FARMASI FISIKA II
RHEOLOGI
DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM
: O1A1 15 150
KELAS
:D
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa, karena atas limpahan Rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Rheologi tepat pada waktu yang ditentukan. Penulisan makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Fisika II, serta
mendorong semangat untuk membantu mahasiswa Farmasi, terutama dalam
mempelajari penyakit Rheologi. Selain itu, adanya makalah ini diharapkan
dapat mengisi kekurangan dan kekosongan makalah Farmasi Fisika II yang
membahas mengenai Rheologi secara sederhana aplikatif, dan mudah
dipahami.
Selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan
berupa arahan atau bimbingan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
banyak pihak terutama pada dosen Pengampu mata kuliah Farmasi Fisika II
yang telah memberikan tugas makalah ini. Juga kepada keluarga dan para
sahabat yang dalam hal ini telah memberi motivasi dalam bentuk materi
maupun pemikiran sehingga dalam penyusunan buku ini berjalan dengan
lancar. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermafaat bagi semua
pihak khususnya bagi para pembaca dan penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1 Definisi Rheologi.................................................................................. 3
2.2 Tipe Alir Zat.......................................................................................... 3
2.3 Viskositas.............................................................................................. 8
2.4 Penentuan Viskositas dan Tipe Viskosimeter........................................ 11
2.5 Penerapan Rheologi dalam Bidang Farmasi......................................... 13
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern ini tuntutan akan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin tinggi. Aplikasi dari perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi perlu dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan, tak
terkecuali pada aplikasi farmasi. Semakin hari formulasi sediaan farmasi yang
ada semakin menunjukkan peningkatan kualitas sehingga mampu
memberikan pelayanan yang maksimal pada pasien.
Kualitas formulasi sediaan farmasi seperti pasta, lotion, cream, emulsi,
suspensi dan lainnya perlu ditingkatkan untuk mendukung kinerja sediaan
yang baik. Kualitas yang harus ada pada sediaan farmasi yang diformulasi
misalnya keseragaman dosis, konsistensi sediaan, stabilitas sediaan,
bioavailabilitas dan pengemasan sediaan yang baik.
Salah satu dasar yang harus ada dalam ilmu formulasi sediaan farmasi
adalah tentang rheologi atau sifat alir cairan. Dengan mengetahui sifat dari
suatu zat yang akan digunakan dalam formulasi sediaan farmasi dan
menentukan tipe alirnya, maka kita akan lebih mudah dalam melakukan
formulasi suatu sediaan sehingga diharapkan akan menghasilkan sediaan
yang aman dan berkualitas secara terapeutik. Selain itu, prinsip rheologi
digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)
sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga
meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube,
atau pelewatan dari jarum suntik. Dengan mempelajari sifat alir cairan
mahasiswa diharapkan mampu berperan dalam formulasi sediaan farmasi,
analisis sediaan farmasi dan mampu memilih alat yang tepat untuk pembuatan
sediaan farmasi.
BAB II
ISI
2.1 Definisi Rheologi
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo
berarti mengalir, dan logos berarti ilmu. Reologi adalah studi mengenai sifat
aliran materi, terutama ketika dalam kondisi cair, serta juga deformasi dari
benda padat dan semi padat.
Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran
cairan dan deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara
tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada
cairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat. Rheologi
sangat penting dalam farmasi karena penerapannya dalam formulasi dan
analisis dari produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, suppositoria, dan
penyalutan tablet yang menyangkut stabilitas, keseragaman dosis, dan
keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik pembuat krim kosmetik, pasta, dan
lotion harus mampu menghasilkan suatu produk yang mempunyai konsistensi
dan kelembutan yang dapat diterima oleh konsumen (Pratama dan Karim,
2015).
2.2 Tipe Alir Zat
Penggolongan menurut tipe alir dan deformasinya ada dua, yaitu
sistem newton dan sistem non-newton.
S=G
Istilah fluiditas (f) didefinisikan sebagai kebalikan dari viskositas
Tidak
dipengaruhi
waktu
Pseudoplastis
Dilatan
Non Newton
Tiksotropik
Di pengaruhi
waktu
Antitiksotropik
Rheopeksi
Aliran plastis
: yield value
S = G Rate of share
Aliran pseudoplastis
S = G Rate of share
Kurva aliran non-Newton pseudoplastis
Kurva tidak linier dan tidak ada yield value
(melengkung).Viskositas menurun dengan meningkatnya rate of
share. Terjadi pada molekul berantai panjang seperti polimer-polimer
termasuk gom, tragakan, Na-alginat, metil selulosa,
karboksimetilselulosa. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan
pseudoplastis disebabkan karena kerja shearing terhadap molekulmolekul yang secara normal tidak beraturan mulai menyusun sumbu
yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan
dalam dari bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang lebih
6
Aliran dilatan
= dv/dx
F/A
= dv/dx
= F/A
dv/dx
perbandingan antara shearing stress F/A dan rate of shear dv/dr. Satuan
viskositas adalah poise atau dyne detik cm -2.
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka
viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur dinaikkan. Fluiditas dari
suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan
makin tingginya temperatur ( Martin, 2006).
Hubungan antara viskositas dengan suhu dapat ditunjukkan pada
persamaan Arrhenius :
= A e Ev/RT
A : konstanta yang tergantung pada berat molekul dan volume molar zat
cair
Ev : energi aktivasi
R : konstanta gas
T : suhu mutlak
Viskositas dari suatu fluida merupakan sifat penting dalam analisis
perilaku cairan dan gerakan cairan dengan batas tertentu. Viskositas adalah
resistansi cairan untuk geser atau aliran dan merupakan ukuran dari properti
cairan perekat / kohesif atau friksional. Resistensi ini disebabkan oleh gesekan
antarmolekul diberikan ketika lapisan cairan mencoba untuk saling berpindah
dengan satu sama lain. Sehingga viskositas merupakan ukuran hambatan
(resitansi) suatu bahan terhadap aliran. faktor-faktor yang mempengaruhi
viskositas dari fluida cair antara lain (a). Tekanan dimana viskositas cairan
naik dengan naiknya tekanan. Tekanan pada viskositas fluida akan
memberikan pengaruh pada ikatan partikel-partilkel pada zat cair. (b).
Temperatur dimana viskositas akan turun dengan naiknya temperatur.
Pemanasan zat cair menyebabakan molekul molekulnya memperoleh energi.
Molekul- molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul
melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperatur. (c) Ukuran dan berat molekul dimana viskositas naik dengan
naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju
alirannya lambat dan kekentalannya tinggi. Larutan minyak misalnya CPO
memiliki kekentalan tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga
tinggi. (d). Kekuatan antar molekul dimana semakin besar ikatan antar
molekul suatu zat cair maka nilai viskositas yang dimiliki akan semakin tinggi
(Juhantoro, dkk., 2012).
Viskositas dapat berpengaruh pada formulasi sediaan-sediaan farmasi,
contohnya pada sediaan suspensi, tidak boleh terlalu kental (viskositas tinggi)
sehingga menyebabkan suspensi tidak bisa di kocok, hal ini dapat
menyebabkan distribusi zat aktif tidak merata pada seluruh cairan dan juga
akan mengalami kesulitan pada saat penuangan, contoh lain untuk sediaan
10
11
a.
b. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat gaya archimides.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca)
melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel
(Martin, 1993).
c. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar
dari bob dan dinding dalam dari cup di mana bob masuk persis di tengahtengah. Kelemahan viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube
sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini
menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini
disebut aliran sumbat (Martin, 1993).
d. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan di tengah-tengah
papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya
digeser di dalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar (Martin, 1993).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan mengenai rheologi, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran
cairan dan deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan
antara tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing
rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat.
15
2. Tipe alir pada rheologi terdiri atas 2 yaitu Sistem Newton dan Sistem nonNewton. Pada Sistem Newton, hubungan antara shearing rate dan
shearing stress adalah linear, dengan suatu tetapan yang dikenal dengan
viskositas atau koefisien viskositas dan tiipe alir ini umumnya dimiliki
oleh zat cair. Pada Sistem non-Newton, shearing rate dan shearing stress
tidak memiliki hubungan linear, viskositasnya berubah-ubah tergantung
dari besarnya tekanan yang diberikan, tipe aliran non-Newton terjadi pada
dispersi heterogen antara cairan dengan padatan seperti pada koloid,
emulsi, dan suspensi
3. Viskositas adalah besaran yang menyatakan tahanan dari cairan untuk
mengalir. Semakin besar viskositas maka cairan sukar mengalir.
4. Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Viskometer dibagi menjadi dua, yaitu viskometer satu titik
(misalnya, viskometer kapiler, bola jatuh atau hoeppler, penetrometer,
plate-plastometer, dll). Sedangkan viskometer titik ganda (misalnya
5.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, C. Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI-Press.
Astuti, K.W., M.P. Susanti, I.M.A.G. Wirasuta, dan I.N.K. Widjaja. 2008. Buku
Ajar Farmasi Fisik. Jimbaran: Jurusan Farmasi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Udayana.
Juhantoro, N., I Made A., dan Semin S., 2012, Penentuan Properties Bahan Bakar
Batubara Cair untuk Bahan Bakar Marine Diesel Engine, Jurnal
Teknik ITS, Vol. 1, No 1.
Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 2008. Farmasi Fisika 2 Edisi Ketiga.
Jakarta : UI Press.
Muhajir, K., 2011, Pengaruh Viskositas terhadap Aliran Fluida Gas-Cair melalui
Pipa Vertikal dengan Perangkat Lunak Ansys Fluent 13.0, Jurnal
Kompetensi Teknik, Vol 3 (1).
Pratama, W. A., dan A. Karim Z., 2015, Uji SPF In Vitro dan Sifat Fisik Beberapa
Produk Tabir Surya yang Beredar di Pasaran, Majalah Farmaseutik,
Vol. 11 (1).
Warsito, Sri W. S., dan Dyan I., 2012, Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas
dengan Metode Bola Jatuh Berbasis SensorOptocoupler dan Sistem
Akuisisinya pada Komputer, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 14, No 3.
17