Anda di halaman 1dari 5

KONSENTRASI KRITIS MISEL

Sarah Aufa Dhita


13/352532/PA/15678

N T I

S A R

Telah dilakukan percobaan konsentrasi kritis misel (KKM) yang bertujuan untuk menentukan
konsentrasi krisis misel larutan gelatin yang diencerkan dan menentukan energi entalpi dari larutan
tersebut.
Dalam melakukan percobaan, menggunakan metode pengenceran dengan prinsip memperbesar
volume larutan menjadi 1 L dengan jumlah mol setara dengan mol saat volume awal, kemudian dibuat
variasi volume 42 ; 44,4 ; 45,2 ; 46 ; 46,8 ; 47,6 mL dan masing-masing volume diubah suhunya masingmasing 30, 32, 34, 36, dan 38 oC dan ketika masing-masing larutan pada suhu tersebut, larutan diukur
daya hantar listriknya(DHL) menggunakan konduktometer. Dari kurva konsentrasi larutan vs DHL
didapat titik Konsentrasi Krisis Misel (KKM) dan dari kurva suhu (K-1)dan ln KKM
Hasil percobaan didapat konsentrasi krisis misel pada suhu 30, 32, 34, 36, dan 38 oC berturut-turut
sebesar 110, 111, 107, 106, dan 108 g/L kemudian dari kurva kedua didapat energi entalpinya sebesar
-0,0069 Joule/Mol.K.
kata kunci

: Misel, Gelatin, KKM

CRITICAL MICELLIZATION CONCENTRATION


Sarah Aufa Dhita
13/352532/PA/15678

C T

This experiment aims to determine determine critical micellization concentration diluted gelatin
solution and determine the energy enthalpy of the solution.
In the experiment, the method used is the dilution, expanding the volume of solution to 1 L with
the equal number of moles with the initial moles, then made the variation of volume 42; 44.4; 45.2; 46;
46.8; 47.6 mL and each volume changed the temperature of each of 30, 32, 34, 36, and 38 C and when
each solution at this temperature, electrical conductivity of the solution was measured by using
conductometry. From the curve of solution concentration vs electrical conductivity, we can obtained the
critical micellization concentration (C.M.C) and from the curve of the temperature (K-1) vs ln C.M.C it
can obtained the entalphy energy of gelatin solution.
The results of the experiment are the mount of critical micellization concentration at 30, 32, 34,
36, and 38 C are 110, 111, 107, 106, and 108 g / L respectively and then from the second curve obtained
the mount of enthalpy energy is -0.0069 Joule / Mol.K

KONSENTRASI KRISIS MISEL

I.

TUJUAN
1. Menentukan konsentrasi krisis misel dari gelatin pada pelarut air
2. Menentukan energi entalpi dari gelatin pada pelarut air

II.

LANDASAN TEORI
Sejumlah konsentrasi surfaktan yang terlarut dalam air, akan membentuk monomer dan
terkonsentrasi pada permukaan air membentuk lapisan tunggal (monolayer), di mana grup kepala
(headgroups) yang bersifat hidrofil (cinta air) akan berorientasi ke bawah permukaan air,
sedangkan ekor hidrokarbon (hydrocarbon tails) yang bersifat hidrofob (anti air) akan menjauh
dari permukaan air. Pada konsentrasi surfaktan yang lebih tinggi akan terbentuk agregasi atau
asosiasi dari surfaktan berupa sperikal, yang dikenal dengan misel (Ali,2008).
Surfaktan (Surface Active Agent) adalah zat seperti deterjen yang ditambahkan pada cairan
untuk meningkatkan sifat penyebaran atau pembasahan dengan menurunkan tegangan permukaan
cairan khususnya air. Surfaktan mempunyai struktur molekul yang terdiri dari gugus lyophobic
dan lyophilic. Gugus lyophobic sedikit tertarik pada solven sedangkan gugus lyophilic tertarik
kuat pada solven. Beberapa keunggulan surfaktan yang menggunakan bahan alami (Oleokimia)
adalah lebih mudah terdegradasi, biaya produksi lebih rendah, kebutuhan energi lebih rendah, dan
bebas kontaminan. (Othmer, 1981)
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen
pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan
air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. Surfaktan dapat
membentuk misel (micelles), suatu molekul surfaktan mengandung suatu rantai hidrokarbon
panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul surfaktan bersifat hidrofobik dan larut
dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena
adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul surfaktan secara keseluruhan tidaklah benar-benar
larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di dalam air (Furi, 2012)
Miselisasi terjadi akibat interaksi hidrofobik. Interaksi hidrofobik akan menolak atau
menjauhkan ekor hidrokarbon dari surfaktan terhadap air, dan akan menghasilkan agregasi,
sedangkan grup kepala yang hidrofilik akan tetap berkontak langsung dengan air. Konsentrasi
setimbang di mana monomer surfaktan membentuk misel disebut: konsentrasi miselisasi kritis
(critical micellization concentration, cmc). Konsentrasi misel kritis yang dilabel cmc (critical
micellar concentration) adalah suatu parameter standard dalam karatekterisasi larutan sufaktan],
karena umumnya ia memperlihatkan konsentrasi minimum tercapainya struktur asosiasi surfaktan.
(Ali, 2008)

Konsentrasi Kritis Misel Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang
mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh
pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan menjadi satu, yaitu
pada Konsentrasi Kritis Misel (KKM). Konsentrasi kritik misel terjadi penggumpalan atau
agregasi dari molekul-molekul surfaktan membentuk misel. Bagian dalam misel tersusun dari
rantai hidrokarbon surfaktan sedangkan bagian luar misel tersusun dari kepala ioniknya.
Keseimbangan antara antara kecenderungan pembentukan struktur misel dan tolakan kepala ionik
pada permukaan menentukan Konsentrasi Kritis Misel (KKM). Di bawah nilai KKM, penambahan
surfaktan ke dalam larutan akan menyebabkan peningkatan jumlah pembawa muatan. Di atas nilai
KKM, penambahan surfaktan lebih lanjut akan meningkatkan konsentrasi kritis misel (Farida,
2013)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai KKM diantaranya suhu dan konsentrasi. Deret
homolog surfaktan rantai hidrokarbon, nilai KKM-nya bertambah dua kali dengan berkurangnya
satu atom C dalam rantai. Gugus aromatik dalam rantai hidrokarbon akan memperbesar nilai
KKM dan juga memperbesar kelarutan. Adanya garam menurunkan nilai KKM surfaktan ion.
Penurunan KKM hanya bergantung pada konsentrasi ion lawan, yaitu makin besar konsentrasinya
makin turun KKM-nya. Secara umum misel dibedakan menjadi dua, yaitu struktur lamelar dan
struktur sterik. (Farida, 2013)
Cara penentuan KKM dapat menggunakan cara-cara penentuan besaran fisik yang
menunjukkan perubahan dari keadaan ideal menjadi tak ideal. Besaran fisik yang dapat digunakan
ialah tekanan osmosa, titik beku larutan, hantaran jenis atau hantaran ekivalen, kelarutan
solubilisasi, indeks bias, hamburan cahaya, tegangan permukaan, dan tegangan antarmuka (Farida,
2013)
Penentuan konsentrasi kritis misel bertujuan untuk mengetahui konsentrasi surfaktan mulai
terbentuk misel (di bawah dan di atas KKM). Konduktometri merupakan metode analisis kimia
berdasarkan daya hantar listrik. Daya hantar listrik larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi
ion di dalam larutan elektrolit. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di
dalam larutan, ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Kemampuan
suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen yang di
definisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan
jarak kedua elektroda 1cm (Farida, 2013)

III.

METODE PERCOBAAN

1. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu ukur 100 ml, gelas beker
1000 ml, gelas beker 100 ml, gelas beker 250 ml, pipet ukur 25ml, pipet pump, pipet ukur
25ml, termometer, batang pengaduk, konduktometer, dan baskom alumunium.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades,
larutan gelatin yang sudah disiapkan, dan es batu.
2. Cara Kerja
Mula-mula 5 gram gelatin dilarutkan dalam 250 ml akuades panas, kemudian
diencerkan ke dalam labu ukur 1 L (tidak dikerjakan, sudah disediakan), lalu dari dalam 1
liter larutan tersebut diambil 42 ; 44.4 ; 45.2 ; 46 ; 46.8 ; dan 47.6 ml yang dipisah di gelas
beker yang berbeda kemudian masing-masing diencerkan hingga 100 ml dengan air.
Kemudian masing-masing larutan diukur daya hantar listriknya pada temperatur 30, 32, 34,
36, dan 38 oC kemudian data daya hantar listriknya masing-masing dicatat an dibuat grafik
DHL vs C dan ln KKM vs 1/T
3. Skema Alat
i)

Konduktometri / Konduktometer

Anda mungkin juga menyukai