendasar dari surfaktan adalah mereka berasosiasi ke dalam struktur molekul yang terorganisir seperti
misel, vesikel, mikroemulsi, membran bilayers dan kristal cair. Misel adalah struktur agregat paling
lazim dalam solusi surfaktan dan membentuk lebih dari kisaran konsentrasi surfaktan yang sempit
disebut konsentrasi misel kritis, CMC. CMC adalah rentang konsentrasi sempit di mana solusi
amphiphilic atau surfaktan menunjukkan perubahan mendadak dalam properti fisik seperti
konduktivitas listrik, tegangan permukaan, tekanan osmotik, kepadatan, hamburan cahaya, dan
indeks bias. pembentukan misel biasanya dijelaskan oleh dua model. Salah satu model aksi massa
yang semacam keseimbangan dianggap antara spesies monomer dan misel. Yang lainnya adalah
Model pemisahan fase di mana misel diperkirakan terbentuk fase baru dalam sistem di atas Cincin.
Model aksi massa ini penting karena monomer kesetimbangan misel mengarah ke perhitungan
banyak parameter termodinamika yang penting. Kesetimbangan monomer misel dapat ditulis
sebagai berikut (Carter, 2007)

penentuan nilai KKM dari larutan dengan berbagai variasi konsentrasi didasarkan
pada konduktivitas larutan surfaktan menggunakan metode konduktometri. Konduktivitas
yang terukur dibuat grafik hubungan antara konsentrasi larutan surfaktan terhadap
konduktivitas larutan. Titik belok grafik merupakan nilai KKM seperti dibawah ini (Farida,
2016)

Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 3


Laporan Praktikum Kimia Fisik

II. METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah satu set konduktometer lengkap,
dua buah gelas kimia 250 mL, satu buah termometer 100oC, satu buah gelas ukur 100 mL, satu
buah pipet ukur 10 mL, satu buah buret 50 mL, satu buah labu ukur 100 mL, dan satu set
pengaduk magnet. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan stok surfaktan,
larutan sukrosa, larutan NaCl 0,5 M.
2.2 Prosedur Kerja
Buret diisi degan surfaktan. Konduktivitimeter dinyalakan, dan elektroda dibilas
dengan akuades. Gelas kimia diisi dengan 100 mL akuades dan dibiarkan selama 10 menit
sampai tercapai suhu kesetimbangan. Setelahnya, diukur konduktivitas akuades. Kemudian, 1
mL larutan surfaktan ditambahkan, dan diaduk perlahan sehingga gelembung tidak terlalu
banyak. Konduktivitas larutan dibaca setelah 1-2 menit. Pengukuran dilakukan dengan
penambahan 1 mL larutan secara berturut-turut sampai total volume surfaktan yang
ditambahkan mencapai 40 mL. Untuk perhitungan daya hantar NaCl dan Sukrosa dilakukan
prosedur yang sama. Kemudian, dilakukan penentuan Konsentrasi Krisis Misel (KKM) untuk
larutan yang mengandung senyawa terlarut sesuai tugas dari asisten.

III. Hasil dan Pembahasan

Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 4


Laporan Praktikum Kimia Fisik

3.1 Surfaktan dan Aquades

volume konsentrasi
No awal volume akhir awal konsentrasi akhir konduktifitas
1 0 100 10000 0,00 3,9
2 2 102 10000 196,08 42,8
3 4 104 10000 384,62 81,5
4 6 106 10000 566,04 117,9
5 8 108 10000 740,74 153,3
6 10 110 10000 909,09 187,4
7 12 112 10000 1071,43 231
8 14 114 10000 1228,07 262
9 16 116 10000 1379,31 297
10 18 118 10000 1525,42 324
11 20 120 10000 1666,67 354
12 22 122 10000 1803,28 381
13 24 124 10000 1935,48 406
14 26 126 10000 2063,49 430
15 28 128 10000 2187,50 451
16 30 130 10000 2307,69 470
17 32 132 10000 2424,24 488
18 34 134 10000 2537,31 504
19 36 136 10000 2647,06 518
20 38 138 10000 2753,62 530
21 40 140 10000 2857,14 542

Konduktivitas dengan Aquades


600

500
Konduktivitas

400
y = -2x 10-5x2 + 0,2496x
300 y = 1,37x10-6x2 + 0,2103x R² = 0,9976
R² = 0,9994
200

100

0
0.00 500.00 1000.00 1500.00 2000.00 2500.00 3000.00
Konsentrasi Akhir

Perhitungan nilai KKM


y = 1,37x10-6 x2 + 2,1x10-1 x = 2,05x10-5 x2 + 2,5x10-1 x
y = |-19,13 x2 – 0,4x10-1| = 0
x= 1,045 x 103 ppm

Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 5


Laporan Praktikum Kimia Fisik

Berdasarkan percobaan dengan penambahan larutan aquadest 100 mL diperoleh


persamaan y = 1,37.10-6 x2 + 2,1.10-1 x = 2,05.10-5 x2 + 2,5.10-1 x dengan R2 = 0,9994 dan
0,9976. Nilai KKM (Konsentrasi Kritis Misel) sebesar 1,045 x 103 ppm. Semakin banyak
penambahan larutan surfaktan maka konduktivitas dari aquades semakin besar menyebabkan
grafik dari data larutan aquades semakin naik.

3.2 Surfaktan dan Sukrosa

volume konsentrasi
No awal volume akhir awal konsentrasi akhir konduktifitas
1 0 100 10000 0,00 5,74
2 2 102 10000 196,08 48,8
3 4 104 10000 384,62 89,7
4 6 106 10000 566,04 131,2
5 8 108 10000 740,74 168,1
6 10 110 10000 909,09 215
7 12 112 10000 1071,43 251
8 14 114 10000 1228,07 286
9 16 116 10000 1379,31 320
10 18 118 10000 1525,42 351
11 20 120 10000 1666,67 381
12 22 122 10000 1803,28 409
13 24 124 10000 1935,48 434
14 26 126 10000 2063,49 457
15 28 128 10000 2187,50 477
16 30 130 10000 2307,69 495
17 32 132 10000 2424,24 511
18 34 134 10000 2537,31 524
19 36 136 10000 2647,06 535
20 38 138 10000 2753,62 547
21 40 140 10000 2857,14 557

Konduktivitas dengan Sukrosa


600

500 y = -2,90x 10-05x2 + 2,79x10 -01x


R² = 9,96x 10-01
Konduktivitas

400

y = -4,71x 10-06x2 + 2,38x10-01x


300
R² = 9,99x10-01
200

100

0
0.00 500.00 1000.00 1500.00 2000.00 2500.00 3000.00
Konsentrasi Akhir

Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 6


Laporan Praktikum Kimia Fisik

Berdasarkan grafik di atas dapat ditentukan nilai KKM (Konsentrasi Kritis Misel)
dengan menurunkan persamaan
y = -471x 10-6 x2 + 2,38x 10-1x =2,9x 10-5x2 + 2,79x 10-1x
y = |1000x + 0,041| = 0
x = 0,041x 10-3 ppm
Jadi, nilai KKM sukrosa adalah 0,041x 10-3 ppm

Berdasarkan percobaan dengan penambahan larutan sukrosa 100 mL diperoleh persamaan y


= -471x 10-6 x2 + 2,38x 10-1x =2,9x 10-5x2 + 2,79x 10-1x dengan R2 = 0,999 dan 0,996. Pada
grafik terjadi peningkatan konduktivitas sukrosa seiring dengan penambahan larutan surfaktan.
Penambahan larutan surfaktan menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan. Bila
surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi larutan maka surfaktan akan membentuk misel
dibawah konsentrasi krisis misel sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan konduktivitas.
Nilai KKM (Konsentrasi Kritis Misel) sebesar 0,041x 10-3 ppm.

3.3 Surfaktan dan NaCl

volume konsentrasi
No awal volume akhir awal konsentrasi akhir konduktifitas
1 0 100 10000 0,00 41,8
2 2 102 10000 196,08 41,1
3 4 104 10000 384,62 40,6
4 6 106 10000 566,04 39,9
5 8 108 10000 740,74 39,3
6 10 110 10000 909,09 38,7
7 12 112 10000 1071,43 38,1
8 14 114 10000 1228,07 37,6
9 16 116 10000 1379,31 37
10 18 118 10000 1525,42 36,5
11 20 120 10000 1666,67 36
12 22 122 10000 1803,28 35,5
13 24 124 10000 1935,48 35
14 26 126 10000 2063,49 34,5
15 28 128 10000 2187,50 34,1
16 30 130 10000 2307,69 33,6
17 32 132 10000 2424,24 33,2
18 34 134 10000 2537,31 32,7
19 36 136 10000 2647,06 32,3
20 38 138 10000 2753,62 32
21 40 140 10000 2857,14 31,5

Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 7


Laporan Praktikum Kimia Fisik

Konduktivitas dengan NaCl


50
y = -8,78x 10-06x2 + 3,54x 10-02x
45
R² = 2,34x 10-01
40
35
Konduktivitas

30
25 y = -4,37x 10-05x2 + 8,94x 10-02x
20 R² = -7,37x10+01
15
10
5
0
0.00 500.00 1000.00 1500.00 2000.00 2500.00 3000.00
Konsentrasi Akhir

Berdasarkan grafik hubungan antara konsentrasi dengan konduktivitas, didapatkan


persamaan y=-4,37x 10-5x2 +8,94x 10-2x = -8,78x 10-6x2 + 3,54x 10-2 x dan R2 = -7,37x10+01
dan 2,34x 10-01. Sehingga diperoleh nilai x nya melalui perhitungan dengan cara menurunkan
persamaan y
y=-4,37x 10-5x2 +8,94x 10-2x = -8,78x 10-6x2 + 3,54x 10-2 x
y = -6,984x 10-5+ 5,4x 10-2 = 0
x = 7,732x 102 ppm

Berdasarkan data yang diperoleh semakin bertambahnya konsentrasi surfaktan maka daya
hantar NaCl semakin menurun seiring penambahan 2 ml sulfaktan. Penambahan surfaktan
pada larutan NaCl membentuk misel diatas konsentrasi kritis misel. Hal ini menyebabkan
penurunan pembawa muatan sehingga terjadi penurunan konduktivitas.

IV. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, didapatkan nilai konsentrasi krisis misel sukrosa sebesar 0,041x
10 ppm dengan peningkatan , NaCl sebesar 7,732x 102 ppm, dan aquades sebesar 1,045 x 103
-3

ppm. Grafik yang diperoleh adalah peningkatan konduktivitas pada sukrosa dan aquades.
Penurunan konduktivitas terjadi pada larutan NaCl. Penambahan surfaktan terjadi
pembentukan misel dibawah KKM pada larutan sukrosa, dan aquades dan terjadi pembentukan
misel diatas KKM pada larutan NaCl. Maka urutan nilai KKM diperoleh adalah Aquades >
NaCl > Sukrosa.

V. Daftar Pustaka
Aninda, Nola Dwiayu. 2016. Pengaruh Suhu dan Lama Reaksi pada Sintesis Metil Ester
Sulfonat Berbasis CPO dengan Agen Natrium Bisulfit (NaHSO3). Thesis. Politeknik
Negeri Sriwijaya

Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 8


Laporan Praktikum Kimia Fisik

Carter,C.Barry.,M.,Grant,Norton.2007.Ceramic Materials: Science and Engineering.


Newyork: Springer

Farida, Elis Nur. 2016. Pengaruh Variasi Konsentrasi dan pH Asam Larutan Natrium Lauril
Sulfat terhadap Proses Pemisahannya pada Membran Selulosa Asetat. Skripsi.
Universitas Jember
Khan,A.Sad,M.,Syed,Sakhawat,S.,2008,Determination of Critical Micelle C
concentration (Cziir) of Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) and the Effect of
low Concentration of Pyrene on its Cmc Using Origin Software,30(2).
Department of Chemistry Quaid-i-Azam University 45320

Mulyasuryani, Ani. 2018. Elektroanalitik:Dasar dan Aplikasi. Yogyakarta: Deepublish

Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 9

Anda mungkin juga menyukai